Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Mantan tahanan Palestina di Tepi Barat kembali ditahan oleh "Israel" dengan alasan tidak jelas

Posted: 26 Aug 2014 04:48 PM PDT

Pasukan Zionis menangkap 1.000 warga Palestina di Tepi Barat pada bulan Juni.  (Foto : AP)

Terkejut oleh ketukan keras di pintu, istrinya buru-buru memakai cardigan sebelum melesat ke pintu depan untuk membiarkan mereka berada di dalam rumah dalam beberapa jam, pasukan "Israel" lalu menghilang begitu juga dengan suaminya. Ditutup matanya dan diborgol tangannya, dia dikembalikan ke penjara hanya dua tahun setelah ia dibebaskan.

Barghouti (57), adalah salah satu dari 1.027 tahanan Palestina yang dibebaskan pada tahun 2011 dalam pertukaran untuk Gilad Shalit, seorang tentara yang ditangkap oleh Hamas di Jalur Gaza selama lebih dari lima tahun. Barghouti adalah salah satu dari beberapa orang yang diizinkan "Israel" untuk tinggal di Tepi Barat, sementara yag lain entah dibuang ke Gaza atau dideportasi ke negara-negara asing termasuk Qatar dan Turki.

Tapi setelah penculikan pada bulan Juni dan pembunuhan tiga remaja pemukim ilegal "Israel", pemerintah Zionis menangkap sekitar 1.000 warga Palestina dan menyerbu ratusan rumah. Di antara para tahanan adalah 58 mantan tahanan yang dibebaskan
dalam kesepakatan Shalit, termasuk tujuh dari Yerusalem Timur.

"Israel" menyalahkan Hamas atas pembunuhan itu dan anggota kelompok, banyak dari mereka merupakan anggota parlemen, dipenjara. Sebagian besar dari mereka yang ditahan hingga saat ini masih berada di balik jeruji besi.

Penangkapan itu dilakukan berdasarkan perintah militer 2009 yang memungkinkan jaksa "Israel" untuk kembali menahan para tahanan jika mereka melakukan "pelanggaran". Dalam kasus ini, baik tahanan atau pengacara yang tidak mengetahui bukti yang dapat digunakan untuk memenjarakan mereka sekali lagi.

Tahun lalu, tim pengacara Palestina mengajukan petisi ke pengadilan tinggi "Israel" mengenai Pasar 18 perintah militer 1651, peraturan yang mempengaruhi orang-orang yang dibebaskan dalam kesepakatan Shalit. Addameer, sebuah kelompok
advokasi tahanan Palestina menyebut tindakan "Israel" tidak bisa dibenarkan dan merusak perlindungan tahanan dan bekas tahanan.

Sebelum mereka kembali ditangkap, para tahanan yang dibebaskan dalam kesepakatan Shalit tetap berada di bawah batasan ketat keamanan "Israel" yang membatasi gerakan mereka di kampung halaman mereka, termasuk melapor secara teratur dengan
polisi "Israel" atau kantor Koordinator Aktivitas Pemerintah di Wilayah (COGAT) terdekat. Semua harus menandatangani dokumen setuju untuk mematuhi kondisi pembebasan mereka.

Barghouti melakukan itu semua, istrinya Eman mengatakan ia melapor ke pemerintah "Israel" di Beit El, sebuah pos pemeriksaan di pinggiran Ramallah secara rutin dua bulan sekali.

Pada tahun 1978, ketika dia baru berusia 20 tahun, Barghouti dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas perannya dalam pembunuhan seorang tentara "Israel". Ketika ia meninggalkan penjara, ia adalah tahanan yang paling veteran yang dirilis dalam pertukaran Shalit.

"Untuk dua tahun kebebasannya, Na'el mencoba untuk mengumpulkan kehidupan setelah 34 tahun berada di penjara," ujar Eman. "Kami menikah, ia memilih berkebun dan terdaftar di program Master sejarah di sebuah universitas di dekat Yerusalem."

"Itu sebabnya aku tidak mengerti kenapa mereka membawanya kembali ke penjara," ungkapnya kepada Al Jazeera.

Awalnya, pejabat di Advokat Militer "Israel" mengatakan Barghouti dikaitkan dengan Hamas, dia sedang dipertimbangkan sebagai calon untuk jabatan menteri urusan tahanan di pemerintahan konsensus nasional yang baru.

"Kemudian mereka menuduhnya memiliki hubungan dengan Hamas dengan menghadiri pertemuan untuk blok Islam di universitasnya," ujar Merav Khoury, pengacara Barghouti.

Sejauh ini, Barghouti belum didakwa, namun ia masih menghadapi kemungkinan bahwa ia harus menghabiskan sisa hukumannya terdahulu. Pengacaranya mengatakan, kemungkinan besar putusan keluar pada akhir Agustus.

Kantor juru bicara militer "Israel" menolak untuk memberikan komentar.

Para pejabat "Israel" mengklaim pembatasan ini terhadap para tahanan yang telah dibebaskan sangat penting untuk melindungi warga negara mereka.

"Sumber-sumber intelijen memperkirakan 60 persen dari mereka yang telah dibebaskan, telah dipenjara lagi untuk kasus 'terorisme'," The Times of "Israel" mengklaim pada bulan Juni.

Namun kelompok-kelompok advokasi Palestina mengatakan, penangkapan kembali mantan tahanan Palestina adalah tindakan balas dendam atas pembunuhan tiga remaja "Israel". (haninmazaya/arrahmah.com)

Washington berikan bantuan militer untuk rezim Tunisia dalam memerangi pejuang Islam

Posted: 26 Aug 2014 04:13 PM PDT

Helikopter Lynx. (Foto : Reuters)

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Amerika Serikat akan memberikan bantuan militer kepada rezim Tunisia sebesar 60 juta USD untuk membantu memerangi pejuang Islam yang mereka nilai mengancam demokrasi yang baru lahir di negara itu, ujar seorang pejabat senior Amerika pada Selasa (26/8/2014).

Berbicara setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Mehdi Jomaa, Jenderal David Rodriguez, kepala Komando Afrika AS mengatakan sebagian uang tersebut akan dialokasikan untuk peralatan untuk mendeteksi alat peledak improvisasi, kapal baru
dan pelatihan, lansir Al Arabiya.

Menggarisbawahi "keprihatinannya" tentang situasi keamanan di negara Afrika Utara tu, Washington mengumumkan pada tiga minggu lalu bahwa mereka berencana menjual belasan helikopter Black Hawk ke Tunisia senilai 700 juta USD.

Protes di Tunisia pada tahun 2010 memicu revolusi yang berdampak bagi dunia Arab seperti Libya, Mesir dan Suriah.

Sejak revolusi yang berhasil menggulingkan kekuasaan Zin El Abidine Ben Ali, terbentuk kelompok pejuang Islam di Tunisia yang menamai diri mereka sebagai Anshar al-Shariah. Saat ini, Anshar al-Shariah menjadi momok menakutkan bagi rezim baru Tunisia dan sejak April lalu, ribuan tentara dikerahkan di wilayah pegunungan Chaambi yang berbatasan dengan Aljazair untuk memerangi mereka.

Bulan lalu, sekitar 15 tentara Tunisia tewas dalam serangan terhadap pos pemeriksaan militer di daerah tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Tak ada yang ingin disisakan "Israel" di Gaza

Posted: 26 Aug 2014 07:12 AM PDT

masjid ali bin abi thalib, sebelum dan sesudah diroket "israel", tak ada yang tersisa - courtesy ahmed mansour

GAZA (Arrahmah.com) - Tak ada yang ingin disisakan "Israel di Gaza", hingga kini agresinya terus berlangsung. Pada Senin (25/8/2014), sebuah serangan udara zionis menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina di Jalur Gaza. Bahkan Masjid Ali bin Abi Thalib pun dijadikan sasaran. Sementara pejuang perlawanan terus meluncurkan serangan roket mereka ke "Israel" selatan sebagai tanggapannya. Sebagai lip service (baca: bualan), pejabat Mesir mengatakan bahwa pemerintahnya terus berupaya menyediakan "jalan tengah", sebagaimana dilansir Saudi Gazzete (SG).

Warga Gaza mengatakan mereka menerima pesan suara baru yang direkam dan disebarkan secara random ke ponsel dan sambungan telepon rumah yang mengatakan bahwa "Israel" akan menargetkan setiap rumah yang digunakan untuk memulai "serangan teror" dan menginstruksikan warga sipil untuk meninggalkan daerah-daerah yang digunakan oleh pejuang perlawanan.

Pesawat IDF menyerang empat rumah di kota Beit Lahiya, dekat perbatasan "Israel", menewaskan dua perempuan dan seorang gadis, saksi dan petugas kesehatan mengatakan kepada SG. Penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa anggota dari pejuang Hamas yang mendominasi Gaza tinggal di salah satu lokasi tersebut.

Selain itu pada hari yang sama, lima warga Palestina lainnya tewas dalam serangan "Israel", termasuk tiga orang dalam serangan terhadap sebuah mobil, kata para pejabat.

Lebih dari 80 roket perlawanan diluncurkan ke "Israel" selatan pada Senin, tetapi tidak menimbulkan korban, kata militer.

Warga Gaza mengatakan mereka telah menerima pesan pada ponsel mereka selama beberapa hari, dengan rekaman baru pada Senin (25/8), yang berakhir dengan kata-kata: "Untuk pemimpin Hamas dan penduduk Gaza. Pertempuran [telah] terbuka dan Anda telah diperingatkan".

Qais Abu Leila, seorang pejabat senior Palestina terlibat dalam pembicaraan yang ditengahi Mesir untuk mencapai gencatan senjata, mengatakan Kairo telah mengusulkan gencatan senjata tak terbatas.

Inisiatif terbaru Kairo menyerukan pembukaan segera penyeberangan Gaza dengan "Israel" dan Mesir untuk membantu upaya rekonstruksi di jalur pantai yang babak belur. Para pejabat mencanakan pertemuan itu akan diikuti dengan pembicaraan tentang pelonggaran jangka panjang dari blokade.

PBB usulkan "Israel" untuk mengakhiri pendudukan

Para pemimpin Palestina menuntut masyarakat internasional menetapkan batas waktu bagi "Israel" untuk mengakhiri pendudukannya atas wilayahnya, ujar seorang pejabat senior kepada AFP.

Para pemimpin Palestina sedang mempersiapkan "untuk pergi ke Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan mengakhiri pekerjaan ("Israel")," kata pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Yusuf, kepada AFP.

Menteri Tenaga Kerja Ahmad Al-Majdalani juga mengatakan bahwa para pemimpin telah "bekerja menuju ... mengadakan konferensi internasional untuk menetapkan jadwal untuk mengakhiri pendudukan."

Langkah tersebut kemungkinan akan diveto oleh Amerika Serikat yang sudah menjadi tradisinya menentang setiap langkah dianggap anti-"Israel" di Dewan Keamanan. (adibahasan/arrahmah.com)

Jamaah perempuan berkonfrontasi dengan pemukim "Israel" di Masjid Al-Aqsa

Posted: 26 Aug 2014 06:51 AM PDT

jamaah perempuan al-aqsha

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Sekelompok pemukim "Israel", yang dipimpin oleh rabi fanatik Yehuda Glick, menyerbu Masjid Al-Aqsa di Al-Quds yang diduduki pada Selasa pagi (26/8/2014) dengan perlindungan polisi "Israel", sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center.

Para jamaah, termasuk perempuan, meneriakkan slogan protes, kata saksi mata. Saksi mata itu juga menambahkan bahwa tentara "Israel" di pintu gerbang Al-Aqsa mencatat beberapa kartu identitas para jamaah, dan mengizinkan para pemukim Yahudi itu mencemari halaman Al-Aqsa.

Pembatasan ketat diberlakukan oleh otoritas pendudukan "Israel" terhadap masuknya para jamaah ke Masjid Al-Aqsa, terutama ketika pemukim Yahudi diizinkan untuk memasuki Al-Aqsa.

Pada saat-saat tertentu hanya orang tua yang diizinkan untuk memasuki Masjid itu, sementara kategori usia lainnya dihalangi.

(ameera/arrahmah.com)

Aliansi nasional anti Syiah desak MUI Pusat keluarkan fatwa sesat Syiah

Posted: 26 Aug 2014 03:02 AM PDT

Pertemuan antara Aliansi Nasional anti Syiah dengan MUI Puasat di Kantor MUI Jl Proklamasi Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2014) pagi

JAKARTA (Arrahmah.com) - Puluhan Ulama dari seluruh Nusantara yang tergabung dalam Aliansi nasional anti Syiah (ANNAS) mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jalan Proklmasi Jakarta Pusat, untuk mendesak MUI mengeluarkan fatwa sesatnya Syiah, Selasa (26/8/2014) pagi.

Ketua Harian ANNAS KH. Athian Ali M Da'i Lc. MA. mengatakan bahwa gerakan sesat Syiah memiliki strategi ambivalen, di satu sisi menampilkan diri kepada masyarakat umum seolah-olah menjadi bagian dari mazhab Islam yang harus ditoleransi perbedaannya dengan menyembunyikan sikap dendam dan kebencian (baca: taqiyah), namun di sisi lain kepada kader-kader dan obyek dakwah penyesatannya di tanamkan doktrin militan pemujaan Ali Radhiyallahu anhu dan penghinaan kepada para sahabat serta para isteri nabi.

Selanjutnya kata Kiai Athian, usai musyawarah deklarasi ANNAS 20 April 2014 lalu, mendesak kepada MUI Pusat dan pemerintah, pertama, mengeluarkan fatwa sesatnya ajaran Syiah dan bahwasannya Syiah bukan mazhab dalam Islam. Kedua, mendesak pemerintah agar segera melarang penyebaran faham dan ajaran Syiah, serta mencabut izin dari seluruh organisasi, yayasan dan lembaga terkait dengan ajaran Syiah di seluruh Indonesia.

Kiai Athian menegaskan kedatangan ANNAS ke MUI Pusat bukan untuk memberi tahu atau menyatakan Syiah itu sesat. "MUI sudah sangat tahu sesatnya Syiah. Bukan untuk menyatakan, tetapi desakan moril kepada MUI untuk memfatwakan Syiah sesat," tegasnya.

Selain KH Athian, para Ulama yang tampak hadir pada pertemuan tersebut, antara lain Ustadz Farid Achmad Okbah, KH. Lailurrahman (Sampang Madura), Habib Zein Al Kaff (MUI Jatim), Ustadz Anung Al Hammat, Ustadz Said Abdushamad (Makassar), KH. Muhammad Alkaththath, KH. Abdurrasyid Abdullah Syafi'i, Ustadz Ismail Yusanto. Sementara dari pihak MUI Puasat tampak KH. Ma'ruf Amin, Prof Baharun, dan Dr. Anwar Abbas. (azm/arrahmah.com)

8 negara penyumbang agresi "Israel" ke Gaza

Posted: 26 Aug 2014 02:49 AM PDT

skema 8 negara pemasok senjata "Israel" selama invasi ke Gaza

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Mengutip laporan Aman Palestin, bahwa situs berita "Israel", Haaretz, pada Senin (25/8/2014) menerbitkan daftar singkat nama-nama negara yang mendukung negara Zionis dalam perang melawan Gaza saat ini.

Berikut 8 nama negara yang harus kita waspadai sebagai kaki tangan zionis global.

  1. Ukraina menyediakan 193 rudal Aigla (sampel SA-16) dan 32 unit rudal Strela 0,4 (SA-7) dan dua bomber dan peluncur roket BM-21 bagi "Israel"
  2. Bulgaria memasok enam sistem artileri 130-mm kepada "ISrael" selama perang ini berlangsung
  3. Jerman menyediakan enam kapal selam jenis "Dolphin" jenis, termasuk tiga kapal selam yang saat ini digunakan oleh angkatan laut "Israel", dan tiga lainnya akan tiba sepanjang tahun ini
  4. Inggris memasok suku cadang untuk pesawat tak berawak jenis "Hermes" juga tank Merkava untuk "Israel"
  5. Spanyol menyuplai bagian-bagian roket, mortir, peralatan elektro-optik (Electro-Obti) dan sistem pemadam kebakaran bagi "Israel"
  6. Italia menyediakan "Israel" 30 pesawat latihan yang tercatat sebagai OR-346 (sebagai bagian dari kesepakatan jual-beli senjata "Israel"-Italia).
  7. Republik Ceko meberi "Israel" sistem rudal taktis yang disebut TOCHKA
  8. Amerika Serikat memasok "Israel" dengan 19 pesawat F-35 (pesawat pertama akan tiba pada tahun 2016 dengan harga 2,7 Miliar Dolar), di samping 600 jet tempur dengan biaya 544 juta dolar dan 864.000.000 galon bahan bakar diesel dan bahan bakar jet dengan biaya $ 2,67 Miliar

Dan tentu saja, semua pasokan senjata di atas masih tak mampu mengalahkan kekuatan doa dan iman para pejuang dan masyarakat Palestina hingga saat ini. Allahu Akbar.(adibahasan/arrahmah.com)

Lembaga investasi terbesar di dunia boikot perusahaan "Israel"

Posted: 26 Aug 2014 01:01 AM PDT

boikot israel

OSLO (Arrahmah.com) - Dewan Etik Sovereign Wealth Fund (SWF) Norwegia, yang merupakan pendanaan negara terbesar di dunia, telah merekomendasikan untuk menyingkirkan sejumlah perusahaan "Israel" dari investasi Norwegia, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Senin (25/8/2014).

Keputusan Norwegia itu sebagai tanggapan atas berbagai protes terhadap kontribusi perusahaan-perusahan tersebut dalam pengepungan "Israel" di Gaza dan perluasan permukiman "Israel", dimana hal itu melanggar standar investasi yang ditetapkan oleh Dewan Etika SWF.

Menurut pedoman etika, SWF tidak dapat menginvestasikan uang terhadap perusahaan yang memproduksi senjata atau perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung melanggar hak asasi manusia.

SWF didirikan pada tahun 1990 untuk melayani masyarakat Norwegia. Dana tersebut berganti nama pada Januari 2006 dari nama sebelumnya: The Petroleum Fund of Norway, atau sering disebut sebagai The Oil Fund.

Anggota Dewan Etik SWF Profesor Dag Olav Hessen mengatakan bahwa Departemen Keuangan telah mulai melakukan penyelidikan terhadap perusahaan listrik "Israel" yang telah memutuskan aliran listrik ke Gaza dan/atau mengurangi jumlah asupan listrik ke wilayah Gaza yang terkepung.

Hessen menunjukkan bahwa daftar perusahaan yang diboikot tersebut meliputi beberapa perusahaan "Israel" yang lain seperti Elbit Systems yang merupakan perusahaan elektronik pertahanan internasional yang berbasis di "Israel" yang bergerak dalam berbagai program di seluruh dunia. Perusahaan tersebut beroperasi di bidang sistem kedirgantaraan, darat dan laut, komando, pengendalian, komunikasi, komputer, pengawasan dan pengintaian intelijen ("C4ISR"), sistem pesawat tak berawak ("UAS"), elektro-optik canggih, sistem elektro-optik ruang angkasa, rangkaian EW, sistem sinyal intelijen ("SIGINT"), data link dan sistem komunikasi serta radio.

Daftar boikot juga termasuk perusahaan Afrika-Israel dan anak perusahaannya atas kontribusinya terhadap aktivitas ilegal di wilayah pendudukan Yerusalem, begitu juga dengan perusahaan konstruksi "Israel" yang berkontribusi dalam perluasan pemukiman di hamparan wilayah Palestina yang diduduki.

(ameera/arrahmah.com)

Analis militer "Israel": Perlawanan Palestina melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh tentara Arab

Posted: 25 Aug 2014 10:22 PM PDT

al-qassam 2

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Seorang analis "militer" untuk surat kabar "Israel" Yedioth Ahrnoth mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh perlawanan Palestina kepada "Israel" dalam perang yang berlangsung saat ini adalah apa yang telah gagal dilakukan oleh tiga militer Arab di masa lalu, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Senin (25/8/2014).

Ron Ben

(Ron ben-Yishai)

Dalam sebuah wawancara dengan radio "Israel" Reshet Bet, Ron ben-Yishai mengatakan bahwa Hamas dan Jihad Islam melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh tentara "Mesir, Yordania dan Suriah" selama perang dengan "Israel".

Ben-Yishai mengatakan bahwa selama perang "Israel" dengan tentara-tentara Arab tersebut, "Israel" tidak terseret ke dalam sebuah kampanye yang bisa melemahkan kekuatan mereka karena medan perang tidak terjadi di dalam negeri, sedangkan perlawanan Palestina berhasil memindahkan pertempuran ke dalam wilayah "Israel".

Menurut Ben-Yishai, Hamas dan Jihad Islam berhasil membuat kewalahan militer "Israel", begitu juga dengan rakyat sipilnya. Dalam perang-perang sebelumnya dengan tentara Mesir, tidak ada warga "Israel" yang meninggalkan rumah mereka, sedangkan dalam perang dengan Gaza yang berlangsung saat ini, ribuan orang meninggalkan rumah mereka dan bersembunyi di tempat penampungan.

Ia melanjutkan: "Semua pemukim yang berada di sekitar Jalur Gaza kosong karena rudal dan roket Palestina yang tidak berhenti."

Analis itu mencatat bahwa perang ini memerlukan pengkajian militer dan politik yang baru.

(ameera/arrahmah.com)

Presiden Austria "serang Israel", kami bukan bangsa anti-semitsme

Posted: 25 Aug 2014 09:34 PM PDT

presiden austria

VIENNA (Arrahmah.com) - Tak mau dikatakan sebagai bangsa anti-semitisme karena mendukung Gaza, Presiden Austria Heinz Fischer pada Ahad (24/8/2014) meluncurkan serangan pedas pada "Israel" atas perang pemusnahan etnik Jalur Gaza yang terkepung, sebagaimana dilaporkan Palestinian Information Center, Senin (25/8).

Dalam forum Eropa Alpbach, Fischer mengatakan bahwa jumlah korban Palestina sangat besar sehingga sulit bagi siapa pun untuk membenarkan tindakan "Israel" di Gaza dan mengklaim melindungi wilayahnya.

Dia juga mengkritik "Israel" karena menuduh orang lain sebagai anti-Semitisme setiap kali tindakannya yang salah dicela. "Padahal, mengkritik "Israel" karena menyebabkan korban warga sipil sedemikian banyak di Gaza tentu tidak bisa disamakan dengan anti-Sematic," tegasnya.

Alpbach adalah acara tahunan yang terjadi pada bulan Agustus di desa Tyrolean dari Alpbach, Austria.

Politisi, akademisi, mahasiswa, dan para pengambil keputusan dari semua daerah berkumpul untuk membahas dan melakukan curah gagas atas ide-ide baru dan solusi untuk masalah Eropa maupun problematika global. (adibahasan/arrahmah.com)

Foto-foto pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

Posted: 25 Aug 2014 07:40 PM PDT

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah, sayap tanzhim Al-Qaeda untuk wilayah Suriah, terus meningkatkan kwantitas dan kwalitas personil mujahidinnya demi kelanjutan jihad Islam di bumi Syam. Sejumlah besar anggotanya yang gugur dan terluka di medan jihad harus digantikan oleh mujahidin-mujahidin baru yang sehat dan segar sekaligus memiliki kemampuan militer yang handal.

Untuk tujuan itu kamp-kamp pelatihan militer terus dijalankan oleh Jabhah Nushrah di hampir semua propinsi. Kegiatan di bidang militer tersebut ditunjang oleh pendirian pondok-pondok pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu syariat kepada anak-anak kaum muslimin dan mujahidin sendiri.

Murasil Al-Manarah Al-Baidha' pada hari Ahad (24/8/2014) mempublikasikan foto-foto suasana pelatihan militer pada salah satu kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib. Dalam foto-foto itu terlihat kemampuan mujahidin Jabhah Nushrah senantiasa digembleng dan ditingkatkan, baik secara fisik, kemampuan mempergunakan beraneka ragam senjata, maupun taktik dan strategi perang mereka.

Allah Ta'ala berfirman:

ÙˆَØ£َعِدُّوا Ù„َÙ‡ُÙ…ْ Ù…َا اسْتَØ·َعْتُÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ Ù‚ُÙˆَّØ©ٍ

"Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka [musuh-musuh Islam] kekuatan apapun yang kalian mampui!" (QS. Al-Anfal [8]: 60)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

Ø£َÙ„َا Ø¥ِÙ†َّ الْÙ‚ُÙˆَّØ©َ الرَّÙ…ْÙŠُ Ø£َÙ„َا Ø¥ِÙ†َّ الْÙ‚ُÙˆَّØ©َ الرَّÙ…ْÙŠُ Ø£َÙ„َا Ø¥ِÙ†َّ الْÙ‚ُÙˆَّØ©َ الرَّÙ…ْÙŠُ

"Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan [yang paling efektif dan ampuh] adalah menembak. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan [yang paling efektif dan ampuh] adalah menembak. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan [yang paling efektif dan ampuh] adalah menembak." (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

ho a

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho b

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho c

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho d

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho e

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho f

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho g

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho h

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho i

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho k

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

ho j

Suasana pelatihan militer pada kamp militer Jabhah Nushrah di propinsi Idlib

 

(muhib al majdi/arrahmah.com)