Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Blokir media Islam online langgar UU Hak Cipta

Posted: 10 Apr 2015 07:02 AM PDT

tolak pemblokiran media Islam online oleh BNPT

YOGYAKARTA (Arrahmah.com) - Pemblokiran 19 situs islam yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini dianggap melanggar Undang Undang Hak Cipta (UUHC). Hal tersebut disampaikan oleh Advocate Safe Law Firm, Abdu Salam pada Diskusi Terarah di University Club UGM, Jumat (10/4).

"Situs juga merupakan bagian dari hak cipta yang dapat diperjuangkan. Bahkan kerugian secara materil dan imateril karena pemblokiran situs islam dapat diperkarakan ke pengadilan dengan Undang Undang tersebut," tutur Abdu, dikutip dari ROL.

Adapun saat ini, pemblokiran tersebut terus dikaitkan dengan UU ITE dan UU Pers.

Dia menjelaskan pemblokiran atau pembredelan memang merupakan pelanggaran Undang Undang di era demokrasi sekarang. Hal ini dibenarkan oleh peneliti Pusham UII, Puguh Indrawan. Bahkan menurutnya pelanggaran ini telah terjadi sejak 1971, dimana 52 penerbitan dibredel oleh pemerintah.

Selanjutnya tahun 1972 ada 30 penerbit yang dibredel. Tahun 1973 ada 32 penerbit, 1974 ada 73, 1981 ada 29, dan 1991 ada 36 penerbitan.

Namun begitu, Puguh meminta agar pengelola situs-situs tersebut mengedepankan aturan-aturan jurnalistik dalam membuat berita. Sehingga hal-hal seperti sekarang ini dapat dihindari. Sebab, saat ini banyak sekali situs yang hanya namanya saja. "Tidak sedikit situs yang ternyata tidak berbadan hukum pers," tandasnya.

Puguh menyayangkan sikap pemerintah yang seenaknya. Dengan tuduhan radikal, mereka memblokir situs-situs islam. Padahal keriteria radikal sendiri tidak jelas. Hal ini tentu saja akan merugikan pihak-pihak terkait. Terlebih ketika isu radikal ini dinisbatkan pada lembaga organisasi yang eksis.

Dosen Komunikasi UNY, Fajar menyebutkan Hidayatullah sebagai salah satu pihak yang pasti memperoleh kerugian. "Hidayatullah kan punya sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan lainnya. Bisa saja karena isu ini orang-orang tak mau lagi menggunakan jasa lembaga-lembaga Hidayatullah. Padahal Hidayatullah punya peran yang penting bagi bangsa ini," katanya.

Berdasarkan UU Pers Nomor 40 tahun 1999, pers tidak bisa dibredel karena ia merupakan wahana sosial dan konunikasi publik. (azm/arrahmah.com)

Pelajaran yang bisa diambil dari hubungan Al-Qaeda dan Taliban

Posted: 10 Apr 2015 06:07 AM PDT

Al-Qaeda dan Thaliban

(Arrahmah.com) - Komandan terkenal Zhahir Bibris pernah berkata, "Membaca sejarah jauh lebih baik [mudah] daripada menjalaninya."

Imam Asy Syatibi juga berkata, "Barangsiapa membaca sejarah, kecerdasan akalnya bertambah dan kesalahannya berkurang."

Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu 'anhu menyediakan waktu khusus untuk membaca buku-buku sejarah.

Mencari tahu fakta-fakta tentang berbagai jenis bangsa akan mendongkrak semangat dan menghilangkan rasa putus asa dan memupuk harapan Ummat. Di dalam sejarah juga terdapat serangkaian faedah, pelajaran dan pengalaman yang dapat menginspirasi Ummat untuk melanjutkan perjalanan. Tinggal bagaimana kita "mengeluarkan" contoh yang istimewa ini dan sejarah yang dapat menjadi pedoman bagi Ummat ini "dari lembaran buku ke kehidupan nyata zaman ini", baik dari segi ilmu maupun amalan.

Jika seseorang terus menggali informasi mengenai bangsa-bangsa yang terdahulu, ia akan mampu mengetahui apa yang menjadikan bangsa itu kuat, apa yang menjadikan bangsa itu lemah, dan apa yang menjadikan bangsa itu terus eksis.

Saudaraku yang berjihad di jalan Allah, saya akan memaparkan kepada kalian apa yang ditulis oleh Syaikh Athiyatullah Al Libi mengenai Harakah Thaliban dan bagaimana gerakan itu bisa hidup berdampingan dengan para Mujahidin Arab dari jamaah Al-Qaeda maupun jamaah lainnya.

Beliau menceritakan bahwa para Mujahidin Arab selalu bersikap luwes dan faham akan keadaan dan kewajiban yang harus mereka tunaikan, mereka juga mampu bergaul dengan masyarakat yang notabene berkultur lain, menyayangi mereka dan bekerjasama dengan mereka. Mereka juga mampu berjalan beriringan dengan Thaliban yang ber-madzhab Hanafi dan menganut faham Diobandi, dengan mengenyampingkan kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga keduanya mampu bekerjasama, saling menolong dan sama-sama memegang teguh tali Allah, dan memaklumi kekurangan satu sama lain dan sama-sama mengutamakan kepentingan terbesar, yaitu berjihad melawan orang-orang kafir dan bersatu-padu dalam melaksanakannya.

Setelah memaparkan penuturan Syaikh Athiyatullah Al Libi Rahimahullah, saya akan menguraikan pelajaran penting seputar pengalaman tersebut.

Syaikh Athiyatullah Al Libi berkomentar mengenai gerakan Thaliban:

"Thaliban adalah gerakan yang berpegang teguh terhadap syariat dan memiliki ghirah untuk mengamalkan ajaran Islam, berkemauan kuat untuk meraih, menegakkan dan menyebarkan kebaikan serta ishlah melalui jalur politik maupun sosial.

Ia tumbuh secara spontan dan tidak terencanakan sebelumnya, kemudian bertumbuh dan berkembang seiring dengan keadaan sosial, politik dan moral di sekitarnya yang kacau dan rusak, lalu masyarakat mulai merasa simpati kepadanya, mencari dukungan untuk kelangsungannya, membuka wilayah-wilayah mereka untuknya, dan menyambutnya dengan hangat. Allah membukakan hati masyarakat untuk menerimanya. Karena kegeraman masyarakat terhadap kezhaliman partai-partai dan para komandan perang, para pemimpin yang korup dan suka memeras rakyat serta berbagai kejahatan dan kerusakan yang mencengangkan dan kekacauan serta ketidakamanan.

Mereka (gerakan Thaliban, atau kumpulan para pelajar ilmu syariat) adalah orang-orang baik, dekat dengan agama, kuat memegang syariat, semangat dalam menjalankan ajaran agama, giat melakukan amar makruf nahi mungkar, menjadi pelopor untuk memperbaiki keadaan dan menegakkan hukum syariat, masyarakat menilai mereka sebagai orang-orang yang bertekad untuk menyelamatkan masyarakat dari kenyataan hidup yang pahit dan kelam.

Kemudian sedikit demi sedikit mereka mulai bisa mengadaptasikan kegiatan mereka dengan situasi dan kondisi yang ada, serta mulai jelas arahnya, para pemimpinnya juga mempunyai cita-cita yang tinggi, dan berkat ketulusan dan keikhlasan mereka dalam beramal, Allah pun mengkaruniakan pertolongan, bantuan dan petunjuk-Nya kepada mereka, sehingga mereka mampu menaklukkan mayoritas wilayah dan mendirikan negara.

Gerakan ini adalah gerakan tradisional, artinya ia adalah gerakan yang memegang teguh madzhab Hanafi khususnya ajaran Deobandi, gerakan ini masih memerlukan beberapa pembaharuan ideologi, karena pola ideologinya tidak sama dengan pola gerakan-gerakan salafi dan Islam modern yang biasanya berideologi Islam dan berorientasi kepada revolusi, kemerdekaan dan kebebasan seperti Ikhwanul Muslimin dan gerakan-gerakan serupa lainnya.

Namun gerakan ini mempunyai nilai plus tersendiri, mereka adalah orang yang taat beragama, bertaqwa, dan berkomitmen serta mengagungkan syariat, setidaknya itu yang saya lihat dari diri para pemimpinnya yang merupakan tulang punggung dan pemegang keputusan di dalam gerakan ini.

Untungnya Allah menganugerahkan gerakan ini para komandan yang kualitasnya nomor satu, yaitu kualitas sekelas Imaduddin Zanki, Shalahuddin Al Ayyubi, Mahmud Al Ghaznawi dan para pahlawan lainnya. Mereka adalah sosok-sosok yang tulus, ikhlas, memegang erat agama, yakin kepada Allah, berkomitmen kepada syariat, bertaqwa, wara', senantiasa menjaga batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah, berorientasi akhirat, tidak terlena dengan dunia dan hidup sederhana (walau sebenarnya mereka mampu).

Belum lagi dengan karakter-karakter luhur mereka yang lain seperti berani, tegar, mulia, suka berkorban dan memberi, rendah hati, sederhana.

Belum lagi dengan karakter-karakter luhur mereka yang lain seperti berani, tegar, mulia, suka berkorban dan memberi, rendah hati, sederhana, semangat, suka membantu, dan berbudi luhur. Saya harap deskripsi saya mengenai Thaliban ini dapat memberikan manfaat. Gerakan ini sama seperti gerakan dan organisasi lainnya, ia masih jauh dari kata sempurna, dan tentu saja ia memiliki kekurangan dan kecacatan.

Di dalamnya terdapat kebaikan dan keburukan, yang bergabung pula ada yang baik dan ada pula yang buruk perangainya, kita terbiasa menilai sesuatu dari hal yang paling dominan darinya, dan Thaliban dikenal dengan kelompok yang anggota dan simpatisannya paling banyak, paling kuat dan paling berpengaruh, secara umum Thaliban ini adalah kelompok yang baik dan insyaa Allah diberkahi, kelompok yang menebar keadilan, menegakkan sistem pemerintahan agama dan syariat, mengamankan negeri, membuat para hamba Allah hidup dengan nyaman, sehingga negeri itu pun berjalan dengan baik, sektor perdagangan berkembang, dan keberkahan pun menjadi berlimpah.

Bahkan saking aman dan tenteramnya, ketika waktu adzan tiba, para pekerja jasa penukaran uang asing di trotoar kota Kabul dan Kandahar akan langsung menunjuk salah seorang dari mereka [Thaliban] untuk menjaga uang-uang yang tergeletak di atas sorban atau kain lainnya kemudian orang tadi pergi mendirikan shalat. Ia tidak merasa khawatir terhadap pencurian dan perampokan.

Mereka juga sangat memperhatikan sekolah dan pendidikan, karena mereka adalah orang yang taat beragama dan mengerti bahwa ilmu itu sangat bernilai. Mereka juga patut dibanggakan dan dipuji karena sikap mereka yang selalu menolong para Mujahidin dan menjadikan Syaikh Usamah bin Laden beserta para sahabat beliau sebagai panutan, mereka rela berkorban untuk para masyayikh itu.

Adapun mengenai kekurangan Thaliban, memang tidak dipungkiri bahwa gerakan ini mempunyai kekurangan, sebagian darinya adalah kesalahan syar'i yang timbul akibat komitmen sempit mereka terhadap suatu madzhab fiqh atau aqidah. Dan kami berharap semoga kesalahan mereka itu dimaafkan Insyaa Allah, karena memang hanya sampai sedemikian pemahaman agama mereka, dan juga karena ada beberapa persoalan yang belum mampu mereka carikan solusinya, belum mampu mempelajarinya dan tidak mereka ketahui dengan baik.

Contohnya adalah ketika mereka berupaya untuk mendaftarkan diri ke PBB, namun setelah mereka mengetahui bahwa hal itu keliru, mereka langsung menghentikan upaya itu, alhamdulillah. Contoh lain adalah hubungan antar negara yang mereka jalin, di dalamnya terdapat kelemahan dari segi komitmen terhadap nilai-nilai syariat. Contoh lain lagi adalah dalam penerapan amar ma'ruf dan nahyi munkar, masyarakat masih terpaksa untuk berpegang teguh kepada hukum syariat, sebagiannya masih ada beberapa pendapat dan kebanyakan darinya masih bisa diijtihadi.

Kekurangan mereka yang lain adalah kurang mempunyai kesadaran dan skill, serta kurang faham urusan dunia, agama, politik, dan yang sejenisnya. Yang kami bicarakan di sini adalah kekurangan yang ada secara umum bukan individunya. Begitu pula dalam urusan perencanaan peperangan dan pembuatan strategi, para ikhwah Arab sering kali membantu mereka namun mereka masih saja belum berhasil mengubah metode peperangan mereka yang tradisional dan kurang matang. Padahal para ikhwah Arab mempunyai skill yang tinggi dan ide yang matang dalam menjalani peperangan, membuat strategi dan merencanakan taktik.

Di antara kekurangan lainnya adalah, gerakan ini dimasuki oleh orang-orang yang tidak baik, mereka bergabung karena faktor suku dan faktor bangsa Pashtun, terutama dari daerah Kandahar, Ghazni, dan Helmand. Mereka bukanlah orang-orang yang relijius dan baik, mereka dianggap Thaliban hanya karena mereka mengenakan sorban hitam, mereka bergabung dengan Thaliban berdasarkan prinsip kesukuan, mereka adalah penyebab terjadinya kerusakan di dalam tubuh Thaliban dan negaranya.

Mereka mencemarkan reputasi Thaliban dengan melakukan kezhaliman terhadap masyarakat terutama di ibukota Kabul. Sebagian dari mereka adalah orang-orang zhalim yang suka merusak, sebagian dari mereka adalah orang-orang cinta dunia dan suka menumpuk harta, mereka adalah orang-orang yang sombong, arogan dan suka membangga-banggakan bangsa Pashtun.

Thaliban memiliki sistem peradilan yang berlandaskan syariat dan telah berdiri dengan sempurna. Tentunya syariat yang mereka terapkan adalah syariat yang mereka fahami dari madzhab Hanafi.

Sebagian ikhwah memaklumi sebagian kesalahan mereka yang kami singgung di atas, dikarenakan kondisi yang mereka alami, dan tuntutan sosial yang sulit mereka atasi. Namun, saya kira ke depannya kondisi mereka akan menjadi lebih baik, wallahu a'lam.

Walaupun gerakan ini adalah gerakan agama, sering kali sentimen kesukuan menjadi faktor terkuat yang menjalankan gerakan ini. Namun, kami tidak ingin menyamaratakan stigma ini, apalagi di tingkat pimpinan pusat dan pelaksana, jadi selalu ada pengecualian pada segala sesuatunya.

Suku Pashtun dan Qandahariyah adalah suku yang tamak terhadap segala sesuatu, namun kondisi mereka telah mengalami kemajuan yang signifikan. Mereka kini memberikan loyalitasnya kepada Thaliban, mereka membanggakan nama Thaliban, mereka mengenakan sorban hitam yang bahkan hari ini telah menjadi semacam kewajiban dan adat mereka. Di dalam Thaliban juga ada gerakan lain selain gerakan utama yang sudah ada, di dalamnya ada yang baik dan ada pula yang tidak baik.

Namun Allah memuliakan Thaliban berkat kebaikan para pemimpinnya, terutama Mulla Muhammad Umar Hafizhahullah beserta saudara-saudara beliau yaitu para komandan senior. Jadi ini adalah pendapat umum saya mengenai Thaliban, tidak diragukan lagi bahwa secara umum ia adalah gerakan yang baik, dan kebaikannya mampu menutupi keburukannya sebagaimana yang telah kami sampaikan.

Kini setelah mendapatkan pengalaman yang besar, kami berharap semoga Allah menyaring mereka sehingga mereka menjadi bertambah baik dan mulia, hubungan mereka dengan para ikhwah Arab Al-Qaeda dan jamaah lainnya kini bertambah baik.

Karenanya kami katakan jika Allah memudahkan mereka untuk memperbaiki keadaan, maka mereka akan menjadi lebih mulia dan lebih baik, dengan izin Allah. Saya akan menyebutkan beberapa manfaat yang bisa diambil dari pengalaman yang mahal ini:

Pengalaman ini menunjukkan bahwa yang penting dari segala sesuatu itu adalah agama, keimanan, tauhid yang sebenar-benarnya, yaitu tauhid dengan mengerjakan ibadah dan menegakan perintah-perintah Allah dengan disertai rasa cinta, takut, penuh harap, merendah, tunduk, khusyuk, sabar, syukur, tawakkal, pengagungan terhadap perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla dan lain sebagainya.

Kami menasehatkan kepada kaum Muslimin agar mengulurkan bantuannya kepada saudara-saudara mereka, agama mereka, dan Ummat mereka yang tengah berperang, kaum muslimin wajib bersatu padu untuk melawan pihak lain yang menyerang. Mereka harus saling menolong dan saling menopang. Kita bagaikan bangunan yang kokoh, bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh yang sakit, maka seluruh badan akan merasakan demam". (sampai di sini perkataan Syaikh Athiyatullah Al Libi)

Poin-poin yang dapat difahami dan dipelajari:

  1. Pentingnya bangsa Muslim, dengan engkau menggaet dan menaklukkan hati bangsa Muslim berarti engkau telah berkuasa dan mampu memimpin.
  2. Gerakan Thaliban muncul dan diterima oleh masyarakat setelah timbul kebosanan terhadap jamaah-jamaah lain yang saling berpecah belah dan mementingkan kelompoknya sendiri.
  3. Kelebihan Thaliban adalah tulus, suka bekerja nyata, dan cinta syariat, dan ketiganya adalah faktor penyebab turunnya kemenangan dari Allah kepada mereka.
  4. Ketulusan para pemimpinnya mampu menutupi kecacatan anggotanya.
  5. Masuknya para Mujahid pendatang dan Al-Qaeda ke dalam tubuh Thaliban menunjukkan seberapa besar kefahaman mereka tentang generasi yang telah lalu.
  6. Tanzhim Al-Qaeda berusaha menjalankan pemerintahan syar'i, berdakwah dengan lemah lembut, dan menyelesaikan PR pokok Ummat ini, yaitu menyatukan Ummat dan menahan serangan para agresor.
  7. Tanzhim Al-Qaeda selalu mengedepankan kepentingan sakyat Afghanistan secara khusus dan Ummat Islam secara umum daripada kepentingan organisasi.
  8. Negara yang didirikan oleh Thaliban tidaklah direncanakan sebelumnya, para pengikutnya juga bukanlah orang-orang yang gila jabatan. Namun, berkat ketulusan dan semangat mereka untuk membela kaum Muslimin, Allah memberikan mereka kekuasaan dan mewariskan bumi ini kepada mereka.
  9. Thaliban membalas jasa pengorbanan para Mujahidin pendatang yang rela meninggalkan tanah air dan keluarga mereka dengan memberikan bantuan kepada mereka dan rela mengorbankan pemerintahannya untuk menjaga dan menolong mereka.
  10. Allah menyatukan para Mujahidin pendatang dengan para Mujahidin setempat di Afghanistan, dan menyatukan antara gerakan-gerakan lain dengan Thaliban, mereka semua saling mencintai karena Allah.
  11. Semua orang di Afghanistan beramal berdasarkan agama Islam, bukan organisasi dan bukan pula ideologi tertentu, luasnya Islam mampu menjangkau mereka semua.
  12. Adanya kesalahan dan peremehan bukanlah alasan untuk memecah belah barisan atau meninggalkan jihad, mereka semua selalu mengedepankan faktor pemersatuan barisan dari pada menciptakan perpecahan yang hanya akan melemahkan.
  13. Barisan kompak yang dipimpin oleh orang yang tidak terlalu berpengaruh lebih baik dari pada perpecahan dan pertikaian.
  14. Walaupun di antara Syaikh Athiyatullah dan Thaliban mempunyai perbedaan dan beliau sendiri mengkritisi sejumlah kontradiksi mereka, namun beliau tidak ragu memuji mereka dan memberikan penghormatan serta menyebutkan kelebihan mereka.
  15. Masuknya Tanzhim Al-Qaeda ke dalam tubuh Thaliban menjelaskan bahwa Al-Qaeda berkonsentrasi untuk beramal demi kepentingan Ummat dan kepentingan rakyat Afghanistan.
  16. Tanzhim Al-Qaeda beramal di Afghanistan dengan konsep Islam dan jihad pro rakyat, disertai dengan perencanaan dan pembangunan strategi untuk membentuk kader dan generasi penerus pilihan.
  17. Konsep fiqh perbedaan pendapat dapat berjalan secara bersamaan dengan strategi Al-Qaeda, sehingga Al-Qaeda berhasil mendapatkan penerimaan dan perlindungan di Afghanistan.
  18. Tidak membenturkan kebiasaan dan adat istiadat rakyat Afghanistan dengan dakwah yang keras.
  19. Memaklumi masyarakat, karena selama ini mereka hidup di dalam kebodohan (kejahiliyahan, red.).
  20. Melakukan perubahan melalui pergaulan, interaksi dan pendekatan terhadap masyarakat.

(adibahasan/muqawamah.net/arrahmah.com)

Risma kritik Ahok: "Jakarta ini kota besar dan kaya, tapi kenapa pelayanannya seperti ini?"

Posted: 10 Apr 2015 02:38 AM PDT

Tri Rismaharini, Walikota Surabaya

JAKARTA (Arrahmah.com) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dinobatkan sebagai "50 Pemimpin Dunia Terhebat" versi Majalah Fortune mengkritik kondisi Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya, Jakarta sebagai kota besar, tapi tidak ada pejabatnya.

Hal itu dikemukakan Risma---sapaan akrab Tri Rismaharini---dalam seminar Public Policy and Diplomacy digelar di Lembaga penelitian CSIS, Jakarta, Selasa (7/4/2015), dikutip dari Harianterbit.

Risma antara lain menyindir kondisi kebersihan jalanan di Jakarta yang sempat ditemuinya. "Saya lihat ada tumpukan galian di pinggir jalan sampai mengering. Itu kalau di Surabaya, masyarakatnya sudah pasti cerewet dan lapor ke saya," katanya.

Pemandangan itu, menurut dia, ditemukan ketika datang lebih awal di Jakarta sebelum menuju lokasi seminar. Waktu luang itu ia sempatkan untuk berkeliling Jakarta. "Tadi saya datang kepagian. Saya keliling di Jakarta dan saya merasa kota ini kota besar, tapi tidak ada pejabatnya," ujar Risma.

Dia juga mengaku prihatin karena Jakarta sebagai kota besar masih belum punya pelayanan publik yang bagus. "Jakarta ini kota besar dan kaya, tapi kenapa pelayanannya seperti ini?" heran Risma.

Sontak kritikan Risma mendapat dukungan netizen. Tagar #Jakarta Kota Besar masuk dalam trending topics area Jakarta. Para netizen Twitter yang mengomentari tagar itu kemudian me-mention akun Twitter milik Gubernur DKI Jakarta, @basuki_btp. Pada Selasa (7/4/2015) pukul 16.42, tagar tersebut menduduki peringkat sembilan.

Netizen meminta Ahok untuk membaca link berita kritikan Risma mengenai kota Jakarta. Jakarta, disebut Risma, kota besar yang seperti tidak ada pejabatnya. Penilaian ini disebutkan setelah dia berkeliling Jakarta dan melihat gundukan tanah galian di pinggir jalan sampai mengering. (azm/arrahmah.com)

How "Israel" occupation in Palestina changed Gazan childhood image

Posted: 10 Apr 2015 01:52 AM PDT

Gaza boy, fotographer Abdul Hakim Abu Rais, SNA docs.

GAZA (Arrahmah.com) - No one can avoid the impact of colonization. Including Gaza boy who was born, grew up in occupied Palestine by Zionist "Israel" since 1948.

If we count for each fifty years, the Gaza boy in this photo is the third generation of the oppressed Palestinian nation. There is "something" talks behind the published photos by SNA, on Friday (10/04/2015).

We can look behind the image that, the identity of the Gaza boy has shifted. He transformed from innocent boy into a heroic person, which depicted from his military suit. Although he was here just to play a role as "Mujahideen" Brigade Izzuddin Al-Qossam, but it is not just a piece of uniform clothes attached on the body of a boy.

Gaza boy, is unlike small children in general. In the viewpoint of a trio of western children's education theorists such as Allison James, Chris Jenks, and Alan Prout (1998), this kid has a special value. This photo captures a warrior soul in the body of a inexperienced child.

"Israel" colonization makes this little kid imitating how should he struggle. From there he learned to fight. Zionist abomination "forced him" how to have a strong heart, and smile triumphantly behind the Palestinians hero uniform, Izzuddin Al-Qossam Brigade.

This Gaza boy was not alone. The "hard" daily basics, which filled with the Zionist intimidation, help nourish the seeds of a new Palestinian Mujahideen.

"Israel" could have been kidnapped and held other Palestinian children every day, but the more intensive the Zionist curb, more and more new fighters emerged early on from the womb of Palestinian women. Allahu Akbar!

Is this generation that Allah loves them and they love Allah, that being gentle to people who believer, who tough against the unbelievers, who strive in the way of Allah, and who do not fear the reproach of people who like to denounce?

Wallahua'lam bish-showwab.

Gaza boy, SNA docs.

Gaza boy, SNA docs.

Gaza boy in action, SNA docs.

Gaza boy in action, SNA docs.

Gaza boy the return, SNA docs.

Gaza boy the return, SNA docs.

(Adibahasan / arrahmah.com)

Foto: Bagaimana penjajahan "Israel" terhadap Palestina mengubah citra bocah Gaza

Posted: 10 Apr 2015 01:26 AM PDT

Bocah Gaza, dok. SNA

GAZA (Arrahmah.com) - Tidak ada yang dapat menghindari dampak penjajahan. Termasuk bocah Gaza yang terlahir, tumbuh dan berkembang di Palestina yang dijajah zionis "Israel" sejak tahun 1948.

Jika kita hitung perlimapuluh tahun, maka bocah Gaza pada foto ini adalah generasi ketiga dari bangsa Palestina yang terjajah. Ada "sesuatu" berbicara di balik foto yang dipublikasikan SNA, pada Jum'at (10/4/2015) ini.

Jika kita cermati, identitas kanak-kanak bocah Gaza ini telah bergeser, dari bocah polos menjadi begitu kental dengan militerisme. Meski ia disini hanya bermain peran sebagai "Mujahidin" Brigade Izzuddin Al-Qossam, namun seragamnya tak hanya sehelai pakaian yang melekat di tubuh seorang bocah.

Bocah Gaza, bukan anak kecil biasa. Dalam sudut pandang trio teoris pendidikan anak barat seperti Allison James, Chris Jenks, dan Alan Prout (1998), bocah ini memiliki nilai istimewa. Foto ini menangkap jiwa pejuang dalam tubuh seorang anak ingusan.

Penjajahan "Israel" membuat anak sekecil ini mengimitasi bagaimana seharusnya ia berjuang. Dari sana ia belajar melakukan perlawanan. Kekejian zionis "memaksanya" berjiwa besar, tersenyum penuh kemenangan di balik seragam pahlawan bangsa Palestina, Brigade Izzuddin Al-Qossam.

Bisa jadi, bocah Gaza ini tidak sendiri. Keseharian yang "keras" dan penuh dengan intimidasi pihak zionis, membantu menyuburkan benih-benih Mujahidin Palestina yang baru.

"Israel" bisa saja menculik dan menahan anak-anak Palestina lain setiap harinya, tetapi semakin gencar zionis mengekang, semakin banyak pejuang baru muncul sedari dini dari rahim wanita-wanita Palestina. Allahu Akbar!

Inikah generasi yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela?

Wallahua'lam bish-showwab.

Bocah Gaza, dok. SNA

Bocah Gaza, fotografer: Abdul Hakim Abu Rais, dok. SNA

Bocah Gaza, dok. SNA

Bocah Gaza, dok. SNA

Bocah Gaza, dok. SNA

Bocah Gaza, dok. SNA

(adibahasan/arrahmah.com)

Pesepakbola Muslim Itali Sumbangkan 60.000 Euro untuk Masjid

Posted: 10 Apr 2015 12:46 AM PDT

Pesepak Bola M Salah

ROMA (Arrahmah.com) - Striker handal Fiorentina Muhammad Salah telah memberikan sumbangan sebesar 60 ribu Euro (sekitar 800 juta rupiah) kepada masyarakat Muslim Florence di markas tim di wilayah Tuscany, untuk memperbaiki masjid di provinsi barat Italia itu, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Rabu (8/4/2015).

Salah, pemain Mesir yang pindah ke Fiorentina dari Chelsea Inggris, telah menjadi bintang besar di Liga Italia setelah mencetak 9 gol dalam 12 pertandingan.

Salah yang datang ke kota itu pada Februari lalu, merupakan pemain muslim pertama yang bertanya tentang lokasi masjid, menurut kepala Uni Masyarakat dan Organisasi Islam di Italia.

Italia memiliki populasi Muslim sekitar 1,7 juta termasuk diantaranya 20.000 muallaf, menurut angka yang dikeluarkan oleh Istat, badan statistik nasional.

Akan tetapi telah terjadi peningkatan kekerasan yang menargetkan mahasiswi Muslimah berkerudung. Menanggapi peningkatan serangan yang menargetkan mahasiswi Muslimah berkerudung, akhirnya kepala sekolah dari sebuah perguruan tinggi Italia Cervignano del Friuli telah melarang pemakaian kerudung saat belajar di kelas.

(ameera/arrahmah.com)

Ketua Umum MIUMI: Kreteria radikal juga harus terapkan pada kelompok sekuler, liberal dan komunis

Posted: 10 Apr 2015 12:44 AM PDT

KH. Dr. H. Hamid Fahmi Zarkasyi M.Phil

GONTOR (Arrahmah.com) - Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Dr. Hamid Fahmi Zarkasy mengatakan bahwa, kreteria radikal di Indonesia sangat sulit diukur. Padahal, kelompok sekuler, liberal dan kaum komunis juga radikal.

"Apa yang disebut radikal itu tidak hanya untuk orang Islam, tetapi orang komunis radikal juga ada, sekuler dan liberal yang radikal juga ada," ujar Dr. Hamid beberapa waktu lalu, dikutip dari hidayatullah.com, Jum'at (10/4/2015).

Sebelum pemblokiran situs media Islam oleh Kemenkominfo atas instruksi BNPT terjadi, pemerintah melalu Menteri Tenaga Kerja (Menaker) juga berencana melarang tenaga kerja asing (TKA) yang berprofesi guru agama dan dosen teologi. Demikian dilaporkan hidayatullah.com, Februari lalu.

Larangan itu menurut Dr. Hamid sudah diimplementasikan sejak Januari lalu melalui revisi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.40 tahun 2012 tentang jabatan-jabatan yang tertutup bagi TKA.

Menurut Menaker M. Hanif Dhakiri, pelarangan ini sebagai salah satu upaya menghindarkan lembaga agama tidak dijadikan lahan persemaian benih-benih radikalisasi di kelompok agama manapun.

Namun menurut Hamid, subtansi pelarangan guru agama asing mengajar di sekolah dan pesantren di Indonesia karena alasan radikalisasi agama itu akan sulit diukur.

Jika dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permen Menaker) itu mempersoalkan radikalisme agama, mengapa mereka tidak mempersoalkan radikalisme orang-orang liberal, sekuler, pluralisme maupun komunis yang sama-sama juga bisa membahayakan NKRI?

"Radikalisasi itu tidak hanya untuk orang Islam melainkan juga pada aliran sekuler, liberal, pluralisme dan juga komunis," tegas Hamid.

Selain alasan radikalisme itu, jika Menaker ingin menciptakan keamanan dalam kerukunan antar umat beragama, menurut Hamid bukan hanya radikal saja yang dilarang, tetapi yang sesat juga harus dilarang.

"Masa melarang yang radikal, tetapi membiarkan yang sesat seperti syiah dan aliran lainnya yang menyimpang, itu kan nggak masuk akal," ujar Hamid.

Selama ini, menurut Hamid, "nggak ada guru agama asing yang mengajar di sekolah ataupun pesantren yang menyebabkan radikalisasi agama di Indonesia."

"Kebijakan yang mengada-ada, itu urusan Menteri Agama (Menag). Menaker mending fokus ngurusin TKI maupun TKW," pungkas Hamid. (adibahasan/arrahmah.com)

Al-Qaeda Yaman bantu selamatkan WNI

Posted: 10 Apr 2015 12:04 AM PDT

Mujahidin Al-Qaeda Yaman

PADANG (Arrahmah.com) - Al-Qaeda Yaman memberikan bantuan makanan dan mengamankan 89 warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di tengah konflik di Aden, Yaman. Mereka terjebak dalam peperangan antara pemberontak syiah houtsi melawan pasukan koalisi Liga Arab, sebagaimana dilaporkan ROL, Jum'at (10/4/2015).

"Masyarakat Al-Qaeda Yaman yang mengamankan kami." Demikian pengakuan Asyam Hafizh (21) salah seorang mahasiswa Al Baihani Republik Yaman, asal Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), melalui saluran telepon kepada keluarganya, Kamis (9/4).

Hari ini, Jum'at (10/4), Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengunjungi rumah keluarga Hafizh untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan kondisi 25 warga Sumbar yang masih di Aden, Yaman. Melalui sambungan telepon kepada Hafizh, ia menyatakan tengah memperjuangkan nasib 25 mahasiswa asal Sumbar di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Hafizh menjelaskan, pada Rabu (8/4) kembali terjadi gencatan senjata sampai masuk waktu sholat Ashar (waktu Yaman). Serangan dilakukan oleh orang-orang syiah. Sementara di sekitarnya, adalah kumpulan masyarakat Sunni.

Sebelumnya, Selasa (7/4), terjadi ledakan bom yang berjarak 200 meter dari asramanya, Arbithah Attarbiyyah Al Islamiyyah Wamarookizuhaa Atta'limiyyah. "Ada empat orang warga Tanah Datar yang sakit akibat fisik lemah dan ketakutan. Tak ada dokter jadi kami pijit," tuturnya.

Selain itu, kata Hafisz, dua hari yang lalu, Selasa (7/4), ia bersama 89 WNI lainnya sudah sampai ke pelabuhan untuk meninggalkan Aden, Yaman. Sayangnya, akibat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berlayar, maka Hafizh dan yang lainnya terpaksa kembali ke asrama.

Saat terjadi gencatan senjata, Hafizh mengatakan bahwa, para WNI berlindung di masjid yang berada di lantai dasar asramanya. "(Di asrama ada) warga negara Malaysia, Thailand, Saudi dan Indonesia, seluruhnya mau pulang," pungkasnya.

(adibahasan/arrahmah.com)

Tim Syiah Indonesia buktikan Jalaludin Rakhmat mencela sahabat nabi dalam bukunya

Posted: 09 Apr 2015 11:41 PM PDT

Jalaludin Rakhmat

JAKARTA (Arrahmah.com) - Beragam upaya telah dilakukan banyak pihak guna mengedukasi Ummat Islam Indonesia untuk memahami kesesatan syiah. Salah satunya Tim syiahindonesia.com (SI), pada Jum'at (10/4/2015).

TIM SI menyingkap metode dakwah syiah yang dilakukan oleh salah satu "tokoh permukaan" syiah di Indonesia yaitu Jalaludin Rakhmat dalam sebuah buku tulisannya yang berjudul "Quranic Wisdom". Di dalam buku terbitan Mizan ini, Jalal mencantumkan banyak sumber dari ulama Islam.

"Hadits-hadits yang dibawakan juga hadits dari kalangan Islam, tidak sebagaimana tokoh syiah yang anti terhadap sumber Islam. Ini mungkin salah satu keunikan Jalal, dibanding dengan tokoh Syiah pada umumnya." Demikian ungkap Tim SI, Jum'at (10/4).

Buku Quranic Wisdom ini dicetak pertama kali pada April 2012 (3 tahun yang lalu) dengan tebal 200 halaman. Menurut Tim SI, secara global buku ini tergolong bagus, namun pada halaman 59 hingga halaman 63 terdapat ajakan ke arah kesesatan dalam bentuk halus.

Pada halaman tersebut di atas, terang Tim SI, Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa Muawiyah memerintahkan sahabat dan masyarakat kala itu untuk mengutuk Ali Radhiallahu'anhu dalam mimbar-mimbar khutbah. Jalal juga diditeksi Tim SI telah menambahkan bahwa pada pemerintahan Muawiyah, orang-orang yang berbicara mengenai keutamaan Ali akan dibungkam, sedangkan orang yang membicarakan mengenai dosa-dosa Ali akan mendapatkan penghargaan.

"..., maka sudah pasti buku tersebut cacat. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada umat Islam, utk mengantisipasi buku-buku syiah, karena walaupun mereka menukil perkataan/hadits-hadits Sunni, tapi arahnya sudah pasti mengajak pada doktrin Syiah," ujar Tim SI.

Dengan edukasi ini, "semoga Ummat Islam kembali sadar dengan banyaknya buku syiah yang sudah tersebar," pungkas Tim SI. Aammiin.

cover buku tulisan Jalaludin Rakhmat

cover buku tulisan Jalaludin Rakhmat

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (1)

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (1)

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (2)

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (2)

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (3)

Jalaludin Rakhmat menyoal Muawiyah (3)

(adibahasan/arrahmah.com)

Ustadz Anung Al Hamat: Syiah manusia buruk

Posted: 09 Apr 2015 08:49 PM PDT

Ustadz Anung Al Hammat (peci putih) berorasi di depan aparat dan peserta aksi, saat aksi bubarkan acara Syiah Asuro di Balai Samudera Kelapa Gading Jakarta  (14/11/2013)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Yaman pasca kudeta Syiah Houtsi, WHO melaporkan pada Selasa ((7/4/2015) bahwa sedikitnya 540 orang tewas dan 1.700 terluka selama hampir tiga pekan itu.

Pemberontak Houtsi menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibukota Sana'a, yang memicu keprihatinan sejumlah negara bahwa Alqaidah dapat memanfaatkan kekosongan kekuasaan di sana.

Lebih dari 334 ribu orang mengungsi di negeri itu akibat pertempuran dan 254.400 lagi mencari perlindungan di luar negeri, kata WHO. "Keadaan kemanusiaan sangat genting, dengan pemadaman listrik dan air serta kekurangan bahan bakar semakin memperburuk keadaan," katanya.

Serangan terhadap petugas kesehatan dan sarana kesehatan terjadi di Sana'a dan kota Saada serta Aden. Sejak 30 Maret, tiga relawan petugas ambulans ditembak dan dibunuh saat bertugas, kata WHO.

Menaggapai aksi kudeta Syaih di Yaman dan kekejamannya, Ustadz Anung Al Hamat, Direktur Forum Studi Sekte-Sekte Islam, menyatakan Syiah bisa dibilang sebagai manusia buruk.

"Jika ada tawanan Sunni oleh mereka pasti disiksa dengan dahsyat, tanpa kecuali: balita, anak kecil, lansia, wanita," jelasnya kepada Arrahmah.com Jumat (10/4/2015)

Menurut dai yang getol mendakwahkan kesesatan Syiah ini, seperti aksi Syaih Houtsi meledakan pabrik susu. yang banyak memakan korban jiwa baru-baru ini.

"Mereka ekspos bahwa pelakunya adalah koalisi Arab. karena mereka tahu media sangat efektif untuk meraih simpati masyarakat. Harapannya, masyarakat dunia akan mengutuk pasukan koalisi dan simpatik trhadap Syiah," ungkap Ustadz Anung.

Puji aksi militer Raja Salman

Terkait, Ustadz Anung juga memuji tindakan militer yang diambil Raja Salman di Yaman untuk menyelamatkan kaum Muslimin Ahlusunnah wal jamaah.

"Langkah Raja Salman perlu diacungi jempol dalam memberangus Syiah durjana," tegasnya.

Menurutnya, semoga dia termasuk dalam kategori yang disabdakan Nabi shallalahu alaihi wa sallam: "Thuubaa liman biyadihi mafaatihul khair wa maghaaliq li as syarr -au kamaa qaala- (beruntunglah bagi orang yang melalui tangannya pintu-pintu kebaikan terbuka dan pintu-pintu keburukan tertutup)." (azmuttaqin/arrahmah.com)