Arrahmah.Com |
- Ledakan bom menargetkan polisi dan tentara junta Mesir di Semenanjung Sinai, 12 orang tewas
- Lima anak Suriah gugur dalam serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah di sebuah sekolah di Aleppo
- Hamas bertekad bebaskan Palestina tanpa kerjasama dengan penjajah "Israel"
- Saudi peringatkan kapal perang Iran untuk tidak memasuki perairan Yaman
- Dubes Arab Saudi: "Pemberontak Syiah Houtsi lebih berbahaya daripada ISIS"
- Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir Muhammad Badi' divonis mati
- 400 warga Palestina menikah massal di Gaza
- Kebijakan ala "Israel", India bangun pemukiman Hindu di Kashmir
- Pesawat rezim Nushairiyah Suriah terus membombardir kamp pengungsi Yarmouk
- Talbis Iblis atas Khawarij
Ledakan bom menargetkan polisi dan tentara junta Mesir di Semenanjung Sinai, 12 orang tewas Posted: 12 Apr 2015 04:44 PM PDT SINAI (Arrahmah.com) - Sebuah bom mobil meledak menargetkan kantor polisi di wilayah Semenanjung Sinai, Mesir, menewaskan enam orang dan melukai 44 lainnya, ujar polisi dan petugas medis. Pemboman pada Ahad (12/4/2015) terjadi beberapa jam setelah ledakan bom pinggir jalan yang menargetkan kendaraan militer dan menewaskan sedikitnya enam tentara dan melukai dua lainnya di wilayah yang sama. Polisi mengatakan penyerang mengendarai truk sarat bahan peledak namun ditutupi dengan jerami dan meledakkannya di dekat kantor polisi di ibukota provinsi Sinai Utara, El-Arish. Beberapa bagian dari kantor polisi tersebut rusak dan beberapa bangunan di dekatnya juga mengalami kerusakan. Sebelumnya, sebuah ledakan menargetkan kendaraan militer, menewaskan enam tentara di dekat kota Sheikh Zuweid, Sinai Utara, ujar laporan Reuters mengutip seorang pejabat keamanan. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan tersebut. Mesir telah melakukan kampanye militer di Semenanjung Sinai untuk memerangi kelompok yang menargetkan polisi dan tentara junta dalam serangannya. Kepala biro Al Jazeera di Kairo, abdelfattah Fayed mengatakan terjadi "perang media dan militer" di Semenanjung Sinai antara tentara dan kelompok-kelompok di balik serangan, menambahkan bahwa pemerintah baru membicarakan tentang adanya Pada awal April, serangkaian penyergapan menargetkan militer menewaskan 15 tentara. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Posted: 12 Apr 2015 04:17 PM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Rezim Nushairiyah Suriah kembali menargetkan sebuah sekolah di kota Aleppo dengan melancarkan serangan udara pada Ahad (12/4/2015) yang membunuh lima anak dan empat warga sipil lainnya, ujar laporan kelompok pemantau. "Pesawat militer menghantam sekolah di timur kota Aleppo dan menewaskan lima anak, tiga guru perempuan dan seorang laki-laki," ujar Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR). Pada Sabtu, sedikitnya 35 warga sipil gugur ketika pasukan rezim dan pejuang Suriah terlibat pertempuran di kota Aleppo, lansir AFP mengutip laporan SOHR. SOHR mengatakan korban tewas termasuk 18 warga sipil dalam serangan udara di Al-Maadi dan Sheikh al-Lutfi, dua pemukiman yang dikuasai oleh Mujahidin di Aleppo. "Tujuh belas sipil lainnya tewas ketika pejuang melepaskan tembakan roket ke pemukiman yang dikontrol oleh rezim, termasuk Suleimaniyah dan daerah lain," lanjut laporan SOHR. Pertempuran meletus di Aleppo sejak tahun 2012, mengurangi sejumlah bangunan di pusat komersial Suriah menjadi reruntuhan. Pasukan rezim mengontrol barat kota dan sering membombardir pemukiman yang dikuasai oleh Mujahidin di timur kota. Mujahidin membalasnya dengan tembakan roket dan mortir ke pemukiman yang dikuasai oleh rezim. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Hamas bertekad bebaskan Palestina tanpa kerjasama dengan penjajah "Israel" Posted: 12 Apr 2015 06:37 AM PDT PALESTINA (Arrahmah.com) - Pejabat senior Hamas mengatakan pada hari Jum'at (10/4/2015) bahwa tujuan gerakannya bukan hanya membebaskan Jalur Gaza dari pendudukan militer "Israel", tetapi juga membebasan seluruh Palestina, lapor Quds Press. Berbicara kepada jama'ah di sebuah masjid di Gaza usai shalat Jum'at, Al-Zahar mengatakan, "Jika kita bisa membuat sebuah otoritas nasional, badan otonom atau pemerintahan sipil di daerah manapun di Palestina, hal itu tidak berarti bahwa kita akan mengakui setiap partikel tanah Palestina." Ia menyatakan bahwa Presiden Otoritas Palestina atau Palestinian Authority (PA) Mahmoud Abbas merusak upaya untuk merekonstruksi Jalur Gaza. Setengah dari sumbangan Kuwait yang dimaksudkan untuk rekonstruksi Gaza telah diambil oleh kepala PA, ujar Al-Zahar. Presiden PA telah kehilangan legitimasinya, ujar pejabat Hamas itu, paling tidak karena ia telah "bersekongkol melawan rakyatnya, menerima pemukiman [ilegal 'Israel'], yang disebut negara-negara Arab untuk menyerang Gaza dan digambarkan sebagai kerjasama keamanan 'hebat' dengan pendudukan." Al-Zahar menyinggung kematian mantan tahanan Ja'far Awad di Hebron, dan kematian sepupunya dalam serangan "Israel" di pemakamannya, sebagai kematian yang terjadi tepat di pintu Abbas. Ia menyebut kematian Awad sebagai "perang kejahatan" karena pemerintah "Israel" mempersulit dirinya memperoleh perawatan medis yang tepat, membiarkannya begitu saja ketika kondisinya sangat menyedihkan. "Kerjasama keamanan dengan pendudukan 'Israel' adalah penyebab penderitaan rakyat Palestina," Al-Zahar menegaskan, "dan PA melakukan kerjasama keamanan iblis ini dengan Israel." (banan/arrahmah.com) |
Saudi peringatkan kapal perang Iran untuk tidak memasuki perairan Yaman Posted: 12 Apr 2015 05:52 AM PDT ARAB SAUDI (Arrahmah.com) - Seorang pejabat Saudi memperingatkan kapal-kapal perang Iran yang dikirim ke Selat Bab El-Mandeb dan Teluk Aden untuk tidak memasuki perairan Yaman, lansir MEMO pada Jum'at (10/4/2015). "Kapal-kapal Iran memiliki hak untuk berada di perairan internasional, tetapi mereka tidak akan diizinkan untuk memasuki perairan teritorial Yaman," tegas juru bicara pasukan koalisi anti-Houtsi pimpinan Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asiri kepada sejumlah jurnalis di Riyadh, pada Rabu (8/4). Iran mengerahkan dua kapal perang termasuk sebuah kapal perusak angkatan laut di dekat Yaman pada Rabu (8/4) dengan dalih untuk melindungi kepentingan Republik Syiah Iran di perairan internasional. Sementara itu, Asiri mengatakan koalisi telah bekerja untuk memotong saluran komunikasi antara Sana'a dan para pemimpin Houtsi di Saada; Namun ia menolak untuk memberikan rincian tentang kontribusi yang diberikan oleh negara-negara koalisi. Beberapa kantor berita melaporkan bahwa pada Kamis (9/4) malam pesawat tempur koalisi melancarkan serangan terhadap gedung kementerian pertahanan di Sana'a yang dikendalikan oleh militan Houtsi dan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Mereka mencatat bahwa serangan lainnya menargetkan kamp Garda Republik, selatan Sana'a, dan gedung-gedung pasokan tentara di Sana'a. (banan/arrahmah.com) |
Dubes Arab Saudi: "Pemberontak Syiah Houtsi lebih berbahaya daripada ISIS" Posted: 12 Apr 2015 05:25 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Yaman tengah mengalami ketegangan sejak September lalu ketika pasukan pemberontak Syiah Houtsi menyerbu dan menduduki ibukota Sana'a dan terus berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain Yaman. Pemberontak Syiah Houtsi Yaman merupakan kelompok brutal yang sangat berbahaya. Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) bahkan menawarkan 20 kilogram emas bagi siapa saja yang bisa membunuh atau menangkap dua petinggi Syiah Houtsi terkemuka, termasuk pemimpin Houtsi yang menduduki ibukota Yaman. Sejak dua pekan lalu, Arab Saudi dan sejumlah negara yang tergabung dalam koalisinya telah melancarkan serangan militer terhadap posisi Houtsi di negara itu. Di tengah serangan udara selama seminggu yang dilancarkan oleh koalisi yang mencoba untuk menghentikan kemajuan Syiah Houtsi ini, para pejabat keamanan Yaman mengatakan pemberontak Syiah Houtsi dan sekutu mereka diantaranya telah menduduki istana presiden di Aden menyusul bentrokan sengit yang terjadi di pusat kota pesisir selatan pada Kamis (2/4). Selain itu, pemberontak Syiah Houtsi juga dilaporkan telah menyerang sebuah masjid di provinsi Al-Hudayda barat Yaman dan menculik seorang imam di sana pada Sabtu (4/4), setelah sebelumnya pada hari Jum'at (3/4), mereka juga dilaporkan menyerbu sebuah masjid di provinsi yang sama dan menahan imamnya. Sementara sumber medis setempat melaporkan sejumlah tembakan tank dan mortir oleh milisi Syi'ah Houtsi di kota Aden telah merenggut nyawa 22 orang pada Rabu (8/4) saat pasukan Syi'ah melepaskan tembakan secara acak yang menghantam rumah-rumah sipil di distrik Mualla dan Crater. Menanggapi hal ini, sejumlah ulama dan pimpinan ormas Islam Indonesia pun menyatakan dukungan terhadap koalisi negara Arab yang dipimpin Saudi dalam operasi menumpas pemberontakan terhadap pemerintahan sah di Yaman yang dilakukan oleh milisi pemberontak Syiah Houtsi tersebut, lansir salam-online.com. Ulama dan pimpinan ormas Islam itu di antaranya dari MUI, NU, Muhammadiyah, DDII, Perhimpunan Al Irsyad, PERSIS, MIUMI, Ikatan Ulama & Dai se-Asia Tenggara, Dewan Syariah Kota Solo (DSKS) dan LPII. "Kelompok pemberontak ini tumbuh subur di Yaman selatan dan mereka banyak melakukan pembunuhan," kata Mustafa lagi. (banan/arrahmah.com) |
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir Muhammad Badi' divonis mati Posted: 12 Apr 2015 01:00 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Sebuah pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati terhadap Muhammad Badi', pemimpin Ikhwanul Muslimin, dan 13 anggota senior atas tuduhan menghasut kekacauan dan kekerasan. Pengadilan itu juga menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap warga negara AS-Mesir atas tuduhan terlibat dalam gerakan Ikhwanul Muslimin, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Sabtu (11/4/2015). Ribuan orang ditahan setelah penggulingan Muhammad Mursi pada 2013 oleh militer di bawah komando Abdul Fattah al-Sisi, yang kini telah menjadi presiden Mesir. Sisi menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman keamanan utama. Kelompok itu menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa kelompoknya berkomitmen untuk aktivisme damai dan tidak ada hubungannya dengan kekerasan di Mesir sejak jatuhnya Mursi menyusul protes massa terhadap pemerintahannya. Hukuman massal pengadilan Mesir terhadap anggota Ikhwanul Muslimin dan orang-orang yang dituduh memiliki hubungan dengan kelompok itu telah menuai kecaman internasional atas sistem peradilan dan rekor hal asasi manusia. Keputusan pengadilan, yang disiarkan oleh televisi pada Sabtu (11/4), mengatakan bahwa para tervonis dapat mengajukan banding ke pengadilan sipil tertinggi Mesir dalam sebuah proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk mencapai putusan akhir. Warga negara AS-Mesir Muhammad Sultan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas dakwaan mendukung Ikhwanul Muslimin dan menyebarkan berita palsu. Dia adalah putra dari ulama Ikhwanul Muslimin Salah Sultan, yang termasuk di antara mereka yang dijatuhi hukuman mati. Muhammad Abdul-Mawgud, salah seorang pengacara, mengutuk vonis tersebut dan mengatakan bahwa pengadilan tidak membedakan antara terdakwa dan menempatkan mereka semua dalam keranjang yang sama, ungkapnya kepada wartawan di gedung pengadilan. Tak satu pun dari para terdakwa yang hadir selama persidangan. (ameera/arrahmah.com) |
400 warga Palestina menikah massal di Gaza Posted: 12 Apr 2015 12:04 AM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Dua ratus pasangan Palestina menikah di pernikahan massal di Kota Gaza, Sabtu (11/4/2015), dan pernikahan berlangsung lancar meskipun cuaca buruk, sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency. Seorang ibu dari salah satu calon pengantin pria, Rami Abu Amro, mengatakan bahwa pernikahan massal itu merupakan upacara yang indah yang tidak bisa dihentikan bahkan oleh cuaca hujan sekalipun. Dia mengatakan bahwa anaknya sekarang akan dapat memiliki kehidupan sendiri dan keluarga meskipun kondisi sulit yang dihadapi di Gaza. Pasangan pengantin baru Muhammad dan Fatima Baraka mengatakan bahwa mereka merasa gembira ikut bergabung dalam pernikahan massal itu yang digelar secara tradisional dan terorganisir dengan baik seperti itu. Puluhan pernikahan massal telah diselenggarakan di Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir sebagai sarana untuk membantu pasangan muda yang sedang berjuang secara finansial. Pernikahan tradisional sangat mahal dan banyak pasangan yang terpaksa menunda menikah untuk menghemat uang untuk upacara pernikahan. Seorang analis politik, Talal al-Shareef, mengatakan bahwa Jalur Gaza membutuhkan lebih banyak proyek seperti ini untuk menfasilitasi pemuda yang telah kehilangan hak mereka selama delapan tahun blokade yang dikenakan oleh "Israel". Upacara ini diselenggarakan oleh Pusat Palestina untuk Kemanusiaan, Fata, dan didanai oleh Uni Emirat Arab. Berikut beberapa foto dari upacara pernikahan massal di Gaza: (ameera/arrahmah.com) |
Kebijakan ala "Israel", India bangun pemukiman Hindu di Kashmir Posted: 11 Apr 2015 11:18 PM PDT NEW DELHI (Arrahmah.com) - Pemerintah nasionalis India berencana untuk memukimkan kembali puluhan ribu ummat Hindu di tiga kota baru di Kashmir yang didominasi Muslim, dimana hal itu dianggap sebagai kebijakan gaya "Israel" yang menciptakan permukiman di wilayah yang diduduki, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Jum'at (10/4/2015). Banyak Hindu Kashmir, atau Pandit, yang juga mengatakan bahwa mereka tidak mendukung rencana tersebut. Antara 200.000 sampai 300.000 orang Hindu diperkirakan telah melarikan diri meninggalkan Kashmir setelah pemberontakan bersenjata melawan kekuasaan New Delhi meletus pada tahun 1989 dan Perdana Menteri Narendra Modi dari Bharatiya Janata Party (BJP) telah lama berjanji untuk mengembalikan mereka ke rumahnya. Baru sebulan lalu, BJP mengambil alih pemerintah Kashmir dalam aliansi dengan mitra regional, yang merupakan pertama kalinya partai nasionalis Hindu itu berkuasa di negara bagian. Minggu ini, pemerintah negara bagian itu mengumumkan rencana untuk mendirikan pemukiman mandiri yang dijaga ketat bagi ummat Hindu yang meninggalkan rumah mereka dan sekarang tinggal di wilayah lain di India maupun di luar negeri. Kashmir terbagi antara mayoritas Hindu India dan Islam Pakistan. Kedua negara tetangga yang memiliki kekuatan nuklir itu telah berperang dua kali terkait perebutan atas Kashmir sejak kemerdekaan tahun 1947. Konfrontasi terakhir terjadi pada 1999. Sekitar 100.000 orang telah tewas dalam peperangan yang India mengatakan dibiayai dan dibantu oleh Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu, dan mengatakan bahwa pakistan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi rakyat Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri. Tapi setelah bertahun-tahun operasi anti-pemberontakan oleh puluhan ribu tentara India dan Pakistan ikut terlibat dalam menangani kelompok militan di negaranya, kekerasan pun berkurang di Kashmir. "Kepala menteri meyakinkan menteri dalam negeri federal bahwa pemerintah negara bagian akan memperoleh dan menyediakan lahan di awal untuk kota-kota di lembah (Kashmir)," kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan. Berdasarkan program tersebut, kota-kota akan dibangun di atas tanah yang diperoleh dari petani dan juga akan dilengkapi dengan fasilitas lain seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan taman bermain, ungkap pemerintah. Tidak ada rincian tentang berapa banyak lahan yang akan diperoleh dan kapan pembangunan itu akan dimulai. Aliansi separatis utama di Kashmir mengatakan bahwa BJP menggunakan penderitaan para pengungsi untuk melanjutkan agendanya guna mengakhiri status khusus Kashmir. Di bawah undang-undang saat ini, non-Kashmir tidak diijinkan untuk memiliki tanah di negara bagian tersebut. "Masalah Pandit sedang dimanfaatkan untuk menciptakan negara dalam negara seperti "Israel"," kata Syed Ali Shah Geelani, seorang pemimpin All Parties Hurriyat Conference, sebuah organisasi payung kelompok-kelompok politik dan agama separatis di Kashmir. Geelani mengungkapkan bahwa pengungsi Hindu harus dibawa kembali ke Kashmir tetapi tidak ke pemukiman ghetto, yang hanya akan mempertajam perpecahan dalam masyarakat Kashmir. Kaum separatis menggelar unjuk rasa di jalanan pada Jum'at (10/4), setelah sholat Jum'at dan melakukan pemogokan di seluruh Lembah Kashmir pada Sabtu (11/4). Sementara itu, banyak orang Pandit yang mengatakan bahwa mereka tidak yakin tentang rencana pemerintah untuk memindahkan mereka kembali. "Ini akan membuat Pandit rentan. Dalam keadaan seperti itu tak seorang pun yang akan kembali," kata Sanjay Tickoo, presiden asosiasi Pandit Kashmir. (ameera/arrahmah.com) |
Pesawat rezim Nushairiyah Suriah terus membombardir kamp pengungsi Yarmouk Posted: 11 Apr 2015 09:17 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pesawat rezim Nushairiyah Suriah membombardir daerah pemukiman di kamp pengungsi Palestina Yarmouk pada hari Jum'at (10/4/2015), Anadolu melaporkan. Menurut salah satu pengungsi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abu-Basim, "Helikopter-helikopter Assad menghantam kamp dengan lebih dari 10 bom barel dan juga meluncurkan mortir pada warga." Pemboman yang dilakukan oleh pasukan brutal Bashar Assad itu menyebabkan banyak kerusakan dan kehancuran di kamp tersebut. Abu-Basim menekankan bahwa tidak ada alasan yang jelas untuk mengebom Yarmouk. "Saya telah tinggal di sini selama 25 tahun," katanya, "dan tidak pernah melihat seorang pun yang memegang pistol." Dia bertanya mengapa rumah-rumah warga Palestina dibom dalam konflik di mana mereka tidak terlibat. Al-Yarmouk terletak sekitar 10 km dari pusat ibu kota Suriah, Damaskus. Dulu Yarmouk adalah rumah bagi sekitar 185.000 pengungsi Palestina, di antaranya hanya 15.000 yang masih di sana. Sisanya telah mengungsi sejak awal pemberontakan Suriah pada Maret 2011. (banan/arrahmah.com) |
Posted: 11 Apr 2015 08:40 PM PDT Oleh: Al-Imam Ibnul Jauzi (Arrahmah.com) - Berkata Ibnul Jauzi rahimahullahu tentang induknya khawarij dan peringatan akan bahayanya manhaj mereka: Khawarij yang pertama dan yang terburuk keadaannya adalah Dzul Khuwaishirah.Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu anhu telah berkata: "Ali bin Abu Thalib mengirimkan dari Yaman sebatang emas yang belum diangkat dari cetakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagikannya kepada empat orang: 'Uyainah bin Badr, Aqra bin Habis, Zaid Al Khail, dan yang keempat adalah Alqamah atau 'Amir bin Thufail. Melihat hal itu, salah seorang sahabat berkata, 'Kami lebih berhak atas emas tersebut daripada orang-orang ini.' Ketika kabar itu didengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidakkah kalian mempercayaiku padahal aku adalah orang yang terpercaya dari langit? Aku menerima kabar dari langit, pagi hari maupun sore hari.' Tiba-tiba seorang laki-laki dengan mata cekung, tulang pipi cembung, dahi menonjol, berjanggut tipis, berkepala gundul dan menggunakan ikat pinggang berdiri dan berkata, 'Ya Rasulullah! Takutlah kepada Allah.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Celaka kamu. Bukankah di muka bumi ini akulah yang paling takut kepada Allah?' Orang itu beranjak dari tempat duduknya. Khalid bin Walid berkata: 'Ya Rasulullah! Izinkan aku menebasnya.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Jangan, bisa jadi ia mengerjakan shalat.' Khalid berkata: 'Berapa banyak orang yang shalat berkata dengan lisannya yang tidak sesuai dengan hatinya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Aku tidak diperintah untuk menyelidiki hati seseorang atau mengetahui isi perutnya.' Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat kepada orang itu ketika hendak pergi: 'Sesungguhnya dari keturunannya akan muncul suatu kaum yang membaca Kitabullah tetapi hanya sampai tenggorokannya saja. Mereka lepas dari agama sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya." Aku kira Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga berkata: "Seandainya aku hadir pada masa itu aku akan membunuh mereka sebagaimana bangsa Tsamud dibinasakan." (HR. Al-Bukhari – 4004) Lelaki itu kemudian dikenal dengan nama Dzul Khuwaisirah At-Tamimi. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ia telah berkata pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Berlaku adillah engkau!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawabnya: "Celaka engkau! Siapa yang bisa adil jika aku tidak adil?" Dialah khawarij pertama dalam sejarah Islam, dia mencukupkan dirinya dan merasa ridha' dengan pendapat nafsunya saja. Seandainya dia berada diatas ilmu tentulah dia tahu bahwa tidak boleh ada pendapat diatas keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Pengikut lelaki inilah yang di kemudian hari membunuh Ali radhiyallahu anhu. Peritiwa ini terjadi ketika bergulirnya perang berkepanjangan antara Ali dan Muawiyah radhiyallahu anhuma. Suatu ketika pasukan Muawiyah radhiyallahu anhu mengangkat mushaf-mushaf dan memanggil pasukan Ali radliyallahu 'anhu untuk bertahkim (mengadakan perundingan). Maka mereka berkata: "Kalian memilih satu orang dan kami juga memilih satu orang. Kemudian kita minta keduanya untuk memutuskan perkara berdasarkan Kitabullah". Maka orang-orang (yang terlibat dalam peperangan itu) berkata: "Kami setuju!" Lalu pasukan Muawiyah radhiyallahu anhu mengirim 'Amr bin Al-'Ash. Dan pasukan Ali radhiyallahu anhu berkata: "Utuslah Abu Musa Al-Asy'ari". Ali radhiyallahu anhu berkata: "Aku tidak setuju kalau Abu Musa, ini Ibnu Abbas, dia saja." Mereka berkata: "Kami tidak mau dengan orang yang masih ada hubungan kekeluargaan denganmu." Maka akhirnya dia (Ali Radliallahu'anhu) mengirim Abu Musa dan keputusan (tahkim) diundur sampai Ramadhan. Maka Urwah bin Udzainah (salah seorang tokoh khawarij -pent) berkata: "Kalian telah berhukum kepada manusia pada perintah Allah. Tidak ada hukum kecuali milik Allah." Kemudian Ali radhiyallahu anhu pulang dari Shiffin dan masuk ke kota Kufah. Lalu khawarij muncul dengan jumlah 12.000 pasukan, mereka berkata: "Tiada hukum melainkan hukum Allah". Itulah awal kemunculan mereka. Mereka berkata bahwa pemimpin perang mereka adalah Syabib bin Rib'i At-Tamimi dan pemimpin shalat mereka Abdullah bin Al-Kuwa Al-Yasykari. Para Khawarij adalah ahli ibadah, tetapi mereka meyakini bahwa mereka lebih berilmu dari Ali radhiyallahu anhu, disinilah penyakit mereka yang berbahaya. Berkata Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu: "Ketika kaum Haruriyyah (Khawarij) memberontak, mereka berkumpul menyendiri di suatu daerah. Ketika itu mereka ada sekitar 6000 orang. Mereka berkumpul untuk memberontak pada Ali bin Abi Thalib. Sehingga datang seseorang dan melaporkan pada Ali bin Abi Thalib: 'Wahai amirul mukminin, sesungguhnya ada kaum yang akan memberontak padamu.' Ali bin Abi Thalib berkata: 'Biarkanlah mereka, sesungguhnya aku tidak akan memerangi mereka hingga mereka memerangiku, dan pasti mereka akan lakukan itu.' Maka aku (Abdullah bin Abbas -pent) berkata kepada Ali bin Abi Thalib: 'Wahai amirul mukminin, tundalah shalat zhuhur hingga matahari tidak terlalu panas, mungkin aku bisa berbicara dengan mereka kaum Khawarij.' Ali berkata: 'Aku mengkhawatirkan keselamatanmu.' Aku berkata: 'Tidak perlu khawatir, aku bukanlah orang yang berakhlak buruk dan aku tidak pernah menyakiti seorang pun.' Maka Ali pun mengizinkanku. Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, dan kulangkahkan kaki hingga masuk di barisan mereka di tengah siang. Aku benar-benar berada di tengah suatu kaum yang belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh luka bekas sujud, kepalan tangan mereka menebal bagaikan lutut-lutut unta. Wajah-wajah mereka pucat pasi karena kurang tidur, mereka menghabiskan malam untuk beribadah. Kuucapkan salam pada mereka. Serempak mereka menyambutku: 'Selamat datang, wahai Ibnu Abbas. Apa gerangan yang membawamu kemari?' Aku berkata: 'Aku datang pada kalian sebagai perwakilan dari sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar, dan juga dari sisi menantu Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (Ali), kepada merekalah Al-Quran diturunkan dan merekalah orang-orang yang paling mengerti makna Al-Quran daripada kalian.' Sebagian Khawarij berkata ke sesama meraka: 'Jangan sekali-kali kalian berdebat dengan seorang Quraisy (yakni Ibnu Abbas – pent.). Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: بَÙ„ْ Ù‡ُÙ…ْ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ Ø®َصِÙ…ُونَ Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.' Dua atau tiga orang dari mereka berkata: 'Biarlah kami yang akan mendebatnya!' Ibnu Abbas berkata: 'Wahai kaum, beri aku alasan, mengapa kalian membenci menantu Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam beserta sahabat Muhajirin dan Anshar, padahal Al-Quran diturunkan kepada mereka, dan tidak ada seorang Shahabat pun yang bersama kalian. Ali adalah orang yang paling mengerti tentang penafsiran Al-Quran.' Mereka berkata: 'Kami punya tiga alasan.' Ibnu Abbas mengatakan: 'Sebutkan (tiga alasan kalian).' 'Pertama, sungguh Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim (pemutus perkara) dalam urusan Allah, padahal Allah berfirman: Ø¥ِÙ†ِ الØُÙƒْÙ…ُ إلاَّ Ù„ِلهِ Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.' (QS. Yusuf: 40) 'Hukum manusia tidak ada artinya di hadapan firman Allah Ta'ala,' kata mereka. Aku menanggapi: 'Ini alasan kalian yang pertama. Lalu apa lagi?' Mereka melanjutkan: 'Kedua, sesungguhnya Ali telah berperang dan membunuh, tapi mengapa tidak mau menawan dan mengambil ghanimah? Kalau mereka (orang-orang yang berperang melawan Ali) itu mukmin tentu tidak halal bagi kita memerangi dan membunuh mereka. Tidak halal pula tawanan-tawanannya.' Aku bertanya lagi: 'Lalu apa alasan kalian yang ketiga?' Kata mereka: 'Ketiga, dia telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya. Kalau dia bukan amirul mukminin (karena menghapus sebutan itu) berarti dia adalah amirul kafirin (pemimpin orang-orang kafir).' Aku berkata: 'Ada alasan selain ini?' Mereka berkata: 'Cukup sudah bagi kami tiga perkara ini!' Aku mulai menanggapi pernyataan mereka: 'Ucapan kalian bahwa Ali radhiallahu 'anhu telah menjadikan manusia untuk memutuskan perkara (untuk mendamaikan persengketaan antara kaum muslimin -pent), sebagai jawabannya akan kubacakan ayat yang membatalkan kerancuan kalian. Jika ucapan kalian terbantah, maukah kalian kembali (kepada jalan yang benar)?' Mereka menjawab: 'Ya, tentu kami akan kembali.' Aku berkata: 'Ketahuilah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia, seperti dalam menentukan harga kelinci (sebagai tebusan atas kelinci yang dibunuh saat ihram) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 'Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan (hukum) dua orang yang adil di antara kamu, sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka'bah, atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.' (QS. Al-Maidah: 95) Demikian pula dalam perkara perempuan dan suaminya yang bersengketa, AllahSubhanahu wa Ta'ala juga menyerahkan hukumnya kepada hukum (keputusan) manusia untuk mendamaikan antara keduanya. Allah Ta'ala berfirman:ا 'Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (pemutus perkara) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.' (QS. An-Nisa': 35) Demi Allah, jawablah, apakah diutusnya seorang manusia untuk mendamaikan hubungan mereka dan mencegah pertumpahan darah di antara mereka lebih pantas untuk dilakukan, atau hukum manusia perihal darah seekor kelinci dan urusan pernikahan wanita? Menurut kalian manakah yang lebih pantas?' Mereka katakana: 'Inilah (yakni mengutus manusia untuk mendamaikan manusia dari pertumpahan darah) yang lebih pantas.' Aku berkata: 'Apakah kalian telah memahami masalah pertama?' Mereka berkata: 'Ya.' Aku melanjutkan: 'Adapun ucapan kalian bahwa Ali radhiyallahu 'anhu telah berperang tapi tidak mau mengambil ghanimah dari yang diperangi dan tidak menjadikan mereka sebagai tawanan, sungguh (dalam alasan kedua ini) kalian telah mencerca ibu kalian (yakni Aisyah). Demi Allah! Kalau kalian katakan bahwa Aisyah bukan ibu kita, kalian telah keluar dari Islam (karena mengingkari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala –pent.). Demikian pula kalau kalian menjadikan Aisyah sebagai tawanan perang dan menganggapnya halal sebagaimana tawanan lainnya (sebagaimana layaknya orang-orang kafir -pent.), maka kalian pun keluar dari Islam. Sesungguhnya kalian berada di antara dua kesesatan, karena AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman: Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.' (QS. Al-Ahzab: 6) Aku berkata: 'Apakah kalian telah memahami masalah ini?' Mereka menjawab: 'Ya.' Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata lagi: 'Adapun ucapan kalian bahwasanya Ali telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya, maka (sebagai jawabannya) aku akan kisahkan kepada kalian tentang seorang yang paling kalian ridhai, yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketahuilah, bahwasanya beliau di hari Hudaibiyah melakukan perjanjian damai dengan orang-orang musyrik, Abu Sufyan dan Suhail bin 'Amr. Tahukah kalian apa yang terjadi? Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: 'Wahai Ali, tulislah perjanjian untuk mereka.' Ali menulis: 'Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah…' Orang-orang musyrik berkata: 'Demi Allah! Kami tidak mengakui engkau rasul Allah. Kalau kami mengakui engkau sebagai utusan Allah, tentu kami tidak akan memerangimu!' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ya Allah, sungguh engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah. Wahai Ali, tulislah: Ini adalah perjanjian antara Muhammad bin Abdilah.' (Rasulullah memerintahkan Ali untuk menghapus sebutan Rasulullah dalam perjanjian -pent.) Aku berkata: 'Demi Allah, sungguh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lebih mulia dari Ali, meskipun demikian beliau menghapuskan sebutan rasulullah dalam perjanjian Hudaibiyah!' Aku (Ibnu Abbas) berkata: 'Maka kembalilah dua ribu orang dari mereka, sementara lainnya tetap memberontak (dan berada di atas kesesatan), hingga mereka diperangi dalam sebuah peperangan besar (yakni perang Nahrawan).'"Selesai perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu Dari Jundub al-Azdi ia berkata: "Ketika kami pergi kepada kaum Khawarij dan kami bersama Ali bin Abi Thalib, kami sampai ke perkemahan mereka dan mereka berdengung seperti dengungan lebah (yang datang) dari bacaan Quran (mereka)." Dalam riwayat yang lain: "Tatkala Ali radhiyallahu anhu sedang mengadili, datang padanya dua orang khawarij Zar'ah bin Al-Baraj At-Tha-i dan Harqhus bin Zuhair As-Sa'di. Mereka berkata pada Ali: 'Tiada hukum melainkan hukum Allah.' Lalu Ali juga berkata: 'Tiada hukum melainkan hukum Allah.' Kemudian Harqhus berkata pada Ali: 'Bertaubatlah dari kekeliruanmu dan revisilah apa yang telah engkau putuskan atas kami, keluarlah bersama kami untuk kita perangi musuh kita sampai kita bertemu dengan Rabb kita. Jika engkau tidak berhenti memutuskan hukum dengan keputusan manusia atas kitab Allah maka kami akan membunuhmu dengan mengharap ridha Allah.'" Lalu kaum khawarij berkumpul di rumah Abdullah bin Wahab Ar-Rasibi, disana dia bersyukur dan memuji Allah lalu berpidato: "Tidak selayaknya bagi kaum yang beriman kepada Ar-Rahman dan berhukum dengan kitab Allah cenderung mempertimbangkan kepentingan dunia ini dari beramar ma'ruf dan nahi munkar serta dari menyampaikan kebenaran. Maka dari itu, marilah kita keluar bersama (dari imarah Ali –pent.)!" Lalu mereka menulis surat pada Ali: "Sungguh kau bukan marah karena Allah, engkau hanya marah karena dirimu sendiri. Seandainya kau bersaksi bahwa kau telah kafir kemudian kau mau bertaubat, mungkin kami bisa kembali melihat persoalan antara kami dan engkau. Jika tidak, maka kami putuskan perkaramu diatas yang hal sama. Wassalam." Dalam perjalanannya, kaum khawarij bertemu dengan Abdullah bin Khabab. Mereka berkata: "Apakah engkau pernah mendengar dari ayahmu hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW?" Abdullah bin Khabab berkata: "Iya, saya mendengar ayah saya menyampaikan hadits dari Rasulullah SAW: 'Akan terjadi fitnah dimana orang yang duduk lebih selamat dari orang yang berdiri, dan orang yang berdiri dimasa itu lebih baik dari orang yang berjalan, yang berjalan lebih baik dari yang bergegas. Jika engkau berada dimasa itu, maka jadilah hamba Allah yang terbunuh.'" Para khawarij bertanya: "Apakah benar kau mendengar ini dari ayahmu dan ia mendengar dari Rasulullah?" Abdullah bin Khabab berkata: "Iya benar." Lalu mereka giring Abdullah bin Khabab ke tepi sungai, dan mereka tebas lehernya hingga darahnya mengalir deras. Lalu mereka berpaling ke istrinya yang sedang hamil, mereka belah dan keluarkan isi rahimnya. Kemudian saat mereka berkemah di hutan kurma di Nahrawan, bebarapa kurma yang telah matang jatuh ke tanah dan salah satu dari mereka mengambilnya dan memakannya. Ketika yang lain memberitahunya bahwa kurma itu haram dimakan tanpa membayarnya, dia langsung memuntahkannya. Ada diantara mereka yang sedang mempertajam pedangnya dan mulai menggerak-gerakkannya di udara., ketika seekor babi milik kaum kafir ahlu dzimmah lewat, ia menebasnya dengan pedang dan berbangga dengan itu. Teman-temannya mengatakan kepadanya bahwa apa yang dia lakukan adalah pelanggaran syari'at, sehingga ia harus menemukan pemilik babi dan membayarnya dengan harga yang disepakati. Ketika Ali bin Abi Thalib mengutus tentara kepada kaum Khawarij agar mereka menyerahkan pembunuh Abdullah bin Khabab, mereka menjawab bahwa mereka semua yang telah membunuhnya. Permintaan itu diulang tiga kali, dan selalu mereka mengulangi jawaban yang sama. Ali radhiyalahu anhu kemudian mengatakan kepada para tentaranya untuk memerangi mereka. Selama peperangan itu, kaum Khawarij senantiasa mengatakan satu sama lain: "Persiapkanlah dirimu untuk bertemu dengan Tuhan di syurgaNya." Namun, mereka kemudian mengalami kekalahan yang mengerikan di mana Abdullah bin Wahab dan sebagian besar pengikutnya tewas menggenaskan. Setelah perang Nahrawan, Abdurrahman bin Muljam berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, mereka meratapi kekalahan kaumnya di Nahrawan dan mengenang teman-teman mereka yang gugur disana. Mereka berkata: "Demi Allah, apa lagi yang akan kita perbuat setelah kepergian mereka? Mereka tidak takut terhadap apapun di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebaiknya kita mengorbankan jiwa dan mendatangi orang-orang yang sesat itu. Kita bunuh mereka, sehingga negeri ini terbebas dari mereka, dan kita pun telah melunasi balas dendam?" Diriwayatkan oleh Muhammad bin Sa'ad dari para Masyasyikhnya: "Tiga tokoh khawarij -Abdurrahman bin Muljam, Al-Barak bin Abdullah, dan Amru bin Bakr At-Tamimi- berkumpul untuk merencanakan pembunuhan tiga Shahabat; yaitu Ali, Muawiyah dan Amru bin Al-'Ash radhiyallahu anhum. Berkata ibnu Muljam: 'Aku yang tangani Ali.' Berkata Al-Barak: 'Aku yang tangani Muawiyah.' Dan berkata Amru: 'Aku yang tangani Amru.' Mereka bertiga saling berjanji agar target mereka tidak boleh ada yang selamat. Lalu Ibnu Muljam berangkat ke Kufah, dan pada malam yang mana ia merencanakan aksinya untuk membunuh Ali radhiyallahu anhu, ia melihat Ali keluar untuk shalat subuh, langsung saja ia tebas Ali dan berhasil melukai dahinya, sehingga sampai ke otak. Ali berkata: 'Janganlah kalian terfitnah oleh laki-laki ini!' Berkata Ummu Kultsum: 'Wahai musuh Allah, kau telah membunuh pemimpin orang-orang beriman!' Ibnu Muljam berkata: 'Jadi kenapa kau tak menangis?' Dan dia juga berkata: 'Demi Allah, aku telah meracuni pedangku, jikapun aku tertangkap dia pasti tetap akan dibinasakan dan dihancurkan oleh Allah.' Setelah Ali radhiyallahu anhu wafat, hukuman atas Ibnu Muljam pun ditegakkan. Maka Abdullah bin Ja'far memotong kedua tangan dan kakinya, namun Ibnu Muljam tidak merintih dan tak bergeming sama sekali. Kemdian kedua matanya dipaku dengan paku panas, dia Ibnu Muljam juga tetap tidak berteriak bahkan dia membaca surat Al-'Alaq sampai habis dalam keadaan darah mengalir dari dua matanya. Dan ketika lidahnya akan dipotong barulah dia berteriak, maka ditanyakan kepadanya: 'Mengapa engkau berteriak?!!' Dia Ibnu Muljam berkata: 'Aku tidak suka kalau aku mati di dunia dalam keadaan tidak berdzikir kepada Allah.' Dan dia Ibnu Muljam adalah orang yang keningnya berwarna kecoklatan karena bekas sujud. Semoga Allah Ta'ala melaknatnya." Tatkala Al-Hasan Radhiyallahu anhu ingin menemui Muawiyah Radhiyallahu anhu untuk memberikannya nasehat, seorang Khawarij bernama Al-Jarrah bin Sinan datang pada Al-Hasan dan berkata: "Kau telah musyrik sebagaimana ayahmu dahulu!" Kemudian ia menusuk pangkal paha Al-Hasan radhiyallahu anhu. Para Khawarij senantiasa memberontak pada para pemimpin kaum muslimin, dan mereka memiliki madzhab yang berbeda-beda: Pengikut Nafi' bin Al-Azraq berkata: "Kita adalah orang-orang musyrik selagi berada di negeri kafir, dan jika kita keluar darisana maka kita menjadi orang-orang Islam." Mereka juga berkata: "Orang yang menyelisihi madzhab kami adalah orang musyrik, pelaku dosa besar adalah orang musyrik, dan yang hanya duduk (tidak ikut) dalam keputusan kami untuk berperang maka dia kafir." Mereka juga membolehkan membunuh wanita dan anak-anak kaum muslimin, dan memvonis mereka semua telah kafir. Adapun Najdah bin A'mir adalah seorang yang berpengetahuan di kaumnya, dia menyelisihi Nafi' bin Al-Azraq. Dia berpendapat darah dan harta kaum muslimin haram disentuh, dia juga berpendapat bahwa pelaku dosa dari para pengikutnya tidak diazab oleh Allah di Jahannam, karena neraka jahannam hanya untuk mereka yang menyelisihi madzhabnya. Sebagian pengikutnya berkata: "Jika seseorang memakan harta anak yatim, maka dia wajib masuk neraka. Karena Allah telah menjanjikan untuk dosa itu api neraka." Para khawarij mereka memiliki kisah-kisah yang panjang dan madzhab-madzhab yang aneh. Aku tidak ingin memperpanjangnya karena yang dimaukan di sini adalah untuk melihat bagaimana iblis menipu orang-orang yang dungu itu. Yang mereka beramal dengan keadaan mereka dan mereka meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu dan orang-orang yang bersama dengannya dari kalangan Muhajirin dan Anshar adalah pihak yang salah. Dan mereka beranggapan bahwa hanya mereka saja yang berada di atas kebenaran. Mereka menghalalkan darah anak-anak kaum Muslimin, akan tetapi menganggap bahwa tidak boleh memakan buah tanpa membayar harganya. Mereka bersusah-susah dalam ibadah dan begadang. Ibnu Muljam berteriak ketika akan dipotong lidahnya, karena takut mati dalam keadaan tidak berdzikir. Namun ia menganggap halal untuk memerangi dan menumpahkan darah Ali Radliyallahu 'anhu. Kemudian mereka menghunuskan pedang-pedang mereka kepada kaum Muslimin. Dan tidak ada yang mengherankan dari merasa cukupnya mereka dengan ilmu mereka, dan meyakini bahwa mereka lebih berilmu dari Ali Radliyallahu 'anhu. Dan demikianlah juga Dzul Khuwaishirah yang telah berkata kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam: 'Berbuat adillah, karena engkau tidak adil!' Dan sungguh, Iblislah yang telah menunjuki mereka kepada kehinaan ini. Kita berlindung kepada Allah dari ketergelinciran seperti ini. Dari Muhammad bin Ibrahim berkata: aku telah mendengar Rasulullah Shalalallahu alaihi wasallam bersabda: "Nanti akan muncul diantara umatku kaum yang membaca Al-Quran, bacaan kamu tidak ada nilainya dibandingkan bacaan mereka, dan shalat kamu tidak ada nilainya dibandingkan shalat mereka, dan puasa kamu tidak ada artinya dibandingkan puasa mereka, mereka membaca Al-Quran sehingga kamu akan menyangka bahwasanya Al-Quran itu milik mereka sahaja, padahal sebenarnya Al-Quran akan melaknat mereka. Tidaklah shalat mereka melalui kerongkongan mereka, mereka itu akan memecah Islam sebagaimana keluarnya anak panah daripada busurnya." (Sahih Muslim/ 2467, Sunan Abu Daud/4748 ). Dari Abdullah bin Abi Aufa' berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi wasallam mengabarkan kepada kami bahwa mereka (Khawarij) adalah anjing-anjing neraka". Seseorang bertanya padanya: "Wahai Abdullah bin Abi Aufa, apakah kaum Al-Azariqah saja atau Khawarij seluruhnya?" Beliau berkata: "Bahkan Khawarij seluruhnya." Pasal-Pasal:
Dan Allah Maha memberikan hidayah kepada siapapun yang Ia kehendaki. (muqawamah.net/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |