Palestina |
Krisis Lingkungan Hidup di Lembah Gaza Posted: 23 Apr 2015 06:32 PM PDT Islamedia - Ujian untuk warga Gaza belum kunjung selesai. Saat dunia merayakan Hari Bumi pada Rabu (22/4), sebanyak 16.000 warga yang tinggal di dekat Lembah Gaza di Jalur Gaza justru menghadapi kondisi tidak sehat yang makin parah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Lembah Gaza memiliki panjang sembilan kilometer dan membentang dari Gaza Timur sampai ke bagian baratnya. Rakyat Palestina yang tinggal di dekatnya sejak dulu mengeluh bahwa mereka terserang alergi, kulit jadi merah dan berjamur, selain bau yang membuat mual sepanjang waktu dari lembah kering, yang dipenuhi sampah dan limbah. Selama musim dingin, lembah tersebut dipenuhi oleh air hujan yang mengalir dan turun dari pegunungan di Al-Khalil (Hebron) di bagian selatan Tepi Barat Sungai Jordan dan melewati lembah itu menuju Laut Tengah. Abdullah Nweiri, warga yang berusia 25 tahun di daerah tersebut, mengatakan kepada Xinhua, kehidupan penduduk di daerah Lembah Gaza telah berubah menjadi "neraka yang tak tertahankan", akibat polusi selama bertahun-tahun belakangan. "Kehidupan di sini tak tertahankan akibat bau tak sedap dan penyebaran penyakit yang menyerang anak-anak." Orang yang tinggal di sana adalah petani atau peternak, yang sejak dulu mengeluhkan kondisi hidup mereka yang buruk. Mereka tak bisa hidup di daerah lain dan dipaksa tetap tinggal di Lembah Gaza, yang dipandang sebagai salah satu daerah yang paling tercemar di dunia. Mereka mengungkapkan kesulitan kehidupan mereka dan kebutuhan akan intervensi secepatnya untuk menemukan penyelesaian cepat guna mengakhiri penderitaan mereka akibat pencemaran dan ancaman kesehatan. Limbah cair dan padat menumpuk di Lembah Gaza, memicu penyebaran penyakit dan wabah yang mengancam keselamatan rakyat di wilayah itu. Satu studi laboratorium yang disiarkan pada 2014 oleh Universitas Al-Azhar di Jalur Gaza memperlihatkan persentase bakteri tinja pada sampel air sangat tinggi. Hasil dari analisis laboratorium tersebut juga memperlihatkan persentase kandungan oksigen rendah, yang tidak memenuhi kualitas untuk kegiatan apa pun. Menurut warga setempat, Lembah Gaza dulu adalah sumber alam yang sangat penting buat Jalur Gaza. Banyak ahli mengatakan perubahan di daerah itu terjadi karena Israel menyita air wilayah tersebut. Israel membangun beberapa bendungan pada 1970 sehingga menghalangi air mengalir ke aliran air di lembah itu. Pemompaan air limbah dan pembuangan sampah ke dalam lembah tersebut juga mengubah Lembah Gaza menjadi daerah yang menjijikkan. Abdel Fattah Abed Rabbo, Profesor Ilmu Lingkungan Hidup di Universitas Islam, mengatakan kepada Xinhua pembangunan bendungan oleh Israel di sekelilingnya telah mengubah lembah itu jadi daerah setengah gersang. Tindakan Israel tersebut menghancurkan keragaman hayati serta tanah subur di sekitarnya buat pertanian. Ia menyatakan kurangnya pompa limbah di bagian tengah Jalur Gaza di tengah pertumbuhan penduduk yang besar selama 10 tahun belakangan mengakibatkan peningkatan tajam krisis lingkungan hidup di lembah itu. Ia mengatakan air yang tercemar sudah masuk ke dalam sumber air di daerah tersebut. (AN/islamedia/aj) |
12,3 Miliar Rupiah Diberikan untuk Palestina dari KNRP dan Adara Relief Posted: 23 Apr 2015 03:08 AM PDT Islamedia - Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dan Adara Relief International kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan yang berhasil digalang dari masyarakat Indonesia selama kurun waktu kurang dari setahun untuk rakyat Palestina yang berada di Gaza, Tepi Barat dan pengungsi diluar Palestina, sebesar 813ribu Euro atau setara dengan Rp 12,3 miliar. Hal ini disampaikan Ketua Harian KNRP Caca Cahayaningrat disela-sela penyaluran bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada Lembaga Kemanusiaan Non Government Organization (NGO) Thariq Al Hayat yang dipimpin Muhammad Ehab Esawi di Istanbul, Turki, Rabu (22/4). Lebih jauh Caca menjelaskan, NGO Thariq Al Hayat ini merupakan payung besar dalam penyaluran ke lembaga sosial yang melaksanakan beberapa program kemanusiaan di Palestina. Beberapa lembaga pelaksana di Gaza Palestina tersebut antara lain, Islamic Society Khan Younis Gaza, Namaa College for Science and Technology dan Chilled Friend Society yang diprioritaskan untuk menerima bantuan berupa program kemanusiaan dibawah Thariq Al Hayat. Prioritasnya antara lain penerangan rumah dan energi alternatif untuk keluarga fakir miskin korban agresi, renovasi rumah-rumah yang hancur, pembangunan pabrik roti, pengadaan bus antar jemput mahasiswa, pengembangan pelayanan kesehatan, peralatan kesehatan anak gagal ginjal, santunan dan pemberian beasiswa berkelanjutan untuk anak-anak yatim, pemberdayaan tenaga kerja dan Trauma Healing Center yang semuanya berada Khon Younis dan Jalur Gaza secara umum, juga bantuan untuk Dapur Umum pengungsi Palestina di Kamp Yarmouk Suriah, santunan yatim dan pengungsi Palestina dari Suriah serta biaya pengobatan pasien cacat akibat agresi zionis Israel di Gaza yang berada di Turki saat ini. "Kemudian program terdekat jelang ramadhan ini akan disalurkan bantuan untuk buka puasa dan sahur di Jalur Gaza serta dikomplek Masjid Al Aqsha, Al Quds Palestina," jelas Caca. Tim misi kemanusiaan memulai aktivitasnya sejak Selasa (21/4), diawali dengan mendatangi pasien korban agresi zionis israel ke Jalur Gaza pada Agustus 2014 lalu, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan kemanusiaan melalui lembaga kemanusiaan Thoriq Al Hayat, dan Rabu (22/4) mengunjungi pengungsi Palestina asal Kamp Yarmouk Suriah, yang sebagian kini mengungsi di Istanbul, Turki. "Sebagian mereka yang mengungsi ke pinggiran kota Istanbul Turki ini adalah pengungsi yang mengungsi, awalnya mengungsi dari Palestina ke Suriah dan mengungsi lagi ke Turki, mereka ini banyak tinggal dibangunan tak layak yang dihuni tidak kurang dari 6 keluarga," ungkap Caca. Misi kemanusiaan kali ini juga mengikutsertakan KNRP di beberapa wilayah, diantaranya KNRP Lampung Akhmadi, KNRP Jawa Tengah Sri Praptono, KNRP Kota Balikpapan Fahrurrazi dan KNRP Kota Lhoksemaue Dicky Saputra. Sementara Adara Relief International diwakili Ketua Departemen Jaringan dan Sosialisasi Adara Relief International Kingkin Anida, juga tentunya artis relijius sekaligus relawan KNRP Aunur Rofiq Lil Firdaus alias Opick Tombo Ati beserta isterinya Dian. Ditempat yang sama, Pimpinan Thariq Al Hayat Muhammad Ehab Esawi mengucapkan rasa terimakasih yang dalam kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan bantuan kemanusiaannya untuk rakyat Palestina, "Kami berterima kasih atas kepercayaan ini dalam proses penyaluran untuk rakyat Palestina, dan kami akan segera menyalurkan dengan program-program yang sudah disepakati bersama, Terimakasih Indonesia!," pungkasnya. (KNRP/islamedia/aj) |
You are subscribed to email updates from islamedia.co To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |