Arrahmah.Com |
- Pejuang Suriah alami kemajuan di Aleppo
- PBB menutup tempat penampungan bagi warga Palestina, meninggalkan ratusan orang tanpa tempat tinggal
- Hadits Nabi tentang Pohon Gharqad masuk kurikulum sekolah Yahudi
- Yuk ajak anak berinteraksi lebih dalam dengan Al-Qur'an selama Ramadhan dengan kartu pintar ini
- Dokumen Abbottabad: Petinggi Al-Qaeda rajin baca jurnal kontra-terorisme Barat
- Maasyaa Allah, link-link ini bisa bawa Anda ke Mekah!
- Para biksu Buddha koarkan khotbah radikal di jalanan Kota Yangon
- Di bawah bayang-bayang PBB, Pemerintah Myanmar diprotes Nasionalis Buddhis
- Suara Palestina: Zakat Muslimin Indonesia di Ramadhan 1436 H berarti besar bagi rakyat Gaza yang terjajah
- Klarifikasi Mujahidin IIA terkait partisipasi dalam konferensi internasional di Oslo
Pejuang Suriah alami kemajuan di Aleppo Posted: 18 Jun 2015 04:44 PM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Pejuang Suriah telah mengalami kemajuan di kota Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, ujar aktivis lokal. Laporan mengatakan pejuang Suriah terus memberikan tekanan di lingkungan Khaldiyeh pada Kamis (18/6/2015), sehari setelah pejuang Suriah menguasai lingkungan Rashideen dari tangan pasukan rezim Nushairiyah dan sekutunya, seperti dilansir Al Jazeera. Ahmad Al-Ahmad dan Bahaa Halaby, aktivis yang berbasis di Aleppo mengatakan beberapa faksi memasuki Khaldiyeh pada Kamis (18/6) pagi. Televisi corong propaganda rezim membantah pernyataan para aktivis yang mengatakan pengambilalihan Khaldiyeh, televisi tersebut juga membantah bahwa Rashideen telah dikuasai oleh pejuang Suriah, namun laporan mereka tidak disertai dengan bukti apapun. Menurut aktivis Suriah, Rashideen pada Rabu (17/6) sore relatif tenang setelah pertempuran berat yang berlangsung hingga Selasa malam. Ahmad dan Halaby menambahkan bahwa terjadi kekurangan bakan bakar yang parah di Aleppo dan desa-desa di dekatnya dalam beberapa hari terakhir. Ahmad mengatakan kekurangan bahan bakar telah mendorong kenaikan harga roti dan pemadaman listrik di rumah sakit yang mengandalkan generator. "Terjadi krisis kemanusiaan. Beberapa toko roti tutup dan kendaraan lebih sedikit terlihat di jalan-jalan," ujar Ahmad. Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional (International Committe of Red Cross/ICRC) pada Kamis (18/6) mengatakan bahwa sekitar 40.000 orang di pinggiran Damaskus, Moadamiyeh, membutuhkan layanan dasar termasuk air dan listrik. ICRC dan Bulan Sabit Merah berhasil masuk ke Moadamiyeh pada minggu ini untuk memberikan bantuan untuk pertama kalinya sejak Desember lalu. "Situasi kemanusiaan mengkhawatirkan," ujar kepala ICRC di Suriah, Marianne Gasser. "Jalan-jalan benar-benar kosong, toko-toko ditutup. Hampir tidak ada air dan makanan sulit didapat. Belum ada listik di kota tersebut selama dua tahun terakhir. Hampir tidak ada akses ke perawatan kesehatan yang layak." ICRC dan Bulan Sabit Merah membawa obat-obatan untuk penyakit kronis untuk mengobati sekitar 5.000 pasien, obat-obatan untuk anak-anak, dan peralatan medis untuk membantu ibu hamil saat melahirkan. (haninmazaya/arrahmah.com) |
PBB menutup tempat penampungan bagi warga Palestina, meninggalkan ratusan orang tanpa tempat tinggal Posted: 18 Jun 2015 04:25 PM PDT GAZA (Arrahmah.com) - PBB telah menutup tempat penampungan yang tersisa bagi pengungsi Palestina yang melarikan diri dari rumah mereka dalam perang musim panas lalu di Gaza, ujar seorang juru bicara pada Kamis (18/6/2015). Perang sepanjang bulan Juli-Agustus 2014 lalu di Jalur Gaza meninggalkan 100.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal dan memaksa mereka untuk mencari perlindungan di sekolah-sekolah milik badan pengungsi PBB, UNRWA. "Sekitar 30 keluarga meninggalkan penampungan di sekolah Bahrain (di barat kota Gaza), di mana sekitar 1.100 orang mengungsi di sana," ujar juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna kepada AFP. Itu merupakan gedung PBB terakhir yang digunakan sebagai tempat berlindung bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal selama perang. PBB mengklaim bahwa mereka ingin mengembalikan fungsi gedung sekolah sebagai lembaga pendidikan. UNRWA mengklaim telah memberikan sekitar 800 sampai 1.000 USD untuk setiap keluarga sebagai akomodasi sementara selama beberapa bulan. Abu Hasna menambahkan bahwa jumlah uang yang bisa terus diberikan oleh badan PBB tergantung pada dukungan donor. Rekonstruksi puluhan ribu rumah yang hancur selama perang belum juga dimulai. Keluarga Palestina yang kehilangan rumah mereka harus tinggal menumpang dengan kerabat, menyewa apartemen atau hidup di bawah tenda kanvas darurat di reruntuhan rumah mereka yang dibombardir. Saat puncak perang, 300.000 warga Palestina mengungsi dan beberapa sekolah dari 91 sekolah PBB yang tersebar di Gaza menjadi penampungan sementara. Perang tersebut membunuh sedikitnya 2.200 warga Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Hadits Nabi tentang Pohon Gharqad masuk kurikulum sekolah Yahudi Posted: 18 Jun 2015 04:30 AM PDT (Arrahmah.com) - Kaum Muslimin yang tertindas oleh Zionis "Israel" di negeri Palestina saat ini masih berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memerangi Yahudi dan merebut kembali tanah mereka yang dirampas. Namun demikian, tidak berarti bahwa keadaan ini akan terus-menerus berlangsung hingga akhir masa, melainkan keadaan pasti akan berubah. Di antara dalil tentang hal itu bahkan telah dikabarkan oleh Nabi ï·º kepada umat Islam yang dikuatkan dengan wahyu bahwa beliau tidak pernah berbicara dengan hawa nafsu. Semua ucapannya tidak lain kecuali petunjuk yang diwahyukan Allah kepadanya. Dua orang penulis Inggris berusaha mengupas tuntas tentang dalil yang disampaikan oleh Rasulullah ï·º tersebut. Mereka mencari tahu mengenai keadaan kaum Muslimin dan bangsa Yahudi pada akhir zaman berdasarkan hadits yang disabdakan Rasullah ï·º itu dengan mengunjungi tokoh Islam di tanah Palestina. Berikut ulasan catatan mereka berdua yang bermuara pada sejumlah informasi penting mengenai pohon Gharqad, pohon umat Yahudi pada akhir zaman, sebagaimana dipublikasikan Republika Online pada Kamis (18/6/2015). "Jika saatnya telah dekat, pasukan cahaya akhirnya akan menang, dan semua makhluk akan melawan Yahudi, bahkan tanah yang mereka duduki sekalipun. Mereka hanya punya pohon Gharqad sebagai sekutu." Kalimat di atas merupakan catatan yang ditulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, dalam buku berjudul The Road to Martyrs' Square: A Journey into the World of the Suicide Bomber, yang di terbitkan Oxford Universiy Press, pada 2006 silam. Kalimat tersebut, merupakan hasil wawancara kedua penulis kepada sejumlah syaikh Hamas. Pernyataan para syaikh Hamas dalam wawancara Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg di atas, bersumber dari sejumlah hadits Nabi. Salah satunya adalah hadits berikut: Abu Hurairah radhiyallahu anhu (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah ï·º bersabda, "Hari kiamat belum akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi." Mereka diserang oleh kaum Muslimin hingga bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu maupun tumbuhan akan berkata, 'Wahai Muslim, wahai hamba Allah, di belakangku ada orang Yahudi. Kemari dan bunuhlah dia!' kecuali pohon Gharqad. Sebab, pohon Gharqad adalah pohon orang Yahudi." (HR Muslim). Kepada seorang syaikh, Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg bertanya, "Pohon apa gerangan Gharqad itu?" Sang syaikh yang tidak disebutkan namanya di buku itu, justru meminta keduanya untuk menanyakan hal ihwal pohon tersebut kepada orang-orang Yahudi. Syaikh tersebut mengatakan orang-orang Yahudi menyimpan pohon tersebut di rumahnya. Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg pun kemudian mencari di mana pohon—yang menurut keduanya pohon magis—tersebut berada. Mereka menanyai setiap orang kalau-kalau pernah mendengar tentang pohon yang dapat berbicara itu. Tapi, kata keduanya, "Orang-orang malah tersenyum semisterius senyuman Mona Lisa, dan mata mereka terbuka lebar seperti halnya saat kita menyentuh sebuah rahasia fantastis, dan kami diberitahu untuk ke sana dan ke sini, untuk menemukan pohon tersebut." Beberapa di antaranya, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, mengatakan bahwa "Israel" menanam pohon tersebut di sekeliling pemukiman mereka di Tepi Barat dan Gaza, untuk menciptakan mandala magis yang melindungi mereka dari serangan; sebagian lainnya menyatakan bahwa pohon tersebut ditanam di sekeliling bangunan penting "Israel", seperti Knesset (Parlemen "Israel") dan Museum "Israel". Sebagian lainnya menyatakan pohon tersebut ditanam di Gerbang Herodus; lainnya mengklaim bahwa pohon tersebut sebenarnya bukanlah sebuah pohon, tapi semak-semak yang bisa ditemukan di luar Gerbang Jaffa, Yerusalem. Kawasan ini, tulis keduanya, dipercaya oleh Muslim kelak akan menjadi tempat pertarungan Nabi Isa dengan Dajjal yang didukung orang-orang Yahudi. Di sana lah Nabi Isa akan membunuh Messiah palsu yang mengaku tuhan, sampai orang-orang Yahudi berkata, "Tuhan kita telah mati." Sebagian lainnya, tulis keduanya, menganggap Gharqad merupakan sebuah simbol. Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg mengutip dari Syaikh Ismail Jamal, Imam Masjid Jericho, dan pendukung Fatah, tentang penggunaan Gharqad sebagai kiasan, saat bangkitnya gerakan perlawanan sipil (Intifada) di Palestina. Gharqad saat itu merupakan reprsentasi "kolaborator yang tidak mengatakan 'Ini Yahudi'. Dan, "Tentu saja, pohon Gharqad pun menyimbolkan semua kekuatan dunia yang berkonspirasi dengan Yahudi untuk melawan Muslim," tulis keduanya. Alhasil, pohon Gharqad, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, menjadi sebuah kiasan yang kuat dalam perjuangan Muslim-Israel dan Palestina-Israel, merebut Yerusalem dan Tanah Suci. Muslim di seluruh dunia, tulis ke duanya, secara umum merefer ke pohon tersebut secara eksklusif, dalam hal-hal yang berkaitan dengan Yerusalem dan Palestina. Persoalannya, tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, pohon Gharqad pun sangat dikenal di kalangan Yahudi "Israel", khususnya kalangan Nasionalis Orthodox. Bahkan, "Mereka memasukkan hadits-hadits [tentang Gharqad] tersebut dalam kurikulum SMA mereka, yang kemudian diinterpretasi oleh kalangan Islam sebagai bukti bahwa orang-orang Yahudi mengakui kebenaran hadits Nabi yang menubuatkan akhir nasib orang-orang Yahudi." Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg menyatakan, "Bagi keduanya, orang 'Israel' maupun orang Palestina, Gharqad berduri telah terangkat dari sebuah referensi yang samar dari sebuah hadits menjadi pemain utama dalam pertempuran untuk Yerusalem dan Tanah Suci, termasuk nasib dunia." Gharqad sebagai metafora, juga digunakan pada pendukung Yahudi, antara lain David Solway, dalam buku kumpulan esainya yang berjudul The Boxthorn Tree. Dia mengatakan, Muslim melihat Yahudi sebagai orang-orang Gharqad. Dan, hadits tentang Gharqad—yang disebutnya sebagai genocidal hadits—tersebut pun muncul dalam dokumen-dokumen milik Hamas bahkan Ikhwanul Muslimin. Alhasil, dia menyatakan, orang-orang Yahudi hidup dalam bayangan genosida yang konstan. David Solway menulis bahwa orang-orang Yahudi selalu berada di bawah ancaman takdir Gharqad dan setiap pepohonan di gurun. "Selalu ada seseorang yang mencari untuk mengoyak mereka dari sekeping tanahnya yang baik," tulisnya. Beberapa tahun setelah meng-interview Syaikh Yasin, Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg, akhirnya bisa melihat pohon tersebut. Itu bermula dari undangan Syaikh Riqb dari Hamas, untuk mendiskusikan beberapa tradisi eskatologi (ilmu akhir zaman) dalam Islam. Di rumah sang syaikh, mereka berbincang tentang banyak hal, mulai kisah Al-Jassasah, turunnya Nabi Isa, orang-orang Yahudi yang menjadi pendukung Dajjal, tentang agama Kristen dan hilangnya Injil Barnabas (Injil yang berisi nubuat tentang kedatangan Nabi Muhammad) di Vatikan, dan lain-lain. Usai makan siang, sang Syeikh mengundang keduanya ke belakang rumahnya, untuk menunjukkan pohon Gharqad. "Pohonnya lebat dan berduri," tulis Anne Marie Oliver dan Paul F Steinberg. Tentang maraknya penanaman Gharqad yang dilakukan oleh orang Yahudi, diungkapkan pula oleh Mufti Besar Palestina, Syaikh Muhammad Husein, saat berpidato dalam sebuah perayaan yang digelar Fatah di Yerusalem Timur, 9 Januari 2012 lalu. Sang Syaikh mengatakan bahwa sudah 47 tahun berlalu sejak Fatah melancarkan revolusi. Dan, revolusi tersebut, kata dia, merupakan revolusi moden dalam sejarah Palestina. Dia menegaskan revolusi itu berlangsung sejak Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem pada tahun 637 dan akan terus berlangsung hingga akhir zaman kelak. Setelah mengutip hadits shahih Bukhari dan Muslim tentang peperangan akhir zaman antara Muslim dan Yahudi, di mana hanya pohon Gharqad yang tak menunjukkan di mana lokasi orang Yahudi, sang syaikh mengatakan, "Karena itulah Anda tak perlu heran jika menyaksikan Gharqad mengepung pemukiman 'Israel' dan koloninya. [Pohon Gharqad] mengepung, mengepung, mengepung… Itulah Palestina yang kita bicarakan, yang dimulai dengan jihad, dan akan berlanjut dengan jihad, dengan pertempuran dan syahid." Pidato yang ditayangkan oleh televisi milik Otoritas Palestina ini, kemudian disebarkan oleh Palestina Media Watch (Palwatch), sebuah LSM Israel, yang memonitor media-media Palestina. Video berisi pidato itu disebarkan, antara lain ke Youtube, dan diberi judul bahwa Muslim akan memusnahkan orang Yahudi. Mereka mencoba menggiring opini dunia bahwa Muslim merencanakan genosida kepada Yahudi. Palwatch pun mencatat pernyataan-pernyataan Syaikh Muhammad Husein sebelumnya, seperti menyatakan Yahudi musuh Allah, menolak keberadaan kuil Yahudi di situs Al-Aqsa, menyebut Nabi Isa (Yesus) sebagai orang Palestina yang mendakwahkan Islam, dan lain-lain. "Sangat jelas, dakwah antisemitik dan ideologi genosida dari sang Mufti akan menghancurkan semua peluang perdamaian. Selama orang Yahudi digambarkan sebagai musuh Allah yang harus dimusnahkan, maka pembicaraan damai menjadi tidak relevan," tulis Palwatch. Palwatch mencantumkan kliping kecaman pemimpin dunia atas pernyataan Mufti Palestina tersebut. Antara lain dari Menteri Inggris untuk Urusan Timur Tengah, Alistair Burt, yang mengatakan, "Saya mengecam kata-kata yang memanas-manasi dari Mufti Besar Yerusalem… Merefer orang Yahudi dengan cara demikian, untuk membunuh Yahudi, adalah sikap antisemit, jelas dan sederhana." Palwatch juga mencantumkan pernyatan PM "Israel" Benjamin Netanyahu yang mengatakan, "Israel mengutuk ulama top Palestina yang mengutip naskah suci yang menyeru Muslim untuk membunuh Yahudi… Ini merupakan serangan serius dan seluruh negara di dunia harus mengutuknya." Tapi, betapa pun orang Yahudi menentang isi hadits tersebut, dan kerap menyebutnya sebagai hadits genosida, dakwah mengutip hadits ini terus berjalan. Di laman Jihad Watch, Robert Spencer juga menulis tentang pernyataan senada yang disampaikan oleh bekas Mufti Besar Mesir, Ali Gomaa. Dalam wawancara dengan CBC TV, tulis Robert Spencer, Sang Mufti mengatakan "Israel" giat menanam pohon Gharqad untuk bersembunyi dari Muslim. Dalam wawancara yang mulai dibagikan di internet sejak 23 Desember 2014 lalu. Mufti Ali Gomaa mengutip tentang berbicaranya batu dan pohon, kecuali pohon Gharqad. Meski demikian, dia menyarankan kepada Muslim untuk tidak asal menyerang. "Kita adalah yang sedang diserang. Nabi Muhammad benar ketika menubuatkan kejadian ini, bahwa entitas Zionis akan mengokupasi tanah kita, membunuh anak-anak kita, melecehkan kehormatan perempuan-perempuan kita, dan mencuri uang kita," katanya. Sang Mufti melanjutkan, "Suatu hari mukjizat ini akan terjadi, ketika bangsa Palestina dan semua Muslim akan memerangi Yahudi, sampai batu dan pohon berbicara, kecuali pohon Gharqad. Begitulah kata hadits. Di Mesir, kita telah mengubahnya menjadi Ghardaqa. Sebuah kota dinamai Ghardaqa setelah pohon Gharqad ditanam di sana. Mereka mencoba mengubah penyebutannya, tapi sama saja. Mufti Ali Gomaa mengatakan, sejumlah orang mempertanyakan keotentikan hadits tersebut. "Hadits itu seratus persen shahih dan akan terjadi. Lihatlah sekarang bagaimana orang-orang Yahudi menanam pohon Gharqad di seantero Tepi Barat. Mereka tahu bahwa pohon itulah yang akan melindungi mereka saat mereka bersembunyi di belakangnya. Mereka mempercayai teks-teks suci ini, ketika sejumlah Muslim justru meragukannya. Tapi, kebanyakan Muslim mempercayainya," katanya. Ya, pohon Gharqad dalam hadits tersebut memang bukan sekadar sebuah metafora. Dia adalah bagian dari takdir akhir zaman yang tak akan tercegah. Itu hanya masalah waktu. (banan/arrahmah.com) |
Yuk ajak anak berinteraksi lebih dalam dengan Al-Qur'an selama Ramadhan dengan kartu pintar ini Posted: 18 Jun 2015 02:53 AM PDT (Arrahmah.com) - Ramadhan disebut sebagai bulan Al-Qur'an, karena Allah Ta'ala menurunkan Al-Qur'an pada bulan suci ini. Memang, berinteraksi dengan Al-Qur'an tidak harus bulan Ramadhan saja karena membaca Al-Qur'an dianjurkan bagi setiap muslim kapan saja. Tetapi bulan ini sangat tepat untuk lebih mendalami Al-Qur'an disebabkan pahala membacanya yang dilipatgandakan. Bagi para orangtua ini adalah momen yang istimewa untuk mengajak anak-anaknya lebih mengenal kitabullah. Agar mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak menjadi lebih mudah dan menyenangkan bisa menggunakan media kartu pintar, seperti yang dipublikasikan parenthoodmuslimstyle.com pada Senin (15/6/2016). Bagaimana aktivitas ini berlangsung: 1. Kumpulkan dahulu daftar kata-kata tertentu dalam Al-Qur'an. Setiap kata yang diambil adalah kata-kata dalam ayat Al-Qur'an yang kita rasa sesuai dan mudah untuk dijelaskan kepada anak-anak berumur tiga tahun. Setiap kata ditulis dalam sebuah kartu berikut dengan nomor surat dan ayatnya dan dibungkus dengan amplop Buatlah 30 kartu untuk 30 hari selama Ramadhan. Setiap hari ajak anak-anak akan penuh semangat membuka amplop dan kemudian mencari ayat dalam Al-Qur'an yang ditulis di kartu.2. Carilah waktu yang tepat untuk mengajak anak-anak terlibat aktivitas ini. Buatlah suasana yang menyenangkan dan tidak formal agar anak-anak tidak bosan. Ajaklah anak membuka amplop dan membaca kartunya lalu cari ayatnya dalam Al-Qur'an dan ajak mereka membacanya kemudian diskusikan maknanya. 2. Sambil menjelaskan makna ayat-ayat yang tertulis dalam kartu, ajaklah anak untuk membuat craft-nya menggunakan kain flanel atau yang lainnya. Contoh: - Setelah mendiskusikan ayat tentang fase bulan-bulan, buatlah craft gambar bentuk bulan di kain flanel atau sebagainya. - Buatlah kerajinan felt orang shalat setelah menjelaskan ayat tentang shalat. - Coba ajak anak menggambar atau membuat craft laba-laba setelah menjelaskan ayat yang terkait dengan laba-laba. - Ajak anak melihat/mencari semut di kebun atau sekitar rumah setelah mendiskusikan ayat terkait semut. - Ajak anak melihat/bermain air ketika menjelaskan ayat tentang hujan. - Ajak anak melihat bintang di malam hari atau menggambarnya setelah membicarakan ayat terkait bintang. 3. Kemudian karya anak-anak di bagan yang telah diberi nomor hari ke 1-30. Tujuan utama aktivitas ini adalah untuk mengajari kepada anak bagaimana kita bisa mendekat dengan kitabullah Al-Qur'an. Tidak sekedar membacanya, tetapi juga memahaminya dengan menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan juga agar anak-anak terbiasa beraktivitas dengan Al-Qur'an dalam kesehariannya, in syaa Allah. (siraaj/arrahmah.com) |
Dokumen Abbottabad: Petinggi Al-Qaeda rajin baca jurnal kontra-terorisme Barat Posted: 18 Jun 2015 02:25 AM PDT (Arrahmah.com) - Perhatian milyaran umat manusia pada 2 Mei 2011 lalu tertuju pada berita besar yang sangat menggemparkan. Hari itu media massa internasional mem-blow up berita terbunuhnya Syaikh Usamah bin Ladin oleh serangan pasukan khusus AS di Abottabad, Pakistan. Berita itu kemudian dibenarkan oleh pernyataan resmi Al-Qaeda Pusat melalui Yayasan Media As-Sahab. Selama lebih dari sepekan setelah peristiwa itu, Barack Obama, AS dan sekutu-sekutunya di seluruh dunia masih merayakan kesuksesan mereka dalam memburu orang nomor satu dalam jaringan "organisasi teroris Islam" Al-Qaeda. Pemerintahan Barrack Obama mengklaim telah mengangkut banyak dokumen penting dari rumah Syaikh Usamah bin Ladin di Abbottabad. Dari sekian banyak dokumen rahasia Al-Qaeda tersebut, sebanyak 17 dokumen secara resmi dipublikasikan oleh The Combating Terrorism Center (CTC) pada 3 Mei 2012 dengan judul "Letters from Abbottabad: Bin Ladin Sidelined?" CTC adalah lembaga resmi yang didirikan oleh The United States Military Academy, Akademi Militer AS, di West Point pada 2003. Letters from Abbottabad merupakan kumpulan dari 17 surat dan draft surat, dengan total 175 halaman dalam bahasa Arab. Surat-surat tersebut ditulis oleh Syaikh Usamah bin Ladin atau tokoh penting Al-Qaeda Pusat lainnya, dan ditujukan kepada sejumlah tokoh penting Al-Qaeda di wilayah-wilayah, di antaranya kepada Syaikh Athiyatullah Al-Libi (Amir Al-Qaeda Wilayah Khurasan), Abu Bashir Nashir Al-Wuhaisyi (Amir Al-Qaeda Wilayah Semenanjung Arabia), Mukhtar Abu Zubair (Amir Al-Qaeda Wilayah Somalia atau Mujahidin Asy-Syabaab Somalia) dan lainnya. Surat-surat tersebut menggambarkan komunikasi internal di antara para pucuk pimpinan Al-Qaeda dan cara Al-Qaeda me-manage jihad global melawan aliansi salibis-zionis internasional. Baru-baru ini, Amerika Serikat kembali merilis sejumlah dokumen yang diklaim ditemukan di tempat persembunyian terakhir Syaikh Usamah Bin Ladin di Abbottabad, Pakistan, sebagaimana dilansir kiblat.net pada Selasa (16/6) Dari 103 dokumen milik Al Qaeda yang baru-baru ini dirilis oleh AS, ada satu dokumen berjudul "Request Document from CTC". Dokumen ini berisi permintaan dari sang penulis surat kepada penerima surat, untuk menyediakan sejumlah dokumen berupa jurnal dari CTC, lembaga think-tank kontraterorisme milik militer AS. Sayangnya, dalam surat tersebut tidak jelas tanggal surat itu dibuat, tidak disebutkan siapa penulis surat, dan tidak disebutkan penerima surat. Lembaga CTC milik militer AS memang memiliki jurnal bulanan yang mereka beri nama CTC Sentinel. Dalam deskripsi di halaman resmi CTC Sentinel, mereka menyebutkan, "CTC Sentinel merupakan publikasi independen bulanan yang memanfaatkan jaringan global para peneliti dan praktisi untuk memahami dan menghadapi ancaman kontemporer yang ditimbulkan oleh terorisme dan segala bentuk kekerasan politik." Dalam tiap edisinya, jurnal CTC Sentinel menyoroti tentang perkembangan terbaru seputar dunia jihad; yang mereka deskripsikan sebagai terorisme. Maka, bukan hal aneh bila para pimpinan Al-Qaeda, sebagai salah satu pioner jihad global, dan musuh AS nomor wahid, juga ikut mengunduh jurnal CTC Sentinel dan membacanya. Ini menunjukkan, para pemimpin Al-Qaeda ingin selalu memperbaharui pikiran lawannya. Sebagai jurnal resmi terbitan akademi militer AS, CTC Sentinel dapat merepresentasikan segala ide dan gagasan tentang strategi kontraterorisme yang ada di akademi militer AS. Oleh karena itu, dengan membaca jurnal CTC Sentinel, para pemimpin Al-Qaeda juga dapat membaca bagaimana cara AS memandang, sekaligus menghadapi Al-Qaeda. Ya, pada masa sebelum Jihad Suriah terjadi, sebelum tahun 2011, AS memang hanya head to head dengan Al-Qaidah. Pada masa Syaikh Usamah Bin Ladin masih hidup, video-video kemunculannya sering dianalisis oleh para peneliti Barat. Pun sama halnya dengan rilisan hasil operasi-operasi militer mujahidin Al-Qaeda, juga menjadi sarana bagi Barat untuk membaca taktik Al-Qaidah. Dengan membaca jurnal kontraterorisme milik AS, Al-Qaeda juga dapat mengukur seberapa besar operasi militer mereka itu mampu menggentarkan AS. Pada akhirnya, mengkonsumsi tulisan, video, dan segala jenis publikasi musuh, merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menelisik strategi dan arah gerak musuh. Namun, harus disertai dengan penelitian yang mendalam. Karena bukan tidak mungkin, informasi yang disebarkan musuh lewat tulisannya bukanlah informasi yang sebenarnya, yang justru memancing agar musuhnya melakukan kekeliruan strategi. Bila pimpinan Al-Qaeda rajin membaca jurnal CTC Sentinel, maka dalam tubuh Al-Qaeda mungkin ada semacam bagian Reseach and Development (R&D) yang bertugas menganalisis arah gerak dan respon musuh terhadap Al-Qaeda, yang selanjutnya memberi rekomendasi kepada pimpinan Al-Qaeda dalam merumuskan strategi dan menghindari taktik musuh. Inilah sebagian ikhtiyar yang dilakukan oleh para mujahidin Al-Qaeda, di antara banyak ikhtiyar lainnya yang telah mereka lakukan dalam jihad fi sabilillah di abad ini. Adapun silih bergantinya kemenangan dan kekalahan yang dialami oleh para mujahidin, itu merupakan sunnatullah yang harus dijalani. Akhir kata, terlantun doa untuk para mujahidin di seluruh dunia,Allahummanshur mujahidiina fi kulli makaan. Allahummanshur man nasharaddin. (aliakram/arrahmah.com) |
Maasyaa Allah, link-link ini bisa bawa Anda ke Mekah! Posted: 18 Jun 2015 12:30 AM PDT BANDUNG (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, kemajuan teknologi ternyata memberi manfaat positif di Ramadhan kali ini. Betapa tidak, bagi Muslimin yang berencana ke Tanah Suci atau merindukan atmosfir Masjidil Haram di Mekah, insyaa Allah merasa terobati. Seperti karya Wessam Hassanin yang diunggah pada Shutter KSA ini, efek visualnya memberi kita pengalaman 4 dimensi. Siapapun yang mengeklik link-link berikut, seolah berada di beberapa Masjidil Haram, seperti Ka'bah. Jika Anda menggunakan smartphone, silakan gerakkan layar hp ke atas, bawah, kanan, dan kiri. Saat Anda menzoomnya, niscaya sensasi 4D dapat dirasakan. "Siapa mau masuk Hijir Ismail? Tekan no. 3. Yang mau persis berada didepan Ka'bah silahkan tekan No.1. Atau ingin berada di atas Ka'bah, tekan No. 5. Aplikasi ini kereeen bangeeet deeeh, maasyaa Allah....," ujar netizen menanggapi beberapa link di atas. Semoga Ramadhan 1436 Hijriyah menjadi momen rekreasi mental kita semua melalui perjalanan 4D menuju Masjidil Haram ini. (adibahasan/arrahmah.com) |
Para biksu Buddha koarkan khotbah radikal di jalanan Kota Yangon Posted: 18 Jun 2015 12:00 AM PDT YANGON (Arrahmah.com) - Khotbah radikal para biksu Buddha ternyata bertebaran di Myanmar atau dikenal juga sebagai Burma. Bahkan, jika saat ini Anda berada di Yangon, atau di salah satu kota besar lainnya, niscaya dapat ditemukan DVD khotbah di berbagai pedagang DVD di pinggir jalan. Di Yangon, DVD khotbah biksu bersaing dengan DVD bajakan film Hollywood, lagu-lagu lokal, dan lainnya. Dalam salah satu DVD, seorang biksu menggunakan retorika sejarah untuk membentuk pemahaman pendengarnya bahwa Buddha di Myanmar dalam bahaya, sebagaimana dilaporkan Bring Islam, Kamis (18/6/2015). "Semua negara tetangga Burma; Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Indonesia, dan Malaysia, awalnya pemeluk Buddha," ujar si pengkhotbah. "Satu per satu mereka menyingkirkan berhala dan menjadi Muslim," lanjutnya. "Selama sekian puluh tahun, dalam bentuk Muslim Rohingya, orang-orang barbar berada di pintu gerbang Myanmar." Independent, surat kabar Inggris, menulis khotbah sang biksu menandakan iklim ketakutan seribu tahun. Sebuah iklim yang memunculkan perilaku tak mencerminkan Buddhisme di kalangan para biksu, dan respon umat Buddha awam menghadapi tantangan yang ditimbulkan Muslim Rohingya. Tidak seluruh biksu memperlihatkan perilaku tak-Buddhisme. Biksu U Withudda, U Seindita, dan U Zawtika, adalah tiga dari sedikit biksu yang menolak mengkhianati delapan jalan Sang Buddha. Ketiganya menyelamatkan Muslim Rohingya yang meminta perlindungan, ketika terjadi aksi berdarah tahun 2012. Sumbangsih mereka diakui Parlemen Agama Dunia di Oslo. Lainnya adalah biksu U Pinnyasiha, yang menyerang retorika anti-Muslim Rohingya. Namun, seperti tiga biksu penyelamat Rohingya, U Pinnyasiha tidak populer. Ma Ha Na, lembaga pemerintah Myanmar yang bertanggung jawab mengatur biarawan, melarangnya berkotlah. Sejenak melihat ke belakang, paranoia seribu tahun ini datang sangat cepat. Tahun 2007, ratusan ribu biksu berpawai di jalan-jalan menyanyikan sutta metta, sebuah sutra (lagu) cinta kasih kepada sesama. "Semua mahluk yang bernafas dan diberkahi dengan hidup bahagia. Mari kita tumbuhkan semangat cinta tak terbatas," demikian para biksu bernyanyi. Tidak ada klausul dalam sutta metta bahwa Muslim Rohingya tidak termasuk mahluk yang harus dicintai. Syair dalam sutta meta mencakup semua, tanpa kecuali. Lima tahun setelah aksi ratusan ribu biksu menyanyikan sutta metta di jalan-jalan, kerusuhan rasial, yang digerakan sekelompok biksu radikal, merebak di jalan-jalan Yangon dan kota-kota lain. Anehnya, mengapa hanya Muslim Rohingya yang menjadi target serangan. Bukankah Yangon dan Mandalay, dua kota terbesar di Myanmar, adalah rumah bagi ribuan Hindu, Muslim non-Rohingya, Kristen, Tao, Yahudi, dan atheis. Muslim non-Rohingya terdiri dari Muslim Kaman, Muslim Panthay, dan Muslim Burma, dengan latar belakang etnis berbeda. Kristen dianut hampir semua etnis di Myanmar. Biksu dan nasionalis Buddhis tahu apa yang harus dikatakan ketika menghadapi pertanyaan ini. Muslim Rohingya adalah kalar, sebutan merendahkan untuk orang berkulit gelap. Jika demikian, Tamil Myanmar juga harus dimasukan ke dalam 'kalar', tapi mengapa tidak diberlakukan kepada mereka? Mungkin, alasan paling tepat para biksu adalah karena Muslim Rohingya adalah etnis minoritas non-Buddhis terbesar di Myanmar, dengan populasi 1,5 juta. Dalam pandangan biksu fanatik, Myanmar adalah rumah terakhir kemurnian Buddhisme, dan harus tetap murni. Serangan terhadap Muslim Rohingya mungkin langkah awal dari upaya permunian Myanmar sebagai negara Buddhisme. Komunitas keagamaan lain, yang jauh lebih kecil, adalah sasaran berikut. Buddhisme dan otoritas terjalin erat di Myanmar selama berabad-abad. Jalinan itu sempat putus tahun 2007, ketika 30 biksu yang berdemo menentang pemerintah ditembak mati di jalan-jalan. Setelah itu otoritas militer Myanmar dan sangha, urutan tertinggi dalam monastik Buddha, memperbaiki hubugan mereka. Inggrid Jordt, antropolog AS yang menjadi biarawati Buddha, mengatakan pemerintah Myanmar tidak bisa mengabaikan bahwa selama 800 tahun pengusaya Myanmar akan selalu tergantung pada sangha. Sangha dalah hpoun, sumber spiritual. Sangha harus menyediakan hpoun kepada penguasa. Penguasa tidak punya legitimasi tanpa hpoun. Pada gilirannya, penguasa terpantronisasi dan mendukung para biksu. Namun hubungan ini bukan tanpa gangguan. Akan selalu ada biarawan durhaka, yang menolak mendukung pemerintah. Ini terlihat ketika junta militer menghadapi Aung San Suu Kyi. Beruntung, junta militer mendapat banyak dukungan para biksu, dan Suu Kyi tidak punya cukup dana untuk membeli biarawan. Terlalu sedikit biksu yang menentang retorika anti-Muslim Rohingya membuat Suu Kyi memilih diam ketika di depan hidungnya orang-orang diperas untuk mati pelan-pelan. Pekan lalu, para biksu yang tergabung dalam Ma Ba Tha Sayadaw -atau Organisasi Perlindungan Ras dan Agama- memperluas cakrawala chauvinisme-nya. Caranya, akan memboikot jika partai tidak mendukung Buddhisme ikut pemilu. Junta militer, yang katanya sedang melakukan demoktratisasi, tidak melakukan apa-apa. Di sisi lain, terlalu sedikit biksu yang mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Ma Ba Tha bertentangan dengan delapan jalan Sang Buddha. Aung San Suu Kyi, dengan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), juga diam melihat sikap tidak demokratis di hadapannya. Situasi ini menguatkan asumsi ketika agama dan kekuasaan bergandeng tangan yang muncul adalah kejahatan terhadap demokrasi dan kemanusiaan. Itu tidak hanya terjadi di Myanmar, tapi juga di Sri Lanka. Tidak ada yang bisa dilakukan U Pinnyasiha, sang biksu 'durhaka', kecuali mengatakan; "Jika orang terus berlatih tiga hal; moralitas, kebijaksanaan, dan intelektual, maka dharma dan kebijaksanaan Buddha tidak akan lunur. Jika orang melatih ketiganya, Buddha akan menghilang dari dunia ini. (adibahasan/arrahmah.com) |
Di bawah bayang-bayang PBB, Pemerintah Myanmar diprotes Nasionalis Buddhis Posted: 17 Jun 2015 11:30 PM PDT AKYAB (Arrahmah.com) - Nasionalis Buddhis laksanakan reli massa di ibukota Akyab pada Ahad (14/6/2015). Mereka memrotes penyelamatan para pengungsi oleh Pemerintah Myanmar, sebagaimana dilansir Burma Times, Senin (15/6). Bulan lalu, pasca tekanan internasional kian kuat, Angkatan Laut menerima 2 kapal untuk berlabuh selama seminggu. Namun, karena tidak setuju, maka para Buddhis menyebarkan flyer yang berisi seruan pengusiran pengungsi Bangladesh dan Muslim Rohingya yang dilabeli sebagai "kalar" (orang hitam, red.). Latarbelakang protes Setelah penyelamatan kapal pertama, Pemerintah mengusir 150 Muslim Rohingya. Mengetahui hanya pengungsi Bangladesh yang diselamatkan, PBB menegur Pemerintah Myanmar. Kasus itu mempermalukan Myanmar dan kemudian perilaku rasial terhadap Muslim Rohingya itu terungkap. Kemudia Reuters mengonfirmasikan bahwa lebih banyak Muslim Rohingya yang ditelantarkan Pemerintah itu. Bahkan, Pemerintah Bangladesh sendiri mengiyakan bahwa warga negara yang diusir dari Myanmar adalah etnis Rohingya. Dengan demikian, saat kapal kedua ditepikan, Pemerintah Myanmar lebih berjaga-jaga dan tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Terlebih tingkahnya yang meniadakan identitas kewarganegaraan Muslim Rohingya mencoreng "rapor negara demokrasi" yang baru diraihnya. Hal inilah yang akhirnya menyulut kekesalan nasiobalis Buddhis terkait perlakuan pemerintahnya terhadap Muslimin Rohingya yang mendadak "lembek". Mereka bahkan memaki-maki para pengungsi yang diselamatkan itu dengan sebutan "bengalis" dan berakhir protes keras. Hingga berita ini diturunkan, usulan para pemrotes yang menuntut semua pengungsi dideportasi ke Bangladesh tidak digubris Pemerintah Myanmar yang berada di bawah nayang-bayang PBB. (adibahasan/arrahmah.com) |
Posted: 17 Jun 2015 11:00 PM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Muslim di belahan dunia yang tidak mengalami konflik perang seperti Indonesia dan negara aman lainnya, kini tentunya telah melewati masa persiapan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan, kehadiran Bulan Suci Ramadhan 1436 H/2015. Ada yang menyambut tamu agung itu dengan mengecat rumah, mengganti perabotan rumah yang lama, hingga membeli pakaian baik itu baju baru lebaran maupun baju koko atau mukena untuk sholat tarawih maupun sholat 5 waktu. Tak sedikit pula yang sibuk dengan membeli bahan pokok lainnya terutama bahan makanan dan perlengkapan dapur kebutuhan selama bulan puasa baik untuk Sahur maupun untuk santapan berbuka puasa. Sayangnya, menurut Abdullah Onim, Rabu (17/6/2015), hal tersebut jauh dari apa yang dirasakan Muslimin di Gaza yang terjajah. Hingga kini, sudah lebih dari 8 tahun wilayah Gaza masih dibawah blokade Zionis "Israel". Bahkan, diperparah dengan penutupan akses pintu Perlintasan Rafah, maka semakin sulitlah bahan bantuan kemanusiaan untuk masuk ke wilayah Gaza. "Sebagian dari wilayah Gaza pun masih terlihat porak poranda paska agresi Militer Zionis atas Gaza pada musim panas akhir tahun 2014, puluhan Masjid rata tanah akibat diterpa bom dan roket zionis israel, terlihat ratusan masjid masuh hancur dan porak poranda belum di renovasi dan perbaikan, sedangkan tamu mulia yang selalu dinantikan oleh Umat Islam Dunia yaitu Bulan Suci Ramadhan telah tiba," ujar Bang Onim, demikian sapaan akrab Chairman Radio Suara Palestina itu, kepada Arrahmah. Ia menambahkan, bahwa kini tercatat lebih dari 24 ribu wanita menjadi janda di Gaza, maka ratusan ribu anak yatim pun tersebar di beberapa wilayah di Gaza. Selain itu, mayoritas dari warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan juga tergolong kaum fakir. Berkaitan dengan kondisi tersebut, Manajemen Radio Suara Palestina di Gaza City membentuk sebuah wadah yang berfungsi untuk menghimpun bantuan dari Muslimin Indonesia, berupa Wadah Zakat Gaza Palestina (Zakat For Gaza Zakat For Bumi Syam). Program kedermawanan Islami ini diharapkan secara khusus dapat menangani zakat khusus (zakat fitrah), dimana penyalurannya khusus ke wilayah konflik di bumi Syam termasuk wilayah Gaza Palestina. Program ini secara rutin disiarkan melalui Radio Suara Palestina (RSP) langsung dari Gaza City dalam acara Zakat for Gaza. Acara khusus di bulan Ramadhan ini memfasilitasi Muslimin Indonesia untuk berderma kepada rakyat Gaza yang memang membutuhkan bantuan, baik melalui zakat fitrah, zakat maal, infak, dan sedekah. Selain itu, RSP secara rutin menyiarkan kondisi terkini Gaza Palestina dan Masjid Al-Aqsa melalui Radio Streaming suarapal.net. Siaran itu berlangsung satu hari 2 kali pada pukul 13.00 WIB. Sementara acara Gaza Tonight disiarkan live setiap malam, pukul 20.00 WIB.), membuka "Radio yang beroperasi di Gaza City ini memiliki 5 pegawai tetap, tentu asli warga Gaza dan lebih dari 10 tenaga lepas yang siap menyalurkan Zakat Fitrah di beberapa titik di Gaza," terang Bang Onim. "Demi kelancaran dan ketertiban, merata dalam proses penyaluran Zakat Firtah, zakat maal, infak dan sedekah, tak lepas kami berkoordinasi dengan NGO lokal di masing-masing wilayah sasaran distribusi," tambahnya. Adapun program spesial khusus dibulan Ramadhan 1436 H ini berupa,
Wilayah disribusi zakat: "Untuk penyelenggaraan berbagai program bantuan kemanusiaan untuk Gaza Palestina, khususnya Program Spesial di bulan Suci Ramadhan 1436 H / 2015 ini, kami membuka peluang kerja sama bagi NGO-NGO di Indonesia baik Lembaga Swasta maupun Lembaga Pemerintahan. Mari kita berbuat demi kebaikan mereka dan berkah kita raih bersama," ujar Bang Onim. Pada Juli 2014, Generasi Indonesia yang menetap dan menikah dengan Muslimah Gaza itu, menggunakan dana pribadinya untuk membentuk Radio Suara Palestina sebagai wadah dakwah dari Gaza ke Nusantara dan menyebar berita realitas Palestian dan Masjid Alaqsa ) saat terjadi agresi israel ke wilayah Gaza. Sejak saat itulah berbagai kegiatan sosial dan misi kemanusiaan bagi rakyat Gaza Palestina dari Muslimin Indonesia mulai berlangsung, seperti :
"Dalam proses distribusi bantuan kemansuiaan langsung ke warga Gaza, alhamdulillah beberapa NGO Besar dari Indonesia sudah menjalin kerja sama sebagai mitra Misi Kemanusiaan di Gaza Palestina serta rutin berkomunikasi dengan kami. Begitu juga beberapa media mainstream menjalin mitra dengan RadioSP, selain untuk merealisasikan projek di Gaza, tak lepas kami berkoordinir dengan pemerintah Palestina di Gaza," ujar Chairman radio itu. "[Tentang] Dana operasional Radio Suara Palestina, saat ini Radio SP sudah memiliki 5 pegawai asal Gaza serta memiliki puluhan relawan, kami membuka rekening khusus operasional Radio SP, tentunya tidak bercampur dengan Rekening khusus amanah untuk Palestina alias terpisah/otomatis kami salurkan kepada warga Gaza Palestina. Dana yang masuk ke rek. khusus operasional RadioSP kami gunakan untuk membayar Honor pegawai Radio SP dan juga tenaga lepas kami," jelasnya. Kepada Arrahmah ia menyampaikan harapan, "Semoga program Zakat ini, sedikit banyak dapat menyentuh langsung ke titik-titik yang akan menjadi sasaran disribusi Zakat, infak dan sedekah." Rekening Zakat For Gaza : 6900090001 A.n:Abdillah Onim (adibahasan/arrahmah.com) |
Klarifikasi Mujahidin IIA terkait partisipasi dalam konferensi internasional di Oslo Posted: 17 Jun 2015 10:00 PM PDT (Arrahmah.com) - Beredarnya rumor di media bahwa Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) akan mengadakan pembicaraan dengan pemerintah rezim Kabul di konferensi internasional di Oslo, memaksa Mujahidin IIA mengeluarkan pernyataan bantahan yang menjelaskan partisipasinya dalam konferensi di ibukota Norwegia tersebut. Berikut terjemahannya: **** Diperkirakan bahwa tiga delegasi dari Kantor Politik Imarah Islam Afghanistan yang dipimpin oleh Tayyab Agha akan menghadiri konferensi selama dua hari di Oslo, ibukota Norwegia, pada 16 Juni 2015. Konferensi tersebut digelar setiap tahun di Oslo di mana diskusi yang diadakan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh berbagai negara di sekitar dunia dan akan dihadiri oleh 150 pejabat tinggi dari berbagai negara dan bahkan para menteri luar negeri beberapa negara. Para peserta pada konferensi tahun ini akan menunjukkan pandangan-pandangan mereka terkait huru hara dan masalah-masalah di Yaman, Sudan, Somalia dan Afghanistan. Norwegia mengundang kepala Kantor Politik Imarah Islam [Afghanistan] unutk berpartisipasi dalam konferensi itu. Imarah Islam Afghanistan juga menganggapnya sebagai sebuah kesempatan baik untuk menyampaikan suara secara personal tentang bangsanya yang tertindas dan tuntutan-tuntuan legalnya –mengakhiri penjajahan dan pendirian sebuah pemerintahan Islam di Afghanistan– kepada dunia dan membantu mereka memahami realitas di lapangan melalui konferensi internasional ini. Beberapa awak media telah menegaskan bahwa delegasi Imarah Islam Afghanistan akan menggelar pembicaraan face-to-face dengan para pejabat pemerintahan Kabul di Oslo. Klaim ini tidak benar dan konferensi ini juga tidak digelar untuk tujuan seperti itu. Juru bicara Imarah Islam Afghanistan Zabihullah Mujahid 28/08/1436 H (siraaj/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |