Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Ledakan dan baku tembak terjadi di area diplomatik di Kabul

Posted: 26 May 2015 04:25 PM PDT

Seorang tentara boneka Afghanistan berjaga-jaga di Kabul setelah ledakan bom mobil yang terjadi di luar gedung kementerian keadilan pada 19 Mei lalu. (Foto: AP)

KABUL (Arrahmah.com) - Tembakan sporadis dan ledakan berat mengguncang distrik diplomatik di ibukota Afghanistan pada Selasa (26/5/2015) di mana polisi boneka Afghanistan meyakini bahwa target serangan adalah rumah yang ditempati diplomat
asing.

"Sejumlah orang bersenjata tak dikenal telah menyerang apa yang dalam tahap ini kami yakini adalah wisma tamu di distrik Wazir Akbar Khan," ujar juru bicara polisi Kabul, Ebadullah Karimi kepada AFP.

"Mereka menggunakan granat tangan dan ledakan dapat didengar. Pasukan keamanan berada di tempat kejadian berusaha menahan serangan itu," tambahnya.

Reporter AFP yang berada di dekat lokasi kejadian mengatakan mendengar derak keras tembakan dan lebih dari selusin ledakan dari daerah itu selama satu jam.

Kepala polisi boneka Kabul, Abdul Rahman Rahimi mengatakan para pejabat keamanan sedang berusaha mengonfirmasi target serangan di Wazir Akbar Khan, rumah bagi beberapa kedutaan asing dan kamp diplomatik yang pernah dihantam serangan oleh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di masa lalu.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan yang ditimbulkan selama serangan.

Saat ini, Mujahidin IIA telah melancarkan operasi Azm, operasi musim semi-panas tahunan. Puluhan pasukan musuh tewas dalam operasi mereka. Mereka juga meluncurkan serangkaian serangan di ibukota dan seluruh negeri.

Beberapa waktu lalu pada 19 Mei, ledakan bom mobil Mujahidin IIA telah mengguncang lahan parkir gedung kementerian keadilan di Kabul, menewaskan empat orang dan melukai belasan lainnya.

Pemerintahan boneka Afghan telah menarik kritik dari publik karena dianggap gagal mengakhiri serangan IIA. (haninmazaya/arrahmah.com)

Enam bom barel mengguncang kamp pengungsi Yarmouk, satu orang tewas

Posted: 26 May 2015 04:04 PM PDT

Kamp pengungsi Yarmouk yang hancur dalam serangan udara

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Helikopter rezim Nushairiyah pada Selasa (26/5/2015) menjatuhkan enam bom barel di kamp pengungsi Palestina yang diperangi, Yarmouk di Damaskus, membunuh satu orang, ujar laporan Zaman Alwasl.

Selama berbulan-bulan, rezim brutal pimpinan Assad telah melancarkan kampanye udara tak henti-hentinya terhadap wilayah yang dikuasai oleh oposisi Suriah, mereka menggunakan senjata mematikan dan terlarang termasuk bom barel.

Sementara itu, pertempuran baru meletus antara pejuang Islam yang dipimpin oleh Jabhah Nushrah yang mengontrol sebagian wilayah di kamp dengan milisi Palestina yang loyal terhadap Bashar al-Assad. Tidak ada laporan mengenai korban dalam
bentrokan tersebut.

Perang Suriah yang memasuki tahun kelima menurut laporan PBB telah membunuh lebih dari 220.000 orang dan memaksa jutaan lainnya keluar dari rumah mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)

Asy-Syabaab mengaku bertanggung jawab atas tewasnya 25 polisi Kenya di Garissa

Posted: 26 May 2015 06:31 AM PDT

Mujahidin Asy-Syabaab

GARISSA (Arrahmah.com) - Seorang juru bicara militer Mujahidin Asy-Syabaab mengatakan kelompoknya bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap 25 polisi Kenya di sebuah desa di utara kota Garissa, namun Kementerian Dalam Negeri Kenya melalui akun resmi Twitternya mengklaim bahwa tidak ada petugas polisi yang tewas.

Sheikh Abdiaziz Abu Musab mengatakan pada Selasa (26/5/2015) bahwa 20 petugas tewas ketika pejuang Asy-Syabaab menyerang mereka pada Senin (25/5) malam di desa Yumbis sekitar 70 km dari utara Garissa, sementara polisi lainnya tewas ketika
sebuah kendaraan polisi menghantam bom ranjau yang ditanam oleh Asy-Syabaab, ujar laporan Reuters.

"Kami mengambil semua senjata mereka. Ada beberapa pasukan Kenya yang lolos dalam penyergapan," ujarnya yang menambahkan bahwa lima kendaraan polisi telah dibakar dalam serangan itu.

Reporter Al Jazeera, Mohammed Adow mengatakan polisi Garissa telah mengonfirmasi bahwa 20 petugas polisi tewas dalam serangan.

Para polisi tengah berpatroli di antara Garissa dan kamp pengungsi Dadaab saat sebuah bom ranjau meledak dan kelompok kedua yang bereaksi terhadap panggilan darurat atas serangan pertama menjadi target tembakan.

Beberapa korban melarikan diri dan tiba di sebuah kamp pengungsi di dekat lokasi kejadian, tambah laporan Al Jazeera.

Seorang pejabat Kenya yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Al Jazeera, setidaknya lima polisi hilang dan empat kendaraan telah dibakar.

Asy-Syabaab telah melakukan beberapa serangan di Kenya sebagai pembalasan atas keterlibatan militer Kenya di Somalia.

Sebelumnya Asy-Syabaab telah mengeluarkan peringatan untuk Kenya bahwa perang panjang dan mengerikan akan terus terjadi di Kenya kecuali jika Kenya menarik pasukannya dari Somalia. (haninmazaya/arrahmah.com)

Festival makanan halal digelar di Toronto

Posted: 26 May 2015 06:17 AM PDT

festival makanan halal digelar di Toronto

TORONTO (Arrahmah.com) - Dengan meningkatnya permintaan terhadap makanan halal di Barat, sebuah festival makanan halal terbesar di Amerika Utara akan digelar pada 30 dan 31 Mei di Pusat Internasional di Greater Toronto Area.

"Kami sangat bersemangat untuk menggelar kembali Festival Makanan Halal untuk tahun ketiga," ungkap Salima Jivraj, pendiri Halal Food Fest, kepada onIslam.net, Selasa (26/5/2015).

"Hampir seperlima dari pengunjung tahun lalu adalah wisatawan dari seluruh Amerika Utara, yang mencerminkan peningkatan permintaan untuk produk halal, dan menunjukkan bahwa acara ini benar-benar telah menjadi tujuan bagi orang-orang yang ingin mencicipi dan belajar tentang makanan halal."

Lebih dari 27.000 pengunjung menghadiri Halal Food Fest pada tahun 2014 dan penyelenggara mengharapkan jumlah pengunjung lebih besar tahun ini yang berasal dari seluruh Amerika Serikat dan Kanada.

Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta pameran makanan, rumah koki, dan koki tamu, termasuk runner-up Master Chef Kanada Marida Mohammed, bersama-sama selama dua hari berbagi pengalam terkait contoh dan program yang terfokus pada makanan halal.

Pasar makanan halal Kanada saat ini diperkirakan menjadi industri $ 1 miliar, dan permintaan terhadap makanan halal telah meningkat seiring dengan populasi Muslim Kanada yang tumbuh sebesar 82 persen selama dekade terakhir, dan diperkirakan tiga kali lipat pada 2031.

Selain peserta pameran makanan halal, akan ada juga area perbelanjaan dan taman bermain untuk anak-anak.
Acara utama akan mencakup kompetisi menghias kue, demonstrasi sushi, dan pertunjukan live.

Diadakan di Toronto selama tiga tahun berturut-turut, festival makanan halal ini mencerminkan keragaman komunitas Muslim Kanada.

"Festival Makanan Halal merupakan perayaan yang beragam dan tren makanan Toronto yang lezat, dan kami sangat gembira untuk berbagi pengalaman ini dengan masyarakat," Shilo Balgobin, Marketing Manager, Mina Foods, kepada onIslam.net.

(ameera/arrahmah.com)

Dua remaja Suriah diculik dan dieksekusi oleh milisi Syi'ah Shabiha di Homs

Posted: 26 May 2015 06:07 AM PDT

Remaja Suriah yang menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan oleh milisi Syi'ah Shabiha. (Foto: Zaman Alwasl)

HOMS (Arrahmah.com) - Aktivis lokal mengatakan penculikan dan pembunuhan kembali terjadi di kota Homs ketika tiga mayat, dua anak laki-laki dan seorang perempuan ditemukan minggu lalu dengan tanda-tanda penyiksaan dan pemotongan.

Aktivis melaporkan bahwa jenazah dua anak laki-laki bersaudara yang berumur sekitar 15 tahun, ditemukan di dekat pemukiman mayoritas Alawiyah di al-Nuzha di Homs, lansir Zaman Alwasl pada Selasa (27/5/2015).

Pada 21 Mei 2015, beberapa orang diculik ketika mereka tengah berjalan di depan sebuah universitas, ujar saksi mata.

Jawal al-Faori, seorang aktivis Suriah mengatakan bahwa seorang remaja yang menyaksikan penculikan tersebut bercerita mengenai mobil yang berhenti di samping dua anak laki-laki, pengemudi berpura-pura menanyakan alamat, kemudian empat orang keluar dari mobil tersebut dan menyeret paksa dua anak laki-laki yang menjadi korban.

Al-Faori melanjutkan, mobil melaju dengan sangat cepat, hari berikutnya dua anak laki-laki tersebut telah menjadi mayat, mereka dibuang di sisi pemukima Nazha. Tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan pembunuhan kejam meskipun usia
mereka terbilang masih belia.

Aktivis setempat menduga bahwa milisi sekutu rezim Nushairiyah yang dikenal dengan sebutan Shabiha, bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut karena kejahatan terjadi di lingkungan yang setia kepada rezim dan semua rute antara Nazha dan Shammas dikendalikan oleh rezim. Dia menambahkan bahwa pasukan rezim dapat memfasilitasi segala jenis kejahatan.

Kedua remaja tersebut adalah pengungsi dari Bab Amr dan tinggal di Shammas, mereka berpikir tinggal di sana akan lebih aman.

Al-Faori menambahkan bahwa kejahatan yag smaa dilakukan terhadap seorang gadis di hari yang sama. Jenazahnya ditemukan di dekat pemukiman Nazha. Saksi mata menyebutkan bahwa tanda-tanda penyiksaan terlihat di tubuh perempuan malang tersebut.

Kejahatan serupa meningkat tajam di lingkungan Homs, di mana orang-orang tiba-tiba menghilang dan beberapa hari kemudian jenazah mereka ditemukan di pinggir jalan dengan tanda-tanda penyiksaan atau mutilasi. (haninmazaya/arrahmah.com)

Perang Yaman meninggalkan jutaan orang tanpa air bersih

Posted: 26 May 2015 05:37 AM PDT

Seorang gadis kecil Yaman membawa air bersih di kepalanya di distrik Khamir, provinsi Amran, barat laut Yaman. (Foto: Reuters)

SANA'A (Arrahmah.com) - Hampir dua pertiga dari populasi Yaman tidak memiliki akses ke air bersih selama dua bulan terakhir sejak Arab Saudi melancarkan serangan udara melawan milisi Syi'ah Houtsi.

"Serangan udara terus berlangsung, pertempuran darat dan kekurangan bahan bakar berarti bahwa tambahan tiga juta orang di Yaman kini tanpa air minum, meningkatkan jumlah warga Yaman tanpa pasokan air bersih dan sanitasi yang memadai," ujar
badan bantuan Oxfam yang berbasis di Inggris seperti dilansir AFP pada Selasa (26/5/2015).

"Ini setara dengan populasi gabungan Berlin, London, Paris dan Roma," ujar direktur Oxfam Grace Ommer dalam sebuah pernyataan.

Bahkan sebelum pertempuran meningkat setengah penduduk Yaman tidak memiliki akses ke air bersih.

"Orang-orang dipaksa untuk meminum air yang tidak aman sebagai hasil dari disintegrasi sistem air lokal, membawa resiko nyata penyakit yang mengancam jiwa seperti malaria, kolera dan diare," lanjut pernyataan Oxfam.

Menurut laporan Oxam, serangan udara dan pertempuran darat telah merusak dan mengganggu sebagian besar jaringan air. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pasukan "Israel" menahan 20 warga Palestina di Yerusalem Timur

Posted: 26 May 2015 05:14 AM PDT

ilustrasi

YERUSALEM (arrahmah.com) - Pasukan "Israel" telah menahan lebih dari 20 orang Palestina, kebanyakan dari mereka remaja, dari Yerusalem Timur sejak Senin pagi (25/5/2015), sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency.

Direktur Komunitas Tawanan Palestina di Yerusalem Nasser Qaws mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/5/2015) bahwa sebagian besar tahanan berusia antara 14 dan 16.

Qaws menambahkan bahwa pengadilan "Israel" memperpanjang penahanan mereka dan mereka dipaksa untuk membayar denda.

Seorang juru bicara polisi "Israel" mengatakan dia tidak bisa mengkonfirmasi penangkapan tersebut.

Penangkapan itu terjadi tak lama setelah warga Palestina berusia 19 tahun ditangkap di Yerusalem Timur, pada Ahad (24/5) atas dugaan penusukan dua warga "Israel" berusia 17 tahun di Kota Tua Yerusalem.

Polisi "Israel" dilaporkan menangkap warga Palestina lain pada Ahad (24/5) setelah ia diduga melemparkan "bom bensin" di rumah orang Yahudi di Kota Tua.

Ketegangan yang tinggi selama akhir pekan terjadi saat "Israel" merayakan hari libur Yahudi, Shavuot.

Shavuot menandai hari Yahudi yang percaya bahwa Tuhan memberikan Taurat kepada orang-orang Yahudi di Gunung Sinai, dan setiap tahun terlihat sejumlah besar orang Yahudi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan ketat pasukan "Israel".

(ameera/arrahmah.com)

Diduga diculik Densus 88, keluarga Aziz Hermawan mengadu ke Komnas HAM

Posted: 25 May 2015 11:00 PM PDT

PUSHAMI dampingi keluarga korban penculikan yang diduga dilakukan Densus 88  ke Komnas HAM, Senin (25/5/2015)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Rinayuni, mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), karena suaminya, Aziz Hermawan hingga kini tak jelas rimbanya.

Rina mengadu ke Komnas HAM didampingi oleh sejumlah pengacara dari Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), mereka adalah Munarman SH, M Hariadi Nasutio SH MH, Yusuf Sembiring SH dan KL Pambudi SH.

Mereka diterima salah seorang Komisioner Komnas HAM, Nur Kholis di ruang pengaduan. Rina pun menceritakan pertemuan terakhir dengan suaminya, usai menjemput anak-anak pulang sekolah pada Rabu (20/5/2015) siang.

"Saya terakhir ketemu hari Rabu (20/5/2015) kemarin, dia ngantar anak pulang dari sekolah lalu nyervis motor ke bengkel terus ngga pulang-pulang lagi. Jadi dia ngantar saya jemput anak sekolah, terus balik lagi ke bengkel di Rawa Kuning," kata Rina di ruang pengaduan Komnas HAM, Jalan Latuharhari No. 4 B, Kelurahan Menteng,​ Jakarta Pusat, pada Senin (25/5/2015).

Rina semakin yakin Aziz Hermawan ditangkap ketika ada seseorang mengaku dari kepolisian menelpon dirinya dan menanyakan sebuah barang milik suaminya.

"Ada yang nelepon saya hari Jum'at (22/5/2015) siang sekitar jam 14.30 WIB," imbuhnya.

Aziz sendiri sehari-hari hanya bekerja sebagai pedagang ikan atau mencari cacing sutra untuk pakan ikan. Rina pun bingung, apa salah suaminya hingga ditangkap.

"Kerjanya sehari-hari hanya cari ikan atau cari cacing," ungkapnya.

Menurut pendiri Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), Munarman SH saat mendampingi keluarga korban, apa yang terjadi pada Aziz Hermawan adalah penculikan. Sebab hingga kini keluarga tak menerima surat penangkapan. Hal itu termasuk dalam Arbitrary Detention.

"Kalau dalam bahasa HAM ini disebut arbitrary detention atau penangkapan di luar proses hukum," kata Munarman di lokasi yang sama.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Nur Kholis berjanji akan menindaklanjuti pengaduan keluarga korban dengan menyurati Mabes Polri.

"Yang paling kongkrit paling kita akan surati Mabes Polri terkait aduan ini. Minimal kepastian bahwa ibu bisa berkomunikasi dengan suami dan bisa bertemu suami," ujar Nur Kholis.

Nur Kholis juga mengungkapkan bahwa kasus-kasus seperti ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Komnas HAM sudah menerima banyak laporan terkait perlakuan Densus 88 yang serupa.

"Kasus ini bukan yang pertama kami terima," ungkapnya.

Di sisi lain, Nur Kholis juga menyampaikan agar Rina, istri Aziz Hermawan mendapatkan perlindungan. Sebab bukan tidak mungkin aparat akan melakukan intimidasi kepada yang bersangkutan.

"Ibu ini perlu jaminan keamanan secara personal, biasanya ada intimidasi supaya memutuskan hubungan dengan pengacaranya," tandasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Aktor sejarah Indonesia: Wajah melayu, lidah Arab

Posted: 25 May 2015 10:00 PM PDT

Para tokoh Muslim Indonesia dalam sejarah

Oleh Muhammad Fikri Hidayatullah

(Arrahmah.com) - Bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan dalam al-Qur'an dan al-Sunnah sebagai sumber utama rujukan umat Islam. Bahkan, ulama'-ulama' besar dalam khazanah dunia Islam menuliskan karya-karyanya dengan bahasa arab. Makanya, tak heran para tokoh bangsa dari golongan Islam banyak menyerukan untuk mempelajarinya.

Dahulu, Mohammad Natsir sewaktu masih bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsche School) Solok, beliau sudah memulai belajar bahasa arab di sebuah sekolah diniyah ketika sore hari (Rosidi, 1990: 148). Padahal, beliau waktu itu masih tergolong anak-anak setingkat anak Sekolah Dasar. Persentuhan kembali Natsir dengan bahasa arab didapatkannya sewaktu "nyantri" di Bandung dengan Ustadz A. Hassan, seorang cendekiawan Islam Indonesia terkemuka yang lihai berbahasa Arab dan Inggris. Natsir bersama sahabatnya di AMS(Algemene Middlebare School) Fakhruddin al-Khahiri yang masih berdarah Keling, belajar agama kepada A. Hassan, . Tak jarang, sewaktu A. Hassan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dua pemuda Islam yang penuh semangat ini, beliau harus memperlihatkan langsung buku-buku dari lemari sebagai sumber keterangan. Seringkali buku-buku yang disodorkan masih dalam bahasa Arab. Tuan Hassan-lah, yang menyarankan mereka berdua untuk memperdalam bahasa Arab, supaya dapat menelusuri langsung sumber-sumber asli (turats) yang masih berbahasa Arab (Rosidi, 1990: 40-42). Berkat ajakan dan saran dari A. Hasan kepada Natsir untuk mempelajari bahasa al-Qur'an tersebut, sampai di kemudian hari, Natsir dikenang sering membaca kitab tafsir semisal Fii Dzilal al-Qur'an karya Sayyid Quthb dan Tafsir Ibnu Katsir selain kitab tafsir al-Furqan karya gurunya (Annas, 2008: 424).

Muhammad Isa Anshary, yang juga sahabat Mohammad Natsir, sekaligus rekan seperjuangan di Persatuan Islam dan Masyumi yang telah melanglang buana di medan dakwah, beliau pernah berpesan kepada paraShahib al-Da'wah:

"Saudara perlu mempelajari ilmu Tafsir, Hadits dan Musthalah Hadits, Tauhid, Fiqh dan Ushul Fiqh, Akhlaq dan Tasawwuf, dan masih banyak lagi. Semua itu hanya dapat saudara capai, kalau saudara menguasai bahasa Arab. Bahasa Arab buat Ummat Islam bukan bahasa asing, tapi bahasanya sendiri: bahasa Qur'an dan bahasa 'Ibadah." (Anshary, 1984: 150)

Nasehat ini beliau sampaikan kepada para propagandis dakwah, agar pertama kali bekal yang harus mereka siapkan adalah ilmu pengetahuan Islam, disamping ilmu lainnya seperti: perbandingan agama, pengetahuan umum, sejarah, kebudayaan, politik dan ilmu-ilmu penting lainnya. Dan untuk mencapai kesempurnaan pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan Islam, harus memiliki ilmu alat pokok, yaitu bahasa Arab.

Sejarah juga mencatat Haji Agus Salim yang dikenal dengan "The Grand Old Man of the Republic" menguasai banyak bahasa. Menurut Moh. Roem, Agus Salim mampu berbicara dan menulis sempurna sedikitnya dalam sembilan bahasa (Zed, 2004: 20). Salah satu bahasa yang dikuasainya adalah bahasa Arab. Beliau pernah tinggal di Jeddah selama lima tahun sebagai penerjemah Konsulat Belanda di Jeddah. Waktu lima tahun itu beliau manfaatkan untuk memperlancar penguasaan bahasa Arab dan pendalaman ajaran agama Islam kepada pamannya, Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, ulama' pemuka madzab Syafi'i dari Minangkabau (Tempo, 2013: 70).

Tak ketinggalan pula semangat mempelajari agama Islam dan bahasa Arab juga menghinggapi Sjafruddin Prawiranegara, Presiden PDRI yang terkenal itu, yang menyelamatkan Indonesia dari Vacuum of Power. Semangat beliau mempelajari agama Islam, bahasa Arab dan al-Qur'an terus menyala, tak mengendur, meskipun bertugas sebagai Gubernur Bank Indonesia. Ajip Rosidi mengkisahkan bahwa Sjafruddin Prawiranegara membaca buku-buku keislaman dari jam sebelas malam hingga pukul satu dinihari. Pagi harinya ia tetap semangat bertugas menjalankankan pekerjaannya sebagai pejabat negara (Artawijaya, 2014: 22-23).

Tokoh Islam lainnya yang menyerukan untuk mempelajari bahasa Arab adalah Djarnawi Hadikusuma, salah satu tokoh Muhammadiyah dan juga putra dari Ki Bagus Hadikusuma. Beliau, memandang bahwa buku-buku terjemahan dari bahasa Arab ke Bahasa Indonesia merupakan sebuah tindakan yang patut diapresiasi dengan tinggi. Sehingga, upaya untuk mempelajari agama Islam tidak hanya dimonopoli oleh mereka saja yang mahir berbahasa Arab. Namun, beliau tetap menekankan untuk tidak berhenti mempelajari bahasa Arab.

"Sekarang ini memang banyak buku-buku agama dalam bahasa Indonesia, tentang Hadits dan Ilmu Hadits, tafsir al-Qur'an, Fekih dan usulnya, falak dan hisab dan sebagainya. Penerbitan kitab-kitab ilmu agama dalam bahasa Indonesia itu benar-benar suatu jasa yang besar dan patut dihargai. Dengan demikian orang yang tidak atau belum mengerti bahasa Arab dapat mempelajari ilmu agama sedalam-dalamnya, tidak hanya dimonopoli oleh mereka yang mahir bahasa arab. Tetapi ini tidak boleh mengurangi kemauan mempelajari bahasa Arab, dan memang tidak. Pendirian madrasah dan perguruan tinggi agama tetap digiatkan, dimana para remaja dididik dan diajar bahasa arab dan ilmu dalam bahasa itu, diajar berpikir luas agar mampu menggali hikmah dan hukum dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul." (Hadikusuma, 1996:15)

Di dunia pesantren, tersebut tokoh Islam yang belajar dan dibesarkan dari Pesantren. Senantiasa tekun mempelajari bahasa Arab, bahkan mumpuni dalam literatur berbahasa Arab. Beliau adalah KH. Wahid Hasyim putera dari Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari. KH. Wahid Hasyim lulus dari Madrasah Tebuireng pada usia 12 tahun. Disela-sela pelajaran agama, dia menghafal syair berbahasa Arab. Kemudian pada tahun 1932, di usia 18 tahun beliau pergi ke tanah suci Makkah didampingi sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain pergi untuk menunaikan ibadah haji, beliau berdua diminta juga mendalami ilmu tafsir, hadits, nahwu, shorof, dan fiqih selama dua tahun di Makkah (Seri Buku Tempo, 2011: 22). KH. Saifuddin Zuhri juga pernah mengkisahkan dalam bukunya "Guruku Orang-Orang dari Pesantren," sewaktu beliau singgah di Tebuireng untuk menemui KH. Wahid Hasyim, beliau diajak juga untuk bertemu ayahandanya (Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari). KH. Saifuddin Zuhri melihat ayah dan anak tersebut berbicara dalam bahasa arab, dan sesekali KH. Wahid Hasyim menjawab dengan bahasa Jawa yang halus (Zuhri, 1977:92). Tak mengherankan, Hadratus Syaikh adalah seorang ulama besar yang menulis kitab-kitabnya dalam bahasa Arab.

Tokoh-tokoh Islam di atas mungkin hanya sebagian dari banyak tokoh Islam yang mengajak umat untuk terus mempelajari bahasa Kitab Sucinya. Beberapa diantara mereka semenjak awal memulai masa belajar dengan mendapatkan pendidikan formal mengikuti sistem pendidikan Belanda yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun, mereka masih menyempatkan waktunya untuk mempelajari agama Islam dan bahasa Arab sebagai ilmu alatnya. Tidak besar dilingkungan pondok pesantren, tidak menghalangi kecintaan mereka kepada bahasa Arab. Bahkan, Prof. Deliar Noer menyebutkan diantara intelektual-intelektual muslim yang lahir dari sekolah-sekolah Belanda tersebut ada yang menjadi ulama', seperti Mohammad Natsir (Noer, 1974:8).

Untuk itu, sebagai seorang Muslim, apalagi aktivis Islam sudah selayaknya juga mengikuti jejak langkah tokoh-tokoh bangsa tersebut. Mereka menghiasi masa mudanya dengan semangat belajar agama dan memperdalam penguasaan bahasa Arab sebagai ilmu alatnya. Umat Islam juga membutuhkan da'i-dai dan intelektual-intelektual Muslim yang mampu mendidik mereka dengan mengkaji warisan kitab-kitab klasik para Ulama' Islam yang berbahasa Arab sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Penulis adalah Santri Ma'had Ki Bagus Hadikusuma periode 2008-2010 dan Kolektor buku-buku Islam lawas.

Referensi

Ajip Rosidi, M. Natsir: Sebuah Biografi, (Jakarta : Girimukti Pasaka, 1990)

Artawijaya, Belajar dari Partai Masjumi, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2014)

Dadan Wildan Annas, Mohammad Natsir (1908-1993) Telaah atas Pemikiran Pendidikan dalam 100 Tahun Mohammad Natsir: Berdamai Dengan Sejarah, (Jakarta : Republika, 2008)

Deliar Noer, Prof, Masalah Ulama Intelektuil atau Intelektuil Ulama: Suatu Tesis buat Generasi Muda Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974)

Djarnawi Hadikusuma, Ahlusunnah wal Jama'ah, Bid'ah dan Khurafat, (Yogyakarta : PT. Percetakan Persatuan, 1996)

Majalah Tempo Edisi Khusus Kemerdekaan, Agus Salim: Diplomat Jenaka Penopang Republik, Edisi 12-18 Agustus 2013

Mestika Zed, "The Founding Father" dari "Negeri Kata-kata" dalam Agus Salim: (1884-1954) Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme, (Jakarta : Gramedia, 2004)

Saifuddin Zuhri, Guruku Orang-Orang dari Pesantren, (Bandung : Al-Ma'arif, 1977)

Seri Buku Tempo, Wahid Hasyim: Untuk Republik dari Tebuireng, (Jakarta : KPG, 2011)

Muhammad Isa Anshary, Mujahid Dakwah, (Bandung : CV. Diponegoro. 1984)

 

(adibahasan/jejakislam/arrahmah.com)

Buya Yahya: Haram baca Al Qur'an dengan Langgam Jawa

Posted: 25 May 2015 09:30 PM PDT

Buya Yahya

CIREBON (Arrahmah.com) - Betapa tegas Buya Yahya menanggapi penggunaan Langgam Jawa dalam tilawah Al Qur'an. Terkait hal tersebut, ia menyatakan haram. Demikian NU Garis Lurus melaporkan pada Senin (25/5/2015).

Pernyataan tersebut terungkap saat seorang jamaah mengajukan sebuah pertanyaan berikut kepada Pemimpin Yayasan Pendidikan dan Sosial Al Bahjah ini.

"Apakah melantunkan al-quran dengan langgam jawa dibenarkan ataukah terlarang sebagaimana ide Menteri Agama melanggam jawakan bacaan al-quran pada acara Isra' Mi'raj di Istana, sehingga membuat presiden terkagum-kagum?"

Menurut Buya Yahya, "Al Qur'an itu Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan LISANUN 'AROBIYYUN, yang dengan demikian tidak boleh dijerman-jermankan, tidak boleh dijawa-jawakan, tidak boleh dispanyol-spanyolkan. Karena lisan 'aroby tadi."

Bagaimana makna LISAN 'Aroby?
Buya meneruskan, yang dimaksud dengan LISAN 'Aroby ini adalah sesuai dengan aturan dalam bahasa arab yang selama ini dikenal dengan ilmu tajwid dan ilmu qiro'ah. Jadi tentang memberikan hak-hak hurufnya makharijul hurufnya, tentang madnya, tasydidnya, membaca alquran asalkan memenuhi hak huruf-hurufnya (makhaarijul huruf) maka itu semua tentang LISAN 'Aroby. Maka, semua bacaan yang bertentangan dengan tajwid dan ilmu qiroah tidak diperkenankan.

"Ketika membaca Qul Huwallahu Ahad dengan tajwid yang benar, maka itulah yang disebut LISAN 'Aroby, bukan lagu Jerman, bukan lagu Arab. JIKA ALQURAN DIIKUTKAN LAGU, dan lagu itu ada panjangnya sendiri, apakah itu dandanggulo, dan lain sebagainya, nah, Al Qur'an disesuaikan dengan lagu itu, ya ini yang merusak. Pasti salah," misal Buya.

"Anggap saja Lagu garuda pancasila, Al Qur'an dibaca dengan langgam garuda pancasila ya rusak!!!" pungkasnya tegas. (adibahasan/arrahmah.com)