20 Staf Istana Presiden Afghanistan Positif Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat Pemerintahan Afghanistan mengatakan sebanyak 20 staf istana kepresidenan positif terinfeksi virus corona (covid-19).  "Sekitar 20-an orang terinfeksi covid-19 di Istana Presiden. Namun, informasi ini masih belum dipublikasikan demi memastikan tidak ada kepanikan," ujar sumber anonim di kalangan pemerintahan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/4).  Sumber lainnya di pemerintahan juga membenarkan informasi tersebut. Bahkan, ia bilang ada 12 orang lainnya dari kantor administratif Presiden Ashraf Ghani yang turut tertular.    Juru bicara Ghani, Sediq Sediqqi, menolak berkomentar. Ia menyebut bahwa Kementerian Kesehatan Afghanistan yang berwenang mengonfirmasi informasi tersebut.  Lihat juga: New York Catat Kematian Virus Corona Terendah dalam Sehari Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Afghanistan masih enggan berkomentar apa pun. Kementerian Kesehatan juga menegaskan pemerintah tidak akan mengungkapkan identitas para pasien.  Sampai saat ini, tidak ada indikasi Presiden Ghani ikut tertular covid-19. Melalui sejumlah gambar yang dirilis kantor kepresidenan Afghanistan, Ghani terlihat masih bekerja di istana dengan menggunakan masker dan sarung tangan.  Ghani juga terlihat mengadakan pertemuan virtual dengan para pejabat di tengah kondisi pandemi corona.  Presiden berusia 70 tahun tersebut baru-baru ini memulai pemerintahan periode keduanya sebagai pemimpin Afghanistan.  Lihat juga: Jumlah Kematian Virus Corona di Spanyol Tembus 20 Ribu Orang Selain menghadapi pandemi corona, Ghani juga dihadapkan sejumlah tantangan lainnya, seperti proses perdamaian antara pemerintah dan kelompok Taliban.  Berdasarkan data Worldometer per Minggu (19/4), Afghanistan tercatat memiliki 933 kasus corona dengan 30 kematian. Sebanyak 112 pasien corona sejauh ini sudah dinyatakan sembuh. Sementara itu, 791 orang lainnya masih dalam perawatan.  Saat ini, pemerintah Afghanistan tengah menerapkan penutupan perbatasan atau lockdown yang diperpanjang hingga tiga pekan ke depan. Selama masa lockdown, seluruh kantor pemerintahan tutup.  Sejumlah pihak, termasuk ahli kesehatan khawatir masih banyak kasus corona yang tidak dilaporkan di Afghanistan. Seperti kondisi di beberapa negara lain, Afghanistan juga membatasi skala pemeriksaan corona lantaran keterbatasan sumber daya.

zonakonflik.com Jakarta, -- Pejabat Pemerintahan Afghanistan mengatakan sebanyak 20 staf istana kepresidenan positif terinfeksi virus corona (covid-19).


"Sekitar 20-an orang terinfeksi covid-19 di Istana Presiden. Namun, informasi ini masih belum dipublikasikan demi memastikan tidak ada kepanikan," ujar sumber anonim di kalangan pemerintahan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/4).

Sumber lainnya di pemerintahan juga membenarkan informasi tersebut. Bahkan, ia bilang ada 12 orang lainnya dari kantor administratif Presiden Ashraf Ghani yang turut tertular.

Juru bicara Ghani, Sediq Sediqqi, menolak berkomentar. Ia menyebut bahwa Kementerian Kesehatan Afghanistan yang berwenang mengonfirmasi informasi tersebut.

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Afghanistan masih enggan berkomentar apa pun. Kementerian Kesehatan juga menegaskan pemerintah tidak akan mengungkapkan identitas para pasien.

Sampai saat ini, tidak ada indikasi Presiden Ghani ikut tertular covid-19. Melalui sejumlah gambar yang dirilis kantor kepresidenan Afghanistan, Ghani terlihat masih bekerja di istana dengan menggunakan masker dan sarung tangan.

Ghani juga terlihat mengadakan pertemuan virtual dengan para pejabat di tengah kondisi pandemi corona.

Presiden berusia 70 tahun tersebut baru-baru ini memulai pemerintahan periode keduanya sebagai pemimpin Afghanistan.

Selain menghadapi pandemi corona, Ghani juga dihadapkan sejumlah tantangan lainnya, seperti proses perdamaian antara pemerintah dan kelompok Taliban.

Berdasarkan data Worldometer per Minggu (19/4), Afghanistan tercatat memiliki 933 kasus corona dengan 30 kematian. Sebanyak 112 pasien corona sejauh ini sudah dinyatakan sembuh. Sementara itu, 791 orang lainnya masih dalam perawatan.

Saat ini, pemerintah Afghanistan tengah menerapkan penutupan perbatasan atau lockdown yang diperpanjang hingga tiga pekan ke depan. Selama masa lockdown, seluruh kantor pemerintahan tutup.

Sejumlah pihak, termasuk ahli kesehatan khawatir masih banyak kasus corona yang tidak dilaporkan di Afghanistan. Seperti kondisi di beberapa negara lain, Afghanistan juga membatasi skala pemeriksaan corona lantaran keterbatasan sumber daya.

cnnIndonesia.com