Palestina |
- Hujan Lebat Menambah Berat Kehidupan Rakyat Gaza
- KNRP Salurkan 110.000 USD untuk Pengungsi Palestina di Libanon
- Pemimpin Hamas di Tepi Barat Desak Otoritas Palestina ke Mahkamah Internasional
| Hujan Lebat Menambah Berat Kehidupan Rakyat Gaza Posted: 20 Oct 2014 06:45 PM PDT Islamedia.co - Dengan tubuh menggigil, Mohamed Jendeyyah tiba-tiba terbangun setelah air hujan mengucur dari atap kamar rumahnya yang rusak parah akibat agresi 50 hari militer Israel di Jalur Gaza. Udara dingin pertama di tahun ini, yang melanda wilayah itu pada Minggu (19/10), menambah berat tragedi yang dihadapi Jendeyyah dan ribuan orang Palestina di daerah kantung pantai tersebut. Rumah mereka rusak parah selama serangan udara dan darat secara besar yang berakhir pada 26 Agustus. Air hujan menerobos melalui lubang di langit-langit dan tembok rumahnya di Permukiman Sheja'eya di bagian timur Kota Gaza, akibat bom yang ditembakkan dari tank Israel ke permukiman itu. Jendeyyah memiliki keluarga dengan 12 anggota, istri dan 10 anaknya. "Hari ini saat menjelang fajar, saya tiba-tiba terbangun dan merasakan kolam air besar di dalam kamar tidur kami. Saya bergegas dan membawa anak-anak saya ke luar kamar tidur mereka dan gagal menutup lubang, serta menghentikan air mengucur. Sehingga merusak barang-barang kami dan membuat kasur kami kebasahan," kata Jendeyyah, sebagaimana dikutip Xinhua. Jendeyyah menghabiskan waktu sepanjang hari, untuk menutup langit-langit rumahnya dengan nilon. Karena bahan mentah bangunan sangat kurang, walaupun Israel, PBB dan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) sepakat untuk mengizinkan bahan mentah bangunan memasuki Jalur Gaza, bagi dilancarkannya proses pembangunan kembali wilayah tersebut. Penduduk Jalur Gaza menduga musim dingin tahun ini akan berat dan mendatangkan hujan lebat, serta topan, terutama warga yang rumah mereka telah rusak parah atau hancur selama serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang dimulai pada 8 Juli dan berakhir pada 26 Agustus, --sejalan dengan kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Mesir. Para ahli dan pejabat di daerah kantung pantai tersebut mengatakan, sebanyak 18.000 rumah hancur total. Sementara 30.000 rumah rusak parah atau rusak sebagian akibat perang itu. Prasarana daerah kantung tersebut, juga rusak sangat parah. Ketika Matahari terbenam, Jendeyyah, istrinya dan anak-anaknya berkumpul di sekitar kompor kayu untuk menghangatkan diri setelah sepanjang hari mengeluarkan air dari kamar tidur dan hampir sepanjang hari basah kuyup diguyur hujan. Bukan hanya ranjang telah basah, tapi juga pakaian mereka. "Hari ini, saya hanya merasa betapa sulit kondisi kami. Saya membandingkan bagaimana rumah kami sebelum perang dan bagaimana kondisinya sekarang," kata Jendeyyah. Ia menambahkan, "Saya benar-benar berharap bisa mengatasi tragedi ini sebelum musim dingin yang berat tiba pada November, Desember dan Januari." Sementara itu, keluarga Salman Qudeih di bagian tenggara Jalur Gaza hidup dalam kondisi yang tak jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi keluarga Jendeyyah. Keluarga Qudeih hidup di karavan yang terbuat dari besi dan disumbangkan oleh lembaga amal lokal di Desa Khuza, bagian selatan Khan Younis di bagian timur Jalur Gaza. "Berat untuk hidup di dalam karavan yang dibuat dari besi. Hujan mengguyur atap, sehingga menambah ketakutan dan keprihatinan, bahwa beberapa hari dan pekan ke depan akan jadi lebih berat, dengan cuaca buruk. Karavan ini hanya memiliki luas 35 meter persegi dan berisi dua ruang kecil, satu toilet dan satu dapur," kata Qudeih. Sementara itu, puluhan keluarga masih hidup di ruang kelas gedung sekolah yang dioperasikan oleh PBB. Keluarga itu, yang telah kehilangan rumah mereka, menunggu pembangunan kembali rumah mereka, dan mereka tinggal di 11 gedung sekolah di seluruh Jalur Gaza. Sallah Bardaweel, pemimpin senior HAMAS, memberitahu Xinhua, "Sejauh ini, proses pembangunan kembali di Jalur Gaza belum dimulai, kendati kami mendengar banyak pernyataan dan demikian banyak pertemuan diadakan dengan PBB dan Pemerintah Otonomi Palestina. Tak ada hasil nyata di lapangan."[gie/islamedia/ant] |
| KNRP Salurkan 110.000 USD untuk Pengungsi Palestina di Libanon Posted: 20 Oct 2014 06:13 PM PDT Islamedia.co - Rombongan Misi Kemanusiaan "Humanitarian Aid For Palestine 2014" Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) yang berada di Libanon sejak Jum'at sampai Ahad (19/10) kemarin telah menyalurkan donasi dari rakyat Indonesia sekitar 110.000 USD atau setara dengan 1 milyar 250 juta rupiah untuk para pengungsi Palestina di Tyr, Shoida dan Beirut, Libanon. Hal ini disampaikan Ketua Harian KNRP Caca Cahayaningrat sesaat sebelum rombongan menyelesaikan rangkaitan kegiatan misi kemanusiaan di Beirut, Libanon, Ahad (19/10). Lebih lanjut Caca mengatakan, peruntukan bantuan tersebut terbagi dalam beberapa hal diantaranya, Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan dan medis di Klinik Kesehatan Hamzah yang berlokasi di Kamp Bash dan pembangunan Burj Medical Center di Kamp Burj Syimali, "Kesemuanya ada diwilayah Tyr, Libanon Selatan, sekitar 80 km dari Beirut, yang kondisinya sangat memprihatinkan, dan klinik tersebut saat ini melayani sekitar 90ribu jiwa," jelasnya. Sementara, pengadaan fasilitas air bersih dan pengadaan fasilitas pendidikan di salurkan ke para pengungsi di Kamp Ainul Hulwa di Shoida, Libanon Selatan. Di Shoida total jumlah pengungsi sebesar 120ribu jiwa, yang 20ribu diantaranya adalah pengungsi Palestina yang berasal dari Suriah, atau dengan kata lain, mereka adalah pengungsi yang mengungsi. "Di Kamp Ainul Hulwa ini, KNRP menyalurkan bantuan untuk pengadaan fasilitas air bersih dan pengadaan fasilitas pendidikan di Taman Kanak-Kanak Sanabil, yang menampung sekitar 160 anak-anak, dan mereka membutuhkan sarana pra sarana yang memadai untuk proses belajar mengajar," imbuh Caca. Program misi kemanusiaan ini, KNRP menggandeng lembaga kemanusiaan untuk pengungsi Palestina di Libanon, Human Charity for Relief and Development (HCRD) yang diketuai Ahmad Yasin untuk memudahkan proses penyaluran bantuan kepada para pengungsi dengan tepat sasaran. Yasin memberikan penghargaan kepada rakyat Indonesia, yang begitu sangat simpati dengan permasalahan Palestina, baik di Gaza maupun para pengungsi yang ada di luar Palestina, "Terima kasih atas kerjasama dan kepedulian rakyat Indonesia yang telah menyalurkan sumbangannya melalui KNRP yang telah kami terima untuk program-program kemanusiaan bagi para pengungsi Palestina disini dan yang tersebar di wilayah lain," tuturnya. Rombongan misi kemanusiaan ini menyaksikan penderitaan pengungsi, khususnya di Kamp Ainul Hulwa yang telah memberikan gambaran, betapa nestapanya rakyat Palestina yang berada di pengungsian. Selain kebebasan berlalu lintas keluar masuk pengungsian, di Kamp Ainul Hulwa ini, instalasi listrik yang tidak teratur mengancam keamanan warga pengungsi, bahkan tidak jarang memakan korban jiwa yang cukup banyak. (*knrp/islamedia/js) Kontak : Ketua Harian KNRP – Caca Cahayaningrat | 08158914066 |
| Pemimpin Hamas di Tepi Barat Desak Otoritas Palestina ke Mahkamah Internasional Posted: 19 Oct 2014 11:18 PM PDT Islamedia.co - Dua petinggi Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Tepi Barat, Hussam Badran dan Said Abu Baha, meminta Otoritas Palestina (OP) ke Mahkamah Internasional untuk menuntut para pemimpin penjajah Zionis atas kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Terakhir adalah peristiwa yang menewaskan seorang bocah Inas Khalil dan melukai seorang bocah lainnya setelah ditabrak dengan mobil di utara Ramallah, Ahad (19/10). Hussam Badran mengatakan, penabrakan terhadai Inas dan Taulin Ashfur merupakan kelanjutan dari kejahatan penjajah Zionis dalam menarget anak-anak Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Dia menegaskan bahwa itu merupakan aksi eksekusi yang disengaja baik yang terjadi melalui gempuran di Gaza atau dengan penabrakan, penculikan dan pembakaran di Tepi Barat. Badran menyatakan, sikap dia masyarakat internasional memberi keringanan kepada penjajah Zionis untuk melanjutkan kejahatannya. Dia mengingatkan bahwa perilaku Otoritas Palestina mendorong penjajah Zionis dan para pemukim pendatang Yahudi melakukan kejahatannya, baik dengan enggan ke Mahkamah Internasional untuk menuntut para pemimpin Zionis atau dengan memburu perlawanan dan memblokadenya di Tepi Barat. Badran melanjutkan, "Perlawanan ini yang mencegah para pemukim pendatang Zionis mendekati wilayah penduduk di Tepi Barat." Sementara itu Jurubicara Gerakan Hamas di Ramallah, Said Abu Baha, mengatakan bahwa penjajah Zionis dan para pemukim pendatang Yahudi menikmati pembunuhan anak-anak Palestina. Mereka telah membunuh anak-anak Gaza melalui perang yang sangat brutal. Abu Baha menegaskan bahwa darah Palestina yang terus mengalir membuktikan bahwa penjajah Zionis dan para pemukim Yahudi merupakan dua sisi dari satu mata uang. Mereka menggandrungi darah anak-anak. Dia menegaskan bahwa darah anak-anak Palestina akan menjadi obor cahaya yang akan menerangi jalan pembebasan. Karena itu Abu Baha menyerukan Otoritas Palestina agar segera ke pengadilan internasional untuk menuntut Zionis dan membebaskan tangan rakyat Palestina di Tepi Barat untuk menghadapi penjajah Zionis dan para pemukim pendatang Yahudi. [asw/infopalestina] |
| You are subscribed to email updates from islamedia.co To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States | |




