Arrahmah.Com |
- Setelah ledakan mematikan, Chad larang penggunaan cadar bagi para Muslimah
- Ledakan mematikan di basis Syiah Houtsi di Sana'a tewaskan 31 orang
- Tebing karang longsor timbun wisatawan pantai Sandaran DIY
- Taliban peringatkan ISIS jangan mengacau di Afghanistan
- ISIS bunuh dan penggal dua mantan syar'i mereka
- Ramadhan 1436 H : Ada apa di garis depan Palestina dan Suriah?
- Quo vadis Islam Nusantara
- "Israel" merobohkan Masjid satu-satunya di Negev
- Freedom Flotilla III akan segera berlayar ke Gaza
- Innalillahi, ISIS penggal Mujahid Jaisyul Islam
Setelah ledakan mematikan, Chad larang penggunaan cadar bagi para Muslimah Posted: 17 Jun 2015 04:24 PM PDT NDJAMENA (Arrahmah.com) - Chad telah melarang Muslimah mengenakan cadar setelah dua serangan bom menghantam negara tersebut pada Senin (15/6/2015). Pemerintah Chad menuduh kelompok Boko Haram yang berada di balik pemboman yang menewaskan lebih dari 20 orang tersebut. Perdana Menteri Chad mengklaim bahwa cadar digunakan sebagai "kamuflase" oleh "militan" dan mengatakan pasukan keamanan akan membakar semua cadar yang dijual di pasar, lansir BBC pada Rabu (17/6). Chad menjadi tuan rumah untuk pasukan regional yang baru dibentuk untuk menghadapi Boko Haram yang aktif di kawasan tersebut. Pada Selasa (16/6), Amerika Serikat mengumumkan pihaknya akan memberikan 5 juta USD untuk membantu membiayai markas pasukan multi-nasional di Chad. Boko Haram sendiri belum mengeluarkan pernyataan atas serangan itu, meskipun sebelumnya pernah mengancam akan menyerang Chad karena pasukannya mulai membantu Nigeria. Dalam pertemuan dengan para pemimpin agama, Perdana Menteri Chad, Kalzeube Pahimi Deubet mengatakan pelarangan akan dilaksanakan di seluruh tempat, tidak hanya di wilayah publik. Ia kembali mengklaim bahwa pakaian apapun yang menutup seluruh wajah kecuali mata hanya sebagai kamuflase. Mayoritas penduduk Chad adalah Muslim dan cadar atau niqob yang digunakan oleh Muslimah adalah terutama karena alasan agama, tetapi juga membantu melindungi wanita dari panas dan iklim berdebu sahara. Penggunaan cadar juga dilarang pada Mei lalu di Kongo-Brazzaville dengan dalih "kontra-terorisme". Meskipun tidak pernah ada serangan di negara ini dan penduduk Muslim di sana kurang dari 5% dari populasi Kongo-Brazzaville. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Ledakan mematikan di basis Syiah Houtsi di Sana'a tewaskan 31 orang Posted: 17 Jun 2015 04:01 PM PDT SANA'A (Arrahmah.com) - Markas politik milisi Syiah Houtsi dan tiga tempat ibadah mereka menjadi sasaran dalam serangkaian ledakan bom di ibukota Yaman Sana'a pada Rabu (17/6/2015) menewaskan 31 orang dan melukai puluhan lainnya, ujar laporan televisi Al Arabiya. Rumah Saleh al-Samad, kepala kantor Houtsi juga menjadi target serangan bom mobil. Beberapa jam setelah ledakan, kelompok yang mendukung Daulah Islam (Islamic State atau dikenal dengan ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah pernyataan online yang dilansir oleh Reuters. Ledakan terjadi saat pasukan koalisi pimpinan Saudi melancarkan lebih banyak serangan udara menargetkan posisi milisi Syiah Houtsi di seluruh wilayah Yaman. "Empat bom mobil menargetkan biro politik Houtsi, 'Masjid' Hashush di distrik Jiraf, 'Masjid' Kibsi di distrik Zira dan 'Masjid' Qubat Al-Khadra, menyebabkan banyak orang tewas dan terluka," ujar seorang pejabat Houtsi yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Reuters. Milisi Syiah Houtsi menduduki ibukota Yaman di bulan September dan menuntut agar mereka mendapatkan kursi dalam kekuasaan. Sejak Houtsi menguasai Yaman, Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi berada dalam tahanan rumah namun berhasil melarikan diri ke kota Aden dan kini berada di Riyadh, ibukota Saudi. Koalisi pimpinan Saudi mengklaim melancarkan serangan udara menargetkan Houtsi untuk mengembalikan Hadi ke kekuasaan. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Tebing karang longsor timbun wisatawan pantai Sandaran DIY Posted: 17 Jun 2015 08:45 AM PDT GUNUNG KIDUL (Arrahmah.com) - Sore hari akhir bulan Sya'ban menjelang Ramadhan, tebing karang Pantai Sadranan, Tepus, Gunungkidul, DIY, longsor, Rabu (17/6/2015) pukul 15.15 WIB. Hingga berita ini dibuat sebanyak tiga orang tewas dalam peristiwa tersebut. Mengutip Solopos.com, kejadian berlangsung sekitar pukul 15.15 WIB, Pantai Sadranan Gunungkidul. Tiga orang tewas dalam peristiwa tersebut. Hingga pukul 18.09 WIB masih dilakukan evakuasi menggunakan alat berat. Evakuasi korban di bawah komando Kapolres Gunungkidul. Korban meninggal dunia antara lain, Joko Susanto usia 35 tahun alamat Ngablak, Srumbung, Magelang. Risa Umami usia 22 tahun, Muh Taufik, usia 20 tahun. Sementara korban selamat antara lain Kasiyem usia 45 tahun dan Indah Lestari alamat Ngablak, Srumbung, Magelang. Joko Susantokorban meninggal merupakan suami Indah. Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, tebing Pantai Sadranan, Tepus, Gunungkidul, ambruk secara tiba-tiba. Peristiwa tersebut sempat disaksikan beberapa orang yang menjadi pengunjung Pantai Sadranan. Saat itu, peristiwa terjadi cukup banyak warga yang berteduh di bawah tebing itu. Mengutip Antara, Kapolsek Tepus AKP Yulianto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan bahwa tebing longsor pada pukul 15.00 WIB. Sementara seorang korban meninggal yang berhasil dievakuasi pada pukul 16.25 WIB adalah seorang laki-laki. Dia mengatakan bahwa sekarang petugas tengah berusaha menyelamatkan korban lainnya yang masih terjebak di dalamnya. "Diperkirakan ada sekitar 10 orang yang tertimbun," kata dia. (azm/arrahmah.com) |
Taliban peringatkan ISIS jangan mengacau di Afghanistan Posted: 17 Jun 2015 08:20 AM PDT AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Taliban pada Selasa (16/6/2015) memperingatkan pemimpin kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, agar tidak melancarkan pemberontakan paralel di Afghanistan, setelah adanya serangkaian pembelotan dan laporan bentrokan dengan militan yang setia kepada ISIS. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, Taliban menekankan bahwa "jihad melawan Amerika dan sekutunya harus dilakukan di bawah satu bendera dan satu kepemimpinan". "Imarah Islam (Taliban) tidak memandang adanya keuntungan dari berpecahbelahnya jajaran jihadi baik untuk jihad atau bagi umat Islam," ungkap surat yang ditandatangani oleh wakil pemimpin Taliban Mullah Akhtar Muhammad Mansur, sebagaimana dilansir Al-Arabiya.. "Keputusanmu yang diambil dari kejauhan akan membuat (ISIS) kehilangan dukungan dari ulama, mujahidin, dan untuk membela diri, Imarah Islam terpaksa akan bereaksi," tambahnya. Surat yang diterbitkan di situs Taliban dalam bahasa Pashto, Urdu, Arab dan Dari itu tidak merinci peringatan mereka. Taliban telah menyaksikan sejumlah pembelotan dalam beberapa bulan terakhir. Pekan lalu, media lokal juga melaporkan pertempuran yang tampaknya terjadi antara Taliban dan pendukung ISIS di Afghanistan timur, dengan laporan jatuhnya korban di kedua pihak. Jenderal John Campbell, komandan pasukan NATO yang menduduki negeri Muslim itu, bulan lalu mengatakan kelompok ISIS telah merekrut para pejuang di Afghanistan, tetapi mereka belum beroperasi. Ada kekhawatiran mengenai pembentukkan kelompok ISIS di Afghanistan sejak pasukan NATO pimpinan AS akhirnya mengakhiri misi tempur mereka akhir tahun lalu, setelah 13 tahun memerangi Taliban. Pada bulan Februari, serangan pesawat tak berawak NATO membunuh Mullah Abdul Rauf Khadim, mantan komandan Taliban dan tahanan Guantanamo yang dituduh terkait dengan ISIS, di provinsi selatan Helmand. Dan pada bulan Maret Hafiz Waheed, pengganti Khadim, gugur bersama dengan sembilan orang lain di distrik Sangin, Helmand, menurut kementerian pertahanan Afghanistan. (aliakram/arrahmah.com) |
ISIS bunuh dan penggal dua mantan syar'i mereka Posted: 17 Jun 2015 06:00 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dikabarkan telah membunuh Syaikh Abu Walid Al-Maqdisi, mantan anggota Majelis Syariah ISIS di Qolamun yang beberapa pekan yang lalu dalam rilisan pernyataannya telah mengungkap kerusakan kelompok ISIS dari sisi syar'i, akhlaq serta kondisi personal-personal mereka yang terdiri dari mantan para penganut idiologi Ba'ath, preman dan mafia. Ia dikabarkan telah terbunuh bersama istrinya di tangan pasukan ISIS pada Selasa (16/6/2015) di kediamannya di Qolamun karena upayanya dalam membongkar kerusakan ISIS. Para saksi mata menyebutkan bahwa kelompok ISIS melakukan penyerangan terkoordinasi dengan menargetkan rumah Syaikh Abul Walid di daerah Qolamun setelah membunuh tiga muhajirin lainnya, sebagaimana dilansir Muqawamah Media. Sementara itu, dari Aleppo dilaporkan bahwa mantan anggota Majelis Syura ISIS, Syaikh Abdul Bari' Al-Iraqi yang kemudian memutuskan bergabung dengan Jabhah Nushrah serta menjadi hakim syar'i Jabhah Nushrah di wilayah pinggiran Aleppo, tertangkap oleh pasukan ISIS yang ketika itu menyerang Sawron. Syaikh Abdul Bar'i sebelumnya sangat dicintai oleh ISIS dan menjadi ulama kesayangan mereka, tapi sifat mereka berubah total manakala Syaikh Abdul Bari' menyatakan keluar dari kelompok mereka. Mereka bahkan tega memenggal kepalanya dengan tangan mereka sendiri. Syaikh Abu Abdul Bari' Al-Iraq adalah seorang penuntut ilmu yang berjihad melawan Amerika di Irak kemudian dipenjara di Kamp Bucca (ia tinggal di Irak selepas keluar dari penjara). Setelah pembebasan Mosul, pemimpin ISIS, Abu Bakar Baghdadi menawarkan kepadanya untuk memegang jabatan sebagai hakim agung yang membawahi semua pengadilan di Mosul. Tetapi, Allah Ta'ala mengetahui ketulusan niatnya sehingga ia mendapat hidayah dan mengetahui pengkhianatan dan penyimpangan kelompok ISIS dari ajaran Islam. Maka, ia pun memutuskan untuk hijrah ke Syam. Di negeri Syam (Suriah), ia bergabung dengan Jabhah Nushrah dan ditugaskan sebagai hakim Syar'i di Reef Aleppo. Ia dikenal di Reef Aleppo sebagai seorang juru dakwah yang mengingatkan masyarakat kepada Allah dan mengajar kaum awam, hingga membuat seluruh kalangan mencintainya. Ia juga ditunjuk sebagai syar'i utama untuk Jabhah Nushrah di utara Aleppo. Meskipun usianya masih muda, ia memiliki lautan pengetahuan dan memiliki semangat serta tekad yang begitu besar. Ketika ISIS menyerang Shawran, ia sama sekali tidak pernah mundur, melainkan terus maju menyerbu posisi mereka, walaupun seorang diri untuk mengusir agresi mereka. Pada waktu itu Mujahidin Jabhah Nushrah berpikir bahwa ia telah syahid setelah aksi inghimasnya, tapi kemudian kaum Khawarij ISIS merilis foto-foto pemenggalannya di Raqqa. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga Allah menerimanya dalam barisan para syuhada. (aliakram/arrahmah.com) |
Ramadhan 1436 H : Ada apa di garis depan Palestina dan Suriah? Posted: 17 Jun 2015 04:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Garis depan Palestina-Suriah merupakan garis terpenting untuk membebaskan Masjidil Aqsha yang lepas dari tangan umat Islam sejak Desember 1917 (sudah hampir 100 tahun!). Di garis depan Palestina, ada keluarga-keluarga kita di yang bertahan di Jalur Gaza, kota Al-Quds, dan Tepi Barat. Betapapun sengsaranya kehidupan mereka di hadapan kekejaman penjajah Zionis 'Israel', sebagian besar mereka memilih untuk bertahan di sana. Di luar itu semua, masih ada lebih dari 7.000 orang keluarga Palestina kita yang disekap di 22 penjara Zionis 'Israel'. Mereka disiksa, dipukuli, disetrum, banyak diantara mereka bertahun-tahun dipenjara tanpa pengadilan. Jalur Gaza sudah hampir 9 tahun dikepung, diembargo. Sejumlah 1,8 juta jiwa anggota keluarga kita dikurung di dalam penjara terbesar di dunia seluas 365 kilometer per segi (sekitar separuh luas DKI Jakarta). Di Utara Gaza ada tembok setinggi 10 meter sepanjang 4 kilometer. Di Timur Gaza ada pagar kawat dua lapis beraliran listrik tegangan tinggi sepanjang sekitar 50 kilometer. Di Selatan Gaza ada tembok Mesir setinggi 6-7 meter sepanjang 5 kilometer. Di Barat Gaza terbentang Laut Mediterania yang 24 jam sehari 7 hari seminggu dipatroli kapal-kapal Zionis bersenjata, yang menembaki dan merampas kapal-kapal nelayan Gaza. Menurut Dr. Bassim Naim, mantan menteri kesehatan Palestina, sejak Desember 2014 ada lebih dari 30 ribu orang yang dicegah untuk keluar dari Gaza. Sekitar 1.500 orang di antaranya adalah penderita berbagai penyakit yang hendak berobat, di antaranya pasien-pasien kanker ganas. Orang yang hendak menunaikan ibadah umrah pun dilarang. Di Kota Al-Quds, penghancuran dan perampasan rumah-rumah keluarga kita oleh penjajah Zionis terus berlangsung. Hampir setiap hari, rombongan-rombongan pemukim ilegal Yahudi masuk ke Masjidil Aqsha dikawal lusinan serdadu penjajah. Di bawah masjid suci itu penggalian pondasinya terus dilakukan. Pada saat yang sama, hampir setiap hari juga serdadu Zionis memprovokasi jama'ah Masjidil Aqsha dengan menyerbu masuk dan menangkapi pemuda-pemuda. Seringkali hanya mereka yang berusia 50 tahun ke atas yang boleh masuk Masjid. Sebelum Ramadhan tahun lalu (1435), sebuah undang-undang jahat diloloskan oleh parlemen Zionis. Undang-undang itu menjadi "dasar hukum" para pemukim ilegal Yahudi untuk melakukan ritual Talmud di dalam Masjidil Aqsha. Lebih jauh lagi, undang-undang itu mempersiapkan dibagiduanya komplek Masjidil Aqsha, yang luasnya 14,4 hektar, menjadi dua bagian: separuh untuk Muslim, separuh untuk Yahudi. Di Tepi Barat, meski ibukotanya di Ramallah disebut ibukota Otorita Palestina, perlakuan penjajah Zionis terhadap keluarga-keluarga kita di kawasan ini tak ubahnya perlakuan penjajah atas warga terjajah. Kehidupan sekitar 2,6 juta orang keluarga kita di Tepi Barat dibikin menderita dari segala aspeknya. Sebuah tembok setinggi 10 meter terbentang sepanjang 708 kilometer, meliuk-liuk di Tepi Barat, memisahkan rumah-rumah dengan sekolah, rumah sakit, pasar, bahkan dengan kebun-kebun milik warga Palestina sendiri. Kemanapun mereka pergi harus melewati pos pemeriksaan serdadu Zionis. Di manapun mereka berada, bahkan di rumahnya sendiri saat tidur di malam hari, warga Tepi Barat bisa ditangkap sewaktu-waktu. Atas alasan apa? Tidak perlu alasan. Di luar itu semua, masih ada lebih dari 7.000 orang keluarga Palestina kita yang disekap di 22 penjara Zionis 'Israel'. Mereka disiksa, dipukuli, disetrum, banyak diantara mereka bertahun-tahun dipenjara tanpa pengadilan. Di antara mereka disekap di sel isolasi bawah tanah, bertahun-tahun tak bisa melihat matahari, kecuali beberapa menit setiap hari. Inilah garis depan Palestina. Di Garis Depan Suriah, sudah lebih dari 40 tahun, Muslimin Ahlussunnah wal Jama'ah ditindas dan dipecah-belah oleh rezim Alawiyah-Nusairiyah (Syiah) berkedok Partai Sosialis Arab Baats. Sebagian Muslimin yang tertipu daya dan berkenan diperintah oleh rezim ini, diberi jabatan dan fasilitas. Muslimin yang ketahuan menunjukkan penentangannya, diringkus, diteror, bahkan dibunuh. Sejak 4 tahun yang lalu (Maret 2011), wajah asli rezim yang dipimpin keluarga Al-Assad ini muncul menjawab tuntunan rakyat untuk hidup lebih adil, bebas dari tirani minoritas, dan bebas dari ketakutan. Rezim ini membunuhi, menangkap dan menyiksa siapapun yang menentangnya. Awalnya yang dibunuh dan ditangkapi hanya para pengunjuk rasa. Tapi ketika semakin banyak rakyat yang menuntut pergantian rezim, rezim ini mengerahkan angkatan bersenjatanya menghancurkan daerah-daerah yang dianggap menentang. Rumah, rumah sakit, sekolah, instalasi listrik dan air, pasar dan tempat-tempat umum lainnya dihancurkan. Bahkan kamp-kamp pengungsi Palestina pun dihancurkan. Sesudah 4 tahun kekerasan bersenjata semakin parah, pasukan-pasukan bersenjata Syiah dari Iran, Lebanon, Iraq bahkan Afghanistan sudah tidak malu-malu lagi mengumumkan kehadirannya di Suriah. Sudah lebih dari 200 ribu keluarga kita warga sipil Suriah yang dibunuh dalam 4 tahun ini (menurut Syrian Network of Human Rights). Sampai 18 Maret 2015, tidak kurang dari 3,9 juta orang mengungsi keluar Suriah, dan 6,5 juta orang kehilangan tempat tinggal di dalam Suriah (data UNHCR; United Nations High Commission for Refugees). Inilah garis depan Suriah. Apa yang kita lakukan di garis depan? Sejak Ramadhan 1428 (tahun 2007), Sahabat Al-Aqsha didirikan dan langsung bekerja menyambung Silaturrahim keluarga Indonesia dengan keluarga-keluarga kita di Palestina dan Suriah. Fokus kita adalah keluarga. Keluarga kita di Palestina dan Suriah, sama pentingnya dengan keluarga-keluarga kita di Myanmar, Mindanao, Uighur dan Xinjiang, Kashmir, Afghanistan, Somalia, Iraq, Chechnya dan lain-lain. Namun karena keterbatasan kemampuan, kita memilih fokus menyambung Silaturrahim dengan keluarga-keluarga kita di garis depan Palestina dan Suriah. Ramadhan 1436 ini, Sahabat Al-Aqsha (dan Sahabat Suriah, dibentuk sejak 2012) diminta untuk melanjutkan amanah-amanah ini: Di Palestina
Di Suriah
Doakanlah. Sebarluaskanlah maklumat ini. Bantulah semaksimal kemampuan kita. Mereka bertahan, kita menguatkan, Allah yang memenangkan. (azmuttaqin/sahabatal-aqsha/sahabatsuriah/arrahmah.com) |
Posted: 17 Jun 2015 01:00 AM PDT Oleh :Indra Fakhruddin * (Arrahmah.com) - Presiden Jokowi kembali menegaskan gagasan Islam Nusantara. Hal tersebut disampaikan dihadapan 40 ribu jama'ah Nahdlatul Ulama (NU) saat acara Istighosah Akbar dalam rangka menyambut Ramadlan 1436H di Masjid Istiqlal, Jakarta. Acara tersebut sekaligus menandai pembukaan Munas Ulama NU. Jokowi melalu sambutannya mengatakan "Alhamdulillah, Islam kita islam nusantara, Islam yang sopan santun, penuh tata krama dan toleransi". Dilain kesempatan saat Jokowi ketemu dengan kepala-kepala negara lain, dirinya selalu menyebut Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar didunia. Sambil berkomentar "Untuk itulah kekuatan Indonesia,".(Jawa Pos, 15/6/2015) Membonasi Islam Hal diatas menguatkan anasir kita bahwa sesungguhnya opini Islam Nusantara sengaja dijadikan "komoditas" oleh rezim Jokowi, dengan menggaet legitimasi ulama khususnya melalui salah satu ormas terbesar di Indonesia. Apa yang sedang dimainkan rezim ini berupaya mengkampanyekan islam nusantara berimbas pada sikap ketidakpercayaan diri terhadap wajah Islam yang sesungguhnya. Karena islam, itu ya satu, Islam titik, Tidak boleh ditarik dan dilabeli dengan jargon-jargon sempit dan tendensius yang menyempitkan makna keuniversalan dan orisinalitas islam. Islam adalah ajaran yang datangnya dari Allah Swt melalui Muhammad Rasullah Saw untuk mengatur hubungannya manusia dengan Allah Swt dalam bentuk aqidah dan ibadah, mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam bentuk muamalah dan uqubat serta mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam bentuk makanan, minuman dan akhlaq. Sebagai sumber hukum utama Islam berupa Aal-Qur'an dan As-sunnah serta yang ditunjukkan oleh keduanya berupa ijma' sahabat dan qiyas. Walaupun islam yang bermula di tanah arab dan Al-Quran berbahasa arab lantas islam dapat dilabeli sebagai islam arab dengan segala coraknya. Sedangkan Islam yang masuk Indonesia, seenaknya sendiri dilabeli dengan islam cap nusantara. Perlakuan ini sangatlah tidak sesuai dengan Islam. Kalau tadi Jokowi menyatakan bahwa umat Islam Indonesia yang jumlahnya terbesar didunia sebagai kekuatan, maka jargon Islam Nusantara justru mengecilkan kekuatan tersebut. Islam dan umat islam tidak bisa dipisahkan. Ketika umat Islam yang besar justru dikerdilkan dengan Islam Nusantara maka kekuatan itu akan sirna. Karena kita tahu bahwa Islam Nusantara itu sebagai antitesa ( baca: dampak kekalahan intelektual) efek opini yang menyudutkan Islam oleh tangan-tangan barat. Stigma negatif Istilah Islam Nusantara tidak bisa dipisahkan dari imbas global stigma negatif terhadap Islam dan kaum muslimin. Dalam hal ini barat, berhasil membuat skenario untuk menciptakan opini bahwa islam khususnya ditimur tengah berwajah seram. Merekalah dalang yang membuat kondisi timur tengah notabene poros peradaban islam carut-marut penuh konflik dan darah sambil menampilkan simbol-simbol islam. Simbol-simbol Islam inilah yang dilemparkan kepublik. Sehingga masyarakat dunia menangkap tengah islam timur tengah tidak ramah, santun dan toleran. Disisi lain menggambarkan Nusantara sarat dengan tradisi yang lebih toleran, moderat dan tidak radikal. Selain itu, barat berupaya memberikan label-label tendensius kepada Islam. Seperti islam tradisonalis, Islam radikalis dan Islam moderat. Tujuannya tidak ada lain memecah belah Islam. Sayangnya upaya itu menuai hasilnya. Beberapa konflik mulai muncul antar umat Islam. Masing-masing kelompok yang telah diklasifikasikan oleh barat bertengkar terhadap perkara yang tidak prinsipil atau perkara ushul yang tak perlu diperdebatkan. Itu semua sangat menyita perhatian umat islam sampai memalingkan dari problematika utama yang sedang dihadapi oleh umat islam yaitu mengembalikan kehidupan Islam. Barat berhasil memperpanjang umur peradaban kapitalisme dengan memukul mundur musuh utamanya yaitu Islam dan kaum muslimin. Sampai umat islam terjangkit penyakit amnesia alias lupa diri. Lupa terhadap hakikat skenario global barat yang membuat carut marut negeri islam, khusunya ditimur tengah. Sampai anggapan yang muncul, kesalahan ditimpakan kepada umat islam timur tengah. Anggapan bahwa akar masalahnya karena umat islam arab yang berislam ala arab. Akhirnya, upaya penegakan syariah islam dan khilafah selalu identik dengan kekerasan. Meluruskan pandangan Kondisi salah faham yang tersistematisasi ini tidak boleh berlangsung terus menerus. Umat Islam harus dijelaskan duduk perkaranya. Bahwa menganggap Islam nusantara sebagai upaya untuk meramahkan Islam adalah salah sasaran. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diluruskan terhadap pandangan keliru ini. Pertama, umat Islam harus dijelaskan tentang Islam yang sesungguhnya. Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Islam bukan sebatas agama spiritual tetapi juga sebagai ideologi. Bukan pula islam yang dibaca menurut kacama barat kapitalisme yang sekuler. Islam itu satu tidak bisa dikarakterisasi berdasarkan kultur dan budaya lokal. Islam datang justru ingin menghapuskan ajaran kufur dan budaya jahiliyyah. Kedua, umat Islam harus dijelaskan tentang sejarah peradaban Islam yang begitu agung dibawah naungan daulah Islam dan khilafah Islamiyyah. Sekaligus difahamkan tentang hubungan islam dan negara yang sangat tidak bisa dipisahkan. Pola pembacaaan sejarah islam juga melalui proses edukasi yang sistematis dalam kerangka yang positif. Ketika khilafah islam menegakkan syariah secara kaffah maka batas-batas imajiner negara bangsa yang selama ini dikonstruksi oleh penjajah akan hilang. Syariah akan menjadi nafas budaya seluruh negeri Islam. Semua negeri melebur dalam satu khasanah islam yang agung. Islam yang ramah hanya dapat muncul dari tangan peradaban islam. Mustahil mengharap kerahmatan Islam dari peradaban kapitalisme. Sehingga islam nusantara mustahil mewujudkan impiannya sebagai islam yang ramah dan toleran selama kebijakan hukum masih diberlakukan diatas hukum kapitalisme. Akhirnya Islam nusantara hanya menjadi boneka barat. Ketiga, perlu meningkatkan kecerdasan kesadaran politik umat Islam. Akibat dari sekulerisasi kehidupan yang panjang menimbulkan disparitas kesadran umat terhadap politik islam sangat menganga. Sehingga, umat Islam buta memahami kejadian-kejadian politik yang bersliweran disekeliling mereka dengan suatu cara pandang yang khas yang sarat propaganda. Kesadaran politik dapat mengentaskan umat Islam dari kebodohan dan tidak mudah termakan oleh isu-isu murahan. Selain itu, kesadaran politik merupakan instrumen penting dalam membangkitkan umat Islam. *Pengamat Sosial Politik (*/arrahmah.com) |
"Israel" merobohkan Masjid satu-satunya di Negev Posted: 17 Jun 2015 12:00 AM PDT NEGEV (Arrahmah.com) - Tentara pendudukan "Israel" mengeluarkan perintah untuk menghancurkan Masjid satu-satunya di kota Rakhma Negev, yang berada di sebelah selatan wilayah Pendudukan, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Selasa (16/6/2015). "Tapi "Israel" tahu benar bahwa kebijakan yang menindas dan prosedur pembongkaran yang dilakukan setiap hari di Negev. . . tidak akan meredam ruh kami atau memaksa kami untuk menyerahkan tanah dan agama kami." (ameera/arrahmah.com) |
Freedom Flotilla III akan segera berlayar ke Gaza Posted: 16 Jun 2015 11:00 PM PDT ATHENA (Arrahmah.com) - Penyelenggara Freedom Flotilla III mengatakan bahwa armada kapal mereka akan meninggalkan daratan Yunani dalam beberapa hari ke depan meskipun ada ancaman dari "Israel" yang akan menyerang kapal tersebut, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Selasa (16/6/2015). Kaheel mengatakan bahwa selama pertemuan itu, semua anggota koalisi menekankan pentingnya gerakan kemanusiaan terhadap orang-orang yang terkepung di Gaza, yang hidup di bawah ancaman kematian akibat dari blokade yang ketat selama bertahun-tahun. Dia menambahkan bahwa kampanye Freedom Flotilla III ini dilakukan di tengah keheningan internasional terhadap blokade "Israel" di Gaza, yang merupakan salah satu kejahatan terbesar terhadap kemanusiaan di zaman modern. (ameera/arrahmah.com) |
Innalillahi, ISIS penggal Mujahid Jaisyul Islam Posted: 16 Jun 2015 09:00 PM PDT QOLAMUN (Arrahmah.com) - Daulah Baghdadiyah atau yang biasa disebut ISIS kembali mengeksekusi Mujahid Suriah. Kali ini, mereka memenggal salah seorang Mujahid Jaisyul Islam bernama Abu Anas Basyir di utara Qolamun atas tuduhan murtad dan ahlu salul. Demikian dilaporkan Syrian Revolution pada Selasa (16/6/2015). ISIS menangkap Abu Anas di daerah konflik Qolamun. Di pinggiran timur Damaskus itu telah terjadi bentrokan sengit antara ISIS dan Mujahidin yang menewaskan puluhan pasukan Daulah. Menurut analis, Daulah berupaya melakukan pendudukan wilayah timur Qolamun untuk melancarkan serangan ke ibukota Suriah Damaskus. Semoga Allah menerima Abu Anas Basyir sebagai syuhada. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |