Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Angkatan Laut "Israel" menyerang nelayan Palestina, dua orang terluka

Posted: 25 May 2015 05:00 PM PDT

Nelayan Gaza

GAZA (Arrahmah.com) - Dua nelayan Palestina terluka pada Senin (25/5/2015) pagi dalam dua serangan terpisah oleh angkatan laut "Israel" yang sengaja menargetkan kapal Palestina yang berlayar di wilayah perairan Gaza.

Mohamed Baker (26), terluka ketika kapalnya menjadi target serangan oleh pasukan Zionis "Israel" di dekat pantai Gaza utara. Ia menderita luka sedang dan telah dipindahkan ke rumah sakit, seperti dilaporkan IMEMC.

Beberapa jam kemudian, Imad Baker terluka oleh tembakan pasukan Zionis di lokasi yang sama, ujar sumber lokal.

Sejak "gencatan senjata" mulai berlaku Agustus lalu, Angkatan Laut "Israel" meningkatkan serangannya, dengan sengaja menargetkan nelayan Palestina dari garis pantai Gaza.

Menurut Pusat Palestina untuk Hak Asasi Manusia, "Israel" telah melakukan 35 serangan yang menargetkan nelayan di Gaza di bulan Maret saja. (haninmazaya/arrahmah.com)

Dalam pertempuran di Idlib, pejuang Suriah gunakan senjata era Nazi

Posted: 25 May 2015 04:37 PM PDT

Persenjataan era Nazi yang digunakan oleh pejuang Suriah dalam pertempuran di Idlib. (Foto: Zaman Alwasl)

IDLIB (Arrahmah.com) - Pejuang Suriah dilaporkan menggunakan senjata artileri era Nazi, kemungkinan besar mereka menjarahnya dari tangan pasukan rezim Nushairiyah.

Dalam video yang diposting online pada Ahad (24/5/2015), pejuang Suriah dari faksi Ahrar Syam terlihat menggunakan howitzer berdebu dalam serangan di Ariha, salah satu benteng terakhir rezim Nushairiyah di provinsi Idlib, lansir Zaman Alwasl pada Senin (25/5).

Nic Jenzen-Jones, seorang direktur konsultasi teknis senjata dan amunisi di Armament Research Service, mengatakan: "Tentara Suriah diketahui beroperasi untuk jumlah terbatas (dalam Perang Dunia II). Sangat mungkin bahwa howitzer ditangkap dari pangkalan Angkatan Darat Suriah atau museum."

Pada tahun 2012, pejuang Suriah di Aleppo berhasil mendapatkan 5.000 STG-44, senjata era Nazi yang dianggap sebagai senapan serbu modern pertama.

Bagaimana senapan serbu bisa jatuh ke tangan Suriah menjadi mister. Jenzen-Jones mengatakan mungkin senjata tersebut disumbangkan kepada tentara Suriah setelah ditangkap oleh pasukan Soviet di Front Timur selama perang Dunia Kedua atau mungkin diserahkan oleh Jerman Timur sendiri.

Selama berperang melawan pasukan rezim Assad dan sekutunya, pejuang Suriah diklaim bergantung pada hasil jarahan atau penyelundupan senjata, seperti dilaporkan Zaman Alwasl.

Bagaimanapun, Ahrar Syam dilaporkan telah membangun sendiri howitzer mereka pada tahun 2013 dan dikenal sebagai "meriam neraka". (haninmazaya/arrahmah.com)

Tentara Tunisia arahkan senjatanya ke rekan sendiri, bunuh tujuh orang di basis militer di Tunis

Posted: 25 May 2015 04:03 PM PDT

Tentara Tunisia melakukan operasi militer menargetkan kelompok bersenjata setelah serangan di museum Bardo beberapa waktu lalu. (Foto: AFP)

TUNIS (Arrahmah.com) - Seorang tentara Tunisia telah menewaskan tujuh tentara lainnya setelah melepaskan tembakan di sebuah basis militer di ibukota Tunis, ujar laporkan televisi pemerintah Tunisia seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (25/5/2015).

Sedikitnya sepuluh tentara lain juga terluka dalam serangan di basis Bouchoucha pada Senin (25/5) sebelum penyerang menembak dirinya sendiri.

Tidak jelas motif di balik serangan dan apa yang memicu insiden tersebut, namun menyebabkan alarm di ibukota Tunisia masih terus menyala setelah serangan pada Maret oleh orang-orang bersenjata di museum nasional Bardo.

Mohamed Ali Aroui, juru bicara kementerian dalam negeri, mengklaim insiden tersbeut tidak dilihat sebagai serangan "teroris".

"Insiden yang terjadi di barak Bouchoucha tidak terhubung dengan operasi 'teroris'," ungkap Aroui.

Sebuah sekolah yang terletak di dekat basis tersebut dievakuasi setelah penembakan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kelompok Hak Asasi kecam kebijakan rezim Myanmar membatasi kelahiran warga Muslim

Posted: 25 May 2015 10:14 AM PDT

rohingya muslims

(Arrahmah.com) - Sebuah hukum baru yang ditetapkan pemerintah Myanmar telah memaksa sebagian wanita di Myanmar untuk memiliki anak dalam jangka tiga tahun terpisah telah memicu kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia, menganggap hal itu akan digunakan untuk menargetkan minoritas Muslim di negara tersebut.

Presiden Myanmar Thein Sein telah menandatangani RUU kontrol kesehatan populasi menjadi undang-undang pada pekan lalu, menurut laporan media pemerintah Myanmar pada Sabtu pekan lalu, sebagaimana dilansir World Bulletin pada Senin (25/5/2015).

Udang-undang itu didukung oleh kelompok Buddhis ultra-nasionalis, Komite untuk Perlindungan Kebangsaan dan Agama, yang disebut dengan Ma Ba Tha.

Kelompok tersebut telah menunjukkan sentimen anti-Muslimnya dengan mengatakan bahwa masyarakat Muslim memiliki tingkat kelahiran yang tinggi dan itu akan membanjiri negara mayoritas pemeluk Buddha.

"Hukum ini menargetkan satu agama, satu populasi, di satu daerah," kata Khin Lay, pendiri grup Triangle Women Support, yang memberikan pelatihan perempuan profesional dan politik dan melobi untuk menentang hukum tersebut.

Pemerintah Myanmar membantah mendiskriminasi Muslim, mengatakan bahwa undang-undang kelahiran baru ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan kesejahteraan anak.

Belum jelas bagaimana undang-undang baru yang melarang melahirkan dalam periode tiga tahun tersebut akan diberlakukan.

PBB telah meminta Myanmar untuk mengatasi diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya. Mereka mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Myanmar terhadap minoritas Rohingya adalah penyebab utama migrasi massal yang menyebabkan krisis kemanusiaan di perairan Asia Selatan, dimana ribuan Muslim Rohingya terpaksa mengarungi laut demi mencari tempat yang aman bagi nyawa mereka.Muslim Rohingya di Myanmar telah ditolak kewarganegaraannya oleh pemerintah mereka sendiri. Hidup tanpa negara dan terdiskriminasi karena agama dan ras, mereka terusir dari negeri sendiri.Kelompok hak asasi menilai bahwa undang-undang baru ini hanya akan memperburuk hubungan antara masyarakat Buddhis dan Muslim di Rakhine (Arakan). (siraaj/arrahmah.com)

"Operasi Azam" Mujahidin IIA di Zabul: 120 tewas dan terluka dalam operasi syahid

Posted: 25 May 2015 09:42 AM PDT

1_AzmBreakingNews

ZABUL (Arrahmah.com) - Sebuah serangan syahid yang dilancarkan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban di sebuah daerah di provinsi Zabul telah menewaskan dan melukai sekitar 120 tentara musuh.

Berdasarkan rilisan Al-Emarah News, laporan yang datang dari selatan provinsi Zabul mengatakan bahwa pada Senin (25/5/2015) sekitar pukul 10.00 waktu lokal, seorang Mujahid IIA bernama Sabawoon (Kuchi) meledakkan truk yang penuh bahan peledak di gedung Dewan Provinsi di kota Qalat, ibukota Zabul.

Saksi mata mengatakan bahwa ledakan besar dari bom mobil itu menewaskan sekitar 19 aparat rezim termasuk petinggi anggota dewan dan melukai lebih dari 100 lainnya, sementara sekitar 68 berada dalam kondisi kritis.

Operasi ini merupakan salah satu operasi mematikan yang dilancarkan oleh Mujahidin IIA dalam "Operasi Azam" yang menargetkan pasukan penjajah pimpinan AS dan antek-antek lokalnya.

(siraaj/arrahmah.com)

Serangan udara penjajah AS tewakan 3 warga sipil Afghan di Kunar

Posted: 25 May 2015 09:30 AM PDT

us chopper-afghanistan-4_3_r536_c534

KUNAR (Arrahmah.com) - Serangan udara penjajah AS di provinsi Kunar, Afghanistan, telah menewaskan tiga warga sipil tak bersalah, menurut laporan Al-Emarah News.

Laporan mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi di distrik Watapur di provinsi tersebut. Helikopter penjajah AS membom daerah tersebut pada Kamis pekan lalu sehingga menewaskan tiga warga lokal.

Serangan-serangan udara penjajah pimpinan AS sering menewaskan warga sipil tak bersalah, namun berita semacam ini sering ditutup-tutupi oleh media-media pro-AS. (siraaj/arrahmah.com)

Penjual nasi uduk merasa diintimidasi polisi pasca beras plastik temuannya diberitakan media

Posted: 25 May 2015 02:13 AM PDT

Penemu beras plastik di Bekasi merasa diintimidasi Mapolres

BEKASI (Arrahmah.com) - Dewi Nurriza Septiani, perempuan penjual nasi uduk yang menemukan keganjilan beras plastik dan mengunggahnya ke media sosial pertama kali merasa diintimidasi. Pasalnya, penyelidik Polsek Bantargebang menganggap tindakan Dewi tersebut dianggap memicu isu beras plastik menjadi kehebohan nasional. Demikian Jawa Pos melaporkan, Jum'at (23/5/2015).

Kepada Jawa Pos Radar Bekasi, Dewi mengatakan, sejak diinterogasi di Mapolsek Bantargebang, dirinya merasa tertekan dan diintimidasi. Pihak Mapolsek menuding warga Mustikajaya, Kota Bekasi, sebagai penyebab meluasnya kekhawatiran akan beras plastik sehingga diminta untuk mengakui kekeliruannya.

"Saya tertekan karena nggak ada yang mendampingi saat di Polsek Bantargebang. Kesannya saya yang menyebabkan permasalahan ini. Padahal, saya tidak punya niat apa-apa, selain mencari kebenaran. Tidak ada niat lain," ungkap Dewi. Dia juga menyatakan, pada hari-hari pertama pemeriksaan oleh Polsek Bantargebang selama hampir semalaman itu, dirinya tidak didampingi kuasa hukum.

Yang membuat dia sedih, selama pemeriksaan, dirinya harus menitipkan anaknya yang masih balita kepada tetangga dan saudara. "Saya sampai nangis mikirin anak saya," imbuh dia.

Sebagaimana diberitakan media, lima hari lalu Dewi terkejut saat beras yang dimasaknya berbeda dengan beras pada umumnya. Ia curiga bahwa beras itu mengandung bahan sintetis sebagaimana yang ramai diperbincangkan di media sosial dan video YouTube.

Bereaksi akan hal itu, pada Ahad (17/5), ia mengunggah beras masakannya itu ke media sosial sehingga menjadi bahan diskusi di kalangan netizen. Alhasil, Dewi diinterogasi di Polsek Bantargebang terkait dengan temuan beras plastik itu pada Selasa (19/5).

Dewi mengatakan, pada awal pemeriksaan dirinya dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kehebohan itu. Sebab, dialah yang kali pertama mem-posting beras yang mengandung zat berbahaya di media sosial Facebook. "Sebelum saya posting ke media sosial, saya melihat di YouTube video beras plastik. Pas saya samakan, ternyata ada kemiripan dengan beras yang saya masak. Saya hanya ingin masyarakat waspada dan lebih hati-hati saat membeli beras," ungkapnya.

Mendapat pendampingan hukum

Alhamdulillah, kini Dewi mengaku sudah bisa sedikit lega. Ia mendapatkan pendampingan kuasa hukum dari LBH Jakarta. "Suami saya tidak tega melihat saya tertekan. Jadi, dia menghubungi LBH Jakarta untuk meminta bantuan mendampingi saya," papar dia setelah pemeriksaan di Polres Bekasi Kota kemarin. Rencananya, Senin pekan depan (25/5) Polres Bekasi Kota kembali memeriksanya.

Pengacara LBH Jakarta Ahmad Hardi Firman mengungkapkan, pihaknya menerima aduan bahwa Dewi awalnya diperiksa untuk memberikan informasi, tapi akhirnya malah mengalami intimidasi. "Dia ditakut-takutin," ujar Firman.

Intimidasi yang diterima Dewi berbentuk ancaman tuntutan balik jika kabar yang disebarkannya tak terbukti. Sebab, papar dia, berita itu telah membuat resah warga Indonesia. "Seharusnya polisi menyelidiki, kemudian membuktikan, bukan menakut-nakuti," lanjutnya.

Reaksi berbagai instansi pemerintah terkait

Saat dikonfirmasi tentang pemeriksaan Dewi, Kasubbaghumas Polres Bekasi Kota AKP Siswo menyatakan bahwa kepolisian hanya menjalankan kewajiban untuk meminta keterangan enam orang yang terkait dengan kasus beras plastik itu. Mereka masih berstatus saksi. Di antaranya; pemilik toko, karyawannya, agen beras, dan pembeli beras. "Masih sebagai saksi. Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Karena rentetan peredaran beras memang sangat panjang," ujarnya.

Di lain pihak, kasus beredarnya beras plastik memang telah berimbas luar biasa sehingga membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus berbenah. Tata niaga beras yang selama ini sangat longgar akan diperketat. Pemerintah bakal mencatat semua merek dagang beras yang beredar, termasuk data produsen dan distributor.

"Selama ini memang cukup longgar, tidak pernah didata. Kasus (beras plastik) ini membuat kita sadar bahwa semuanya harus dicatat. Informasi itu penting kalau terjadi kasus yang tidak diinginkan seperti ini. Supaya kita mudah menelusurinya," ujar Mendag Rachmat Gobel di kantornya kemarin, Kamis (22/5).

Dia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan peraturan menteri perdagangan (permendag) yang mengatur tata niaga beras. Di dalamnya, akan diatur berbagai hal, mulai pelaporan hingga perizinan. "Beras yang memiliki merek dagang seharusnya ada produsennya, lalu distributornya siapa saja. Itu semuanya akan kami catat," tegasnya.

Selain mencatat produsen, distributor, hingga merek dagang, Kemendag mewajibkan pencantuman keterangan detail soal kondisi beras, oplosan atau tidak. "Kalau dilakukan oplosan, dia harus memberi tahu. Karena itu terkait dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen," tutur dia.

Sementara Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan persetujuan impor untuk beras plastik. Terlebih, Kemendag hanya mengeluarkan izin jika ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian (Kementan). "Sucofindo sudah keluarkan hasil labnya. Kami masih tunggu hasil dari laboratorium lain sebagai pembanding," terangnya.

Adapun Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengatakan, pihaknya masih terus menguji sampel beras yang dikirim Polres Bekasi Kota. Dia berdalih, pengujian di laboratorium BPOM lama karena harus mengikuti prosedur baku. "Tidak boleh asal-asalan. Tapi, insya Allah kalau hari ini selesai, hasilnya akan kami sampaikan ke Polri," jelasnya.

Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan akan memeriksa hasil laboratorium untuk beras plastik tersebut. Pemeriksaan itu diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya tindakan pidana dalam kejadian itu. "Tentunya, kalau ada pidana langsung diproses," ujarnya.

Yang juga penting adalah melihat seberapa berbahaya beras plastik itu. Dia menjelaskan, polisi harus bekerja sama dengan ahli untuk menentukan bagaimana dampaknya terhadap manusia.

"Ini juga penting untuk mengetahui pidananya," ujarnya.

Nanti, untuk mengetahui siapa yang memproduksi beras itu, maka para pedagang beras plastik diperiksa. Pedagang tersebut tentu akan bisa menguak asal beras plastik yang menggemparkan tersebut. "Tentunya ada metode tersendiri untuk memeriksanya," jelasnya.

Ada dua kemungkinan soal asal beras itu, yakni luar negeri dan dalam negeri. Bila dipastikan dari luar negeri, tentu harus diketahui dari mana jalur masuknya beras itu. Memang ada sejumlah jalur yang kurang terawasi, salah satunya jalur laut. "Ini tentu harus jadi prioritas," tegas dia.

Yang mengkhawatirkan, bila ternyata beras plastik itu produksi dalam negeri, menurut dia, tentu siapa pun yang memproduksinya ditindak. "Yang jelas, harus sesuai dengan hasil penyelidikan," pungkas Kapolri. (adibahasan/arrahmah.com)

Alhamdulillah, bayi ini selamat dari reruntuhan pasca Assad mengebom secara acak

Posted: 25 May 2015 01:00 AM PDT

Seorang bayi mungil ditemukan tim penyelamat di reruntuhan pasca Assad mengebom Kota Aleppo

ALEPPO (Arrahmah.com) - Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan hambanya yang Dia kehendaki dan mengalahkan tipu daya orang kafir. Tim medis dan relawan kemanusiaan yang segera bergerak cepat untuk menyisir lokasi, demi mencari para korban yang masih bisa diselamatkan dari pengeboman biadab Assad menemukan seorang bayi mungil.

Dalam pencarian itu, tim medis dikejutkan oleh suara tangis bayi di dalam sebuah reruntuhan. Padahal sebelumnya kota Aleppo yang merupakan basis Mujahidin Suriah dibombardir oleh rezim Assad. Banyak korban berjatuhan, dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Demikian kutip Arrahmah dari Muqawamah pada Senin (5/2015).

Namun, dengan Rahmat dan Karunia Allah yang begitu besar, yang tak terhalangi oleh siapapun dari mahluknya, Allah ta'ala masih memberi bayi mungil tersebut keselamatan dan kesempatan untuk tetap menghadapi dunia yang penuh dengan ujian. Allahu musta'an. (adibahasan/arrahmah.com)

Tak hanya paksa rakyat Irak memba'iat Baghdadi, IS (Daesh) juga ledakkan markas Ahrar Syam di Suriah

Posted: 25 May 2015 12:35 AM PDT

Surat perintah Daesh untuk penduduk Mosul

MOSUL (Arrahmah.com) - Kekhawatirkan penduduk sipil di wilayah Baghdadi mulai tebukti di Irak. Peristiwa yang terjadi di Mosul Irak menunjukkan bahwa "Khilafah" Baghdadi mulai menebar ancaman kepada para penduduk sipil.

Ancaman yang paling menonjol adalah dikeluarkannya peringatan terakhir yang memaksa para Dokter, Dokter Gigi, Perawat dan sebagainya untuk berba'iat kepada "Daulah Islam" (Daesh) dan kembali bekerja di rumah sakit, klinik dan apotek-apotek mereka sebelumnya. Demikian Muqawamah melaporkan pada Senin (25/5/2015).

Abu Abdurrahman Ar-Raqqqawi, salah seorang aktivis media asal Raqqah mengatakan, "Peringatan itu juga menyasar kepada seluruh penduduk sipil lainnya agar berbaiat kepada "Khalifah" Baghdadi sebagai wujud taubat mereka dari kemurtadan. Surat peringatan itu juga mengklaim bahwa hanya dengan berbaiat kepada Baghdadi lah taubat mereka akan diterima."

Daesh kembali mengebom Markas Ahrar Syam Al Islamiyah di Suriah

Sementara itu, bumi jihad Suriah kembali dikejutkan oleh serangan bom bunuh diri oleh militan Daesh yang menargetkan markas mujahidin Ahrar Syam. Sejumlah Mujahidin pilihan syahid dalam serangan biadab ini.

Berikut foto-foto korban-korban kebejatan Daesh:

Syuhada Ahrar Syam (1)

Syuhada' Ahrar Syam (1)

Syuhada' Ahrar Syam (2)

Syuhada' Ahrar Syam (2)

Syuhada Ahrar Syam (3)

Syuhada Ahrar Syam (3)

Serangan bom bunuhdiri yang membabi buta ini terjadi di tengah-tengah upaya koalisi Mujahidin Suriah untuk menghancurkan kantong-kantong musuh di Qalamun dan ketika mujahidin mulai mendekati pintu gerbang Damaskus.

Semoga Allah menerima para Syuhada' Ahrar Syam dan menghukum mereka yang telah menghalalkan darah kaum Muslimin dengan hukuman yang keras di dunia dan akhirat. (adibahasan/arrahmah.com)

Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki dirikan kamp untuk Muslimin Rohingya di Aceh

Posted: 25 May 2015 12:08 AM PDT

IHH membagikan makanan hangat bagi Muslim Rohingya di kamp penampungan

ACEH (Arrahmah.com) - Yayasan Bantuan Kenamusiaan Turki (IHH) dan organisasi mitra PKPU di Indonesia mulai memberikan makanan hangat dan obat-obatan untuk para pengungsi dari Arakan.

Nelayan dari Aceh menyelamatkan ribuan Muslim Rohingya, yang terkatung-katung di laut akibat penyelundup manusia pekan lalu. Alhamdulillah kini mereka ditawarkan berlindung di sebuah kamp yang didirikan oleh pemerintah daerah di Aceh.

IHH melaporkan pada situs resminya bahwa saat ini kamp yang didirikannya telah menampung sekitar 1.500 pengungsi. Para pengungsi dipindahkan ke kamp dari bus, mobil polisi dan truk di mana mereka mendapatkan makanan dan tempat tinggal. IHH melalui organisasi mitra PKPU telah mulai memberikan makanan hangat dan obat-obatan untuk para pengungsi pada Ahad kemarin (24/5/2015).

Terdampar di laut selama 3 bulan
IHH melaporkan bahwa Muslim Rohingya yang ditolak oleh Thailand, pemerintah Malaysia dan Indonesia terdampar di laut selama 3 bulan. Mereka tengah melarikan diri penindasan dan penganiayaan.

Kaum Buddha bertahun-tahun menjadi mayoritas di Myanmar. Bersama pemerintah Myanmar, mereka menganiaya Muslim Rohingya dan memaksa mereka untuk melarikan diri ke negara-negara lain.

Pada tahun 2012 penindasan semakin mengganas. 140.000 Muslim Rohingya dari Arakan ditempatkan di kamp-kamp yang berbatasan laut di bawah kondisi yang tidak manusiawi. Para pengungsi lainnya terdampar di laut Bangladesh yang mencoba untuk bermigrasi karena kondisi ekonomi yang buruk.

Setelah operasi untuk menindak para penyelundup manusia di wilayah tersebut dilakukan pemerintah setempat, kapten kapal dan penyelundup manusia meninggalkan kapal yang membawa ribuan pengungsi terkatung-katung di laut. Hal ini lebih mengkhawatirkan, apalagi ada beberapa kapal dalam situasi seperti ini di laut.

Organisasi HAM menyalahkan pemerintah di wilayah tersebut untuk merujuk para pengungsi dari satu ke yang lain sehingga mempermainkan mereka seperti bola ping pong.

Delapan ribu pengungsi di kapal
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa ada saat ini terdapat delapan ribu pengungsi di kapal penyelundupan manusia yang terpaut di Samudera Hindia dan Laut Andaman.

Rute penyelundupan manusia dari Bangladesh ke Malaysia dimulai dengan transfer pengungsi, yakni memindahkan mereka dari perahu nelayan ke kapal kargo. Setelah dua minggu perjalanan di dalam bilik-bilik pengungsi kapal kargo tiba di Thailand.

Disana, penyelundup manusia mengurung Muslim Rohingya di kamp-kamp tersembunyi di hutan di Thailand selatan dan meminta tebusan dari keluarga mereka jika ingin kembali ke rumah sebagai pembebasan mereka. Penyelundup membiarkan pengungsi kelaparan dan menyalahgunakan pengungsi sampai tebusan mereka dibayar. Jika keluarga gagal untuk membayar tebusan, pengungsi dibunuh atau dijual sebagai budak di Thailand atau Malaysia.(adibahasan/arrahmah.com)