Arrahmah.Com |
- Petinggi "Hizbullah", Abu Jafaar tewas di Suriah
- Allahu Akbar! Jabhah Nushrah serang barak militer rezim Nushairiyah di provinsi Hama, bunuh banyak tentara dan merampas senjata
- Mahalnya listrik di Somalia
- MUI Palu larang Muslimah umbar aurat di Facebook
- Tercium aroma melati saat keluarga berziarah ke makam Siyono
- TK Amanah Ummah dan mimpi Suratmi yang terenggut
- Trauma mendalam anak-anak RA Amanah Ummah pasca penggeledahan Densus
- Vietnam konfirmasi kasus virus Zika pertama
- KNKT selidiki tabrakan pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma
- Kota-kota di Turki tidak siap menampung pengungsi yang kembali
Petinggi "Hizbullah", Abu Jafaar tewas di Suriah Posted: 05 Apr 2016 05:00 PM PDT HOMS (Arrahmah.com) - Seorang tokoh terkemuka dari milisi Syiah asal Libanon yang menamai diri mereka "Hizbullah" dilaporkan tewas pada Senin (4/4/2016) menurut laporan media lokal yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok tersebut. Bilal Nadir Khairuddin yang juga dikenal dengan Abu Jaafar, tewas dalam pertempuran di dekat kota Al-Qaryatayn di timur Homs, lansir Al Arabiya pada Selasa (5/4). Ia diyakini merupakan salah satu petinggi "Hizbullah" di Suriah setelah ia mendirikan pasukan "Redha" yang dianggap sebagai perwakilan "Hizbullah" di Suriah. Laporan kematian Abu Jaafar pada Senin (4/4) terjadi setelah tujuh tokoh senior lainnya dari "Hizbullah" di Suriah dikonfirmasi tewas. Kematian datang lebih dari sebulan setelah "Hizbullah" kehilangan salah satu pemimpinnya Ali Fayyad yang tewas di provinsi Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 05 Apr 2016 04:30 PM PDT HAMA (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah melakukan serangan kejutan di barak militer pasukan rezim Nushairiyah di desa Khanayfes, dekat Al-Salamiya, tenggara provinsi Hama, ujar laporan aktivis Suriah pada Senin (4/4/2016). Pusat Media Homs menyatakan bahwa Jabhah Nushrah menyusup ke benteng musuh dan membunuh semua tentara di sana termasuk pejuang dari Pertananan Nasional, lansir Zaman Alwasl pada Selasa (5/6). Sumber mengatakan operasi Jabhah Nushrah sangat berbahaya dan mengejutkan kubu rezim karena di sana merupakan pusat kekuatan Asad. Mereka membunuh semua tentara di sana dan mengambil alih senjata dan amunisi, lanjut laporan Zaman Alwasl. Mujahidin Jabhah Nushrah juga menghancurkan mobil dengan senjata 14,5, sebuah tank dan mobil amunisi. Mereka merampas senjata berat dan ringan dan membunuh salah satu pemimpin dari milisi Pertahanan Nasional. Mereka menarik diri dari barak tersebut tanpa ada pejuang yang terluka dalam barisan mereka. Desa Khanayfes berada di bawah kendali rezim Asad, terletak di tenggara kota Hama dengan jarak 40 kilometer. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 05 Apr 2016 04:00 PM PDT Warga Mogadishu, Somalia harus menghemat penggunaan listrik ditengah kenaikan harga listrik di perusahaan swasta. Di kawasan Medina Mogadishu, ada seorang wanita berjilbab merah panjang duduk dengan dua orang anak perempuannya di depan rumahnya. Dia mengatakan, ini adalah bulan Maret, puncak musim kering dan udara panas. Di ruang tamu dan keluarga, kipas yang biasa menyala untuk menghilangkan kepanasan, sekarang harus mati. "anak-anak tidak bisa tidur karena kepanasan, saya tidak bisa memberikan air dingin kepada mereka karena kulkaspun dimatikan. Jika kipas dan kulkas dinyalakan, maka perusahaan listrik akan mengirim tagihan yang besar, sedang kami tidak mampu membayarnya, ungkap Muhubo Abshir kepada Al Jazeera. Negara Afrika Timur yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang merupakan negara yang memiliki listrik yang mahal di dunia. Harga listrik di Somalia lima kali lebih mahal dari pada Kenya dan 10 kali lebih mahal dari pada Amerika Serikat. Biaya kilowatt listrik di Somalia sebesar $ 1 per jam. Sektor energi Somalia hancur setelah runtuhnya pemerintah pusat pada tahun 1991. Warga terpaksa bergantung pada generator diesel milik pribadi. Saat ini lebih dari tujuh perusahaan listrik beroprasi di kota, semuanya milik perorangan. Pejabat kota mengatakan, bahwa perusahaan tersebut beroprasi tanpa izin dan tidak membayar pajak. Konsumen pun menuduh perusahaan listrik mematok harga sesuai dengan keinginan mereka, namun tuduhan tersebut disangkal perusahaan. Dengan ribuan orang kembali ke kota pantai karena meningkatkan keamanan, setelah adanya penarikan diri dari pejuang Asy-Syabaab di tahun 2011, bisnis tidak pernah lebih bagi mereka di sektor energi. Perusahaan menggunakan generator diesel dan minyak dengan harga yang murah, dengan begini mereka bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi. Warga ibu kota banyak yang mengeluh, lebih dari separuh dari penduduk negara itu, yang berusia antara 15 dan 64 tahun menganggur, dan 40 % dari penduduk Somalia hidup dibawah garis kemiskinan. Hanyalah sebuah mimpi bagi warga Somalia untuk menikmati penggunaan listrik dengan mewah, banyak keluarga di Tanduk Afrika bergantung pada pengiriman uang dari keluarga yang tinggal di luar negeri dan tidak mampu membayar listrik yang mahal. Setiap bulan, perusahaan listrik menarik tagihan antara 35 $ dan 40 $. "Saya tidak menggunakan listrik seperti yang saya inginkan karena mereka akan menagih lebih banyak", kata Farah. "Dan jika anda ingin mengganti perusahaan, mereka akan mengenakan biaya pemutusan yang kita tidak mampu membayarnya, sehingga mereka memaksa kita untuk tetap menjadi pelanggannya, mereka semua sama seperti itu," ujarnya Keadaan seperti itu warga mengalami perekonomian yang rapuh, uang sangat dibutuhkan oleh mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan tagihan listrik yang tinggi banyak investor menggunakan langkah-langkah alternatif. Masih di daerah Mogadishu, sebuah pabrik pembuat es, menjadi bisnis yang sedang booming saat ini karena cuaca yang sangat panas. Banyak keluarga bergantung pada pabrik ini karena mereka tidak dapat menggunakan kulkasnya di rumah mereka karena tagihan energi yang tinggi. Abshir Maalin Abdi, pemilik pabrik es mengambil keputusan mengenai listrik ini, dia membeli generator diesel untuk daya pabrik. Langkah ini dia lakukan setelah semua keuntungannya banyak dikeluarkan untuk tagihan listrik yang besar. Menurutnya, "listrik yang ditawarkan oleh perusahaan juga tidak menentu, mereka memberikan listrik ketika mereka inginkan dan menghentikannya ketika mereka inginkan," ujarnya sambil memeriksa balok baru pembuat es sebelum dikirim ke pelanggan. Dia menambahkan, "Dalam hal biaya, saya tidak mungkin menggunakan perusahan-perusahaan ini, jika menggunakannya, tagihan listrik saya akan meningkat lebih dari 80%. Saya akan bekerja hanya agar bisa membayar tagihan mereka saja, karena itu saya lebih baik memiliki pembangkit sendiri." Perusahaan listrik menyangkal terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan warga, menurut mereka memaksimalkan harga yang tinggi pastinya tidak akan mengabaikan kesejahteraan warga. Pada jarak 4 kilometer ke kota, lebih dari 30 pekerja berseragam oranye sedang terburu-buru pergi ke kantornya, padahal saat itu waktu belum menunjukan pukul 07.00 tetapi pekerja tersebut bekerja di kantor yang memiliki jadwal yang ketat, juga antrian orang-orang yang menunggu untuk terhubung ke jaringan listrik. Kantor tersebut menggunakan sistem meter, sistem ini menawarkan listrik termurah di negara ini dan pastinya dengan harga yang terjangkau Ahmed Abdishakur Omar dari Moghadishu Supply berkata kepada Al Jazeera, "Kami menagih setiap orang untuk apa yang mereka gunakan, kami menggunakan sistem meter yang menghitung apa yang pelanggan gunakan. Listrik kami adalah yang termurah di negara ini," ungkapnya. Omar menambahkan, "Sudah dalam dua dekade terakhir ini, listrik adalah hal yang murah, dan kami yakin pelanggan mampu membayar harga yang kami cantumkan." Abdihakim Egeh Guled, wakil mentri energi dan sumber daya air mengatakan, "Satu-satunya yang bisa kita lakukan dan ingin kita lakukan adalah membuat undang-undang yang akan memantau perusahan-perusahaan yang menyediakan listrik, harapan kami setelah disahkannya oleh parlemen, akan mempengaruhi harga energi . karena saat ini negara tidak memiliki hukum yang mengatur industri". ungkapnya Warga berharap pengumuman ini segera terbit. Farah, seorang ibu dari dua anak berkata: "Saya berdoa, semoga dengan ini harga yang ditetapkan dengan jujur dan adil serta menurut kemampuan kami." (maheera/arrahmah.com) |
MUI Palu larang Muslimah umbar aurat di Facebook Posted: 05 Apr 2016 06:30 AM PDT PALU (Arrahmah.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu Sulawesi Tengah tidak menghimbau kaum hawa untuk tidak memasang foto di situs jejaring sosial Facebook yang menarik perhatian banyak orang utamanya kaum adam. Bahkan MUI Palu melarang keras perempuan di kota tersebut yang beragama Islam memajang foto-foto pribadinya atau dengan teman-temannya yang memperlihatkan sebahagian auratnya. Anehnya, lanjut Pakar pemikiran Islam modern ini, saat di komentari oleh para pria dewasa dan remaja dengan segala macam komentar, para perempuan ini malah berterima kasih. (ameera/arrahmah.com) |
Tercium aroma melati saat keluarga berziarah ke makam Siyono Posted: 05 Apr 2016 06:02 AM PDT KLATEN (Arrahmah.com) - Dua hari usai proses autopsi dilakukan, keluarga almarhum Siyono berziarah ke makam Siyono di pemakaman umum Dusun Brengkungan yang letaknya 100 meter dari rumah keluarga, Selasa (5/4/2016). Pada saat itu Suratmi, janda almarhum Siyono mengaku pada kedua tangannya tercium aroma bunga melati. Aroma tersebut tercium sangat kuat, bukan hanya pada Suratmi. Namun, ibunda Siyono pun mencium aroma melati itu. Sekira pukul 08.30 WIB, pihak keluarga Siyono yang terdiri dari istri almarhum Siyono, Suratmi beserta kelima anaknya, didampingi oleh kakak Siyono, Wagiyono. Kedua orang tua Siyono pun turut serta. Kepada wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Suratmi mengaku ziarah kubur itu dilakukan guna menjawab pertanyaan dua anaknya yang masih kecil-kecil. Utamanya, si bungsu yang berumur tiga tahun dan kakaknya yang berumur empat tahun. "Tadi kami berziarah untuk menjawab pertanyaan dua anak saya yang paling kecil. Karena mereka suka bertanya, abah ke mana," tutur Suratmi sambil menggendong putra bungsunya. Di hadapan pusaran makam Siyono, Suratmi berkata pada anak-anaknya, "Nak, abah sekarang sudah tidur di sini. Abah disayang Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi kalian jangan tanyakan lagi abah kemana ya," katanya pada wartawan di Masjid Muniroh pada Selas, (5/4). Suratmi menuturkan, usai menjelaskan perihal keberadaan 'sang abah' kepada seluruh anaknya, mereka pun bersama-sama memanjatkan doa untuk almarhum. Ketika hendak beranjak pulang, Suratmi mengaku kedua tangannya tercium aroma bunga melati. Aroma tersebut tercium sangat kuat, bukan hanya pada Suratmi. Namun, ibunda Siyono pun mencium aroma melati itu. Padahal, baik dirinya maupun anggota keluarga yang lain tidak ada yang membawa bunga melati atau air bunga seperti laiknya para peziarah. "Usai menjelaskan kepada anak-anak saya, tiba-tiba tercium wangi melati yang sangat wangi sekali. Tangan saya dan tangan mbah putri (mertua, -red) juga wangi. Seperti habis memegang bunga. Padahal kami tidak membawa bunga," ujarnya. Di hari yang sama, sebuah komunitas pengajian dunia maya yang tergabung dalam Majelis Taklim Facebook memberikan bantuan berupa uang tunai kepada istri almarhum Siyono. Mereka pun siap berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada keluarga Siyono secara rutin. "Alhamdulillah. Semoga yang memberikan ini rizkinya dilipatgandakan oleh Allah," ucap Suratmi. Reporter: Tommy Abdullah (azmuttaqin/arrahmah.com) |
TK Amanah Ummah dan mimpi Suratmi yang terenggut Posted: 05 Apr 2016 05:00 AM PDT Hari masih pagi. Selarik semburat mentari Klaten menembus tirai jendela, membelai hangat bangku-bangku panjang nan mungil yang masih tertelungkup antar meja satu sama lain. Ruangan sederhana dengan alas keramik hijau itu lengang, senyap. Kini, tak ada lagi hingar bingar keceriaan yang mewarnainya seperti sebulan silam. Sudah hampir sebulan ini, ruangan itu membisu.Tak ada lagi hilir mudik para bocah mungil yang menggemaskan. Tak ada lagi canda tawa, semuanya membisu. Tak ada lagi kalam-kalam Ilahi yang terlafal dari bocah-bocah Raudhatul Athfal Amanah Umah, TK Islami impian Siyono dan Suratmi. Masih sebulan silam, kebahagiaan masih menyergap seisi ruangan ini. Satu per satu anak yang lucu dan mungil mengeja kata. Warna-warni angka yang tertempel di dinding. Bangku-bangku yang diduduki para empunya. Meja hijau tempat mereka belajar mencorat-coret kertas. Ruangan mungil yang kini muram inilah, impian sepasang kekasih yang memulai biduk rumah tangga empat belas tahun silam. Dua orang guru TK yang bersua, menjalin ikatan pernikahan, bercita-cita membangun Taman Kanak-kanak bersama: Raudhatul Athfal (TK) Amanah Umah. Kini, ruang mungil itu masih membisu. Tak ada lagi canda tawa para bocah. Hanya tangis bocah tiga tahun yang kehilangan sang Ayah yang tak kembali setelah dijemput paksa Densus 88. Balita yang sedari tadi menangis di pangkuan sang bunda yang nampak tegar, kehilangan sosok suami penyayang anak-anak. Mengawali April 2016, pada sepetak ruang tamu yang disulap jadi TK ini, kami tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) bersua dengan Suratmi, dengan mata berkaca-kaca. Janda lima anak yang sedari tadi mengayunkan lengannya menempatkan buah hatinya, Ibrahim yang terus menangis ke pangkuannya. "Bagaimana saya tidak merasa sedih, hari Jum'at akhir Februari bapak saya meninggal. Lalu 8 Maret suami saya ditangkap dan meninggal hari Kamis," kata Suratmi mengenang almarhum Siyono, terisak-isak sambil berusaha menyeka air matanya yang mulai berjatuhan. Awan duka masih menggelayut di mata Suratmi setelah sang Ayah wafat, namun tak sampai dua pekan, kabar satu ini benar-benar membuat dirinya terhentak. Bagaimana tidak, sepenggal Maret, saat anak-anak TK mulai mengeja kata, disanalah kebiadaban terjadi. Papan kapur yang tak sempat terhapus, menjadi saksi tangis histeris anak-anak yang melihat kepongahan punggawa Densus 88 yang menodongkan senjata menggeledah paksa. Guru-guru hanya gemetaran, sebagian kocar-kacir penuh isak tangis. Tawa sempat berganti tangis histeris, tapi kini tak ada tawa dan histeris. Ruangan ini membisu. Hanya kursi-kursi mungil yang teronggok di sudut-sudutnya, di tengahnya bersimpuh Suratmi di atas tikar. Kepalanya tertunduk. Mencoba membenarkan nafasnya yang mulai tak beraturan. Kepalanya kembali terangkat, dia melanjutkan kisahnya bahwa Selasa ba'da maghrib, suaminya dijemput oleh tiga orang di Masjid. "Lalu bapak mertua saya memberi tahu, 'ndok, bojomu dibawa ke Polres.' Mendengar itu, saya langsung lari ke masjid dan suami saya sudah menghilang," Suratmi mengenang. Dalam haru, Suratmi menghela nafas. Matanya sedikit berbinar. Ia berusaha mengenang masa lalunya, saat ia bersua pertama kali dengan Siyono, saat mereka berdua mengajar di sebuah Taman Kanak-kanak. Ia menuturkan perjuangannya membangun TK yang kini hanya membisu. "Jadi saya bersama almarhum mengajar di tempat yang sama. Beliau mengajar di TK tersebut, lalu saya juga mengajar di tempat yang sama," kenangnya. Siyono nampak sosok guru TK yang ramah, bersahaja dan sering membimbing anak-anak serta lingkungan sekolahan agar shalat berjamaah di Masjid. Keduanya saling mengenal sebagai pengajar TK dan pencinta anak. Sepeti pepatah Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, rasa cinta itu muncul. Mimpi bersama Sepenggal 2002, Siyono melamar Suratmi dan ikatan pernikahan pun terjalin. Dua insan penyayang anak membangun komitmen, membangun mimpi bersama, kelak mereka akan mendirikan sekolah kanak-kanak sendiri "Kami berkeinginan mendirikan TK. Bagaimana klo kita merintis dan mendirikan sekolah sendiri untuk TK Islam di sini?" kata Suratmi menirukan impian sang suami. Kedua guru TK ini menjalani hidup dengan bahagia. Kebahagiaan semakin lengkap setelah hadirnya Fatimah, sang buah hati disusul anak-anak lainnya. Sepenggal 2005, impian Suratmi baru terwujud. Di rumahnya sekarang, di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamtan Cawas, Klaten, mimpi-mimpi mereka dibangun. Bermulai dari enam orang tetangga yang mulai belajar di dalam Masjid, Suratmi dan Siyono merintis TK impiannya. 'Amanah Ummah' nama TK yang ia pilih mengingat pentingnya amanah berupa anak-anak yang dititipkan di TK mereka. Berbilang tahun, semakin banyak warga yang mengamanahkan anak-anaknya ke TK mereka. Yang semula di masjid, semakin ke sini semakin berkembang. Dari hanya enam orang, dua belas orang, empat puluh orang hingga kini enam puluhan bocah mengenyam pendidikan di sini. Ruangan demi ruangan pun dibangun. Kursi-kursi terisi penuh rapi. Anak-anak yang riang dengan merdunya melafalkan abjad. Mimpi yang selama ini dibangun terwujud. Sepuluh tahun lebih merintis lembaga pendidikan anak. Sambil mengajar, Siyono membantu kedua orang tuanya bertani, memotong jerami, merawat sang mertua dengan telaten. Dua orang guru TK ini memupuk mimpi-mimpinya. Petir di siang Namun, kabar kelam menyambar bak petir di siang bolong. Sang suami yang diciduk Densus 88 tiba-tiba, tiga hari kemudian muncul berita bahwa nyawanya telah tiada. Ia pergi dalam kondisi sehat, namun pulang tanpa ruh melekat di jasad! Belum puas di situ, canda tawa yang menyelimuti sehari-hari Amanah Ummah itu berubah menjadi tangis histeris, menyisakan trauma seisinya. Ruangan ini masih menjadi saksi akan Siyono dan Suratmi memupuk impian mereka, mengajarkan para anak, mengeja kata, melafalkan kalam suciMu ya Rabb. Dan kin ruangan ini tak lagi digunakan sebagai tempat Kegiatan Belajar Mengajar. Densus 88 boleh saja berhasil membuat para anak ketakutan sehingga tak berani datang ke sekolah. Densus 88 boleh saja mengikis cita-cita Sulastri akan TK impiannya. Densus 88 boleh saja menghilangkan keceriaan anak-anak di TK ini. Densus 88 bahkan boleh saja membuat pelajaran terhenti sejenak hingga kini. Tapi, impian Suratmi dan para anak Amanah Ummah tak kan pernah padam. Semangat belajar tak pernah padam. Suratmi pun akan berjuang melanjutkan impian mereka bedua dengan menuntut keadilan akan kematian suaminya. Para bocah pun kini mulai kembali beraktifitas. Satu per satu bocah Pogung yang trauma kini mulai belajar kembali namun tak di ruang yang kini membisu. Di tempat lain, mereka mulai menata masa kecil mereka, kembali bersua dengan kawan sebaya, memulai kembali tawa yang sudah direnggut. Semoga. Tomy Abdullah dan Rizki Lesus (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Trauma mendalam anak-anak RA Amanah Ummah pasca penggeledahan Densus Posted: 05 Apr 2016 04:01 AM PDT KLATEN (Arrahmah.com) - Pasca penggeledahan yang tidak disertai surat penggeledahan oleh aparat Densus 88 di Raudhatul Athfal (RA, setingkat TK) Amanah Ummah di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten yang dikelola Suratmi, istri Siyono pada Kamis (10/3/2016) lalu, masih sangat menyisakan trauma mendalam bagi anak anak murid TK tersebut. Ini tampak jelas pada anak M dan R. Kedua anak TK itu hingga saat ini masih mengalami trauma akibat melihat Densus 88 memasuki sekolahnya dengan membawa senjata laras panjang lengkap, siap perang. Sejak kasus ini mencuat, kediaman Siyono masih ramai dikunjungi orang. Sejumlah aktivis Islam, wartawan dan para peziarah masih hilir mudik di sekitar kediaman Siyono. Padahal, murid-murid RA Amanah Ummah banyak yang masih ketakutan kalau melihat mobil lewat. "Kira-kira sepekan lalu, saat ada wartawan dari CNN Indonesia yang dengan membawa kamera lengkap dengan tiang-tiangnya (tripod), dua anak itu langsung ketakutan karena dikiranya senjata," jelas Suratmi kepada wartawan anggota JITU, Tommy Abdullah di kediaman Siyono pada Senin, (04/04). Suratmi yang telah merintis RA Amanah Ummah sejak tahun 2005 itumenjelaskan, saat itu kedua bocah malang itu langsung lari tunggang menaiki sepeda mereka. Padahal rumah keduanya terletak 2 kilo meter jauhnya dari TK tersebut, yang paling jauh dibanding teman-temannya. "Laporan dari orangtuanya, M begitu pulang langsung masuk ke kolong tempat tidur di rumahnya. Yang satunya, R, ngumpet di pojokan menangis sampai terkencing-kencing," cerita Suratmi. Akibatnya, orang tua kedua anak tersebut menyatakan tak terima dengan kondisi yang menimpa anaknya saat ini. "Saya tidak terima dengan mereka (Densus, red), akibatnya anak saya seperti ini," kata ayah M. Teerkait, psikolog Dwi Estiningsih menjelaskan bahwa trauma yang terjadi akibat penggerebekan Densus 88 di RA Amanah Ummah tak hanya menimpa anak-anak, tapi walimurid dan para pengajar TK. Menurutnya, ada satu guru TK yang tidak mau mengajar kembali dan berubah menjadi pendiam akibat kejadian yang telah terjadi dua pekan lalu itu. "Jangan salah, trauma itu bukan hanya menimpa anak-anak, tapi bisa menimpa orang dewasa juga," ujar psikolog yang aktif di panti sosial 'Asuhan Anak' Dinas Sosial Propinsi DI Yogyakarta ini. Seperti diketahui, belasan mobil berisi puluhan aparat kepolisian bersenjata lengkap mendatangi rumah Siyono. Kedatangan mereka disinyalir untuk mencari barang bukti usai penangkapan Siyono. Tak ada surat penggeledahan yang disampaikan aparat kepada pihak keluarga. Padahal rumah tersebut juga berfungsi sebagai RA Amanah Ummah, yang di dalamnya ada 48 murid sedang mengikuti proses kegiatan belajar. Dwi Estiningsih melanjutkan, tak seperti halnya pada orang dewasa, dampak trauma pada anak bisa menyebabkan gangguan berkepanjangan. "Trauma semacam itu bisa menyebabkan gangguan kejiwaan, seperti phobia, mental disorder hingga gangguan obsesif kompulsif," pungkasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Vietnam konfirmasi kasus virus Zika pertama Posted: 05 Apr 2016 03:00 AM PDT HO CHI MINH (Arrahmah.com) - Vietnam telah mengkonfirmasi dua kasus virus Zika pertama, mengutip dari Kementerian Kesehatan Vietnam, sebagaimana dilansir Sputnik News (5/4/2016). Menurut saluran televisi ITV, seorang wanita yang tinggal di Kota Ho Chi Minh dan seorang wanita yang tinggal di kota Nha Trang telah dikonfirmasi terinfeksi virus Zika. Mereka berdua dalam kondisi stabil. Virus Zika ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Wabah ini awalnya berasal dari Brazil pada musim semi tahun 2015. Lebih dari 1,5 juta orang telah terinfeksi virus Zika di Brazil. Zika dilaporkan tidak menyebabkan komplikasi serius pada orang dewasa, namun diduga menyebabkan cacat otak parah dan kasus mikrosefalia pada bayi baru lahir. (fath/arrahmah.com) |
KNKT selidiki tabrakan pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma Posted: 05 Apr 2016 02:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menyelidiki penyebab tabrakan pesawat Batik Air dengan pesawat Transnusa di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, pada Senin malam (4/4/2016). Empat kotak hitam telah diambil dari masing-masing pesawat untuk meninjau data penerbangan dan rekaman suara di kokpit pesawat, ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, sebagaimana dilansir BBC (5/4). Soerjanto menambahkan, pihaknya juga telah mengambil data-data di tower bandara sekaligus melihat pandangan dari tower ke arah landasan pacu. KNKT akan melakukan serangkaian wawancara dengan petugas lalu lintas udara dan petugas penanganan pesawat di darat pada Selasa. Selanjutnya, KNKT akan mewawancarai pilot kedua pesawat. Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 yang mengangkut 49 penumpang bertabrakan dengan pesawat Transnusa jenis ATR di landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, pada Senin malam (4/4). Pesawat Batik Air rute Halim Perdanakusuma-Ujung Pandang akan lepas landas, namun pada saat bersamaan pesawat Transnusa berada di landasan pacu dan sedang ditarik menuju hanggar. Ujung sayap kiri pesawat Batik Air patah, sedangkan pesawat Transnusa mengalami patah pada bagian ekor horizontal dan ujung sayap kiri. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tesebut. (fath/arrahmah.com) |
Kota-kota di Turki tidak siap menampung pengungsi yang kembali Posted: 05 Apr 2016 12:00 AM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Pemerintah setempat di kota Dikili, Turki barat, mengaku tidak siap menampung ratusan pengungsi yang tiba pada Senin di bawah kesepakatan migrasi Uni Eropa-Turki, ungkap walikota Dikili, Ahad (3/4/2016). "Saya sendiri sebagai walikota belum menerima informasi sama sekali dari pihak yang bertanggung jawab di Ankara mengenai para pengungsi ini," ungkap Mustafa Tosun, sebagaimana dilansir Al Bawaba. Tosun menambahkan bahwa ia tidak tahu apa dan seberapa banyak pengungsi yang dijadwalkan tiba di Dikili pada Senin, atau di mana mereka akan ditampung. Di bawah kesepakatan yang dicapai antara Uni Eropa dan Turki pada bulan lalu, para pengungsi yang terjebak di Yunani yang tidak mengajukan permohonan suaka atau tidak memenuhi syarat akan dikembalikan ke Turki mulai Senin. Foto di telepon selulr yang diterima oleh DPA menunjukkan sebuah lapangan rumput yang kosong di Dikili di mana pendatang baru itu bermaksud untuk ditampung. Kantor Perdana Menteri Turki menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh DPA terkait kesiapan pemerintah Turki untuk menerima pengungsi yang kembali. Menurut staf pemerintah Yunani yang menangani krisis pengungsi, ada lebih dari 52.500 pengungsi dan migran lainnya yang terdampar di Yunani pada Sabtu (2/4). Negara-negara di sepanjang Balkan ke utara dan barat Eropa menutup perbatasan mereka untuk para pengungsi yang tidak memiliki dokumen yang sah. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |