Latakia – Pesawat tempur Suriah beberapa hari terakhir menggencarkan serangan udara ke sejumlah wilayah di pedesaan Latakia. Serangan itu digulirkan setelah para komandan mujahidin di wilayah pesisir itu menolak berdamai dengan rezim.
Dilaporkan kantor berita Al-Jazeera, Ahad (03/08), puluhan birmil minggu ini menghujani pedesaan Latakia. Akibatnya, sejumlah warga luka-luka dan tewas. Bom yang dijatuhkan dari helikopter itu juga menimbulkan api dan membakar kebun-kebun dan pepohonan di wilayah tersebut.
Dalam serangan Sabtu pagi kemarin, sepuluh warga yang merupakan satu keluarga tewas setelah helikopter militer menjatuhkan birmil ke sebuah rumah di desa Najiyah, pedesaan Latakia. Rumah warga lainnya juga hancur akibat serangan membabi buta itu.
Abu Badar, seorang komandan di Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), mengungkapkan kemarahannya atas apa yang terjadi. Ia bersama mujahidin lainnya tidak mampu melindungi rakyat Suriah lantaran kekurangan senjata.
Kepada Al-Jazeera, Abu Badar mengungkapkan bahwa rezim ingin menghukum rakyat Latakia karena menolak menyerah. Ia mendesak Dewan Revolusi Nasional dan Persatuan Oposisi bertanggung jawab atas jatuhnya korban sipil. Ia juga mendesak oposisi sekuler itu untuk segera mengirimkan senjata anti pesawat dan senjata-senjata pertahanan lainnya untuk menghadapi serangan rezim.
Kendati kondisi mujahidin di Latakia memprihatinkan, mujahidin menegaskan akan terus memilih angkat senjata untuk melawan rezim. Mujahidin bertekad terus bertempur hingga rezim runtuh.
Beberapa hari sebelumnya, perwakilan dari rezim dan pejuang Suriah menggelar pertemuan untuk membicarakan opsi damai. Akan tetapi, para komandan mujahidin menolak mentah-mentah karena menilai bahwa pertemuan itu digelar hanya untuk memberikan keuntungan untuk rezim.
3 Agustus 2014 | KIBLAT.NET