Faksi pejuang Suriah Jabhah Nusrah baru-baru ini mengungkap dibalik kemunduran pejuang Suriah di kota Yabrud di daerah Kalamoon, pedesaan Damaskus. Jabhah Nusrah (JN) mengatakan bahwa sejumlah faksi oposisi Suriah ‘sengaja’ menarik diri dari daerah strategis tersebut.
Juru bicara JN di daerah Kalamoon, Abdullah Azzam al – Shami mengatakan bahwa kota Yabrud tidak jatuh, akan tetapi diserahkan kepada pasukan Nushairi dan tentara bayaran Syiah Hizbullah Lebanon. Karena, lanjutnya, faksi-faksi pejuang di kota tersebut tidak memberikan perlawanan terhadap pasukan musuh.
Ia menjelaskan bahwa para komandan faksi militer di kota itu, Sabtu malam (15/03), menggelar pertemuan dan memutuskan mundur dari kota Yabrud tanpa melakukan perlawanan sedikit pun atau diberikan kepada militer Suriah dan Syiah Hizbullah. Ia pun bertanya-tanya, “Apakah Yabrud diberikan secara gratis, ataukah telah dijual!?,” katanya menduga.
Al-Shami melanjutkan bahwa JN di Kalamoon berusaha keras memobilisasi seluruh faksi pejuang untuk tetap berada di Yabrud. Ia juga menunjukkan fenomena yang terjadi di kota tersebut ketika pasukan Nushairi berhasil merangsek maju di kota strategis itu.
“Ketika bukit Al-Qabah di dekat Yabrud jatuh, seluruh faksi bersenjata utama yang berada di kota tersebut melarikan diri, kecuali hanya sebagian dari mereka yang masih bertahan,” katanya. Ia menambahkan, fenomena itu kembali terjadi ketika santer beredar kabar bahwa rezim telah mengontrol penuh kota Yabrud.
Ia menegaskan bahwa JN bersama sejumlah faksi pejuang lainnya hingga Ahad siang (1/03) masih bertahan di kota Yabrud. Mereka berusaha menata kembali barisan pejuang Suriah akan tetapi hal tersebut tidak berhasil.
Dalam pembicaraannya yang dilansir ardalrebat.net tersebut, Al-Shami menyayangkan sikap sejumlah faksi pejuang Suriah ketika barisan mereka hendak dirapikan kembali. Mereka sibuk dengan isu bahwa Yabrud telah jatuh, meskipun kami (JN) masih berada di kota itu.
Juru bicara JN di daerah Kalamoon, Abdullah Azzam al – Shami mengatakan bahwa kota Yabrud tidak jatuh, akan tetapi diserahkan kepada pasukan Nushairi dan tentara bayaran Syiah Hizbullah Lebanon. Karena, lanjutnya, faksi-faksi pejuang di kota tersebut tidak memberikan perlawanan terhadap pasukan musuh.
Ia menjelaskan bahwa para komandan faksi militer di kota itu, Sabtu malam (15/03), menggelar pertemuan dan memutuskan mundur dari kota Yabrud tanpa melakukan perlawanan sedikit pun atau diberikan kepada militer Suriah dan Syiah Hizbullah. Ia pun bertanya-tanya, “Apakah Yabrud diberikan secara gratis, ataukah telah dijual!?,” katanya menduga.
Al-Shami melanjutkan bahwa JN di Kalamoon berusaha keras memobilisasi seluruh faksi pejuang untuk tetap berada di Yabrud. Ia juga menunjukkan fenomena yang terjadi di kota tersebut ketika pasukan Nushairi berhasil merangsek maju di kota strategis itu.
“Ketika bukit Al-Qabah di dekat Yabrud jatuh, seluruh faksi bersenjata utama yang berada di kota tersebut melarikan diri, kecuali hanya sebagian dari mereka yang masih bertahan,” katanya. Ia menambahkan, fenomena itu kembali terjadi ketika santer beredar kabar bahwa rezim telah mengontrol penuh kota Yabrud.
Ia menegaskan bahwa JN bersama sejumlah faksi pejuang lainnya hingga Ahad siang (1/03) masih bertahan di kota Yabrud. Mereka berusaha menata kembali barisan pejuang Suriah akan tetapi hal tersebut tidak berhasil.
Dalam pembicaraannya yang dilansir ardalrebat.net tersebut, Al-Shami menyayangkan sikap sejumlah faksi pejuang Suriah ketika barisan mereka hendak dirapikan kembali. Mereka sibuk dengan isu bahwa Yabrud telah jatuh, meskipun kami (JN) masih berada di kota itu.