Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Rumus musuh Islam dalam memanfaatkan para Ghulat Takfir untuk menghancurkan Islam (bag.2)

Posted: 26 Jan 2015 03:00 PM PST

rumus

(Arrahmah.com) - Musuh-musuh Islam bukan hanya memerangi umat Islam secara langsung, namun juga melalui berbagai strategi licik mereka dengan memanfaatkan potensi konflik internal umat.

Tindakan mereka itu bertujuan untuk ‎menguras energi kita dan menyibukkan kita dari musuh utama kita sehingga kita tidak pernah menang dalam segala bidang, baik dalam memilih pemimpin, maupun meraih kemenangan jihad, sebagaimana yang terjadi di Syam, Irak, Mesir dan Indonesia ini.

Ketika musuh menemukan rumus ini, maka mereka mengulangi kesuksesan mereka ‎dengan memanfaatkan kaum ekstremis di dalam menggebuk aliran jihad yang berpotensi menjadi ancaman, mereka menciptakan tokoh dengan "tim sukses" nya untuk memutuskan langkah skenario mereka, mereka membuat aqidah dan manhaj sendiri, pedoman pergerakan dan persiapan dana agar simpul kaum ekstrem/ghulat berkumpul dan biasanya mereka akan digunakan untuk proyek-proyek jangka pendek dan digunakan untuk menggebuk lawan politik.

Berikut bagian kedua lanjutan dari studi kritis Abu Ayyash Al-Indunisy sebelumnya mengenai rumus musuh Islam memanfaatkan para ghulat takfir, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Sabtu (24/1/2015).

Secuil Kooptasi Intelijen dalam Tubuh Gerakan Jihad Indonesia

Gerakan Jihad yang di bangun S.M. Kartosuwiryo adalah gerakan Jihad yang murni untuk Tathbiq Syariah di bumi Indonesia yaitu penegakan syariat Islam secara Kaffah. Sebagai akibat dari pengkhianatan Soekarno dengan menghilangkan 7 (tujuh) kata di dalam konstitusi negara adalah kecelakaan sejarah.

Hal ini mendorong ketidakpuasan umat Islam yang akhirnya sebagian dari mereka memutuskan untuk menunaikan kewajiban jihad melawan pemerintah thaghut Soekarno. Sebagai sebuah jawaban atas penyumbatan aspirasi kaum muslimin dan upaya kaum sekuler untuk menggagalkan penegakan syariat Islam di Indonesia.

Perlawanan ini bermula di Malangbong Tasikmalaya Jawa Barat, terus menyebar dari Banten hingga Jawa Tengah lalu diikuti oleh Kahar Muzakar di Sulawesi, Tengku Daud Bereueh dan Andi Aziz di Kalimantan, puncak perlawanan ini adalah pada tahun 1960 an, kemudian pada 1962 S.M. Kartosuwiryo tertangkap dan tidak lama kemudian dieksekusi di Jakarta.

Pada tahun 1970 beberapa tokoh DI berkumpul dan ingin melanjutkan perjuangan penegakan Syariat Islam ini dengan perjuangan bersenjata, akibat banyaknya ketimpangan sosial dan tersebarnya kemaksiatan, dan gerakan ini dikenal sebagai KOMJI atau Komando Jihad. Dalam perjalanannya, gerakan ini mengalami kegagalan mewujudkan cita-citanya. Para tokohnya pun banyak yang tertangkap seperti Adah Djaelani, Tengku Daud Bereueh, Danu Muhammad Hasan, Aceng Kurnia, Djaja Sudjardi. Namun demikian, rezim sekuler di Indonesia tetap saja menjadikan gerakan ini sebagai bahaya laten yang mengancam keamanan negara.

Rezim sekuler di Indonesia menganggap bahwa gerakan perlawanan Islam sebagai bahaya laten yang mengancam keselamatan Negara, bukan sekadar hipotesa teori di atas kertas akan tetapi sudah pada taraf sangat berbahaya, gerakan ini akan muncul tiba-tiba pada momentum yang tepat, bahaya ini sangat dirasakan oleh rezim thaghut Indonesia ketika kondisi negara sedang terpuruk.

Oleh karena itu, sejak tahun 1980-an gerakan ini mulai disusupi intelijen untuk di-"Cipta Kondisi", selain untuk mengetahui Struktur Jaringan Komando gerakan ini, isu perlawanan yang akan diangkat, dan kesiapan mereka mengambil momentum adalah bagian penting yang ingin diketahui oleh rezim thaghut dari Gerakan Islam di Indonesia.

Setelah informasi mengenai gerakan ini dianggap cukup, maka rezim thaghut mempersiapkan langkah selanjutnya; yakni menciptakan tokoh dan mengkooptasi gerakan ini, maka ditampilkanlah KW 9 yang sengaja dibuat oleh BIN untuk membangun black campaign, pencitraan buruk sekaligus pembunuhan karakter bagi gerakan Islam ini khususnya NII atau DII yang murni. Siapapun melihat bahwa aksi-aksi KW9 dalam mengumpulkan dana umat baik melalui Fa'i dan Ghanimah yaitu pencurian dan penipuan menjadi warna gerakan ini.

Pola-pola di atas masih diperparah dengan pemahaman sesat lainnya, seperti menyebarkan keyakinan bahwa mereka masih dalam fase Mekkah, sehingga mereka tidak perlu melaksanakan Syariat seperti Shalat, Puasa, Zakat dan lain sebagainya. Pemahaman semacam ini memiliki benang merah kesamaan dengan gerakan Khawarij Syukri Musthofa di Mesir dengan pola yang sama, sebagaimana juga dijelaskan oleh Syaikh Athiyyatullah Al-Libi Rahimahullah di atas. Ini semua merupakan bentuk pencitraan buruk terhadap Islam dan Gerakan Islam, membuat umat menjauhi dan trauma dengan Islam yang berbau Islam , semua yang berbau Jihad, Islam, Hukum Islam adalah buruk, keji, biadab. Demikianlah, musuh-musuh Islam membuat makar kepada Islam, Jihad dan Mujahidin dan Allah Ta'ala adalah sebaik-baik Pembalas makar mereka.

Sejumlah media Islam yang cukup eksis di internet mengungkap sebuah artikel yang cukup panjang mengenai persoalan tersebut, cuplikan dari tulisan media tersebut menyatakan:

Mengenal Ciri-Ciri Gerakan NII

Sekarang media massa hingar bingar dengan peristiwa dialami anak-anak muda yang "hilang", dan kemudian diketemukan dalam keadaan seperti "linglung", serta menurut pengakuan mereka, mereka mengalami pencucian otak. Benarkah mereka yang "hilang" itu menjadi korban dari proses cuci otak yang dilakukan oleh NII?

Berbagai kajian yang pernah diterbitkan media massa Islam, menilai ada NII yang menyimpang jauh dari ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, dan disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Pondok pesantren modern ini berdiri pada akhir tahun 1990-an, dan diresmikan oleh Presiden RI B.J. Habibie. Pondok Pesantren yang dipimpin oleh Abu Toto alias Syeikh Panji Gumilang itu, bukan hanya diresmikan oleh Presiden BJ Habibie semata, tetapi sejumlah tokoh penting pernah berkunjung dan memberikan bantuan kepada Pesantren Az-Zaytun, konon termasuk diantaranya sejumlah tokoh penting militer dan intelijen, dan bahkan diisukan mendapat suntikan dana dari Pemerintah Kerajaan Inggris.

Sampai sekarang media massa meributkan tentang NII dan dikaitkan dengan Az-Zaytun, tetapi tidak pernah ada tindakan apapun terhadap pesantren dan pengasuhnya. Seakan Pesantren itu kebal dari aparat dan hukum. Sementara itu, orang-orang yang mempunyai kaitan dengan NII, banyak yang kemudian menjadi tersangka atau dipenjara dalam waktu tertentu. Entah dituduh sebagai teroris atau melakukan gerakan yang dianggap menjadi ancaman keamanan negara.

Berbagai media massa Islam menampilkan hasil-hasil penelitian, analisis para pakar, hingga kesaksian para mantan santri pesantren tersebut sebagai bukti "kesesatan" Al-Zaytun dengan NII "jadi-jadiannya".

Banyak yang mengatakan bahwa yang muncul ke permukaan yang menjadi fenomena sekarang ini, dan berlanjut menjadi sebuah permasalahan pelik, merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menghancurkan umat Islam di Indonesia. Seandainya, argumentasi ini benar, wajar bagi umat Islam untuk menjadikan pihak-pihak yang terkait dengan gerakan tersebut sebagai ancaman serius yang selalu harus diwaspadai. (Untuk lebih detail mengenai kesesatan NII yang ditunggangi musuh-musuh Islam, ‎silahkan kunjungi: http://www.nahimunkar.com/ciri-ciri-aliran-sesat-nii-dan-cara-mereka-cari-mangsa/ atauhttps://moslemsunnah.wordpress.com/2011/04/25/bukti-kesesatan-nii-negara-islam-indonesia/)

Lemkari ,Islam Jamaah atau LDII

Pendiri dan pemimpin tertinggi pertamanya adalah Madigol Nurhasan Ubaidah Lubis bin Abdul bin Thahir bin Irsyad. Lahir di Desa Bangi, Kec. Purwoasri, Kediri Jawa Timur, Indonesia, tahun 1915 M (Tahun 1908 menurut versi Mundzir Thahir, keponakannya).

Faham yang dianut oleh LDII tidak berbeda dengan aliran Islam Jama'ah/Darul Hadits yang telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971 (SK Jaksa Agung RI No. Kep-089/D.A/10/1971 tanggal 29 Oktober 1971). Keberadaan LDII mempunyai akar kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam Jama'ah yang didirikan pada tahun 1951 oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol). Setelah aliran tersebut dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan

Islam (LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972, tanggal ini dalam Anggaran Dasar LDII sebagai tanggal berdirinya LDII. Maka perlu dipertanyakan bila mereka bilang bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan LEMKARI atau nama sebelumnya Islam Jama'ah dan sebelumnya lagi Darul Hadits.). Pengikut tersebut pada pemilu 1971 mendukung GOLKAR.

Ediologi Takfir Jamaah ini

Mereka juga mengatakan dalam beberapa penjelasannya bahwa mereka mengklaim golongannya yang benar dan diluar mereka salah. Hal dapat kita dapatkan di antaranya :

"Dan dalam nasehat supaya ditekankan bahwa bagaimanapun juga cantiknya dan gantengnya orang-orang di luar jama'ah, mereka itu adalah orang kafir, musuh Allah, musuh orang iman, calon ahli neraka, yang tidak boleh dikasihi," (Makalah LDII berjudul Pentingnya Pembinaan Generasi Muda Jama'ah dengan kode H/ 97, halaman 8).

Menganggap shalat orang Muslim selain LDII tidak sah, hingga dalam kenyataan, biasanya orang LDII tak mau makmum kepada selain golongannya, hingga mereka membuat masjid-masjid untuk golongan LDII. Bagaimanapun LDII tidak bisa mengelak dengan dalih apapun, misalnya mengaku bahwa mereka sudah memakai paradigma baru, bukan model Nur Hasan Ubaidah.

Dengan hal ini Ulama indonesia yang berkumpul dalam wadah MUI bersepakat bahwa aliran ini sesat dan menyesatkan. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat: Bahwa ajaran Islam Jama'ah, Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya itu adalah memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu kestabilan negara. (Jakarta, 06 Rabiul Awwal 1415H/ 13 Agustus 1994M, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Umum: K.H. Hasan Basri, Sekretaris Umum: H.S. Prodjokusumo).

Intinya, berbagai kesesatan LDII telah nyata di antaranya:

  1. Menganggap kafir orang Muslim di luar jama'ah LDII.
  2. Menganggap najis Muslimin di luar jama'ah LDII dengan cap sangat jorok, turuk bosok (vagina busuk).
  3. Menganggap sholat orang Muslim selain LDII tidak sah, hingga orang LDII tak mau makmum kepada selain golongannya.

Detail tentang aliran ini dapat kita dapatkan dari testimoni dari mantan anggota mereka yang telah keluar dari aliran sesat ini. (Lihat surat 21 orang dari Bandung yang mencabut bai'atnya terhadap LDII alias keluar ramai-ramai dari LDII, surat ditujukan kepada DPP LDII, Imam Amirul Mu'minin Pusat , dan pimpinan cabang LDII Cimahi Bandung, Oktober 1999, Bahaya Islam Jama'ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001, halaman 276- 280).

Lihat buku Bahaya Islam Jama'ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001. Dan kita juga bisa mengunjungi web site di bawah ini : http://www.nahimunkar.com/keluar-dari-kubangan-sesat-jamaah-galipat-burengan-kediri/#more-2349

Baik KW9 dan LDII adalah underbow bagi partai pemerintah rezim murtad orde baru yaitu Golkar yang merasa diuntungkan dengan penyimpangan ormas dan jamaah ini, sehingga ummat islam merasa alergi dengan islam itu sendiri dan kemudian mendukung partai pemerintah, mereka juga menjadi penyeimbang bagi gerakan yang mengancam kekuasaan orde baru saat itu.

Cara ini terbukti cukup efektif dalam memberikan pencitraan buruk Islam, sehingga dakwah kita tersendat dikarenakan Ummat Islam akan bersifat Apriori / curiga, hal ini secara tidak sadar telah menjauhkan gagasan Islam dengan ummat islam itu sendiri, maka terkadang para du'at dan Astatidz perlu pandai bermanuver dan berkompromi terhadap kebiasaan-kebiasaan masyarakat, jika tidak mereka akan dimusuhi, ditolak dakwah nya dan bahkan terusir dari wilayah garapan dakwahnya .

Modus dan penyimpangan ini cukup sukses dan di adopsi banyak pemerintah thaghut di negeri Islam didalam menghadapi radikalisme Islam, mereka dibenturkan, menjadi penyeimbang, manjadi isu hangat, pembentukan opini dan menjadi alasan untuk memberangus gerakan Islam dimana saja, sekalipun gerakan Islam itu menempuh jalur non kekerasan sekalipun seperti Ikhwanul Muslimin di mesir, La Haula walaa quwwata.

Makar Jahat Thaghut dan Kebodohan Kaum Ekstrim dalam Merusak Jihad Al-Jazair

Setelah merdeka dari negara Perancis pada tahun 1962, Aljazair dipimpin oleh Presiden Bella. Kemudian munculah Boumedienne sebagai Presiden setelah menggulingkan Bella dan berkuasa selama 16 tahun. Posisi Presiden Aljazair kemudian digantikan oleh Chadli Benjedid, Dia adalah Sekjen Partai Pembebasan Nasional (FLN). Asal tahu aja, FLN adalah satu-satunya partai yang ada di Aljazair. Setelah terjadi pemberontakan dan penentangan terhadap pemerintahan dan FLN, Bendjedid melakukan reformasi dengan mengizinkan berdirinya partai-partai baru. Nah baru pada tahun 1989 berdirilah sebuah partai yang bernafaskan Islam bernama le Front Islamic du Salut (FIS). FIS ini didirikan atas desakan masyarakat Aljazair yang mayoritas muslim. Umat Islam Aljazair kecewa karena satu-satunya partai yang dibentuk pada masa pemerintahan Boumedienne yaitu FLN yang berasaskan sekular gagal dalam mewujudkan kemajuan.

Pendekatan intensif yang dilakukan terhadap rakyat oleh FIS rupa-rupanya berhasil. Hasilnya dalam waktu yang singkat, simpati rakyat pun tertuju pada FIS, hingga mengantarkannya kepada kemenangan pemilu. Umat Islam menyambut gembira kemenangan FIS ini. Rakyat Aljazair menginginkan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dengan Islam. Kemenangan FIS pada pemilu putaran pertama dan kedua menunjukan bahwa sebagian besar rakyat Aljazair menginginkan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang lebih Islami. Sudah cukup bagi FIS dan pemerintahan yang akan terbentuk setelahnya untuk menerapkan Islam.

Akan tetapi sayang sekali, keinginan mulia kaum muslimin Aljazair untuk hidup dalam naungan Islam harus sirna ditelan sang diktaktor yang menjadi bodyguard-nya sistem sekuler. Harapan tegaknya pemerintahan Islam pun tinggalah harapan, kemenangan FIS pada pemilu saat itu membawa dilema tersendiri bagi presiden Aljazair kala itu, Benjedid. Pada satu sisi ia harus menegakkan demokrasi yang berarti dia harus mengakui kemenangan FIS, membiarkan FIS berkuasa. Tapi di lain pihak ia mendapat tekanan dari militer dan Barat untuk membatalkan hasil pemilu untuk menjegal FIS.

FIS harus menelan pil pahit saat militer mengambil alih dan memburu para aktivisnya untuk dijebloskan ke penjara, dalam tragedi pembantaian junta militer Aljazair terhadap para tokoh, anggota dan pendukung Partai Front Penyelamat Islam (le Front Islamique du Salut/FIS). Tindakan junta militer Aljazair yang membantai ribuan rakyat Aljazair, belum ditambah dengan penahanan, penyiksaan dan pemerkosaan kaum muslimin dan muslimat yang mencita-citakan tegaknya syariat Islam, telah merubah gerakan Islam di daerah tersebut untuk mengambil jalan Jihad fi Sabilillah dalam wadah Al-Jamaah Al-Islamiyah Musalahah.

Namun, bergabungnya sejumlah tokoh yang telah bebas dari penjara dan para bekas tawanan Muslim dalam gerakan jihad, serta masuknya tokoh-tokoh yang terkenal penyimpangannya di Peshawar sejak era Jihad Afghan I melawan Soviet, telah membawa atmosfer kemarahan yang tidak wajar, dendam terhadap lingkungan yang berujung pada sikap ghuluw (berlebihan), saling mengkafirkan bahkan saling bunuh sesama mujahidin yang puncaknya pada peristiwa kegagalan total gerakan jihad dan diberangusnya eksistensi mujahidin. Keadaan tersebut, bahkan memaksa Syaikh Athiyatullah Al-Liby keluar dari Aljazair karena nyaris dibunuh oleh kelompok takfiri ini. Sementara pada saat itu, Syaikh Athiyatullah mendapat mandat dari Syaikh Usamah bin Laden dalam membantu Jihad.

Rusaknya gerakan Jihad di Aljazair pada saat itu disebabkan oleh masuknya pemahaman takfiri di kalangan Jihadis di sana, operasi militer di pasar-pasar, masjid-masjid dan tempat-tempat umum telah membuat trauma yang cukup efektif sehingga berhasil memisahkan ‎mujahidin Al-Jazair dari umat Islam disana.

Oleh sebab itu, ketika terjadi Arab Spring / Musim Revolusi Arab pada pertengahan 2011, umat Islam di sana tidak banyak merespon terhadap kejadian seperti di Mesir, Yaman, Suriah, Tunisia dan Bahrain.

Memang benar, umat Islam di Aljazair trauma dengan bentuk-bentuk kekerasan melawan militer pasca pembatalan kemenangan partai FIS di masa-masa sulit pada tahun 1990an sehingga menimbulkan antipati rakyat terhadap pemerintah. Akan tetapi, pemahaman takfiri membuat Jihad di Aljazair gagal mencapai cita-citanya akibat komukasi politik yang sangat buruk terhadap umat.

Hal ini terbukti efektif membungkam gerakan Islam dan menjauhkan kekuatan pendukungnya. Syaikh Abu Mus'ab As-Suri Fakallahu Asrah menjelaskan bahwa kebijakan Barat Salibis melalui penguasa rezim murtad adalah dengan membantu aliran takfir untuk tampil kepermukaan, juga menyebarkan benih-benih takfir dengan operasi badan intelijen. Mereka juga menggunakan sarana media untuk mencampur adukan pemikiran takfiri dengan pemikiran Jihadi. Tujuannya adalah membenturkan antara kedua kelompok tersebut, inilah yang diterapkan tahun 1993-1997 dan mereka berhasil ( Perjalanan Gerakan Jihad 1930-2002 penerbit Aljazeera)

Hal ini pula lah yang disebutkan berungkali oleh Syaikh Athiyyatullah Al-Libi Rahimahullah bahwa jihad Aljazair telah dirusak oleh orang-orang yang ghuluw (ekstrem) di dalam beragama sehingga orang sebaik beliau pun tidak luput dari upaya makar dan pembunuhan dari orang-orang ghuluw tersebut ‎dan kisah beliau telah di tulis oleh Syaikh Abu Bara' Al-Kuwaiti murid beliau sekaligus kawan seperjuangan beliau, di antara kisah beliau yang ia sebutkan :

"Pada tahun 1995 M dan atas arahan Syaikh Usamah bin Ladin, Syaikh Athiyatullah Al-Libi berangkat ke Aljazair untuk turut serta memimpin jihad di Aljazair. Namun karena orang-orang yang gampang mengkafirkan (Takfiriyyun) seperti Antar Az-Zawabiri, Jamal Az-Zaituni dan lain-lain menguasai medan jihad di sana, maka Syaikh Athiyatullah Al-Libi keluar dari Aljazair dengan terpaksa —sebagaimana beliau ceritakan kepada saya— setelah beliau mengalami upaya pembunuhan oleh kelompok takfiriyah tersebut.

Beliau dan dua orang ulama mujahidin yang bersama beliau akan dibunuh karena mereka mengingkari sebagian tindakan kelompok takfiriyah (Jama'ah Islamiyyah Musallahah) tersebut. Maka mereka membuat makar dengan menempatkan Syaikh Athiyatullah Al-Libi di sebuah tempat, lalu mereka mengatakan: "Jamal Az-Zaituni akan datang untuk menemuimu di sini."

‎Namun syaikh dengan kecerdasan dan ketajaman firasatnya mencium bau persekongkolan busuk mereka. Maka beliau pun melarikan diri dan menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk keluar dari Aljazair. Beliau dikaruniai berkah sehingga akhirnya bisa tiba di Afghanistan untuk kedua kalinya." (Majalah resmi Al-Qaeda Khurasan,Thalai' Khurasan Edisi 21 / Ramadhan 1433 H)

Hal demikian juga diceritakan ‎beliau didalam kitab beliau Jawabus Su'al fi Jihad Difa'i tentang keadaan mereka, kisah tersebut sebetulnya juga terjadi di Indonesia sebagaimana yang saya sebutkan di atas, dan Syaikh menceritakan pengalamannya menurut yang beliau lihat dan saksikan sendiri di beberapa negara tentang perasoalan tersebut. Beliau menutup keterangannya tentang mereka dengan mengatakan:

"Demikian juga yang kami dengar tentang keadaan mereka, di beberapa tempat dan beberapa negara. Kisah-kisah mereka hampir serupa di setiap tempat. Kalian nanti juga akan melihat keadaan tersebut pada diri mereka, Abu Maryam Al-Mukhlif dan para pengikutnya. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki akal sehat.

Hal ini, demi Allah, merupakan bukti nyata bagi orang yang memiliki hati, mau merenungkan dan menginginkan kebenaran. Bagaimana mungkin thaghut rela kepada mereka dan membiarkan mereka bebas bergerak dan beraktifitas di negaranya, seandainya mereka memang benar di atas kebenaran, tauhid dan jalan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?

Namun thaghut mengetahui bahwa mereka adalah benih kerusakan dalam "jama'ah muslimah", yaitu di tengah kaum muslimin. Maka thaghut membiarkan mereka membuat kerusakan (di tengah umat Islam), bahkan terkadang thaghut mendukung mereka, membuka pintu lebar-lebar untuk mereka dan memberi bantuan kepada mereka dalam sikap ekstrim mereka sehingga thaghut mempergunakan mereka untuk "memukul" kaum muslimin. Cukuplah Allah sebagai pelindung kita dan Dialah sebaik-baik pembela." (Jawabus Su'al fi Jihad Difa'i dan diterjemahkan oleh Manjaniq Media dengan judul Mudah Mengkafirkan ‎hlm. 67-68)

Dari kasus kejadian di atas, terlihat bahwa kegagalan Dakwah dan Jihad kita ‎semua justru di akibatkan masalah internal kaum muslimin, baik dalam perkara-perkara strategi maupun perkara pemahaman, kita terjebak kepada masalah yang sebetulnya tidak penting tetapi menganggapnya sebagai persoalan yang sangat penting, kita lupa kepada musuh utama kita, sedangkan potensi konflik sesama kita, kita obral dan angkat sehingga secara tidak sadar menjadi celah pintu masuk musuh umat Islam untuk membuat makar, perpecahan, permusuhan dan kebencian. Lalu kita saling baku bunuh didalamnya.

Sungguh musuh-musuh kita menikmati pertikaian ini, mereka dapat bersantai sejenak, duduk sejenak dan tidur sejenak, sementara kita habis binasa dengan pertikaian sesama kita. Hal inilah yang menjadi sebab kekalahan kita, jauhnya kita dari pertolongan Allah, jauhnya kemenangan kita di dalam menghadapi musuh-musuh utama kita.

Musuh-musuh kita telah sukses memperdaya kita, memecah belah persatuan dan barisan kita, lihatlah para ulama dan para asatidz, tokoh umat Islam dalam thiyyar jihadi saja sudah seperti ini, dahsyatnya fitnah Dajjal dan Fitnah Duhaima / kegelapan ini, walau oknum Dajjalnya sendiri belum datang, tetapi peristiwa yang mengiringinya tidak beda jauh kesesatanya dan gelapnya dari Dajjal itu sendiri, sehingga Al-Haq dianggap Al-Batil, begitupun sebaliknya Al-Batil dianggap sebagai Al-Haq.

Maka benarlah nasihat tokoh tabi'in bernama Sufyan bin Uyainah Rahimahullah:

"Jika manusia berselisih (dalam perkara agama ini di masa kamu hidup didalamnya) maka berpeganglah (kembalilah) kepada fatwa / ucapan ahli tsugur karena kebenaran ada pada mereka, Allah ta'ala berfirman:

'Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik'." (Q.S. Al-Ankabut: 69)

Berdasarkan pendapat para Ulama tersebut, jika ada orang yang berselisih pendapat dengan orang-orang yang secara nyata telah berjuang di medan jihad, sedang dirinya sendiri sama sekali belum pernah ke medan jihad maka pendapatnya harus ditinggalkan dan mengambil pendapat para ulama yang berjuang yaitu para ulama yang kita kenal kejujuran, karya-karyanya, keteguhannya di dalam jihad, istiqomahnya mereka di dalam perkataan dan perbuatan mereka walau musuh-musuh Islam menawannya.

Maka dalam masalah ini kita akan melihat bagaimana kekhawatiran dan kehati-hatian mereka, firasat mereka akan lahir dan tumbuhnya praktik-praktik penyimpangan dalam jihad hari ini, yang secara tidak sadar telah menggembosi Jihad, merusak Jihad, memperburuk citra Jihad dan mujahidin yang penuh barokah ini.

Kekhawatiran para Qiyadah Al-Qaeda Akan Penyusupan Kaum Ghulat/Ekstrimis

Keprihatinan Ulama dan Komandan Mujahidin Al-Qaeda akan fenomena kemunculan individu dan kelompok yang sangat mudah dan gegabah dalam mengkafirkan sesama muslim ini (sedangkan dalam benak dan keyakinan orang-orang "aneh" tersebut: mereka tengah mengkafirkan orang musyrik) telah memberikan dampak sangat buruk, tidak saja kepada aspek dakwah, namun juga kepada aspek jihad di jalan Allah ta'ala.

Bahkan, Asy-Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pun ikut menyayangkan fenomena ini. Dalam surat yang beliau tulis kepada syaikh Athiyatullah Al-Libi rahimahullah, beliau merekomendasikan kepada syaikh Athiyatullah Al-Libi untuk menulis sebuah buku panduan ringkas guna menyikapi fenomena mudah dan gegabah dalam mengkafirkan sesama muslim tanpa mengindahkan kaedah-kaedah syariat tersebut.

Dalam surat yang melampirkan pernyataan bela sungkawa atas gugurnya syaikh Musthafa Abul Yazid rahimahullah (amir Al-Qaeda wilayah Afghanistan dan Pakistan) dan pengangkatan syaikh Athiyatullah Al-Libi sebagai amir baru Al-Qaedah wilayah Afghanistan dan Pakistan tersebut, syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah antara lain menulis:

"Setelah ikhwan-ikhwan di daerah-daerah melaksanakan dengan penuh komitmen buku panduan (operasi militer Al-Qaeda, edt) tersebut, maka alangkah baiknya apabila antum dan syaikh Abu Yahya Al-Libi menulis sejumlah artikel untuk menasehati para aktivis di media jihad secara umum, termasuk di dalamnya para penulis yang membela mujahidin dalam situs-situs internet.

Syaikh Yunus (Al-Mauritani, pengawas operasi militer Al-Qaedah untuk wilayah Asia Barat dan Afrika, edt) telah menulis surat kepada saya menjelaskan pentingnya merilis sebuah buku panduan ringkas yang menjelaskan sikap kita dari masalah pengkafiran yang tidak mengindahkan kaedah-kaedah pengkafiran dalam syariat.

Maka saya menulis surat balasan kepadanya bahwa saya akan mengirimkan kepada Anda surat yang telah beliau tulis kepada saya. Surat tersebut saya lampirkan di akhir surat saya ini. Saya juga telah meminta beliau untuk terus-menerus mengirimkan pengamatan-pengamatan beliau kepada Anda, agar Anda menulisnya dengan gaya bahasa Anda, mengingat musuh (AS dan aliansinya, edt) bisa mengetahui sosok beliau yang sebenarnya melalui para tawanan yang mengenal gaya bahasa beliau melalui penelaahan artikel-artikel beliau di situs internet." (Rasail Syaikh Usamah bin Ladin al-lati Nusyirat Ba'da Istisyhadihi, risalah no. 19, hlm. 14).

Surat-surat Syaikh Usamah tersebut ditemukan di rumah beliau di Abottabad oleh pasukan salibis AS dan dipublikasikan oleh Combating Terrorism Center (CTC). Surat syaikh Usamah no. 19 tersebut ditulis pasca gugurnya syaikh Musthafa Abul Yazid, sekitar bulan Mei 2010 M.

Adapun syaikh Yunus Al-Mauritani dalam suratnya kepada syaikh Usamah bin Ladin ~yang juga dilampirkan oleh syaikh Usamah dalam suratnya kepada syaikh Athiyatullah Al-Libi~ menyebutkan dua bentuk ketergelinciran yang sangat berbahaya, yaitu dalam bidang keamanan (security) dan sikap ekstrim-mengkafirkan tanpa mengindahkan kaedah-kaedah pengkafiran sesuai syariat.

Beliau menulis:

"Kedua, ketergelinciran sikap ekstrim dan mengkafirkan tanpa mengindahkan kaedah-kaedah syariat. Dalam hal ini sangat perlu menjelaskan sikap kita dengan cara yang tidak mendua dan tidak ada kesamaran lagi, dan harus dibuat sebuah buku panduan ringkas namun jelas dan tegas, ditujukan kepada setiap pemuda kebangkitan.

Faedah-faedah buku panduan ringkas tersebut tidak asing lagi, seperti menjelaskan keyakinan yang kita yakini dalam agama Allah, nasehat bagi diri kita dan orang-‎orang yang kita cintai dari kalangan seluruh makhluk, dan mencampakkan tuduhan-tuduhan ini (bahwa kita adalah orang-orang yang serampangan mengkafirkan, edt) dari diri kita dan meluaskan cakrawala wawasan saudara-saudara kita.

Sebab saat ini kita menghadapi suatu fase di mana sempitnya cakrawala wawasan telah menjadi fenomena mematikan, kebodohan terhadap syariat menjadi hal yang menghancurkan, tidak menyebar ratanya kesadaran syariat dalam taraf yang mencukupi telah menjadi padang penggembalaan yang buruk. Apalagi saat ini mulai menyebar luas di situs internet istilah "salafi jihadi", sehingga dikatakan "fulan bukan berada di atas manhaj salafi jihadi" dan ucapan-ucapan semisalnya.

Ini merupakan perkara yang sangat berbahaya, terutama dengan mulai munculnya "tokoh-tokoh" aliran ini yang dianggap sebagai bagian dari kita (Al-Qaedah, edt) namun membangun pendapat-pendapat yang sangat ekstrim dan tegas (pasti, qath'i) dalam perkara-perkara ijtihad yang sifatnya zhanni. Lalu atas dasar pendapat-pendapat sangat ekstrim tersebut mereka memilah-milah manusia dan mengklasifikasikan mereka dengan cara yang nampak jelas tidak terlepas dari tangan-tangan DINAS INTELIJEN dan para INFILTRAN. Kemungkinan itu ada, meskipun kita tidak memastikannya.

Hal ini akan membatasi kita dan mengucilkan kita dari umat Islam oleh klasifikasi-klasifikasi yang sakit seperti ini, yang lebih dekat kepada sikap saling mencela dengan pangggilan yang buruk, daripada kepada upaya menegakkan agama.

Kalian telah mengalami hal seperti itu di Peshawar ‎dan kalian telah melihat dampak-dampak negatifnya di Aljazair.

Jika prinsip (mengklasifikasikan orang atas dasar pendapat-pendapat sangat ekstrim) ini telah tertanam secara mendalam dalam diri manusia, maka ia terkadang menyebabkan orang-orang akan terhalangi dari mengatakan kalimat kebenaran karena takut klasifikasi-klasifikasi tersebut.

Maka penyakit ini harus diberantas sejak dini, meluaskan cakrawala pemahaman manusia dan mengajak mereka kepada kebenaran dengan cara yang bijak.

Kita bukanlah pihak yang memonopoli orang-orang salafi, bukan pula memonopoli para pengikut madzhab-madzhab. Justru kita menjadi bagian dari seluruh umat Islam dan kita mengambil pendapat para ulama mereka sesuai kadar kesesuaiannya dengan kebenaran dengan dalilnya.

Dalam hal itu kita tidak memiliki sedikit pun kerendahan. Kita tidak menjauhi para pengikut madzhab-madzhab yang diikuti meskipun mereka mengendarai punuk unta taklid. Kita juga tidak menjauhi para pengikut salafi meskipun mereka mengendarai punggung kuda ijtihad.

Setiap kelompok tersebut adalah bagian dari umat Islam, dan pendapat masing-masing kelompok tersebut bisa diambil dan bisa ditolak (berdasar kesesuaian atau ketidak sesuaiannya dengan syariat Islam, pent), kecuali pendapat orang yang kepadanya diturunkan surat al-Baqarah Shallallahu 'alaihi wa Salam (maka wajib diterima semua pendapatnya karena berdasar wahyu Allah).

Dalam perkara-perkara yang sifatnya ijtihadiyah 'amaliah (amal perbuatan), maka ada kelonggaran. Sementara ‎mayoritas perkara yang sekarang ini kita berperang karenanya adalah perkara-perkara yang telah disepakati oleh para ulama Islam yang diakui kapabilitasnya.

Oleh karena itu harus dibuat sebuah buku panduan ringkas oleh sebagian ulama seperti syaikh Abu Yahya (Al-Libi, edt) dan syaikh Mahmud (Athiyatullah Al-Libi, edt), yang didalamnya mereka menjelaskan masalah-masalah pengkafiran dan menonjolkan aspek kehati-hatian dalam menjatuhkan vonis kafir atas individu-individu (takfir mu'ayyan) serta menjelaskan bahwa kehati-hatian dalam perkara tersebut adalah lebih layak daripada sikap gegabah, terlebih dalam kondisi-kondisi yang masih samar.

Adapun orang yang telah jelas statusnya dan telah terang perkaranya, maka ia dikafirkan dan vonis tersebut dijatuhkan oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas dan kelayakan atas hal itu.

Demikian juga selayaknya membuka pikiran mereka terhadap masalah-masalah syar'i dan masalah-masalah siyasah (taktik, politik, edt) sehingga mereka naik kepada level: "Orang mukmin itu cerdas dan teliti (tak gegabah)."

Saya berpendapat bahwa memakai sarana artikel "Jawaban atas pertanyaan tentang jihad defensif" ( jawabus Su'al Jihad Difa'i) karya syaikh Mahmud ( Syaikh Athiyyatullah Al-Libi) akan sangat bermanfaat sekali dalam masalah tersebut dan hendaknya artikel tersebut dipublikasikan seluas mungkin dengan beragam cara dan sarana." (Rasail Syaikh Usamah bin Ladin al-lati Nusyirat Ba'da Istisyhadihi, risalah no. 19, hlm 47-48 juga telah dimuat muqadimah terjemahan Jawabus Su'al penerbit Manjaniq media)

Hari ini kekhawatiran para Syuyukh menjadi kenyataan, setelah kaum ghulat/ekstrimis berhasil menggagalkan Jihad di Aljazair dan Iraq kini mereka mengulangi kesuksesan di Syam. hal ini mungkin tidak disadari oleh kita semua, akan tetapi kesamaan modus operandinya bisa kita kenali dari tanda-tandanya, ciri-ciri dan sifat-sifatnya. Dan kejadian seperti ini kembali terulang berkali-kali tanpa kita sadari.

Terdapat sebuah riwayat yang menyatakan:

Orang yang beriman tidak jatuh/tersakiti pada satu lubang dengan dua kali.

Benar! Orang mukmin tidak akan jatuh pada lubang yang sama, benarlah ‎ungkapan hadits di atas dan Abu Ubaid berkata: "Makna dari hadits diatas adalah tidak layak seorang mukmin apabila dilukai dari satu sisi kemudian ia kembali padanya."

Agama kita melarang kita berbuat ceroboh dan mudah tertipu serta wajib bagi kita senantiasa sadar dan waspada. Maka apabila seorang mukmin tersengat binatang dalam satu lubang untuk kali pertama maka itu satu kelalaian. Namun jika ia kembali memasukkan tangannya kedalam lubang tersebut maka itu kebodohan, kedunguan dan ketololan.

Kesimpulan Gerakan Takfiri ini

Syaikh Abdul Aziz bin Syakir Asy-Syarif hafizhahulah menyebutkan bahwa sikap mereka yang ekstrim, mudah dan gegabah dalam mengkafirkan tersebut ~sadar maupun tidak sadar~ telah melayani musuh-musuh Islam. Sikap mereka tersebut ~sadar maupun tidak sadar~ telah merusak dakwah dan jihad dari tiga aspek:

Pertama, memisahkan mujahidin dari umat Islam dengan menggambarkan mujahidin ~bagi orang awam yang bodoh dan tidak mengenal hakekat mujahidin~ sebagai orang-orang ekstrim yang mengkafirkan kelompok-kelompok, ulama-ulama dan juru dakwah Islam yang berbeda pendapat dengan mujahidin.

Kedua, menyebarluaskan pemahaman-pemahaman ekstrim di tengah kelompok-kelompok mujahidin dalam perkara-perkara yang sifatnya ijtihad fiqih yang bersifat zhanni. Akibatnya sebagian mujahidin yang terkena racun pemikiran-pemikiran tersebut akan mengarahkan peperangan mereka kepada umat Islam sendiri, yaitu orang-orang Islam yang mereka vonis sebagai "orang-orang musyrik", "orang-orang kafir" dan "ahlu bid'ah". Hal itu akan mengalihkan konsentrasi mujahidin dari memerangi aliansi zionis, salibis, paganis dan komunis yang memerangi kaum muslimin.

Ketiga, mengecilkan dan meremehkan kedudukan para ulama mujahidin dan komandan mujahidin dalam pandangan masyarakat serta mencela mereka, dengan tuduhan para ulama mujahidin dan komandan mujahidin memiliki kelemahan di bidang kajian syariat dan tidak memiliki ilmu yang mumpuni.

Dengan demikian masyarakat luas akan meragukan kemampuan para ulama mujahidin dan komandan mujahidin. Lalu masyarakat akan meninggalkan para ulama mujahidin dan komandan mujahidin, terutama para ulama dan komandan yang memiliki peranan penting dalam mengatur jihad di bidang syariat maupun operasi lapangan.

Jika umat Islam telah hilang kepercayaan kepada para ulama mujahidin dan komandan mujahidin serta meninggalkan mereka, maka umat Islam akan menyerahkan kepemimpinan dakwah dan jihad mereka kepada orang-orang bodoh dan "anak-anak kecil".

Usaha memetik kemenangan dakwah dan jihad yang telah dirintis selama puluhan tahun oleh para ulama mujahidin dan komandan mujahidin akan musnah begitu saja dalam hitungan‎ waktu yang singkat oleh orang-orang yang disifati oleh nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa Salam sebagai "orang-orang yang muda usianya dan sempit wawasannya".

Pada saat itulah umat akan menemui kehancurannya dan musuh-musuh Islam bertepuk tangan karena meraih kemenangan dengan "meminjam" tangan orang-orang Islam sendiri. (Syaikh Abdul Aziz bin Syakir Asy-Syarif, Tanzihu I'lam Al-Mujahidin 'an 'Abatsi Al-Ghulat Al-Mufsidin, hlm. 17)

Tidak heran apabila banyak ulama dan komandan mujahidin mensinyalir bahwa dinas intelijen para thaghut dan LSM-LSM zionis-salibis biasa menunggangi atau melakukan infiltrasi lewat orang-orang yang sangat ekstrim, mudah dan gegabah dalam mengkafirkan tanpa mengindahkan kaedah-kaedah syariat.

Silahkan mengkaji, misalnya, artikel yang dimuat oleh situs mimbar at-tawhid wal jihad yang berjudul "Hal hunaka 'alaqatun baina Muassasah Rand wa ghulat at-takfir" (Apakah ada kaitan antara Rand Corporation dan orang-orang yang ekstrim dalam masalah pengkafiran?), lihat http://www.tawhed.ws/r?i=16011030.

Kita tertipu dengan euforia khilafah palsu ala Al-Baghdadi, hausnya kita kepada Khilafah Islamiyah hari ini tidak menjadi alasan hilang kewarasan otak kita , insting kita dan logika kita!

Rindu kita, semangat kita dalam penegakan Syariat Islam di bumi ini tidak menjadikan alasan kita sebagai busur dan mata pedang untuk dada-dada kaum muslimin lainnya.

Tidakah kita mengambil pelajaran dari kegagalan kita yang lalu, cukuplah pengalaman pahit kegagalan saudara-saudara kita di Mesir dan Aljazair menjadi Ibrah/pelajaran yang baik untuk tidak di ulangi dan disebarkan. Mengapa kita tidak melihat dulu, bersabar dan meminta nasihat kepada penghulu kita dalam Jihad kita?

Sadarkah kita‎, bahwa kita telah di gunakan musuh untuk melawan saudara-saudara kita yang tidak sependapat dalam beberapa masalah Furu' dan yang kita anggap Ushul/ pokok, dan tidak masuk akal jika ini menjadi alasan kita untuk meng-eksekusi, memenggal kepala saudara-saudara kita muslim terlebih sesama Mujahid , wal Iyyadzubillah.

Demikian adanya, bila ada kebenaran datangnya dari Allah dan kekurangan, kesalahan dan kealpaan dari pribadi saya-Wallaahu a'laam bis-shawaab.

Wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

(aliakram/arrahmah.com)

Pukuli pengungsi anak Suriah, Burger King Istanbul diboikot massa

Posted: 26 Jan 2015 04:29 AM PST

unjuk rasa memboikot Burger King Istanbul

ANKARA (Arrahmah.com) - Seorang anak pengungsi asal Suriah telah dipukul oleh seorang pengurus restoran di Istanbul Turki karena telah memakan sisa makanan pelanggannya, sebagaimana dilaporkan Syria Care pada Sabtu (25/1/2015).

Sebelumnya, telah beredar foto di media sosial menunjukkan seorang anak lelaki yang berusia 11 tahun itu duduk berlumuran darah di tangga setelah dipukul oleh pengurus restoran makanan cepat saji Burger King di daerah Sirinevler.

Pengurus restoran berkata, penyebab pemukulan adalah karena anak lelaki pengungsi itu telah memungut dan makan sisa kentang goreng pelanggan.

Anak tersebut, yang melarikan diri ke Turki dengan keluarganya dari Aleppo, Suriah pada dua tahun lalu berkata, ia mengambil baki berisi sisa makanan karena ia kelaparan, tetapi pengurus memukulnya di muka dan menendang kakinya.

Anak laki-laki itu berkata bahwa ia telah meminta sedekah di jalan-jalan di Istanbul untuk meneruskan kehidupan.

Pihak Burger King berkata pengurus yang melakukan pemukulan telah dipecat selepas serangan itu.

"Insiden ini tidak boleh diterima," katanya.

Turki kini menampung hampir dua juta pengungsi Suriah. Kebanyakan tinggal di kamp-kamp di pinggiran kota, tetapi yang lain tersebar di seluruh negara, termasuk kota-kota besar seperti Istanbul dan Ankara.

Atas kejadian tersebut, masyarakat melakukan unjuk rasa untuk memboikot restoran tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)

Mantan pengurus IJABI: Syiah 100% bukan Islam!

Posted: 26 Jan 2015 04:15 AM PST

Logo Ijabi Path

JAKARTA (Arrahmah.com) - Ustadz Roisul Hukama, Mantan Pengurus Ikatan Jama'ah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) membeberkan kesesatan ajaran Syiah. Menurutnya, ajaran Syiah sudah bertolak belakang seratus persen dengan ajaran Islam, sebagaimana dilansir SI pada Sabtu (24/1/2015).

"Bukan lagi separuh persen, tapi seratus persen. Jadi setelah tahu begitu saya out. Karena kita tidak mau semakin jauh. Nanti kita tidak mau jadi robot yang diremote. Ya kalau untung akhiratnya, sudah didunia diremote orang, akhiratnya pun kacau balau," tandasnya setelah rapat antara MUI dengan Ulama se-Jawa Timur di kantor MUI Pusat, Selasa (24/01).

Adik kandung Tajul Muluk ini mulai aktif dalam struktur IJABI pada tahun 2007. Namun dalam perkembangannya, banyak kedustaan dan penyimpangan yang dilakukan Organisasi Syiah terbesar di Indonesia itu.

"Katanya (IJABI) mengusung pluralisme, nonpolitik. Katanya non-mazhab, seluruh ahlul bait bisa masuk ke dalamnya. Tapi nyatanya, di dalam semua mau diajak ke wilayatul faqih. Wilayatul Faqih itu artinya revolusi imamah. Ketika saya tahu begitu dan penyimpangan-penyimpangan ushul lainyna, ini sudah masuk ahlul bid'ah fii aqidah. Akhirnya saya keluar," sambungnya.

Selanjutnya, ia juga membantah pemberitaan media sekuler dan opini yang dihembuskan bahwa konflik di Sampang terjadi karena persoalan keluarga. "Tidak ada itu. Malu mas, naïf bicara begitu, sampai-sampai dunia internasional turun tangan. Masak gara-gara keluarga. Istimewa sekali," kilahnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Syura IJABI Jalaluddin Rakhmat mengatakan, konflik yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang, Madura, bukan karena perbedaan pendapat, melainkan karena perbedaan pendapatan yang dipicu oleh konflik internal keluarga antara Ustadz Raisul Hukama dan kakaknya, Tajul Muluk. (adibahasan/arrahmah.com)

Erdogan, pahlawan Somalia pembuka Semenanjung Afrika

Posted: 26 Jan 2015 04:04 AM PST

Erdogan berjuang hingga ke Somalia

MOGADISU (Arrahmah.com) - Tak diragukan lagi bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disambut sebagai pahlawan di Somalia. Sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera pada Senin (26/1/2015) bahwa ia bersikeras melanjutkan kunjungannya ke Somalia, Kamis (22/1), padahal hotel yang direservasi untuknya di ibukota Mogadisu telah mengalami serangan bom, semalam jelang kehadirannya. Kemudian kantor kepresidenan Turki mengumumkan bahwa kunjungannya akan diundur beberapa hari karena Erdogan dikabarkan akan menghadiri pemakaman Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz.

Namun, Erdogan bersikeras melakukan kunjungannya ke negara-negara Semenanjung Afrika, segera pasca serangan bom sebelumnya mempopulerkan dirinya. Ia mendarat di bandara Mogadishu pada Ahad (25/1) pagi dan disambut hangat oleh Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud.

Bagaimana Erdogan sebagai sosok yang begitu dikecam atas tuduhan korupsi, delusi kekuasaan, pemimpin diktator, dan polarisasi retorika oleh media Turki dan barat begitu dihormati di Somalia?

Kenyataannya adalah, Erdogan telah melakukan apa yang tidak dilakukan pemimpin dunia lainnya kepada Somalia selama berpuluh-puluh tahun.

Pada Agustus 2011, saat Erdogan masih menjadi perdana menteri, ia mengabaikan wacana bahwa Mogadisu sebagai zona terlarang untuk dikunjungi, tetapi ia hadir bersama keluarganya, anggota kabinet senior, dan perwakilan NGO-NGO serta sektor bisnis.

Kunjungannya merupakan kunjungan pertama dari pemimpin non-Afrika ke Somalia yang sedang terpuruk setelah dua dekade. Ketika itu kedatangannya pada bulan suci Ramadhan, sebagai pesan bahwa Ankara tidak akan meninggalkan "saudara dan saudari Muslimnya".

Paradigma baru

Menentang tekanan masyarakat internasional, Erdogan menolak Nairobi sebagai medan magnet korupsi internasional.

Sejak 1991 hingga 2011, PBB dan institusi internasional afiliasinya - kebanyakan berbasis di sekitar tetangga Kenya - mengumpulkan dana sekitar 55 milyar dolar AS mengatasnamakan Somalia. Faktanya, negara yang telah digunakan namanya untuk menggalang dana itu tak sepeser pun mendapatkan bantuan infrastruktur dari proyek berkelanjutan tersebut.

Sementara, Tim Erdogan memiliki instruksi yang jelas: menghasilkan kerja nyata, berkelanjutan, dengan dana sebesar 500 juta dolar AS.

Dari sana, terciptalah banyak jalan raya, rumah sakit, masjid, dan sekolah. Bandara diperluas dan banyak kemitraan bisnis turut terbangun. Dalam waktu singkat, rencana Erdogan telah "menyelamatkan" Somalia dari kematian.

Tak ada yang dapat menggambarkan betapa banyaknya manfaat yang Turki berikan dari program bantuannya terhadap peningkatan rata-rata Internally Displaced Person (IDP) di Somalia.

Selain itu, Turki juga mendirikan pusat pembagian makanan yang menyediakan makanan yang menggugah selera, perumahan sederhana, dan klinik kesehatan. Model bantuan Turki telah meningkatkan standar IDP yang disertai penguatan kehidupan ekonomi.

Inilah yang menjadikan Erdogan lebih populer dari President Pemerintahan Federal Transisi Sharif Sheikh Ahmed dan presiden Somalia saat ini. Bahkah, nama Erdogan adalah nama bayi baru lahir terpopuler saat ini.

Tour Afrika
Di satu pihak, perjalanan Erdogan ke Somalia merupakan bagian dari Tour Afrika yang bertujuan untuk menguatkan hubungan ekonomi dan diplomasi Turki dengan lusinan negara Afrika yang menjadi mitranya.

Di lain pihak, hal itu bertujuan untuk menyegarkan kemitraan strategis antara Somalia dan Turki, juga guna mengokohkan komitmen masa depan untuk jangka panjang.

Tak dapat dipungkiri, Afrika telah menjadi pusat grafitasi dari geopolitik dan deoekonomi di abad 21. Atas alasan itulah, Turki secara strategis ingin membangun hubungan bersama Afrika. Dengan Somalia, Turki adalah bangsa kakak beradik di jantung Samudera Hindia; sebuah pertalian bangsa yang saling berbagi ikatan sejarah, dan pasar potensial yang sama.

Akibat minat yang sama antar-negara donor, target utama hubungan Turki-Somalia di masa depan sangatlah adil. Keduanya mengenyampingkan al-Shabab - yang dianggap teman manapun sebagai musuh dan mengklaim telah bertanggung jawab atas pengeboman Kamis (22/1) - dan menjadikannya kewaspadaan bersama yang memunculkan permusuhan di masyarakat internasional.

Alasan keduanya adalah, semakin suksesnya program bantuan Turki di Somalia, maka semakin terbongkarlah korupsi sistemik dan ketidakmampuan bantuan model ineternasional selama ini. Selain itu, dan barangkali yang terpenting adalah, semakin menonjollah model hubungan politik Turki, sebuah pemerintahan dengan etos kerja Islami yang modern.

Menghamparkan jalan pembuka
Beberapa tahun terakhir, yang disebut Semenanjung Arab telah menjadi jalan bagi pra Islamis untuk menguasai negara-negara Arab. Seperti partai AK di Turki, Islamis di Mesir dan Tunisia telah memenangkan pemilu dan meningkat ke posisi politis tertinggi.

Ini membuat para pemimpin Arab Teluk sangat gusar. Responnya, mereka membangun hubungan hubungan mesra dengan pemerintah Mesir pasca-kudeta dengan modus operandi mencakup berikut; mengubur Islamis dalam-dalam atau mematikannya secara perlahan di penjara-penjara tirani.

Ketidakmampuan mereka mengalahkan Islamis pada pemilu, bukanlah ketakutan satu-satunya "penguasa Arab liberal". Terdapat beberapa negara barat yang meyakini bahwa kebangkitan pemimpin yang sadar akan Islam akan mempengaruhi geopolitik (menyatukan negara-negara Muslim) dan akan mengimbangi kekuatan (barat) di beberapa wilayah starategis yang beragam.

Atas latar belakang inilah Erdogan datang ke Mogadisu, untuk memotong pita multimilyar dolar, dengan simbol berupa pengesahan sebuah rumah sakit milik negara Somalia (sebagai bagian dari Semenanjung Afrika). Kemudian ia dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan para penguasa putera daerah Somalia.

Terdapat 3 topik yang akan menjadi agenda: proyek utama mendongkrak ekonomi Somalia; mengurai hubungan canggung antara presiden Somalia dan presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi; dan kesiapan Turki dalam menggunakan investasi senilai 3 miliar dolar AS di Etiopia sebagai pendongkrak politik (dan ekonomi) regional Semenanjung Afrika.

Selebihnya, Erdogan tetap hati-hati mendukung Somalia dan tetap tidak memihak dalam politik internal yang sangat dinamis dan bermotif-klan tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)

Hukuman mati bagi pencela Nabi diterapkan dalam undang-undang di Sudan

Posted: 26 Jan 2015 01:47 AM PST

sudan-khartoum

KHARTOUM (Arrahmah.com) - Dengan izin Allah, Pemerintah Sudan telah menetapkan undang-undang perdata bagi siapa saja yang mencela sahabat Nabi Muhammad saw. Berikut merupakan rincian yang dilansir Syiah Indonesia pada Senin (26/1/2015).

1. Pasal ke 125
Siapa saja yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad saw maupun salah seorang dari isteri-isteri beliau, maka akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara, dan pabila ia bersikeras maka akan di jerat dengan hukuman mati.

2. Pasal ke 126
a. Dianggap telah melakukan perbuatan kekafiran (murtad) bagi siapa saja yang mencela al-Quran al Karim.
b. Dianggap telah melakukan perbuatan kekafiran (murtad) bagi siapa saja yang mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi Muhammad saw.
c. Dianggap telah melakukan perbuatan kekafiran (murtad) bagi siapa saja yang mencela Aisyah radhiyallahu 'anha.

Ketiga point di atas memberikan hukuman mati kepada pelaku pencela Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Walhamdulillahi rabbil 'alamin.

(adibahasan/arrahmah.com)

Awas, apel impor dari AS membahayakan!

Posted: 26 Jan 2015 01:36 AM PST

apel granny smith dengan logo 4017

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kementerian Pertanian Amerika Serikat (AS) atau The United States Department of Agriculture (USDA) memberikan peringatan mengenai panarikan produk apel Granny Smith dan Gala asal AS dari pasar. Dua jenis apel ini diduga mengandung bakteri berbahaya yakni Listeria monocytogenes yang menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia yang terinfeksi, sebagaimana dilansir detikFinance pada Senin (2/1/2015).

Sebelumnya, Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini mengatakan pengumuman tersebut pasca kasus 9 Januari 2015 di AS yang menyebabkan beberapa korban terinfeksi bakteri ini. Kemudian pada Rabu (21/1/2015), USDA memberikan informasi penarikan produk tersebut ke kementerian pertanian Indonesia.

"Kami mendapat informasi dari USDA, hari Rabu minggu lalu," kata Banun kepada detikFinance, Senin (26/1).

Banun mengatakan dalam kasus di AS, temuan bakteri ini terjadi dalam kasus makanan jenis candy atau permen yang berbahan baku apel Granny Smith dan Gala. Bakteri ini berdampak buruk bagi manusia yang terinfeksi. Mereka dapat mengalami kejang-kejang otot hingga diare.

"Kejadian di makanan candy, bukan di produk apel langsung," ujarnya.

Banun menegaskan semenjak informasi tersebut diterima, pihaknya telah melakukan langkah-langkah konkret, antara lain melakukan pengawasan ketat di pintu pemasukan hingga melakukan pengecekan sistem informasi pemasukan buah apel impor dari AS yang akan masuk ke Indonesia. (adibahasan/arrahmah.com)

Di Tangerang, pelajar wajib baca tulis Al Quran

Posted: 26 Jan 2015 01:16 AM PST

Siswa membaca Al Quran

TANGERANG (Arrahmah.com) - Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Banten, mewajibkan semua sekolah memasukkan muatan lokal membaca dan menulis Al Quran bagi siswa yang beragama Islam.

"Ini sudah tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2014, maka perlu dilaksanakan oleh setiap sekolah," kata Kepala Disdik Pemkab Tangerang, Zaenudin, Ahad (25/1/2015), dikutip dari harianterbit.com

Dia mengatakan program muatan lokal baca dan tulis Al Quran itu merupakan bagian dari visi dan misi Kabupaten Tangerang yang cerdas, religius dan berwawasan lingkungan.

Pelaksanaan muatan lokal itu harus dijalankan bagi sekolah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, SMA dan sederajat.

"Kepada anak didik tidak saja diberikan pendidikan akademik, tapi harus ada kemampuan individu yang dibarengi dengan akhlak mulia," katanya. (azm/arrahmah.com)

Malak, gadis Palestina termuda di penjara "Israel"

Posted: 26 Jan 2015 12:50 AM PST

Malek al-Khatib

RAMALLAH (Arrahmah.com) - Seorang gadis Palestina berusia 14 tahun telah menjadi tahanan termuda di penjara "Israel "setelah pengadilan "Israel" menjatuhkan hukuman selama dua bulan penjara dan denda sebesar 6.000 shekel "Israel" (sekitar $ 1500), ungkap sebuah LSM Palestina, pada Ahad (25/1/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Studi Tahanan dan Hak Asasi Manusia, The Ahrar Centre yang berbasis di Ramallah mengatakan bahwa Malak al-Khatib, yang dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan Ahad ini, adalah yang termuda dari sekitar 280 anak-anak Palestina yang berada di penjara "Israel".

"Israel telah menargetkan anak-anak Palestina selama bertahun-tahun," Direktur The Ahrar Centre mengatakan kepada The Anadolu Agency.

"Pelanggaran "Israel" terhadap warga Palestina pada umumnya, dan anak-anak khususnya, tidak boleh dibiarkan," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa pihaknya telah memulai kampanye baru untuk melobi pembebasan al-Khatib.

Gadis berusia 14 tahun tahun itu ditahan oleh pasukan "Israel" pada tanggal 31 Desember 2014 saat dia dalam perjalanan pulang dari sekolah di kota Ramallah, Tepi Barat.

Pada hari Rabu, pengadilan "Israel" menghukum al-Khatib dengan tuduhan melemparkan batu ke arah pasukan "Israel," memblokir jalan utama di Tepi Barat dan memiliki pisau, menurut ayahnya.

Ali al-Khatib mengatakan bahwa putrinya dibawa ke pengadilan dengan tangan dan kaki diborgol.

"Ketika hakim membacakan putusan, saya melihat Malak dan dia menyeka air matanya sambilmenggigil," ungkap ayahnya kepada Anadolu Agency.

"Bagaimana bisa gadis berusia 14 tahun melakukan perbuatan itu?" ungkap Ibu gadis itu, Khawla al-Khatib.

"Semua dakwaan ini dibuat-buat," katanya kepada Anadolu Agency.

Pasukan "Israel" secara rutin meluncurkan kampanye penangkapan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dengan dalih bahwa mereka diincar oleh pemerintah "Israel".

Lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini mendekam di penjara di seluruh "Israel", menurut Kementerian Urusan Tahanan Palestina.

(ameera/arrahmah.com)

Seorang menteri di Republik Afrika Tengah diculik di Bangui

Posted: 25 Jan 2015 10:43 PM PST

African Union peacekeepers guard a commercial convoy making its way to the border of Cameroon, near Bangui

BANGUI (Arrahmah.com) - Menteri pemuda dan olahraga Republik Afrika Tengah pada Ahad (25/1/2015) diculik oleh orang-orang bersenjata di ibukota Bangui saat ia kembali dari gereja, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Penculikan Armel Ningatoloum Sayo menyusul penculikan yang terjadi awal pekan ini terhadap anggota staf PBB dan pekerja amal Perancis, menyoroti ketidakamanan di negara itu meskipun kehadiran pasukan penjaga perdamaian Perancis dan PBB.

Tatiana Yangeko, juru bicara Sayo, mengatakan bahwa menteri sedang dalam perjalanan pulang bersama istri dan saudaranya dari gereja ketika empat orang bersenjata tak dikenal di taksi menghentikan kendaraan mereka, memberikan tembakan ke udara dan menangkap menteri itu.

"Mereka keluar dari taksi, melepas tembakan ke udara dan memaksa menteri itu keluar dari mobilnya. Mereka melarikan diri dengan membawanya ke Boy Rabe," kata Yangeko. Boy Rabe merupakan wilayah kubu milisi anti-Balaka.

"Kami telah mengatakan tentang hal ini kepada perdana menteri," tambahnya.

Kemudian, sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters bahwa Menteri Pendidikan Eloi Anguimate juga menjadi target dalam upaya penculikan terpisah di Kaga Bandoro, sekitar 300 km (186 mil) sebelah utara dari Bangui, pada Ahad (25/1).

Anguimate lolos tapinya sopir berhasil disandera, kata sumber itu.

Tidak jelas apa kaitan insiden tersebut dan siapa dalangnya.

(ameera/arrahmah.com)

Surat terbuka dari seorang penyandang cacat untuk Charlie Hebdo

Posted: 25 Jan 2015 10:36 PM PST

Screen-Shot-2015-01-19-at-6.54.25-AM-620x330

(Arrahmah.com) - Kepada editor dan staf Charlie Hebdo,

Saya berdoa agar pesan ini bisa sampai kepada kalian dengan pemikiran yang terbuka dan hati yang mau menerima. Nama saya Muhammad. Saya seorang Muslimd dan penyandang cacat. Dalam surat ini, Saya tidak bermaksud mengolok-olok, mengejek, mencerca, atau menghina cara yang kalian lakukan terhadap Nabi saya karena sikap seperti itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang jahat seperti kalian. Malahan Saya ingin mencerahkan kalian dengan cara Pria yang kalian olok-olok, dan itu dengan damai dan kebijaksanaan.

Saya ingin melakukan pendekatan unik dengan mencerahkan kalian tentang betapa penting Nabi Muhammad bagi saya dan Muslim lainnya yang menyandang kecacatan di seluruh dunia. Saya berharap bahwa dengan mengetahui beberapa hal dari siapakah Nabi ini dan betapa pentingnya Beliau bagi kami, kalian akan mulai menghormati, dan bahkan, mencintai beliau.

Bagi kami, Nabi Muhammad adalah pemrakarsa hak-hak penyandang cacat sebelum siapapun (termasuk Perancis yang baru mengambil inisiatif hukum kesetaraan hak penyandang cacat paad 2005). 1400 tahun yang lalu, Beliau meyakinkan bahwa orang-orang yang ketidakmampuan berbeda itu dilayani dan diberikan hak-hak mereka dan hak-hak istimewa, termasuk hak untuk hidup normal sama seperti yang lainnya.

Nabi Muhammad mengubah kehidupan orang-orang yang menyandang cacat dengan mengajari masyarakat bahwa tidak ada stigma atau akhlak yang buruk terhadap mereka yang cacat. Beliau menekankan bahwa kecacatan itu sendiri tidak bisa mempengaruhi siapapun jika mereka memiliki iman yang kuat. Beliau menenangkan mereka yang menderita kesulitan fisik bahwa kecacatan mereka bukanlah hukuman tetapi hal itu berarti bagi mereka dosa-dosa mereka diampuni. Nabi mengatakan bahwa setiap seorang Muslim menghadapi suatu musibah, bahkan terluka oleh duri kecil, dosa-dosanya akan diampuni.

Nabi Muhammad memberikan orang-orang penyandang cacat sebuah harga diri yang lebih tinggi dan menghapus kesedihan, kesengsaraan mereka, dan kekurangan kepercayaan diri. Beliau selalu mengingatkan mereka bahwa "sesungguhnya Allah tidak melihat kepada fisik kalian tidak juga wajah kalian tetapi Dia melihat kepada hati kalian."

Nabi menghapuskan diskriminasi penyandang cacat, yang lazim pada waktu pra-Islam. Beliau, misalnya saja, menunjuk salah seorang sahabatnya dengan nama Abdullah Ibn Ummu Maktum, yang buta, sebagai seorang muadzin dan memintanya untuk memimpin kota Madinah ketika Nabi harus safar ke luar. Sejauh Nabi memperhatikan, kebutaan Abdullah tidaklah menjadi halangan dalam kecacatannya untuk melakukan tanggung jawabnya. Melalui contoh ini, Nabi mengajarkan umat manusia bahwa orang-orang penyandang cacat tidak seharusnya dipandang rendah atau diremehkan karena walaupun sebagian orang memiliki kecacatan tertentu mereka mungkin mampu melakukan perbuatan baik dan berkontribusi bagi masyarakat.

Salah seorang sahabat terbaik beliau adalah Julaybib, yang cacat dalam penampilan dan pendek. Disaat Julaybib dijauhi oleh masyarakat, Nabi menemaninya, memperhatikanya, dan menangkat martabatnya. Cinta beliau kepada Julaybib sangat banyak bahwa Nabi bahkan mengatakan, "pria ini adalah dariku dan Saya darinya." Sikap kemanusiaan Nabi merupakan demonstrasi yang sangat kuat dari prinsip Inklusi. Ini adalah langkah advokasi yang dramatis, dalam kata dan sikap, dari seorang pemimpin masyarakat untuk mengedukasi masyarakatnya tentang pentingnya penerimaan dan menampung orang lain apa adanya dan menghormati orang lain yang mungkin telah dikesamingkan dalam masyarakat.

Nabi juga mengakomodasi kebutuhan orang-orang yang menyandang cacat. Sebagai contoh, bagi mereka yang tidak mampu untuk melaksanakan shalat harian dengan berdiri, mereka bisa melaksanakannya dengan duduk, dan jika mereka tidak mampu melakukan demikian, Nabi mengizinkan.

Sedangkan hari ini orang-orang dengan kecacatan sering menjadi objek hiburan, olok-olokan, dan bahan tertawaan, Nabi melarang orang-orang untuk mengolok-olok mereka yang menyandang cacat. Sahabat beliau Abdullah Ibn Mas'ud, yang juga merupakan salah seorang ahli tafsir Al-Qur'an terbaik, adalah seorang pria yang lemah dengan bentuk fisik yang kecil. Suatu hari, Ibnu Mas'ud memanjat sebuah pohon, dan sebagian sahabat lainnya tertawa karena kaki Ibnu Mas'ud kurus. Namun Nabi menghentikan mereka dan berkata: "Apa yang membuat kalian tertawa? Padahal kaki Ibnu Mas'ud lebih berat pada timbangan di hari Kiamat daripada gunung Uhud." Nabi ingin mengajari orang-orang untuk tidak menertawakan atau mengejek orang lain, khususnya terkait penampilan fisik. Beliau mengingatkan kita bahwa laki-laki dan wanita tidak ditentukan oleh kecacatan mereka, tetapi justru oleh perilaku dan kontribusi mereka bagi masyarakat.

Nabi Muhammad benar-benar sumber inspirasi saya untuk membantu orang lain dengan kondisi serupa dengan saya. Beliau menyeru orang-orang untuk membantu orang lain dari kesulitan. Beliau mengatakan bahwa barangsiapa yang meringankan kesulitan hidup seseorang di dunia ini, Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat. Beliau juga menyeru seluruh masyarakat untuk mengikuti teladannya dalam mempedulikan orang-orang dengan kebutuhan khusus dengan menjanjikan bahwa "kalian diberikan rezeki dan kemenangan karena orang-orang yang lemah di antara kalian."

Demikianlah perlakukan Nabi kepada orang-orang penyandang cacat. Dan itulah mengapa kami sangat mencintai Nabi dan kami ingin membela kehormatan dan martabatnya. Kami melakukan demikian karena kami mengetahui tentang beliau. Jika tindakan 'menggelikan' kalian dikarenakan kebodohan kalian tentang Nabi Muhammad, maka Saya mendorong kalian untuk belajar lebih banyak tentang beliau. Jika kalian melakukannya karena kebencian, maka ketahuilah bahwa kebencian kalian tidak akan menggiring kalian kemana-mana melainkan lubang penderitaan.

Saya ingin menyimpulkan surat ini dengan membuat permintaan sederhana; Hentikanlah apa yang kalian lakukan. Tindakan kalian hanya akan menghidupkan terus-menerus amarah banyak orang dan pada akhirnya menyebabkan mereka untuk melakukan serangan-serangan lebih ganas lagi yang tidak ada kepentingan terbaik seorang pun.

Salam hormat,

Muhammad Zulfikar Rakhmat

Diterjemahkan dari bilalabdulkareem.com

(siraaj/arrahmah.com)