Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Polisi Zionis "Israel" masih melakukan serangan ke Masjid Al-Aqsa

Posted: 15 Sep 2015 04:32 PM PDT

Polisi Zionis "Israel" menangkap seorang warga Palestina di Masjid Al-Aqsa pada 14 September. (Foto: Reuters)

AL-QUDS (Arrahmah.com) - Warga Palestina dan polisi Zionis "Israel" terlibat bentrok di Masjid Al-Aqsa untuk hari ketiga berturut-turut di mana pasukan Zionis terlihat berada di atap situs suci ummat Islam tersebut.

Suleiman Ahmad, presiden Departemen Urusan Yerusalem yang berada di tempat kejadian mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 36 warga Palestina terluka dalam bentrokan terbaru pada Selasa (15/9/2015) pagi.

"Mereka telah menempatkan penembak jitu di atap dan menggunakan peluru karet," ujar Ahmad merujuk pada pasukan Zionis.

Warga Palestina yang berada di dalam Masjid Al-Aqsa melempari batu dan kembang api ke arah pasukan pendudukan dan mendirikan barikade untuk mencegah pasukan Zionis menutup pintu masuk ke Masjid.

Polisi pendudukan akhirnya menutup pintu menuju Masjid dengan warga Paestina yang masih berada di dalam.

Polisi pendudukan berusaha untuk memungkinkan ekstrimis Yahudi untuk melakukan tur di pelataran Masjid yang menimbulkan reaksi kemarahan oleh warga Palestina karena khawatir "Israel" akan mengubah aturan untuk mengunjungi kompleks Al-Aqsa.

Yousef Mukhaimar, kepala gerakan jamaah Al-Aqsa, Murabitoun, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Muslim Palestina dilarang untuk memasuki Masjid untuk beribadah sedangkan pemukim Yahudi diperbolehkan

berkeliaran di sekitar Masjid dengan bebas di bawah perlindungan polisi pendudukan.

"Area karpet di sekitar Masjid telah dibakar sebagai akibat dari tembakan bom oleh polisi 'Israel', peluru dan gas air mata di dalam kompleks Masjid," ujarnya.

"Strategi Netanyahu adalah memenuhi janji untuk sayap kanan dan ekstrimis yang mendukungnya untuk akhirnya menghancurkan Al-Aqsa dan membangun kuil mereka di tempat itu," lanjutnya.

Azzam Khatib, direktur urusan wakaf dan Masjid Al-Aqsa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kekerasan di lokasi saat ini lebih buruk dari hari-hari sebelumnya.

"Karena kehadiran warga Palestina di dalam Masjid, polisi 'Israel' menghadapi kesulitan menyerbu Masjid sekitar pukul 7.30 pagi ini. Polisi menggunakan gas air mata, peluru karet dan granat kejut," ujar Khatib.

"Ada kobaran api kecil yang disebabkan oleh granat, semua yang hadir di sini berupaya memadamkan api yang berlangsung di pintu masuk Masjid."

Abdul Aziz Al-Abasi, anggota Murabitoun mengatakan polisi pendudukan telah menutup kompleks Masjid.

"Masalah besar di sini adalah 'Israel' mencoba untuk membangun preseden dengan membagi kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi beberapa bagian dan segmen waktu, jadi mereka bisa memberikan akses ke pemukim 'Israel' untuk memasuki Masjid kami," ujar Abasi seperti dilansir Al Jazeera.

"Kami tidak akan pernah setuju dengan rencana tersebut karena jelas bahwa 'Israel' berusaha mengambil alih sedikit demi sedikit." (haninmazaya/arrahmah.com)

Korban kecelakaan crane di Mekkah mendapatkan santunan dari Kerajaan Saudi

Posted: 15 Sep 2015 04:03 PM PDT

Rubuhnya alat berat (crane) di Masjidil Haram yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. (Foto: Al-Riyadh)

MEKKAH (Arrahmah.com) - Situs berita Arab Saudi, Saudi Gazette melaporkan pada Selasa (15/9/2015) bahwa Dewan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan pemberian santunan senilai 1 juta Riyal untuk setiap ahli waris dari korban meninggal dalam kecelakaan crane di Masjidil Haram. Korban yang mengalami cacat permanen juga diberikan santunan oleh Kerajaan sebesar 1 juta Riyal sedangkan untuk setiap korban selamat dan mengalami luka-luka mendapatkan santunan senilai 500.000 Riyal.

Disamping itu Kerajaan Saudi juga menjanjikan kesempatan menunaikan ibadah haji bagi dua ahli waris beserta korban lainnya yang mungkin tidak bisa menyempurnakan ibadah haji tahun ini di tahun mendatang (2016). Mereka akan menjadi tamu khusus raja pada musim haji mendatang.

Adapun korban yang mengalami luka-luka yang saat ini masih harus dirawat di rumah sakit, keluarga mereka akan diberikan visa kunjungan khusus untuk mengurus mereka di rumah sakit selama periode yang tersisa dari musim haji sampai mereka kembali ke rumah, lansir Saudi Gazette pada Selasa (15/9).

Raja Saudi juga memerintahkan larangan perjalanan untuk dewan direktur dari perusahaan yang menangani proyek perluasan Masjidil Haram, termasuk Bakar Bin Muhammad Bin Ladin dan pejabat eksekutif senior lainnya dan semua orang yang terkait dengan proyek sampai selesai penyelidikan dan penerbitan keputusan oleh pengadilan.

Sementara itu, perusahaan asuransi dari proyek perluasan Masjidil Haram diharuskan membayar Diya kepada ahli waris dan korban terluka dari kecelakaan runtuhnya crane di Masjidil haram, ujar laporan harian Saudi Al-Hayat mengutip pernyataan ahli asuransi kesehatan pada Senin (14/9).

Perusahaan asuransi bertanggung jawab untuk memberikan kompensasi untuk kerusakan material dan luka-luka juga kematian yang disebabkan oleh kecelakaan crane.

Total kompensasi Diya diperkirakan sebesar 32 juta Riyal dengan rata-rata 300.000 untuk setiap kematian, ujarnya.

Dia menambahkan bahwa kecelakaan itu nampaknya dikarenakan bencana alam dan harus diproses secara hukum seperti itu.

"Perusahaan asuransi dari semua proyek sektor publik menyadari kebijakan mengenai bencana alam. Asuransi kesehatan untuk semua pengunjung Kerajaan maksimum 100.000 Riyal. Namun, dalam kasus darurat dan bencana alam, tidak ada batasan untuk jumlah jaminan asuransi," ungkapnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin IIA serbu 2 pos musuh, bebaskan distrik Kajaki

Posted: 15 Sep 2015 09:20 AM PDT

campbastionmap

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Laporan dari distrik Kajaki menyatakan bahwa Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) menyerbu 2 pos musuh selama operasi yang sedang berlangsung terhadap posisi musuh. Operasi tersebut diluncurkan pada Ahad (13/9/2015) malam.

Seluruh distrik dan sekitarnya saat ini di bawah kendali Mujahidin setelah musuh menderita kekalahan lalu melarikan diri ke daerah Tangi yang merupakan area markas besar polisi, meninggalkan 16 mayat rekan mereka di medan perang.

Mujahidin berhasil menyita banyak ghanimah, diantaranya 2 senapan mesin buatan AS, selama operasi ini.

Sementara itu 3 Mujahidin dikabarkan telah syahid (semoga Allah menerima mereka) dan 4 lainnya terluka dalam pertempuran.

(banan/arrahmah.com)

Pasukan "Israel" menahan warga Palestina yang terluka di ambulans

Posted: 15 Sep 2015 08:47 AM PDT

amb

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" pada Senin (14/7/2015) malam menahan seorang warga Palestina yang tengah menerima pengobatan di ambulans setelah terluka dalam bentrokan di desa Al-Issawiya di Yerusalem Timur yang diduduki, ungkap direktur layanan ambulans Bulan Sabit Merah kepada Ma'an.

Ayman Abu Ghazala mengatakan pasukan "Israel" menyerbu ambulans saat tim medis darurat mengobati warga Palestina itu di tempat kejadian, dan memerintahkan ambulans untuk membawa orang yang terluka ke rumah sakit Hadassah, di mana mereka menahan orang yang terluka setibanya di sana.

Bulan Sabit Merah mengutuk tindakan "Israel" dan menganggapnya sebagai perilaku yang jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum internasional, kata Abu Ghazala.

Bulan lalu pasukan "Israel" menutup tiga pintu masuk empat desa selama tiga minggu, kemudian membuka kembali dua diantaranya.

Pasukan "Israel" sering menyerbu Al-Issawiya hingga sering memancing bentrokan dengan pemuda setempat.

Pada bulan Mei Komite Perencanaan dan Pembangunan Distrik Yerusalem bahkan menyita 700 dunam (173 are) lahan dari desa dengan maksud mengubahnya menjadi taman nasional "Israel".

(banan/arrahmah.com)

Warga Palestina ditembak pasukan Zionis dalam aksi unjuk rasa di Tulkarem

Posted: 15 Sep 2015 08:28 AM PDT

tul

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" menembak dan melukai seorang warga Palestina yang mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa di Tepi Barat bagian utara untuk memprotes tindakan "Israel" di kompleks Masjid Al-Aqsa, kata petugas medis setempat, sebagaimana dilansir Ma'an pada Rabu (15/9/2015).

Selama aksi protes, warga Palestina berjalan ke sebuah pos pemeriksaan "Israel" yang dikenal sebagai Sani Oz ke barat dari Tulkarem. Lima di antara mereka menderita sesak akibat gas air mata Zionis.

Sumber medis mengatakan kepada Ma'an bahwa seorang warga Palestina berada dalam kondisi yang tidak terlalu parah setelah ia ditembak di pahanya. Mereka mengatakan ia telah dipindahkan ke rumah sakit Thabit Ibn Thabit untuk pengobatan.

Selama bentrokan, kebakaran besar terjadi di wilayah yang berdekatan dengan pos pemeriksaan "Israel", dekat Universitas Al-Khadouri, kata seorang wartawan Ma'an.

Dia menambahkan bahwa pertahanan sipil Palestina kemudian tiba dan berusaha untuk mengendalikan api.

Para pengunjuk rasa ini meneriakkan slogan-slogan menentang pelanggaran "Israel" di Al-Aqsa, dan menyerukan perlindungan terhadap kompleks situs suci umat Islam ini.

(banan/arrahmah.com)

Pengungsi mulai melakukan aksi mogok makan di perbatasan Hungaria-Serbia

Posted: 15 Sep 2015 07:56 AM PDT

hung-ref

HUNGARIA (Arrahmah.com) - Pengungsi yang terjebak di perbatasan Hungaria-Serbia telah mulai melakukan aksi mogok makan pada Selasa (15/9/2015), menuntut agar diizinkan untuk melangkah lebih jauh ke dalam Uni Eropa, menurut Russia Today.

Para pelaku aksi mogok makan di sana dilaporkan memegang spanduk bertuliskan "Tidak makan tidak minum sampai perbatasan dibuka."

Sebelumnya pada hari itu, titik persimpangan utama perbatasan antara Serbia dan Hungaria ditutup untuk pengungsi oleh pemerintah Hungaria.

Ratusan migran dan pengungsi telah menuntut untuk menyeberangi perbatasan dan memasuki Hungaria. Sambil menggedor penghalang logam, mereka berteriak "Buka perbatasan, buka perbatasan!" menghadapi polisi yang berdiri di sisi lainnya.

Banyak pencari suaka duduk menunggu di jalan raya utama dari Serbia ke Hongaria.

"Saya akan duduk di sini sampai mereka membuka perbatasan. Saya tidak bisa kembali ke Suriah. Hidup di Suriah sudah usai," ungkap seorang Kurdi dari Suriah.

Pada hari Selasa, polisi menangkap 9.380 migran yang melintasi Hungaria dari Serbia, kata polisi kepada Reuters.

Budapest mengumumkan akan menolak pengungsi ilegal memasuki negara itu dari Serbia.

"Tentu saja, karena itu adalah aturan hukum internasional, oleh karenanya harus dilakukan dengan cara itu," kata juru bicara pemerintah Zoltan Kovacs.

(banan/arrahmah.com)

Tujuh pelaku pengeboman tempat ibadah Syiah di Kuwait dijatuhi hukuman mati

Posted: 15 Sep 2015 06:45 AM PDT

kuwait-bombing

KUWAIT (Arrahmah.com) - Sebuah pengadilan Kuwait menjatuhkan hukuman mati terhadap tujuh orang pada Selasa (15/9/2015) karena peran mereka dalam pengeboman tempat ibadah Syiah yang diklaim oleh kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

Lima dari mereka dijatuhi hukuman tanpa menghadiri pengadilan, lansir WB.

Sebanyak 29 terdakwa, tujuh dari mereka perempuan, telah diadili atas tuduhan membantu seorang pengebom bunuh diri Saudi melaksanakan serangan 26 Juni, yang menewaskan 26 jamaah Syiah dan melukai 227 lainnya.

Hukuman itu disampaikan oleh hakim Mohammad Al-Duaij dalam sidang yang dipenuhi hadirin.

Di antara mereka yang dijatuhi hukuman mati adalah Abdulrahman Sabah Saud. Dia dihukum karena mengantar pengebom ke tempat ibadah Syiah dan membawa sabuk bahan peledak yang dia gunakan dari dekat perbatasan Saudi.

Selama persidangan, pria Saudi itu mengaku mengantar pengebom tapi mengatakan dia telah meyakinkan bahwa rencananya adalah meledakkan tempat ibadah itu tanpa merugikan jamaah.

Orang kedua yang dijatuhi hukuman mati adalah Fahad Farraj Muhareb, yang dijelaskan oleh pengadilan sebagai pemimpin cabang lokal ISIS.

Lima lainnya, yang masih buron, termasuk dua bersaudara Saudi, Mohammad dan Majed Al-Zahrani, dihukum karena menyelundupkan bahan peledak yang digunakan dalam serangan itu dari Arab Saudi dalam sebuah lemari es.

(banan/arrahmah.com)

Pasca serangan "Israel" ke Al-Aqsa, pemimpin Hamas dan Erdogan bertemu

Posted: 15 Sep 2015 06:00 AM PDT

Pasca serangan "Israel" ke Al-Aqsa, pemimpin Hamas dan Erdogan bertemu.

ANKARA (Arrahmah.com) - Pemimpin Hamas Khaled Meshal, pada Senin (14/9/2015) menjelaskan kepada Presiden Turki tentang bentrokan yang terjadi antara warga Palestina dan pasukan keamanan "Israel" di Masjid Al-Aqsa, kata sumber kepresidenan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Meshal, pemimpin politik Hamas, setelah kekerasan meletus pada Ahad (13/9) dan berlanjut hingga Senin (14/9) di kompleks Al-Aqsha di Yerusalem timur.

Erdogan mengutuk kekerasan yang menyebabkan puluhan orang terluka.

Selama pertemuan di Ankara, Meshal berterima kasih kepada Erdogan atas kepedulian dan dukungannya.

Pasukan "Israeli" menarik diri dari kompleks itu pada Senin (14/9) setelah terjadi bentrokan sengit dengan warga Palestina, Sheikh Azzam al-Khatib, direktur jenderal urusan Al-Aqsa, mengatakan kepada Anadolu Agency.

Polisi "Israel" yang dikerahkan di kompleks Al-Aqsa kemudian mengizinkan warga Palestina kembali ke lokasi itu.

(ameera/arrahmah.com)

Majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, menerbitkan kartun balita Suriah Aylan Kurdi yang tenggelam

Posted: 15 Sep 2015 05:30 AM PDT

Majalah satir Perancis menerbitkan kartun yang menggambarkan balita Suriah Aylan Kurdi yan tenggelam. (Charlie Hebdo)

PARIS (Arrahmah.com) - Majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan sejumlah kartun dalam edisi terbarunya yang menggambarkan seorang anak pengungsi Suriah yang tenggelam, dimana hal itu memicu kemarahan komentator majalah itu dan juga pengguna media sosial di seluruh dunia, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Selasa (15/9/2015)

Sebuah foto yang diambil pada awal bulan ini dari seorang balita berusia tiga tahun, Aylan Kurdi, yang terdampar tak bernyawa di pantai Turki, menyentak perhatian dunia tentang betapa parahnya krisis pengungsi yang telah terjadi.

Saudaranya yang berusia lima tahun, Galip, dan ibunya juga meninggal ketika perahu yang ditumpangi keluarga itu terbalik saat mencoba untuk mencapai pulau Kos Yunani. Sedangkan Ayahnya berhasil selamat dari kecelakaan.

Salah satu kartun yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo menunjukkan gambar tubuh Aylan Kurdi yang sedang tertelungkup tak bernyawa di pinggir pantai. Di atas kartun tersebut tertulis kata-kata "begitu dekat dengan tujuannya", dan simbol seperti McDonald yang bertuliskan "Promosi! Menu dua anak-anak untuk satu harga", juga terlihat di latar depan.

Kartun yang kedua berjudul "Bukti bahwa Eropa adalah Kristen", menggambarkan sosok menyerupai Yesus yang sedang tersenyum puas saat muncul dan berjalan di atas air di sebelah anak yang tenggelam, yang seperti Aylan Kurdi.

"Orang kristen berjalan di atas air, anak-anak Muslim tenggelam," tulis di kartun itu.

Kedua kartun itu merupakan bagian dari majalah yang terbit pada 9 September, 2015.

Gambar-gambar kartun dalam majalah itu dikritik secara tajam oleh banyak orang yang mengatakan bahwa gambar-gambar itu adalah rasis, kurang ajar dan xenophobia.

Para kritikus juga mengecam mereka yang menggunakan tag #JeSuisCharlie di media sosial untuk mengungkapkan solidaritas terhadap majalah kontroversial itu setelah 12 anggota stafnya dibunuh dalam serangkaian serangan yang mengguncang Paris pada Januari ini.

Charlie Hebdo memiliki sejarah panjang penerbitan yang kontroversial, kadang-kadang memuat kartun yang menyinggung, seperti halnya memuat kartun Nabi Muhammad, yang memicu kemarahan Muslim di seluruh dunia.

Kantor majalah itu pernah dibom pada tahun 2011 karena memuati kartun yang mengangkat diskusi hangat tentang batas-batas kebebasan berbicara.

Pada bulan April, tiga bulan setelah serangan mematikan, kartunis Charlie Hebdo Luz mengumumkan bahwa ia akan berhenti menggambar Nabi Muhammad.

(ameera/arrahmah.com)

Pasukan boneka Somalia luncurkan operasi militer di wilayah Shabelle bawah

Posted: 14 Sep 2015 11:45 PM PDT

Konvoy Mujahidin Asy-Syabaab

SHABELLE (Arrahmah.com) - Pasukan boneka Somalia telah meningkatkan operasi militer di daerah Legoo, wilayah Shabelle bawah, dalam upaya untuk menghentikan kemajuan yang dialami oleh Mujahidin Asy-Syabaab, ujar pernyataan seorang pejabat Somalia pada Senin (14/9/2015).

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Shabelle, Abukar Al-Adaala, seorang pejabat Legoo mengatakan bahwa beberapa orang yang "memiliki hubungan" dengan Asy-Syabaab telah ditangkap dalam tindakan keras oleh pasukan Somlaia.

Dia mengelak bahwa beberapa mortir telah ditembakkan oleh Mujahidin Asy-Syabaab yang menghantam kamp pasukan Uni Afrika di daerah Legoo.

Namun Mujahidin Asy-Syabaab menyatakan telah melancarkan serangan mematikan termasuk serangan bom mobil di pangkalan militer yang dikuasai oleh tentara Somalia yang didukung oleh tentara Uni Afrika di wilayah Shabelle bawah.

Pada 26 Juni lalu, Mujahidin Asy-Syabaab juga menyerang basis Uni Afrika di Legoo di mana 50 tentara dari Burundi tewas dalam serangan tersebut dan Mujahidin berhasil menguasai salah satu pos militer di wilayah itu, seperti dilansir Shabelle News. (haninmazaya/arrahmah.com).