Arrahmah.Com |
- IIA: Amerika memilih tempat yang salah untuk memerangi terorisme
- KTT OKI - Tanpa langkah kongkret Deklarasi Jakarta tak berarti
- Presiden Sudan Omar Al Bashir di Jakarta, AS meradang
- Korupsi Ahok tak diusut, GMJ: penegakan hukum di Jakarta mandul
- Korut diduga coba retas sistem kereta api Korsel
- Tiga bocah Suriah tersengat listrik di kamp perbatasan Yunani
- Erdogan kritik keterlambatan bantuan Uni Eropa untuk pengungsi
- Korea Utara ancam serang latihan militer AS dan Korea Selatan
- Lagi, milisi "Hizbullah" langgar gencatan senjata di Zabadani
- Titik pengamatan LAPAN dan NASA 'tergusur' Festival Gerhana
IIA: Amerika memilih tempat yang salah untuk memerangi terorisme Posted: 08 Mar 2016 06:13 AM PST Oleh: Dr. Hameedullah Zabuli (Arrahmah.com) - Ini adalah saatnya bagi Amerika dan sekutu-sekutunya untuk mengakui bahwa mereka telah membuat kesalahan sejarah dengan menginvasi Afghanistan. Setelah lebih dari 14 tahun pendudukan, menghabiskan triliunan dolar, kehilangan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, dan menderita kerugian besar dari gengsi internasional, Amerika masih tidak memiliki apa-apa untuk memamerkan usaha mereka. Yang paling dapat mereka banggakan adalah bahwa dengan membuat pengorbanan yang sangat besar seperti mereka setidaknya berhasil "menggulingkan" Imarah Islam dari kekuasaan, meskipun masih akan diperdebatkan apakah tujuan ini membawa alternatif yang lebih baik dalam hal kepentingan nasional Amerika. Fakta sederhana dari masalah ini adalah bahwa Amerika benar-benar gagal untuk berpikir keluar dari keterlibatan menyerang Afghanistan. Mengingat tradisi lama abad Afghanistan menolak campur tangan asing, Amerika harus memiliki setidaknya kemungkinan yang sama bahwa itu hanya akan menjadi masalah waktu sebelum angin perang itu runtuh pada mereka dari atas gunung-gunung yang tinggi. Tindakan yang terbaik untuk Amerika adalah meninggalkan Afghanistan sebelum menjadi menjadi bertambah-tambah sulit. Pada tahun-tahun awal mereka memiliki kesempatan emas untuk melakukannya. Memiliki – konon – "menggulingkan" pemerintahan Islam (Taliban, pent), dan hanya menghadapi kantong perlawanan yang terisolasi, mereka bisa benar-benar ditarik dari Afghanistan dan meninggalkan rezim Kabul untuk menangani pemberontakan yang tumbuh setiap hari justru sebagai akibat dari kehadiran lanjutan dari pasukan asing. Namun sayangnya untuk mereka, Amerika lebih menyukai perbaikan mudah atas keberlanjutan jangka panjang. Amerika dengan cepat membawa bersama-sama imigran asing Afghanistan yang tidak memiliki dukungan di dalam Afghanistan dan benar-benar tidak bersentuhan dengan penduduk setempat untuk maju kedepan dalam Konferensi Bonn. Imigran ini telah benar-benar tidak berniat memajukan kepentingan nasional Afghanistan atau bahkan kepentingan pendukung asing mereka. Mereka melihat perang Afghanistan sebagai bisnis keuangan. Semakin lama Amerika terlibat dalam konflik ini semakin banyak peluang mereka untuk mendapatkan keuntungan darinya. Para imigran ini tanpa malu-malu mendorong jejak Amerika yang lebih besar di lapangan meskipun memahami konsekuensi kuburan hanya karena jejak yang lebih besar ini memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk uang tunai pada kontrak pribadi. Amerika awalnya mengaku tujuan militernya sangat terbatas. Mereka menyatakan perang terhadap Al-Qaidah dan hanya memerangi Imarah Islam (Taliban) karena mereka menolak untuk menyerahkan pejuang Al-Qaidah. Setelah tahap awal invasi semua pejuang asing telah meninggalkan Afghanistan dan dengan demikian Amerika bisa berseru bahwa misi mereka telah dicapai. Namun Washington membiarkan dirinya ditipu oleh para imigran Afghanistan dan secara tidak sengaja memperluas sifat keterlibatannya dengan melakukan sendiri untuk benar-benar membersihkan Afghanistan dari Taliban. Tujuan seperti itu adalah benar-benar dungu karena untuk mencapai itu akan diperlukan setidak-tidaknya mengadopsi kebijakan genosida terhadap sebagian besar rakyat Afghanistan. Di atas ini orang Amerika mendukung pemerintah yang tidak proporsional di Kabul yang menghancurkan keseimbangan etnis yang halus di negeri itu dan membuat marah penduduk lokal dengan terang-terangan mendukung kebijakan dan tindakan yang menjijikkan bagi sebagian besar penduduk yang memegang erat tradisi keislaman yang luhur. Setelah empat belas tahun perselisihan, Amerika hanya memiliki sedikit usaha untuk dipamerkan. Amerika hampir dengan suara bulat mendapatkan kebencian di seluruh Afghanistan. Mereka secara keras kepala terus mendukung pemerintahan yang lemah dan hina yang tidak memiliki pendekatan yang koheren untuk banyak dilema internal dan eksternal. Sama seperti di Irak, Amerika tidak memiliki sekutu terpercaya di Afghanistan. Para politisi di Kabul tidak memiliki nilai-nilai atau tujuan politik dan akan melayani siapa pun yang memberikan mereka kesempatan keuangan. Tindakannya telah membakar seluruh wilayah dan sekarang Amerika harus memerangi 'militansi' di berbagai bidang di wilayah ini saja. Meremehkan semua alternatif lain, Amerika sekarang telah mengadopsi kebijakan ceroboh dan mengalahkan diri sendiri untuk Afghanistan. Dia tahu bahwa rezim Kabul tidak bisa mengalahkan pemberontakan dan sangat mungkin akan menyerah pada pasukan pemberontakan. Jadi dia telah memutuskan untuk meninggalkan semua daerah pedesaan Afghanistan di tangan Imarah Islam dan hanya berusaha untuk mencegah jatuhnya pusat-pusat populasi (kota) besar. Dan itu pun gagal, Amerika, dengan harapan minimum untuk mencegah runtuhnya Kabul kepada para pejuang Imarah Islam. Dengan menginduksi kebuntuan sepertinya Amerika berharap bahwa ia setidaknya bisa membantah gagasan kekalahan yang lengkap di Afghanistan dan untuk mencegah naiknya kaum Islamis di kawasan itu. kebuntuan ini juga menarik bagi para politisi imigran yang berbasis di Kabul karena itu membuat Amerika ditarik ke konflik dan memungkinkan skema penggelapan mereka berkembang. Namun jalan buntu untuk menyelamatkan muka ini akan datang pada sebuah hadiah. Kebuntuan yang diusulkan akan merubah Afghanistan menjadi negara yang benar-benar gagal yang mana Amerika datang untuk mencegahnya. Seperti di Afghanistan yang akan menjadi tempat yang aman untuk unsur-unsur asing dari segala macam golongan dan warna yang akan menggunakan kekosongan kekuasaan untuk memajukan agenda regional mereka. Negara-negara tetangga akan mendukung faksi yang berbeda untuk memajukan kepentingan mereka. Para saingan akan mengobarkan perang proksi di perbatasannya. Dan kelompok individu akan menggunakan negara untuk menabur ketidakstabilan di seluruh negara serta wilayah dan mungkin untuk merencanakan serangan di seluruh dunia. Sebuah kebijakan yang lebih baik untuk Amerika hanyalah dengan mengakui kesia-siaan invasi mereka, menghentikan rekayasa solusi asing untuk dilema Afghanistan, dan membiarkan Afghanistan sendiri memilih masa depan mereka.
Al-Emarah Official Asad Afghan (muqawamah.com/arrahmah.com) |
KTT OKI - Tanpa langkah kongkret Deklarasi Jakarta tak berarti Posted: 08 Mar 2016 05:09 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Pengamat mengatakan, dikhawatirkan deklarasi menyangkut masa depan Palestina dan masjid Al Aqsha akan bernasib sama seperti deklarasi-deklarasi sebelumnya yang tidak berdampak apa-apa dan akhirnya dilupakan bila negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tidak menindaklanjuti resolusi dan deklarasi KTT luar biasa dengan melakukan langkah kongkret yang lebih terukur dan bertahap. "Tanpa langkah kongkret, saya ragu Deklarasi Jakarta mempunyai arti yang penting dan jangan bernasib sama dengan deklarasi sebelumnya yang hilang lagi, dan orang lupa lagi," kata Ali Munhanif, staf pengajar politik Timur Tengah di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, lansir BBC Indonesia, Selasa (7/3/2016) . "Misalnya saja dibuat time frame dan secara bertahap memberi tekanan yang terukur, sebutlah, penghentian pembangunan pemukiman di Tepi Barat, atau dihentikannya konflik Hamas-Israel dalam sekian waktu," tambahnya. KTT luar biasa OKI di Jakarta yang berakhir pada Senin (7/3) sore, melahirkan dua deklarasi yang intinya menguatkan tekanan kepada Israel terkait masa depan Palestina. Selain mendukung penghidupan kembali proses perdamaian Palestina-"Israel", peserta KTT menyerukan 'penguatan tekanan kepada "Israel", termasuk boikot terhadap produk "Israel" yang dihasilkan di wilayah pendudukan'. Dalam keterangan pers bersama Sekjen OKI Iyad Ameen Madani dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Jokowi mengatakan OKI memiliki kepentingan untuk menguatkan tekanan kepada Israel, termasuk boikot atas produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan. Menanggapi soal ini, Ali mengatakan, ajakan memboikot produk Israel itu lebih sebagai tekanan ketimbang bertujuan untuk menutup langkah perdamaian Palestina-Israel. "Harapan saya boikot itu tidak berdampak pada pemutusan hubungan sama-sekali dengan Israel, tetapi tekanan terhadap Israel," kata Ali. Lagi pula, lanjutnya, nyaris tidak ada hubungan dagang atau hubungan diplomatik tingkat tinggi di antara negara-negara OKI dengan "Israel". "Kecuali hanya lima negara Islam yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," tambahnya. (azm/arrahmah.com) |
Presiden Sudan Omar Al Bashir di Jakarta, AS meradang Posted: 08 Mar 2016 04:01 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Keberadaan Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir di Jakarta nampaknya membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang. Pemerintah Sudan melalui kedutaannya di Jakarta menegaskan bahwa kehadiran Presiden Al-Bashir dalam KTT Luar Biasa OKI di Jakarta adalah untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina yang menderita akibat jajahan negara Zionis Israel yang didukung oleh AS. Pemerintah Sudan juga mengingatkan Kedutaan Besar Amerika Serikat bahwa kehadiran Presiden Omar Hassan Al-Bashir di Indonesia adalah atas undangan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Presiden Joko Widodo. Mengutip Antara, dalam pernyataan resmi Kedubes Sudan, Selasa (8/3/2016), pemerintah Sudan menggarisbawahi bahwa undangan tersebut merupakan mandat yang harus dilakukan Sekjen OKI dan Presiden Indonesia sebagai kepala negara tuan rumah penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI kepada seluruh anggota sah OKI. "Pernyataan yang dikeluarkan Kedubes AS tersebut adalah sebuah tanda yang tidak menghormati seluruh negara anggota OKI, termasuk Republik Indonesia," demikian seperti yang tertulis dalam pernyataan pemerintah Sudan. Sebelumnya pada Senin, Kedubes AS mengeluarkan pernyataan tentang keprihatinan negaranya terkait kehadiran Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir dalam KTT Luar Biasa OKI di Jakarta. AS negara penjajah negeri-negeri muslim ini prihatin karena Al-Bashir masuk dalam daftar penjahat perang Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat penangkapan baginya atas tuntutan genosida dan kejahatan lainnya di wilayah barat Darfur. Sudan juga menghimbau AS untuk menunjukkan dukungannya kepada OKI dengan cara menjadi bagian dari konvensi jika memang Negeri Paman Sam tersebut peduli pada ICC dan usaha yang ingin dicapainya. Saat ini, AS bukan salah satu negara pihak Konvensi Roma yang membentuk ICC. Sebagai tuan rumah KTT Luar Biasa OKI ke-5 tentang Palestina dan Al Quds Al Sharif di Jakarta Convention Center, 6-7 Maret lalu, Indonesia telah mengundang 56 negara anggota OKI dan empat negara peninjau. KTT-LB OKI Ke-5 tentang Palestina dan Al Quds di Jakarta dihadiri lebih dari 605 anggota delegasi dari 49 negara anggota OKI, dua negara peninjau dan lima perwakilan negara anggota Dewan Keamanan Tetap PBB, serta utusan khusus PBB dalam Kuartet Negosiasi Palestina-Israel. (azm/arrahmah.com) |
Korupsi Ahok tak diusut, GMJ: penegakan hukum di Jakarta mandul Posted: 08 Mar 2016 03:04 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Sejumlah tokoh ulama dan kiai di DKI Jakarta yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) menemui Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon untuk mengadukan persoalan penegakan hukum di DKI Jakarta yang dinilai tebang pilih, bahkan mandul. Mengutip Republka, Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengatakan, kedatangan mereka untuk meminta DPR RI menggunakan kewenangannya dalam pengawasan terhadap lembaga negara, khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian. Menurut Munarman, GMJ sudah melaporkan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ke Polda Metro Jaya dan KPK. Namun, laporan tersebut sampai sekarang belum juga ditindakanjuti. Dia menjelaskan, GMJ bahkan sudah tiga kali mendatangi KPK untuk melaporkan Ahok terkait beberapa kasus yang mengarah pada tindak pidana korupsi. Dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahkan mengindikasikan ada kerugian negara di persoalan Sumber Waras. Namun, sekali lagi, KPK seperti masih tenang dan tidak melakukan tindakan apapun. "Kenapa KPK tidak menggunakan kewenangannya atau istilahnya mandul ketika berhadapan dengan DKI Jakarta," tutur Munarman usai menemui pimpinan DPR, Selasa (8/4/2016). Padahal, imbuh dia, ada dugaan kerugian negara yang sangat besar akibat apa yang dilakukan Ahok selama menjadi PLT Gubernur DKI Jakarta. Kalau di kasus Sumber Waras hanya menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 191 Miliar, masih ada beberapa kasus lain yang total kerugiannya mencapai lebih dari Rp 1 Triliun. Dia menjelaskan, kasus ini seharusnya menarik KPK untuk cepat mengusut. Terlebih, sudah ada hasil audit dari BPK yang juga menyatakan ada indikasi kerugian negara akibat kebijakan yang diambil Gubernur DKI Jakarta pengganti Joko Widodo tersebut. GMJ sudah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya dan KPK sejak tahun 2014 lalu. Namun, hingga saat ini kasus itu tidak pernah ada perkembangan. Jika berkaca pada kasus serupa di daerah-daerah di Indonesia, KPK langsung inisiatif untuk menangkap pejabat daerah bahkan tanpa adanya audit dari BPK. Seharusnya hal itu membuat KPK juga berinisiatif untuk segera mengusut kasus dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Ahok. Terlebih, nilai total kerugian yang diakibatkan kebijakan Ahok, sekitar Rp 1,8 Triliun. "Totalnya ada kerugian langsung yang dilakukan PLT lebih kurang total kerugian Rp 1,8 Triliun, ini luar biasa besar, ini grand corruption, menjadi aneh kalau kerugian Rp 1,8 Triliun ini tidak dianggap KPK, sebagai satu temuan yang berharga dari tindak pidana korupsi di DKI," tegas Munarman. Munarman menambahkan, GMJ dan ulama serta kiai di seluruh Jakarta berencana akan kembali mendatangi KPK untuk memertanyakan perihal kasus tersebut. Sebab, sudah sejak tahun 2014 GMJ melaporkan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Ahok di DKI Jakarta. (azm/arrahmah.com) |
Korut diduga coba retas sistem kereta api Korsel Posted: 08 Mar 2016 02:30 AM PST PYONGYANG (Arrahmah.com) - Korea Utara dikabarkan telah mencoba meretas akun surat elektronik para pekerja kereta api Korea Selatan dalam upaya untuk menyerang sistem kontrol transportasi di negara tersebut. Sebagaimana dilansir CNN (8/3/2016), Badan Intelijen Nasional Korea (NIS) mengatakan Korut melakukan upaya peretasan akun surek pekerja di dua stasiun kereta api sepanjang tahun ini. NIS tidak menjabarkan lebih lanjut mengenai objek spesifik dalam sistem mana yang dicoba diretas oleh Korut. Korsel memang sedang dalam situasi waspada serangan peretasan oleh Korut setelah Korut berhasil melakukan uji coba nuklir pada Januari lalu. Menurut seorang pembelot dari korut, selama bertahun-tahun Korut sudah membangun kekuatan untuk mengganggu dan menghancurka sistem komputer yang mengatur layanan-layanan publik, seperti telekomunikasi. Kini ketakutan akan serangan siber kembali melanda setelah Korsel dan AS melakukan latihan militer bersama pasca peluncuran roket Korut. (fath/arrahmah.com) |
Tiga bocah Suriah tersengat listrik di kamp perbatasan Yunani Posted: 08 Mar 2016 01:45 AM PST IDOMENI (Arrahmah.com) - Tiga anak laki-laki Suriah tersengat arus listrik pada Senin ketika bermain dia atas gerbong kereta api di kamp perbatasan Yunani di Idomeni, satu orang terluka serius, kata polisi setempat sebagaiana dilansir World Bulettin (8/3/2016). Salah satu anak laki-laki yang berusia 12 tahun dibawa ke rumah sakit di dekat Kilkis dengan luka bakar di kaki dan perut, sementara dua orang lainnya tidak memerlukan rawat inap. "Dia menerima pertolongan pertama dan dibawa ke rumah sakit," kata seorang pekerja bantuan, menambahkan bahwa kehidupan anak tersebut dalam bahaya. Seorang migran yang diyakini berasal dari Maroko meninggal pada Desember dalam insiden serupa di Idomeni, di mana lebih dari 13.000 pengungi terutama Suriah telah terperangkap dalam kondisi yang menyedihkan menyusul keputusan oleh negara-negara Balkan untuk membatasi jumlah orang yang diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan mereka lebih jauh ke utara. Secara keseluruhan, ada lebih dari 36.000 pengungsi di Yunani, menurut pemerintah. (fath/arrahmah.com) |
Erdogan kritik keterlambatan bantuan Uni Eropa untuk pengungsi Posted: 08 Mar 2016 01:05 AM PST ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdongan pada Senin mengkritik keterlambatan pembayaran paket bantuan Uni Eropa sebesar 3 miliar euro untuk pengungsi. Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada November, Turki sepakat untuk meningkatkan upaya untuk membendung aliran pengungsi ke Eropa sedangkan Uni Eropa menjanjikan paket bantuan keuangan untuk hampir tiga juta pengungsi yang tinggal di Turki. "Mereka berjanji bahwa mereka akan memberi kami 3 miliar euro," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan serikat buruh untuk memperingati Hari Perempuan di Ankara. "Sudah empat bulan dan mereka belum memberikannya." "Perdana menteri kami di Brussels sekarang," kata Erdogan, sebagaimana dilansir Anadolu Agency (7/3/2016). "Mudah-mudahan ia akan kembali dengan uang yang dijanjikan ini." Dia menambahkan, "Merkea mengatakan 'Jangan biarkan pengungsi datang'. Oke tapi bukan kami satu-satunya yang mengirim pengungsi. Mereka datang melalui laut seperti yang Anda lihat. Sayangnya, sebagianbesar dari mereka meninggal. Turki telah meyelamatkan hampir 100.000 pengungsi dari laut. Menurut pejabat Turki, negara telah menghabiskan $9 miliar pada pengungsi sejak perang Suriah dimulai pada Maret 2011. Turki telah menjadi tuan rumah bagi populasi pengungsi terbesar di dunia. Badan pengungsi PBB telah memberikan $455 juta ke Turki. (fath/arrahmah.com) |
Korea Utara ancam serang latihan militer AS dan Korea Selatan Posted: 07 Mar 2016 10:02 PM PST SEOUL (Arrahmah.com) - Korea Utara memperingatkan akan melakukan serangan nuklir dalam menanggapi latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dimulai Senin (7/3/2016). Sebagaimana dilansir CNN, Selasa (8/3), berita itu diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara dan diterbitkan di Korea Central News Agency yang dikelola negara. "Latihan militer gabungan yang akan digelar oleh musuh dianggap sebagai latihan perang nuklir paling terang-terangan yang ditujukan untuk melanggar kedaulatan DPRK," ungkap pernyataan tersebut. Korea Utara akan melakukan serangan nuklir ofensif untuk mengatatasinya, lanjutnya. Amerika Serikat menanggapi pernyataan tersebut dengan seruan untuk berhati-hati. "Kami mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan dan pernyataan provokatif yang memperburuk ketegangan dan lebih fokus pada pemenuhan kewajiban dan komitmen internasional," kata seorang pejabat senior pemerintah, Senin (7/3), lansir CNN. "Kami terus memantau situasi di Semenanjung Korea dalam koordinasi dengan sekutu Republik Korea kami," tambahnya. Meskipun Amerika dan Korea Selatan menyatakan latihan militer gabungan tahunan itu bersifat defensif, tahun ini kedua negara sekutu itu dilaporkan akan melakukan serangan militer preventif dengan target-target Korea Utara. Juru bicara Menteri Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-kyun menyebut serangan preventif Korea Utara itu sebagai ancaman yang "tidak dapat diterima sama sekali." "Jika Korea Utara mengabaikan peringatan-peringatan kami dan memprovokasi, militer kami akan menanggapi dengan tegas dan tanpa ampun. Kami memperingatkan Korea Utara bahwa negara itu harus bertanggung jawab atas semua situasi yang akan terjadi akibat provokasinya yang ceroboh," kata juru bicara Menteri Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-kyun. Uji coba nuklir dan peluncuran roket Korea Utara baru-baru ini telah memicu tanggapan balasan yang berpotensi meningkatkan konflik antara kedua negara Korea itu. Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara pekan lalu untuk memaksakan serangkaian sanksi terhadap Korea Utara karena melakukan uji coba nuklir dan rudal terbaru. Resolusi yang menyebabkan jatuhnya sanksi tersebut bertujuan untuk melumpuhkan faktor-faktor ekonomi yang memicu program nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Kantor berita Korea Utara telah mengecam sanksi sanksi itu dan menyebutnya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pembahasan tentang sanksi tersebut baru dimulai setelah Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji bom hidrogen pada bulan Januari, yang merupakan uji coba nuklir keempatnya. Sekitar 17.000 pasukan AS akan berpartisipasi dalam latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, menurut United States Forces Korea (USFA). Dua latihan itu, "Key Resolve" dan "Foal Eagle," akan berlangsung hingga 30 April. "Foal Eagle" akan melibatkan pasukan angkatan darat, udara, angkatan laut serta pasukan operasi khusus dari kedua militer, ungkap USFA. (ameera/arrahmah.com) |
Lagi, milisi "Hizbullah" langgar gencatan senjata di Zabadani Posted: 07 Mar 2016 09:00 PM PST DAMASKUS (Arrahmah.com) - Milisi "Hizbullah" melancarkan serangan terhadap sejumlah warga sipil di kota Zabadani, daerah Qalamoun Barat, yang merupakan pelanggaran gencatan senjata terbaru yang dilakukan oleh milisi "Hizbullah". Sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia, Senin (7/3/2016), sumber-sumber lokal mengatakan bahwa milisi "Hizbullah" yang berbasis di pembatas al-Hikma di Zabadani melancarkan tembakan ke arah dua pemuda, Sarya Ahmad Abdullah dan Muhammad Faiz Abdullah, yang menambah daftar korban yang terluka dalam pelanggaran perjanjian gencatan senjata Suriah. Sementara itu, warga juga menemukan mayat seorang pia yang diidentifikasi bernama Khalid al-Samra di dekat bank komersial di pinggiran Zabadani, yang ditembak oleh milisi "Hizbullah", menurut sumber yang sama. Hal ini terjadi saat pasukan rezim Asad dan milisi "Hizbullah" terus melakukan pelanggaran gencatan senjata. Mereka juga membongkar rumah-rumah warga di pinggiran kota Zabadani dalam kebijakan sistematis untuk menggusur warga di daerah itu. (ameera/arrahmah.com) |
Titik pengamatan LAPAN dan NASA 'tergusur' Festival Gerhana Posted: 07 Mar 2016 08:30 PM PST MABA (Arrahmah.com) - Lokasi pengamatan korona para peneliti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan The National Aeronautcs ands Space Adminstration (NASA) di dermaga Maba 'tergusur' oleh Festival Gerhana Matahari Total (GMT) 2016. "Aktivitas kami hari ini mempersiapkan titik pengamatan gerhana. Sebelumnya memang kami rencanakan di salah satu dermaga Maba yang sudah tidak terpakai lagi, tapi tenryati informasi terakhir mau dipakai masyarakat untuk menggelar festival gerhana," kata peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Emanual Sungging saat ditemui di Alun-alun kota Maba, Maluku Utara, Senin. Sebagaimana dilansir CNN (8/3/2016), akhirnya ia mengatakan diputiskan pengamatan GMT oleh LAPAN dan NASA dipindah ke Alun-alun Jiko Mobon. "Ya sudah tidak apa-apa kalau masyarakat memang mau menggunakan lokasi itu. Sebelumnya memang kami tidak dapat informasi bahwa akan ada festival gerhana di lokasi itu," ujar Sungging. Menurut dia, kelebihan lokasi pengamatan baru tersebut berada di tengah kota sehingga tidak sulit membawa semua peralatan untuk pengamatan. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah masyarakat yang berkerumun menyaksikan kegiatan pengamatan. "Semoga saja tidak mengganggu (jalannya pengamatan). Nanti akan ada dari tim kami akan mencoba mengalihkan perhatian masyarakat untuk melihat gerhananya bukan aktivitas penelitiannya," ujar dia. Dari segi kebutuhan penelitian, menurut Sungging, lokasi yang baru yang berada alun-alun tersebut cukup baik karena matahari dapat teramati 45 derajat. "Itu sudah cukup tinggi". Menurut Sungging, totalitas GMT di Maba diperkirakan terjadi sekitar pukul 09.50 WIT, dan lamanya mencapai tiga menit dan 17 detik. (fath/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |