Penduduk Latakia mengalami masa-masa yang berat pada tahun 2016. Mereka harus meninggalkan kampung halamannya karena masifnya serangan Rezim Assad dan milisi Syiah yang didukung pasukan udara Rusia. Akibatnya, Rezim dilaporkan menduduki 85% dari wilayah ini.
Meski demikian, para pejuang oposisi Suriah tidak tinggal diam. Mereka melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan kembali kontrol wilayah yang hilang. Ada yang gagal, ada juga yang membuahkan hasil.
Kegagalan dinilai karena terjadi perbedaan pandangan antar faksi yang berjuang. Sehingga, tidak ada ruang operasi bersama untuk saling berkoordinasi dalam serangan. Turki pun menarik dukungan dari faksi-faksi ini. Selain, banyak dari faksi yang konsentrasi dalam pertempuran Aleppo dan pedesaan di wilayah utara dan barat.
Pada pertengahan Januari 2016, semua penduduk Latakia meninggalkan pedesaan. Mereka menuju ke kamp pengungsian di sepanjang perbatasan Turki, wilayah pedesaan barat Idlib.
Pada bulan Januari, faksi perlawanan terpaksa menarik diri dari posisi mereka di gunung dan pedesaan Latakia setelah Rusia melakukan pemboman brutal dengan senjata yang bahkan dilarang secara internasional. Rusia menargetkan mereka dengan rudal thermobaric, Bomb Guided Unit 28, dan bom cluster. Pesawat Rezim juga membom mereka dengan Napalm dan bom barel dalam intensitas belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada tanggal 28 Januari, pasukan rezim dengan kekuatan milisi tambahan memperketat dominasi mereka di sebagian besar wilayah Jabal Akrad dan Jabal Turkman, setelah memasuki desa-desa di dekat distrik Kinsaba di Jabal Akrad dan kabupaten Rabia di Jabal Turkmen. Pasukan Rezim telah menguasai daerah ini sebelumnya, tapi serangan mereka dihentikan.
Pada tanggal 2 Februari, angkatan udara Rusia sedikit mengurangi intensitas pemboman atas apa yang tersisa dari pedesaan Latakia ini.
Pada tanggal 14 Februari, Rusia membuat pernyataan palsu bahwa pihaknya menarik pasukannya dari Suriah. Padahal jet tempur Rusia terus melakukan pemboman di pedesaan Latakia ini.
Menjelang akhir Februari, pejuang oposisi melakukan usaha perebutan kembali atas wilayah yang hilang. Pertempuran dengan slogan “Mendorong Kembali Tiran” ini berhasil mendapatkan kembali beberapa lokasi di Jabal Turkman.
Pada tanggal 27 Juli, faksi-faksi perlawanan melancarkan serangan besar terhadap pasukan Rezim sebagai bagian dari Operasi Yarmouk. Mereka pun berhasil mendapatkan kembali beberapa desa-desa dan kabupaten Kinsaba di Jabal Akrad.
Pada tanggal 10 Oktober, faksi-faksi perlawanan mencoba untuk mendapatkan kembali posisi mereka yang hilang selama hari Asyura, dengan pertempuran yang berlangsung hanya beberapa jam. Namun, mereka gagal untuk mencapai setiap kemajuan yang ada.
Beberapa hari setelah pertempuran ini, pasukan Rezim melancarkan serangan besar untuk mengambil kendali Jabal Tufahiya dan posisi lainnya di Jabal Turkman, tetapi faksi perlawanan dapat meredam serangan ini dan pasukan Rezim mengalami kerugian berat. Media Rezim mengumumkan bahwa lebih dari 100 tentaranya tewas.
Pada tanggal 8 Desember, pejuang oposisi menewaskan seorang perwira Iran berpangkat kolonel dalam bentrokan di sekitar desa Kabaneh di Jabal Akrad. Rezim mencoba selama puluhan kali untuk mengambil kendali Kabaneh, desa terakhir di Jabal Akrad. Tetapi tidak berhasil.
Terjadi gencatan senjata setelah itu. Namun, pasukan Rezim dan sekutunya masih melakukan serangan terhadap jalur pasukan yang terhubung ke Idlib. Faksi perlawanan menanggapinya dengan serangan rudal grad ke posisi-posisi Rezim.
Beberapa faksi perlawanan yang beroperasi di pedesaan Latakia juga dilaporkan berpartisipasi dalam pertempuran di pedesaan utara Hama dan Aleppo. Pada tanggal 15 Desember brigade Ansar Sham bergabung dengan Jaisyul Islam.
Sementara itu, selama 2016 pihak keamanan Turki menembak 15 orang ketika mereka berusaha menyeberang ke Turki secara ilegal. Di sisi lain, para pengungsi Latakia di kamp-kamp yang disediakan menjalani musim dingin ekstrem. Salju dan hujan terus turun, dimana kamp kekurangan fasilitas yang memadai.
Sejak 20 Desember ini, Latakia mengalami suhu rendah ekstrem dan hujan salju yang mencapai kedalaman 50 cm di dataran tinggi. Kondisi cuaca buruk diperkirakan akan terus terjadi hingga awal 2017.
Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: Zaman el-Wasl
Kegagalan dinilai karena terjadi perbedaan pandangan antar faksi yang berjuang. Sehingga, tidak ada ruang operasi bersama untuk saling berkoordinasi dalam serangan. Turki pun menarik dukungan dari faksi-faksi ini. Selain, banyak dari faksi yang konsentrasi dalam pertempuran Aleppo dan pedesaan di wilayah utara dan barat.
Pada pertengahan Januari 2016, semua penduduk Latakia meninggalkan pedesaan. Mereka menuju ke kamp pengungsian di sepanjang perbatasan Turki, wilayah pedesaan barat Idlib.
Pada bulan Januari, faksi perlawanan terpaksa menarik diri dari posisi mereka di gunung dan pedesaan Latakia setelah Rusia melakukan pemboman brutal dengan senjata yang bahkan dilarang secara internasional. Rusia menargetkan mereka dengan rudal thermobaric, Bomb Guided Unit 28, dan bom cluster. Pesawat Rezim juga membom mereka dengan Napalm dan bom barel dalam intensitas belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada tanggal 28 Januari, pasukan rezim dengan kekuatan milisi tambahan memperketat dominasi mereka di sebagian besar wilayah Jabal Akrad dan Jabal Turkman, setelah memasuki desa-desa di dekat distrik Kinsaba di Jabal Akrad dan kabupaten Rabia di Jabal Turkmen. Pasukan Rezim telah menguasai daerah ini sebelumnya, tapi serangan mereka dihentikan.
Pada tanggal 2 Februari, angkatan udara Rusia sedikit mengurangi intensitas pemboman atas apa yang tersisa dari pedesaan Latakia ini.
Pada tanggal 14 Februari, Rusia membuat pernyataan palsu bahwa pihaknya menarik pasukannya dari Suriah. Padahal jet tempur Rusia terus melakukan pemboman di pedesaan Latakia ini.
Menjelang akhir Februari, pejuang oposisi melakukan usaha perebutan kembali atas wilayah yang hilang. Pertempuran dengan slogan “Mendorong Kembali Tiran” ini berhasil mendapatkan kembali beberapa lokasi di Jabal Turkman.
Pada tanggal 27 Juli, faksi-faksi perlawanan melancarkan serangan besar terhadap pasukan Rezim sebagai bagian dari Operasi Yarmouk. Mereka pun berhasil mendapatkan kembali beberapa desa-desa dan kabupaten Kinsaba di Jabal Akrad.
Pada tanggal 10 Oktober, faksi-faksi perlawanan mencoba untuk mendapatkan kembali posisi mereka yang hilang selama hari Asyura, dengan pertempuran yang berlangsung hanya beberapa jam. Namun, mereka gagal untuk mencapai setiap kemajuan yang ada.
Beberapa hari setelah pertempuran ini, pasukan Rezim melancarkan serangan besar untuk mengambil kendali Jabal Tufahiya dan posisi lainnya di Jabal Turkman, tetapi faksi perlawanan dapat meredam serangan ini dan pasukan Rezim mengalami kerugian berat. Media Rezim mengumumkan bahwa lebih dari 100 tentaranya tewas.
Pada tanggal 8 Desember, pejuang oposisi menewaskan seorang perwira Iran berpangkat kolonel dalam bentrokan di sekitar desa Kabaneh di Jabal Akrad. Rezim mencoba selama puluhan kali untuk mengambil kendali Kabaneh, desa terakhir di Jabal Akrad. Tetapi tidak berhasil.
Terjadi gencatan senjata setelah itu. Namun, pasukan Rezim dan sekutunya masih melakukan serangan terhadap jalur pasukan yang terhubung ke Idlib. Faksi perlawanan menanggapinya dengan serangan rudal grad ke posisi-posisi Rezim.
Beberapa faksi perlawanan yang beroperasi di pedesaan Latakia juga dilaporkan berpartisipasi dalam pertempuran di pedesaan utara Hama dan Aleppo. Pada tanggal 15 Desember brigade Ansar Sham bergabung dengan Jaisyul Islam.
Sementara itu, selama 2016 pihak keamanan Turki menembak 15 orang ketika mereka berusaha menyeberang ke Turki secara ilegal. Di sisi lain, para pengungsi Latakia di kamp-kamp yang disediakan menjalani musim dingin ekstrem. Salju dan hujan terus turun, dimana kamp kekurangan fasilitas yang memadai.
Sejak 20 Desember ini, Latakia mengalami suhu rendah ekstrem dan hujan salju yang mencapai kedalaman 50 cm di dataran tinggi. Kondisi cuaca buruk diperkirakan akan terus terjadi hingga awal 2017.
Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: Zaman el-Wasl
(21/12/2016) - Mujahidin berada di garis perbatasan dengan diselimuti cuaca salju