Konflik AS-Tiongkok Buat Emas Dunia Merekah

zona konflik

zonakonflik.com Chicago: Harga emas dunia terus menguat mendekati level psikologis USD1.900 pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Pertikaian AS-Tiongkok menambah kekhawatiran mengenai pukulan terhadap ekonomi global yang telah terhuyung-huyung akibat pandemi virus korona.
 
Mengutip Antara, Sabtu, 25 Juli 2020, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik USD7,5 atau 0,4 persen menjadi USD1.897,5 per ons. Di pasar spot harga emas sempat mencapai USD1.905,99, tertinggi sejak September 2011, sebelum kembali di bawah USD1.900.
 
Emas berjangka melonjak USD24,9 atau 1,34 persen menjadi USD1.890 pada Kamis, 23 Juli. Sebelumnya naik USD21,2 atau 1,15 persen menjadi USD1.865,10 per ons pada Rabu, 22 Juli. Serta menguat sebanyak USD26,5 atau 1,46 persen menjadi USD1.843,90 pada Selasa, 21 Juli.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 13,8 sen atau 0,6 persen menjadi USD22,85 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Oktober turun USD7,8 atau 0,81 persen menjadi USD956 per ons.
 
"Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global akibat ketegangan AS-Tiongkok yang semakin memburuk, dipandang sebagai kemungkinan mempertahankan dukungan pemerintah dan moneter global agar berjalan lebih lama," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.
 
Dalam eskalasi lain, Tiongkok memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di Kota Chengdu, menanggapi permintaan AS agar Tiongkok menutup konsulatnya di Houston.
 
Dolar juga terjungkal ke posisi terendah dalam dua tahun, memberikan dukungan terhadap emas. Sehingga meningkatkan daya tarik emas di tengah lonjakan konstan dalam kasus covid-19. AS telah melewati lebih dari empat juta dan infeksi global menembus 15,58 juta.
 
"Satu-satunya hal yang dapat saya lihat dapat mengganjal kenaikan emas adalah perkembangan pesat dari vaksin virus korona, karena sampai itu terjadi, semua ketidakpastian ini (di pasar) akan tetap bersama kami," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.
 
Emas yang tanpa imbal hasil atau non-yielding telah melonjak lebih dari 25 persen tahun ini, didukung oleh suku bunga rendah dan stimulus dari bank-bank sentral. Para analis pasar juga memperingatkan akibat penguncian covid-19, produksi tambang emas menurun, yang memberikan dukungan tambahan bagi emas.

sumber | 
https://www.medcom.id/