Palestina

Palestina


Venezuela Siap Tampung Anak-Anak Yatim Piatu Palestina

Posted: 15 Aug 2014 03:50 PM PDT


Islamedia.co - Setelah Pemerintah Turki yang telah lebih dulu membantu warga Gaza, Pemerintah Venezuela pada hari Kamis (14/8) telah mengumumkan bahwa mereka siap menampung anak-anak Palestina yang telah menjadi yatim piatu karena serangan militer Israel di Gaza.
Pengumuman itu diumumkan setelah Presiden Nicolas Maduro bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.

Jumlah pasti berapa anak yang akan ditampung belum terungkap.

Pada hari Rabu (13/8), al-Maliki mengunjungi negara Aragua, untuk mencari rumah penampungan bagi anak yatim piatu Palestina,  ia bertemu Gubernur Tareck El Aissami, pria keturunan Suriah-Lebanon.

Menteri Luar Negeri Venezuela Elias Jaua bertemu perwakilan badan anak-anak pengungsi PBB di Kairo awal bulan ini. Dia mengatakan bahwa Venezuela telah "secara resmi memberitahu" otoritas Palestina bahwa negara "siap untuk menyambut anak-anak ini."

Ada laporan yang saling bertentangan mengenai apakah anak-anak akan diizinkan untuk tinggal di Venezuela dan disiapkan untuk diadopsi oleh penduduk setempat atau apakah Venezuela akan memberi mereka tempat berlindung sampai mereka dapat kembali dengan selamat ke Gaza.

"Kami akan membawa mereka ke Venezuela untuk membesarkan mereka dengan kasih dan, dengan persetujuan dari negara Palestina, kami akan menemukan ibu-ayah untuk beberapa anak-anak ini" kata Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

Setelah pertemuan dengan Maduro, al-Maliki memuji Venezuela atas dukungannya untuk Gaza, di mana lebih dari 1.900 warga Palestina tewas oleh pemboman Israel.

Venezuela telah mengirimkan bantuan 12 ton ke Palestina melalui Mesir pada hari Selasa. Sedangkan pada hari Rabu rakyat Venezuela mengumpulkan bantuan kemanusiaan seberat 300 ton yang akan segera dikirimkan ke Jalur Gaza. (ELF)






Setelah Serang Gaza, Israel Rugi Besar dan Alami Krisis Keuangan

Posted: 15 Aug 2014 03:43 PM PDT

Islamedia.co - Pemerintahan Israel alami krisis keuangan akibat perang di Gaza sejak 8 Juli yang lalu. Bahkan, defisit anggaran Israel mencapai 2,3 M shekel atau sebesar 661 juta dollar AS pada Juli ini.
Middle East Monitor (MEMO) Selasa (12/8) melaporkan. Kemarin, Kementerian Keuangan Israel mengatakan, hal tersebut dikarenakan pembiayaan perang di Gaza sangat membebani dan besar-besaran.

Menurut pernyataan tersebut, dapat disebutkan bahwa defisit Israel sekarang ini mencapai 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu. Jumlah tetrsebut jauh lebih tinggi dari 2,5 persen target defisit pemerintah Israel pada akhir tahun ini.

Bahkan, jumlah tersebut hampir enam kali lebih tinggi daripada jumlah pada tahun lalu, yang mana pada saat ini hanya sekitar 400 juta shekel atau sekitar 115 juta dolar AS.

Sejak tujuh bulan pertama pemerintah Israel mengalami beban keuangan yang mencapai lebih dari 141 juta shekel atau sekitar 40 juta dolar AS.

Pada pekan lalu, surat kabar Israel Haaretz memperkirakan, biaya perang Gaza yang harus dikeluarkan oleh Zionis Israel mencapai 15 M Shekel atau sebesar 4,3 M dolar AS.

Pada Kamis lalu (7/8), Menteri Keuangan Israel, Yair Lapid mengadakan konferensi pers untuk membahas krisis keuangan di Israel. Ia mengatakan, pemerintah mampu mengatasi krisis keuangan yang tengah terjadi di Israel.

Namun, ia mengakui akan adanya krisis di masa depan. "Mengenai 2015, saya tidak akan berpura-pura bahwa operasi tersebut tiidak menciptakan masalah baru. Kami bekerja sama dengan departemen pertahanan dan terdapat tuntutan baru yang tidak ada sebelumnya." katanya. (mk/knrp/ROL/piyungan)






Rahib Zionis : Perang di Gaza Adalah Perintah Agama

Posted: 15 Aug 2014 03:24 PM PDT

Islamedia.co - Seorang rahib Zionis di Sekolah Tinggi Teknologi di Haiva, Yahu Zaini mengatakan, apa yang terjadi saat ini berupa pertempuran dengan front Gaza dilakukan atas dasar agama.
Zaini mengatakan, keimanan yang dimiliki serdadu Zionis kurang kuat dibanding dengan keimanan yang dimiliki Hamas.

"Perang yang terjadi saat ini dengan Gaza sudah ada dalam kita Taurat milik mereka, yaitu dalam rangka mempertahankan eksistensi Israel. Siapa pun yang bertempur untuk mempertahankan negara atas fasisme ia berada dalam agama, karena Israel tidak seperti negara-negara lain di dunia," dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC).
Ia menganggap, jika masalah agama dipisahkan dari konsep negara, maka entitas Zionis tidak punya hak untuk tinggal di Israel.
"Oleh karena itu, dasar keberadaan bangsa Yahudi adalah dasar agama kita. Maka setiap usaha untuk mengubah bangsa Yahudi menjadi bangsa sekuler misalnya, maka dengan sendirinya bangsa Yahudi akan sirna. Mereka akan kehilangan identitasnya dan akan terlunta-lunta sebagaimana dahulu kala."
"Yang membedakan para prajurit Hamas dengan kita, adalah masalah keimanan. Oleh karena itu, ia menyerukan para serdadunya untuk membekali dirinya dengan agama, agar mampu bersabar dan dapat menghadapi semua kesulitan demi mencapai kemenangan dalam melawan Hamas, ungkapnya.[hidcom/im]





Brigade Golani : Kami Memerangi Pasukan Tak Terlihat

Posted: 15 Aug 2014 03:23 PM PDT

Islamedia.co - Serdadu Zionis dari Brigade Golani, sebuah pasukan elit penjajah Israel menuturkan secara langsung terkait apa yang terjadi saat pertempuran pertama di Syujaiyah, timur sebelah timur kota Gaza.
Dalam laporan yang akan dilansir koran Yahudi Ma'arev ia menuturkan sevcara rinci tentang apa yang mereka alami selama di Syujaiyah.
"Semua yang kami lihat di Syujaiyah adalah neraka jahanam," tulis Ma'arev dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Jumat (15/08/2014).
"Para pejuang Gaza telah menunggu kami di Syujaiyah. Mereka menembaki kami. Pertempuran pun terjadi dalam waktu yang cukup lama. Dalam pertempuran itu, kami kehilangan 16 anggotanya termasuk seorang komandan tempurnya," tuturnya lagi.
Pada malam pertama operasi, mereka menyerbu sebelah timur Syujaiyah, khususnya wilayah yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun mereka mendapat perlawanan dari para pejuang Gaza yang menembaki nya dengan senjata ringan tapi masiv. Termasuk senjata otomatis dan roket RGB.
Sejumlah perwira Zionis bahkan mengatakan, mereka memerangi pasukan perlawanan yang tidak kelihatan. Menurutnya, para prajurit Gaza datang dan pergi dari tempat dan ke tempat yang mereka tidak ketahui. Mereka juga masuk satu terowongan satu dan keluar dari terowongan yang lain.
"Kami beserta teman teman yang lain, suatu ketika akan menyebu ke salah satu rumah yang kami anggap telah kosong. Namun ternyata di dalamya dipenuhi kelompok bersenjata hingga terjadilah baku tembak dengan mereka. Akhirnya kami melarikan diri yang bisa melarikan diri sementara yang lainya mati terbunuh," demikian ujar perwira lain.
"Pendek cerita kami selamat dari neraka jahanam di Syujaiyah, " ungkapnya.[hidcom/im]





Presiden SBY: Indonesia Konsisten Dukung Penuh Negara Palestina

Posted: 15 Aug 2014 12:00 AM PDT

Islamedia.co -  Pemerintah Indonesia konsisten mendukung terbentuknya Negara Palestina dengan memberikan bantuan dan berbagai kerjasama dengan Palestina. "Khusus mengenai Palestina, bersama masyarakat internasional lainnya, Indonesia aktif memperjuangkan hak-hak sah bangsa Palestina untuk mendirikan negara yang merdeka dan berdaulat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jumat (15/8).

"kita juga berada di barisan depan dalam memperjuangkan peningkatan status Palestina sebagai anggota penuh PBB dan aktif membantu peningkatan kapasitas menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," tambah Presiden SBY.

Dukungan itu tidak hanya berupa sejumlah kebijakan luar negeri Indonesia namun juga beberapa hal lain sebagai upaya diplomasi. "Beberapa waktu lalu, saya mengirimkan surat terbuka kepada para pemimpin dunia agar memiliki sikap dan kesadaran bersama untuk menghentikan aksi kekerasan yang sungguh tidak proporsional dan tidak berperikemanusiaan oleh Israel atas penduduk Gaza dewasa ini. Indonesia akan terus berjuang bagi kemerdekaan Palestina, berdasarkan konsep dan solusi dua negara. Two State Solutions," katanya.

Sementara terkait upaya menjaga perdamaian global, peran Indonesia juga tidak kecil. "Indonesia telah menjadi salah satu penyumbang utama dalam misi-misi perdamaian PBB. Peran Indonesia dalam perspektif ini semakin menguat dan terlihat tidak hanya dari sisi jumlah, tetapi juga dari segi kualitas personel. Visi Indonesia dalam hal ini adalah menjadikan Indonesia sebagai 10 besar negara penyumbang pasu-kan misi-misi perdamaian PBB," katanya. [rol/im]





Perdana Mentri Israel Netanyahu Sembunyi dan Matikan Teleponnya

Posted: 14 Aug 2014 08:47 PM PDT

Islamedia.co - Kabinet tebatas pimpinan Nenyahu mengatakan, perdana menterinya bersembunyi dan mematikan telponnya, beberapa saat sebelum berakhirnya gencatan senjata 72 jam kemarin (14/8).
Koran Yedeot Aharont mengatakan, beberapa saat sebelum berakhrinya masa gencatan senjata selama 72 jam tadi malam, Netanyahu menghilang dan mematikan telepon gengamnya. Kami tidak tahu apa yang terjadi.

Sebelumnya, kabinet terbatas bidang keamanan Zionis mengumumkan, perdana menteri Benyamin Netanyahu sedang menghimpun semua informasi terkait hasil perundingan di Kairo.

Berdasarkan pantauan di Kabinet, Netanyahu belum mengetahui apapun terkait dengan perundingan terutama masalah gencatan senjata.

Ada Peluang Gencatan Senjata Riil Kalau 'Israel' Tak Permainkan Kata-kata
Sementara itu, anggota Biro politik Hamas, Khalil Hayyah menegaskan, ada kemajuan dalam perundingan antara perlawanan Palestina dan 'Israel' dengan mediasi Mesir dimana ada peluang untuk menyepakati gencatan senjata permanen jika 'Israel' tidak mempermainkan kata-kata.

"Kebiasaan 'Israel' adalah mempermainkan kata-kata dan mengulur-ulur namun kami tidak akan menandatangani kesepakatan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat Palestina padahal kami memiliki fleksibelitas yang cukup untuk menyepakati." Tegas Hayyah.

Dalam konferensi persnya saat tiba di Rafah dari Mesir untuk musyawarah di Gaza hari ini Kamis (14/8) Al-Hayyah menandaskan, "Kami sudah masuk dalam perundingan selama 13 hari. Utusan kami bersatu dalam memperjuangkan tuntutan Palestina dan kami buat perundingan serius namun kami tetap komitmen agar 'Israel' membayar hak-hak kami."

Ia menambahkan, "Kami sudah bahas semua masalah di meja perundingan. Namun 'Israel' mempermainkan kata-kata dan bisa saya katakan "kami mampu meneken kesepakatan kalau kita berikan kesempatan baru untuk gencatan senjata kemarin agar terus ada pembicaraan dan untuk menekan 'Israel' dan memaksanya agar komitmen dengan tuntutan kami."

Terkait dengan tuntutan pengoperasian bandara dan pelabuhan, Al-Hayyah menegaskan, bandara sudah ada dan dihancurkan oleh 'Israel' dan terkait pelabuhan ada protokoler yang sudah diteken sebelumnya dengan otoritas Palestina dan kami tegaskan ini tuntutan dan hak alami dan normal yang direnggut oleh 'Israel' dan kami ingin mengembalikannya.

Soal perlintasan Rafah, itu urusan Palestina dan Mesir murni tidak ada intervensi 'Israel' di sana, namun dipahami dari Mesir, mereka akan memberikan kemudahan di perlintasan sesuai dengan tuntutan paling ringan rakyat Palestina.

Selanjutnya, Al-Hayyah menegaskan, "Kami mampu melakukan perlawanan kembali dengan lebih keras dan sengit. Mesir juga sudah berusaha keras memenuhi tuntutan kami. Selain kami ingin jamnan Mesir kami juga ingin ada jaminan lainnya."

Al-Hayyah menegaskan, "Perundingan Palestina pergi ke Kairo untuk beberapa masalah; pertama, menghentikan permusuhan 'Israel' dengan segala bentukna. Kedua, mengakhiri blokade selamanya dan mengangkat tangan yang berdosa dari hak kami dari tanah air kami."[infopalestina/mh]