Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Jaisyul Fath kembali menguasai pos militer milik rezim di provinsi Idlib

Posted: 12 May 2015 04:58 PM PDT

Ledakan besar di sebuah pangkalan militer rezim Nushairiyah di provinsi Idlib. (Foto: Zaman Alwasl)

IDLIB (Arrahmah.com) - Aliansi Mujahidin di provinsi Idlib, Jaisyul Fath pada Selasa (12/5/2015) mengatakan telah merebut kontrol atas sebuah pos pemeriksaan di dekat kota Ariha, mengakibatkan kerugian besar bagi pasukan rezim Nushairiyah.

Aliansi kelompok-kelompok Islam termasuk Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam telah menguasai pos militer al-Fanar dan pos-pos pemeriksaan di sekitar Gunung Arbaeen setelah ledakan besar menghantam pangkalan militer musuh, lansir Zaman Alwasl pada Rabu (13/5).

Jaisyul Fath telah mengalami serangkaian kemenangan di provinsi Idlib dan menguasai sejumlah besar wilayah utara Suriah sejak Maret 2014 termasuk ibukota provinsi Idlib dan kota strategis Jisr al-Shughur.

Dalam pertempuran lain, Jaisyul Fath merebut kendali dari tiga pos pemeriksaan di kota Museibeen di dekat kamp al-Mastouma, kubu utama rezim Assad di provinsi Idlib, ujar aktivis Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ledakan di gudang senjata di ibukota Yaman tewaskan 69 orang

Posted: 12 May 2015 04:30 PM PDT

Asap hitam tebal mengepul setelah ledakan yang terjadi di gudang senjata milik Houtsi di pinggiran Sana'a. (Foto: Reuters)

SANA'A (Arrahmah.com) - Sedikitnya 69 orang tewas dan lebih dari 250 lainnya terluka dalam ledakan setelah jet tempur koalisi pimpinan Saudi menghantam gudang senjata yang terletak di pinggiran Sana'a pada Selasa (12/5/2015).

"Ini adalah kasus yang terdaftar sejauh ini," ujar pejabat medis yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dilansir AFP.

Warga mengatakan bahwa ledakan di sebuah pangkalan militer di Gunung Noqum, pinggiran timur ibukota Yaman, berlangsung sampai tengah hari pada Selasa (12/5) setelah jet koalisi membombardirnya pada Senin (11/5).

Serangan tersebut mengakibatkan ledakan besar yang mengirimkan puing-puing ke perumahan penduduk yang berada di kaki gunung.

Sebelumnya pada 21 April, serangan koalisi di pangkalan rudal yang dikuasai milisi Syi'ah Houtsi memicu ledakan yang menewaskan 38 orang dan melukai 532 lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Ini tiga topik utama pembahasan Ijtima Ulama

Posted: 12 May 2015 06:01 AM PDT

Kantor MUI pusat dengan bentangan spanduk even Ijtima Ulama

JAKARTA (Arrahmah.com) - Rencananya Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menyelenggarakan Ijtima Ulama Komisi Fatwa ke-5 di pondok pesantren Al Tauhidiyah, Tegal Jawa Tengah, Ahad- Rabu, 7- 10 Juni 2015.

Saat ditemui di kantor MUI Pusat Selasa (12/5/2015), Drs. H. Zainut Tauhid Saadi, M.Si, selaku ketua panitia Ijtima Ulama mengungkapkan ada tiga topik bahasan yang diangkat pada Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se Indonesia ke-5. Pertama, masalah startegis kebangsaan (Masaail Asasiyah Wathaniyah). Kedua, masalah Fikih (keagamaan) kontemporer (Masail Fiqhiyyah Mu'ashirah). Dan yang ketiga masalah hukum dan perundang-undangan (Masail Qanuniyah).

"Tiga hal ini akan dibahas didalam Ijtima Ulama," ujarnya.

Berikut draft masalah Ijtima Ulama Komisi Fatwa se Indonesia ke-5 tahun 2015 yang Arrahmah.com peroleh dari kantor Sekretariat MUI Pusat.

I. Masail Asassiyah Wathaniyah (Masalah Stretegis Kebangsaan)

a. Ketaatan pada pemimpin yang tidak menaati kampanyenya

  1. Status Hukum janji pemimpinan
  2. Hukum mengingkari janji
  3. Ketaatan rakyat terhadap pemimpin yang ingkar janji

b. Dlawabith takfir (Kriteria kekafiran dan Pengkafiran)

  1. Ifrath ; Orang yang permissif
  2. Tafrith ; orang yang gampang mengkafirkan orang

c. Radikalisme dalam Kehidupan Berbangsa dan Penanggulangannnya

  1. Definisi Radikalisme
  2. Radikalisme Agama
  3. Stigma Radikalisme terhadap kelompok masyarakat
  4. Hukum Kebijakan penanganan radikalisme berbasis agama

d. Kebijakan Pertahanan dan Sumber Daya Alam

  1. (hukum penelantaran lahan, fatwa umar: dalam kepemilikan lahan jika tidak dimanfaatkan selama tiga tahun maka bisa diambil Negara)
  2. Pencabutan hak kepemilikan terhadap lahan

II. Masail Fighiyyah Mu'ashirah (Masalah Fikih Kotemporer)

a. Haji berulang

  1. Hukum berhaji berulang
  2. Hukum berhaji sunnah yang berdampak pada menghalangi calon Jamaah haji wajib

b. Ahkamul Masajid => Ta'mirul masajid => 'Imarah masjid => memakmurkan => masjid

  1. Hukum menggusur masjid
  2. Hukum membangun masjid yang tidak dimakmurkan

c. Hukuman mati

  1. Jenis-jenis pidana yang bisa dikenakan hukuman mati
  2. Kekuasaan pemerintah membatalkan hukuman mati

d. Status dana pensiun dan asuransi apakah masuk tirkah atau tidak

e.Istihalah

f. Pangan

g. Imunisasi

h.Hak pengasuhan anak bagi pasangan bercerai karena beda agama

i. Pajak Progressif dan pendapatan negara

III. Masail Qanuniyyah (masalah hukum dan perundang-undangan)

  1. Masalah-masalah Ekonomi Syari'ah
  2. BPJS
  3. Hukum Terapan Peradilan Agama
  4. Revisi KUHP
  5. PP UU JPH
  6. Perda Halal ttg RPH Halal
  7. PP Pembangunan Kebijakan Wisata Syari'ah
  8. UU Yayasan

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Pria stres ngamuk saat Umrah, pecahkan pembatas Bukit Safa

Posted: 12 May 2015 04:30 AM PDT

Seorang jama'ah Umrah menghancurkan kaca pembatas Bukit Safa dengan kursi roda

MEKAH (Arrahmah.com) - Seorang pria yang stres menghancurkan kaca pembatas Bukit Safa dengan kursi roda sambil berteriak mengaku sebagai Imam Mahdi. Sontak jama'ah Umrah lain merasa kaget dan terganggu kekhusyu'annya sampai akhirnya polisi membekuk pelaku. Demikian lapor Arab News, Senin (11/5/2015).

Hal tersebut juga menghebohkan media sosial, sebab insiden tak terpuji itu diunggah dalam bentuk video oleh jama'ah lain. Bereaksi akan hal itu, juru bicara kepolisian Mekah mengatakan kepada media bahwa, penyelidikan awal menunjukkan bahwa jama'ah Umrah itu berkebangsaan Yaman. Dia adalah penduduk Mekah yang tampaknya menderita masalah psikologis.

"Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan. Terlalu dini untuk memberikan detil penyebabnya," ujar jubir kepolisian.

Pemerintah Saudi telah menghabiskan miliaran riyal untuk perluasan dan menjaga keamanan Haramain dan membangun fasilitas Haji dan Umrah. Dengan demikian, para peziarah dan orang-orang diharapkan dapat menghormati ini dan tidak mencoba untuk menghancurkan perdamaian di Tanah Suci.

Sementara banyak pihak menyayangkan insiden tersebut. Ini membktikan bahwa pengawasan dan pengamanan di lokasi Haji dan Umrah perlu ditingkatkan kembali.

Pria stres itu naik ke puncak Bukit Safa dan berteriak, "Saya Imam Mahdi."

Pria stres itu naik ke puncak Bukit Safa dan berteriak, "Saya Imam Mahdi."

(adibahasan/arrahmah.com)

Maasyaa Allah, ribuan Qur'an di toko Haryo selamat dari kebakaran Pasar Johar

Posted: 12 May 2015 03:15 AM PDT

Al Qur'an dari Toko Haryo yang masih utuh dievakuasi

SEMARANG (Arrahmah.com) - Ada keajaiban terjadi di Pasar Johar Semarang yang terbakar Sabtu lalu (9/5/2015). Saat seisi pasar itu hangus, sebuah toko kitab malah tetap utuh, tak tersentuh api.

Haryo (43), seorang pedagang buku di pasar Johar, sebelumnya sudah pasrah ketika mengetahui pasar legendaris itu terbakar. Namun saat ia melihat tokonya pagi ini, ternyata ribuan kitab dan Al Qur'an yang dijualnya masih utuh.

Padahal, letak kios milik Haryo ada di lantai dua bagian dua, atau berada tepat di atas titik yang diduga menjadi asal api. Kebakaran tersebut telah menghanguskan 2/3 Pasar Johar dan Yaik sejak Sabtu (9/5) lalu.

"Saya diberitahu hari Sabtu, tapi tidak ke sini saya di Demak. Saya sudah pasrah, kebakaran ya sudah," kata Haryo kepada detikcom saat ia mengangkuti barang dagangannya, Selasa (12/5).

Pada Ahad sore (10/5) ia sudah berniat melihat tokonya namun api belum seluruhnya padam, sehingga pedagang dilarang mendekat oleh petugas. Keesokan harinya ia kembali datang dan melihat tokonya.

Saat dicek kemarin, Toko Haryo milik Haryo yang berada di bagian depan lantai dua itu dikatakan sudah hangus terbakar beserta isinya. Namun pagi tadi ia memperoleh kabar dari karyawannya bahwa, masih ada barang yang selamat. Barang itu berupa tumpukan buku yang disimpan di lemari kayu yang dilapisi seng tepat di depan toko. Buku tersebut ternyata berupa Al Qur'an dan kitab yang dijualnya.

"Ya 30 persenan selamat, saya memang jual kitab kuning, kitab pesantren, dan Al Qur'an. Ini yang selamat di kotak depan toko," tandas warga Demak itu.

Sejak pagi tadi, Haryo dibantu karyawannya langsung melakukan evakuasi barang-barang. Dia berniat membawa buku yang selamat ke toko lain miliknya di Demak.

Ia mengaku cukup terkejut karena tokonya hangus bahkan toko-toko di sebelahnya juga hangus beserta semua barang-barang di dalamnya.

Kebakaran yang menghanguskan 2/3 Pasar Johar dan Yaik terjadi sejak hari Sabtu lalu. Sumber api diduga berasal dari toko pakaian yang berada di lantai satu, tidak jauh dari Toko Haryo. Sebanyak 4.719 pedagang terkena dampak dari kebakaran dahsyat tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)

Ijtima Ulama akan diselenggarakan di Ponpes Al Tauhidiyah Tegal

Posted: 12 May 2015 02:46 AM PDT

Drs. H. Zainut Tauhid Saadi, M.Si, ketua panitia Ijtima Ulama Komisi Fatwa se Indonesia ke-5

JAKARTA (Arrahmah.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menyelenggarakan Ijtima Ulama Komisi Fatwa ke-5 di pondok pesantren Al Tauhidiyah, Tegal Jawa Tengah.

"Insya Allah tanggal 7-10 Juni 2015 Majelis Ulama Indonesia akan menyelenggarakan ijtima ulama komisi fatwa se Indionesia ke-5," kata Drs. H. Zainut Tauhid Saadi, M.Si, ketua panitia Ijtima Ulama saat ditemui di kantor MUI, Selasa (12/5/2015)

Kata Zainut Tauhid, Ijtima' ulama yang pertama diselenggarakan di Jakarta, kedua di Gontor, Ponorogo, ketiga di Padang Panjang, Sumatera Barat, kemudian yang keempat di ponpes Cipasung Tasikmalaya. "Dan insya Allah yang ke lima ini akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Tauhidiyah Tegal Jawa Tengah," tambahnya.

Menurut Zainut Tauhidi, acara ini juga akan dihadiri oleh sekitar 750 peserta yang terdiri dari pimpinan MUI Pusat, MUI provinsi seluruh Indonesia, unsur undangan dari pimpinan perguruan tinggi, pimpinan pondok pesantren seluruh Indonesia dan juga akan dihadiri oleh utusan-utusan negara sahabat. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Mut'ah dini, kedok Khomaeni mencabuli balita

Posted: 12 May 2015 12:40 AM PDT

Khomaeni mencabuli anak 4 tahun

BANDUNG (Arrahmah.com) - "Biarkan video yang berbicara." Demikian tegas Ustadz Muhammad Abdurrahman Al Amiry terkait bukti pencabulan ulama syiah Khomaeni terhadap seorang gadis cilik dalam video yang diunggah pada YouTube, Senin (11/5/2015).

Akhirnya Allah bukakan juga pelajaran akan kesesatan ajaran negeri majusi itu dari pemimpinnya sendiri. Perilaku bejat mereka yang sangat gemar mencabuli anak perempuan tersebut kini tak hanya disampaikan berdasarkan pengakuan kisah nyata dalam riwayat dari kitab syiah dan fatwa ulama syi'ah saja, namun juga dalam dokumentasi video.

Sebelumnya, berdasarkan kisah nyata yang dituturkan Syaikh Husain Al Musawi seorang ulama syiah yang kini sudah menjadi Muslim, Khomaeni juga terbukti mencabuli balita perempuan berumur 4 tahun. (Baca http://www.alamiry.net/2014/01/kisah-nyata-khumaini-mencabuli-anak-berumur-4-tahun.html) Namun masih banyak pihak yang menyangkal hal tersebut.

Hingga akhirnya, secara terang-terangan Khomaeni sendiri megeluarkan fatwa bahwa, dibolehkan mencabuli balita perempuan dengan cara menggesekkan kemaluanya di kedua pahanya. Sebagai kedoknya, Khumaini berkata mengenai "mut'ah dini",

لا بأس بالتمتع بالرضيعة ضماً وتفخيذاً -أي يضع ذكره بين فخذيها- وتقبيلاً

"Tidak mengapa bermut'ah dengan bayi yang masih menyusui dengan memeluknya, menggesekkan kemaluan (pria) di kedua pahanya, dan dengan mencium-ciuminya" (Tahrir Al-Wasilah 2/241 Masalah Nomor 12).

Na'udzubillahi min dzalik, bahkan pemimpin ajaran sesat syiah itu menyarankan untuk menggauli balita melalui bagian belakangnya. Padahal, sebelum Revolusi Iran, pernikahan saja dilarang bagi perempuan di bawah usia 13 tahun, apalagi untuk (maaf) sekadar dicabuli para ulama syiah lainnya, yang kemudian memasyarakat. (Baca sumber berbahasa Persia)

Lebih parahnya, menurut peneliti asal Iran, Kaveh Mousavi dalam Khomaeni, Iran, and more (un)Islamic Clerics on Sex with Children, "mut'ah dini" yang dilegalkan Khomaeni di Iran itu berdampak kerusakan moral dan materil pada para korbannya. Para perempuan cilik tak berdosa itu akhirnya menikah di usia muda, dengan kondisi sudah tidak "gadis" lagi, sekitar usia 13 tahunan.

Mereka yang menikah muda karena "terpaksa" itu kemudian banyak yang bercerai, karena menikah dalam bangunan pernikahan yang tidak seutuhnya suci lagi. Terlebih dengan adanya kebijakan mut'ah, para suami mereka lebih layak untuk dimintai cerai daripada diharapkan kesetiaanya.

Pasca perceraian, masalah perempuan Iran tidak berhenti. Kebanyakan dari mereka akhirnya mengambil profesi sebagai wanita tuna susila. Hal itu dianggap lebih mudah dijalani daripada kembali kepada orang tuanya yang pasti akan memut'ahkannya secara paksa tanpa menghasilkan pendapatan yang berarti bagi pihak perempuan.

Sungguh kasihan, nilai wanita Iran begitu tak ada artinya di tangan rezim Khomaeni. Maka, masihkah syiah dapat diharapkan sebagai ajaran yang memberi solusi dunia akhirat? Keluarga seperti itukah yang pantas mengisi pembangunan sebuah bangsa? Sekeji itukah orang tua yang seharusnya mengayomi putra-putrinya? Maka pantas Syaikh Husain Al Musawi berpaling kepada Islam (Sunni).

Wallahua'lam bish shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)

Tak ada Ukhuwah Islamiyah antara Sunni dan Syi'ah (8)

Posted: 11 May 2015 11:15 PM PDT

Syiah menuduh Qur'an yang dimushafkan para Sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tidak murni seperti yang diketahui Imam Ali 'alaihi salaam (yang Syiah sendiri tidak ketahui).

Oleh Apad Ruslan

(Arrahmah.com) - Keimanan Syiah terhadap rukun iman sangat berbeda dengan kaum Muslimin. Selain meyakini bahwa al-Qur'an yang ada sekarang tidak orisinal, Syiah juga mengklaim telah memiliki kitab-kitab yang diturunkan langsung oleh Allah subhanahuwata'ala untuk kalangan mereka sendiri.

Namun mereka sendiri tidak pernah melihat wujud "kitabullah" yang menurutnya hanya diketahui Ali radhiallahu 'anhu itu. Lantas kitab suci apa yang digunakan kaum Syiah sebagai landasan ibadahnya? Berikut ulasan kitab suci Syiah yang Arrahmah kutip dari Sigabah.com. Ulasan ini diadaptasi dari buku Mungkinkah SUNNAH-SYIAH DALAM UKHUWAH? Jawaban Atas Buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?). Bismillah.

Syiah dan Rukun Iman: Kitab Suci Syiah

Menurut Syiah, terdapat kitab-kitab suci yang Allah subahanahu wata'ala turunkan kepada mereka. Salah satunya adalah Mushaf Qur'an Fathimah.

Mushaf Fathimah
Dalam perspektif Syiah, kitab ini diturunkan oleh Allah subhanahu wata'ala kepada Sayyidah Fathimah az-Zahra radhiallahu 'anha pasca wafatnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Syiah mengatakan bahwa, turunnya mushaf tersebut lantaran Sayyidah Fathimah radhiallahu 'anha sangat berduka atas kepergian ayahandanya selama beberapa hari, hingga akhirnya Allah subhanahu wata'ala berkenan mengutus malaikat untuk menghibur putri kesayangan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam ini.

Konon, malaikat itu mengajak az-Zahra radhiallahu 'anha berbicara, mengabarkan hal-hal yang ghaib, hingga az-Zahra radhiallahu 'anha merasa terhibur. Beliau-pun memberitahu Imam Ali AS. tentang semua peristiwa yang dialaminya. Kemudian Imam Ali AS. Meminta supaya az-Zahra radhiallahu 'anha mendiktekan semua apa yang didengarnya saat malaikat itu mengajaknya bicara, sementara Imam Ali AS. yang menuliskannya untuk Fathimah radhiallahu 'anha, hingga terhimpunlah sebuah kitab yang dapat dijadikan suatu pedoman.

Kisah ini antara lain diriwayatkan oleh al-Kulaini dalam kitabnya yang menjadi rujukan paling utama kaum Syiah, al-Kafi.

إِنَّ الله تَعَالَى لَمَّا قَبَضَ نَبِيَّهُ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِه) دَخَلَ عَلَى فَاطِمَةَ (عليها السلام) مِنْ وَفَاتِهِ مِنَ الْحُزْنِ مَا لا يَعْلَمُهُ إِلا الله عَزَّ وَجَلَّ فَأَرْسَلَ الله إِلَيْهَا مَلَكاً يُسَلِّي غَمَّهَا وَيُحَدِّثُهَا فَشَكَتْ ذَلِكَ إِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ (عَلَيْهِ السَّلام) فَقَالَ إِذَا أَحْسَسْتِ بِذَلِكِ وَسَمِعْتِ الصَّوْتَ قُولِي لِي فَأَعْلَمَتْهُ بِذَلِكَ فَجَعَلَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ (عَلَيْهِ السَّلام) يَكْتُبُ كُلَّ مَا سَمِعَ حَتَّى أَثْبَتَ مِنْ ذَلِكَ مُصْحَفاً قَالَ ثُمَّ قَالَ أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ فِيهِ شَيْ ءٌ مِنَ الْحَلالَ وَالْحَرَامِ وَلَكِنْ فِيهِ عِلْمُ مَا يَكُونُ

"Sesungguhnya setelah Allah subhanahu wata'ala mengambil Nabi-Nya, Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, Fathimah radhiallahu 'anha merasa sedih atas kepergian ayahnya, hanya Allah subhanahu wata'ala. Yang tahu akan besarnya kesedihan Fathimah. Maka Allah mengirimkan malaikat untuk menghibur kesedihannya, dan mengajaknya berbicara. Fathimah mengadukan peristiwa ini kepada Amirul Mukminin radhiallahu 'anhu, lalu beliau berkata: "Bila engkau merasa malaikat itu berbicara dan engkau mendengar suaranya, tirukanlah ucapannya dihadapanku. Maka Amirul Mukminin radhiallahu 'anhu menulis semua yang beliau dengar (dari Fathimah) hingga jadilah sebuah mushaf. . . Mushaf itu tidak berisi penjelasan tentang halal dan haram, akan tetapi berisi pengetahuan peristiwa yang akan terjadi."[1]

Barangkali akan timbul pertanyaan pada diri kita, kira-kira seperti apa bentuk Mushaf Fathimah itu? Mengenai hal ini, al-Kulaini dalam al-Kafi-nya memberikan ilustrasi yang cukup jelas:

وَإِنَّ عِنْدَنَا لَمُصْحَفَ فَاطِمَةَ (عليها السلام) قُلْتُ (للراوي): وَمَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ (عليها السلام) قَالَ مُصْحَفٌ فِيهِ مِثْلُ قُرْآنِكُمْ هَذَا ثَلاثَ مَرَّاتٍ مَا فِيهِ مِنْ قُرْآنِكُمْ حَرْفٌ وَاحِدٌ

"Sesungguhnya kami mempunyai Mushaf Fathimah 'alaihi as-salam. Aku bertanya (kepada rawi): "Apa itu Mushaf Fathimah 'alaihi as- salam?. Abu Abdillah menjawab: "Mushaf Fathimah 'alaihi as-salam adalah mushaf yang berisi tiga kali al-Qur'an kalian. Di dalamnya tidak ada kesamaan satu huruf pun dengan al-Qur'an kalian."[2]

Namun, mengenai informasi tentang Mushaf Fathimah ini, agaknya Syiah tidak mengeluarkan suara bulat. Sebagaimana pernyataan-pernyataan atau riwayat-riwayat mereka yang lain, antara suara yang satu dengan yang lain memang seringkali bertentangan. Nah, mengenai Mushaf Fathimah ini, selain riwayat diatas, juga ada riwayat lain yang amat berbeda. Dalam riwayat ini dijelaskan, bahwa Mushaf Fathimah bukan hasil dikte dari malaikat, melainkan dikte dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kepada az-Zahra 'alaiha as-salam dan ditulis oleh Imam Ali AS. Dengan demikian, berarti Mushaf ini ditulis sewaktu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam masih hidup.[3]

Dalam riwayat lain juga dinyatakan bahwa Mushaf ini diturunkan langsung oleh Allah subhanahu wata'ala kepada az-Zahra tanpa melalui perantara apa pun dan tanpa ditulis oleh Imam Ali AS.:

مصحف فاطمة عليها السلام ما فيه شيء من كتاب الله وإنما هو شيء ألقي عليها.

"Mushaf Fathimah 'alaiha as-salam tidak berisi Kitabullah, akan tetapi Mushaf ini adalah sesuatu yang disampaikan kepada beliau (Sayyidah Fathimah az-Zahra') secara langsung."[4]

Di samping tiga riwayat yang kontradiktif di atas, masih tersisa riwayat lain yang juga berbeda. Riwayat yang satu ini menyebutkan bahwa Mushaf ini diturunkan langsung satu kali yang dibawa oleh Malaikat Jibril, Israfil dan Mikail. Mereka datang pada waktu Fathimah az-Zahra 'alaiha as-salam sedang menunaikan shalat. Konon, setelah az-Zahra 'alaiha as-salam menyelesaikan shalatnya, ketiga malaikat tersebut memberi salam, dan terjadilah dialog berikut:

السلام يقرئك السلام، ووضعوا المصحف في حجرها, فقالت: لله السلام ومنه السلام وإليه السلام وعليكم يا رسل الله السلام، ثم عرجوا إلى السماء فما زالت من بعد صلاة الفجر إلى زوال الشمس تقرؤه حتى أتت على آخره "ولقد كانت عليها السلام مفروضة الطاعة على جميع من خلق الله من الجن والإنس والطير والوحش والأنبياء والملائكة.

"Allah Yang Maha Memberi Keselamatan mengirimkan salam untukmu – dan mereka meletakkan Mushaf itu dipangkuannya. Maka Fathimah menjawab: "Milik Allah keselamatan, dari-Nya keselamatan, kepada-Nya keselamatan (kembali) dan mudah-mudahan kalian semua, wahai utusan Allah, diberi keselamatan. Kemudian para Malaikat itu meluncur ke langit. Fathimah terus membaca Mushaf itu sejak selesai shalat fajar hingga matahari condong ke arah barat, hingga dia sampai pada akhir bacaan (di sana tertulis) "Benar-benar Fathimah itu wajib ditaati oleh seluruh makhluk Allah, baik jin, manusia, burung, binatang liar, para nabi dan malaikat."[5]

Dalam kepercayaan Syiah, Mushaf ini terus ditransmisikan oleh para Imam secara berkesinambungan, dari generasi ke-generasi. Setelah Fathimah az-Zahra'alaiha as-salam wafat, Mushaf ini dipegang oleh Imam Ali AS., kemudian dipegang oleh Imam Hasan AS. Lalu Imam Husein AS. Hingga sampai pada al-Mahdi al-Muntadzar.[6]

Keganjilan terhadap Mushaf Fathimah tidak hanya berhenti pada tataran periwayatannya yang kontradiktif saja, akan tetapi juga pada cerita akan kebenaran kandungan isinya. Riwayat yang menyatakan bahwa Mushaf Fathimah berawal dari cerita malaikat mengenai hal-hal yang akan terjadi guna menghibur Sayyidah Fathimah az-Zahra, sangat mungkin untuk disangsikan. Sebab, bagaimana mungkin az-Zahra 'alaiha as-salam akan terhibur, bila malaikat itu memberitahu semua hal-hal yang akan terjadi, padahal di antara peristiwa yang akan terjadi itu adalah pembantaian putra-putranya dan berbagai cobaan yang menimpa Ahlul Bait?.

Kejanggalan lain, konon setelah membaca Mushaf Fathimah, para Imam bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Diriwayatkan oleh Syiah bahwa Abu Abdullah (Ja'far ash-Shadiq) As.—yang diklaim syiah sebagai Imam ke-6—pernah mengatakan: "Akan muncul orang-orang zindiq pada tahun 128 H. Aku mengetahui semua ini dari Mushaf Fathimah 'alaiha as-salam." Realitanya, pada tahun 128 H. tidak terjadi peristiwa besar apapun kecuali terbunuhnya Jahm bin Shafwan, pemimpin orang-orang sesat. Tentu saja ini tidak sesuai, bahkan bertentangan, dengan apa yang disampaikan Abu Abdillah AS.[7]

Pertentangan riwayat-riwayat yang sangat mencolok di atas, sudah lebih dari cukup untuk menetapkan status Mushaf Fathimah sebagai cerita yang benar-benar diragukan keberadaan dan kebenarannya. Di samping kenyataannya, Mushaf itu tak pernah terlihat oleh siapa pun.

Satu pertanyaan besar untuk Syiah, jika memang Mushaf Fathimah benar-benar ada, kenapa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib AS. dan para Imam setelahnya harus menyembunyikan Mushaf itu dari para pengikutnya? Tidaklah kasus ini amat mirip dengan kegaiban Imam Mahdi? Mengada-ada cerita guna mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari umat Syiah untuk sebuah proyek besar? Dan jika Mushaf ini memang benar-benar didiktekan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, mengapa beliau tidak mengajarkan pada umatnya? Bukankah hal ini bertentangan dengan risalah nubuwwah, yang mengharuskan beliau menyampaikan segala apa yang beliau ketahui dari Allah subhanahu wata'ala? Allah subhanahu wata'ala berfirman sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ. (المائدة 5:67)

"Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya." (QS. Al-Mai'dah [5]: 67).

Tampaknya, saat ini Syiah sudah kehilangan argumentasi kecuali dua yang tersisa: Pertama, selalu membungkus cerita itu dengan ending yang sama: bahwa kitab-kitab tersebut kini berada di genggaman Imam al-Mahdi yang tengah bersembunyi. Kedua, selalu membungkus keyakinan itu dengan taqiyah gaya baru: bahwa al Qur'an kalangan Syiah, sama dengan al Qur'an kalangan Sunni. Sembari buru-buru melempar tuduhan isu perubahan al-Qur'an itu sebagai upaya musuh Islam. (Silahkan cek salah satu blogger penganut Syiah berkedok persatuan Sunni-Syiah ini http://bersama14.blogspot.com/2013/03/ketika-sunni-syiah-dan-wahabi-rukun.html)

Referensi

[1]Lihat, Al-Kulaini, al-Kafi, juz 1 hlm. 240; al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 26 hlm. 44; Muhammad bin Hasan bin Furukh ash-Shaffar, Basha'ir ad-Darajat, hlm. 43 dan al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2 hlm. 713.

[2]Lihat, Al-Kulaini, al-Kafi, juz 1 hlm. 239.

[3]Lihat, Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 26 hlm. 42, Muhammad bin Hasan bin Furukh ash-Shaffar, Basha'ir ad-Darajat, hlm. 42,dan al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2 hlm. 715.

[4]Lihat, Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, juz 26 hlm. 48, Muhammad bin Hasan bin Furukh ash-Shaffar, Basha'ir ad-Darajat, hlm. 43,dan al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2 hlm. 715.

[5]Lihat, Dala'il an-Nubuwwah, hlm. 27-28.

[6]Lihat, Al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi'ah, juz 2 hlm. 720.

[7]Ibid, juz 2 hlm. 716.

(adibahasan/arrahmah.com)

Penebusan Holocaust Nazi, Jerman mensubsidi penjualan empat kapal perang kepada "Israel"

Posted: 11 May 2015 10:00 PM PDT

warship

TEL AVIV (Arrahmah.com) - "Israel" membeli empat kapal perang korvet buatan Jerman pada Senin (11/5/2015) untuk membantu mengamankan anjungan gas Mediterania, dimana Berlin memberikan subsidi yang banyak, ungkap Kementerian Pertahanan "Israel", sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Kapal-kapal senilai € 430 juta ($ 480 juta) itu akan dibuat oleh Thyssen Krupp dan akan dikirim dalam waktu lima tahun. Kapal-kapal tersebut memberikan kekuatan persenjataan secara lebih signifikan bagi angkatan laut "Israel".

Pemerintah Jerman akan membayar sebesar €115.000.000 terhadap biaya pembuatan kapal-kapal tersebut. Sebagai bagian dari penebusan bagi Holocaust Nazi, Jerman berkomitmen untuk keamanan "Israel" dan sering membantu membayar biaya peralatan militer "Israel" seperti kapal selam.

Thyssen Krupp juga berkomitmen untuk membeli barang-barang "Israel" senilai 700 juta shekel ($ 181.000.000) di bawah kontrak.

(ameera/arrahmah.com)

Menjadi mata-mata "Israel", seorang warga Gaza dijatuhi hukuman penjaraselama 15 tahun

Posted: 11 May 2015 09:20 PM PDT

mata-mata israel

GAZA (Arrahmah.com) - Sebuah pengadilan militer di Jalur Gaza pada Senin (11/5/2015) menghukum seorang pria Palestina selama 15 tahun penjara karena diduga bekerja sama dengan "Israel", sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency.

Pria, yang diidentifikasi hanya sebagai 'J. Gh,' ditahan beberapa tahun yang lalu karena diduga memberikan informasi kepada "Israel" tentang lokasi warga Palestina yang bergabung dengan Hamas.

Pada bulan Agustus tahun lalu, 18 tersangka mata-mata "Israel" ditembak mati oleh Hamas ketika kelompok itu mengumumkan tindakan keras terhadap warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan "Israel".

Informasi yang diteruskan ke dinas keamanan "Israel" oleh mata-mata itu sering digunakan oleh "Israel" untuk melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap tokoh politik dan militan.

Menurut hukum Palestina, bekerja sama dengan "Israel" akan dijatuhi dihukum mati.

(ameera/arrahmah.com)