Benyamin Netanyahu Dukung Rezim Suriah

Benjamin Netanyahu mengungkap koalisinya dengan teroris Bashar Al Assad. PM Yahudi Israel ini menyatakan akan melakukan kampanye rehabilisasi nama baik Asad di Eropa dan Amerika sebagai sosok alternative yang layak diterima dan lebih baik dibanding alternative Islam. Ia mengungkapkan Israel sedang mengadapi tantangan baru di Suriah yang berafiliasi kepada kekuatan Jihad Global. Bahkan Netenyahu tidak akan segan-segan untuk melakukan intervensi militer di Suriah membantu Basyar Asad.


Sikap tegas Netenyahu ini disampaikan dua tahun setelah revolusi meletus di Suriah. Selama ini media Israel hanya menyatakan, elit Israel politik dan militer berdoa agar Asad tidak jatuh. Dan kini doa itu berubah menjadi kampanye yang diusungnya kepada sekutu-sekutunya di dunia internasional untuk mendukung rezim Basyar Asad. Inilah yang menafsirkan kenapa konflik di Suriah makin kompleks dan kenapa revolusi lambat untuk menang dalam jihad melawan rezim yang kejam ini.

Netanyahu secara tegas menandaskan, Kami resah terhadap senjata berkualitas yang bisa jadi akan mengubah perimbangan kekuatan di Timteng yang jatuh di tangan kelompok teroris. Kami akan halangi hal itu. Senjata utama yang meresahkan kami adalah senjata yang benar-benar ada di Suriah, senjata anti rudal, anti pesawat tempur, senjata kimia, senjata lain berbahaya yang bisa. Ini bisa mengubah perimbangan di kancah dunia internasional. Karena itu, jika jatuh ke tangan teroris akan berbahaya dan ini menjadi perhatian dunia internasional.

Inilah yang disampaikan Netenyahu dalam televise Inggris yang kemudian disiarkan ulang oleh radio Israel dan ditambahkan bahwa Netanyahu kini telah membahas pelarangan pemberian senjata kepada oposisi Suriah bersama PM Inggris David Kameron dan PM Kanada Steven Harber. Netanyahu berlasan, rezim Basyar Asad akan digantikan oleh kekuatan baru yang lebih ekstrim dalam melawan Israel, yakni kekuatan yang berafiliasi kepada Jihad Global yang kini sudah membumi.

Soal Amerika, hal itu dijamin oleh Israel akan membela Asad. Empat petinggi di pemerintah Obama gagal mendorong Obama mengambil keputusan untuk mendukung persenjataan kepada oposisi Suriah. Penyebabnya, usaha lobi yahudi menghalang usaha pemberian senjata kepada oposisi Suriah. Inilah yang menjadikan kenapa pemerintah Obama seperti tidak bersikap membela atau anti revolusi Suriah, mendukung Asada tau anti Asad. Amerika menyatakan mendukung kebebasan dan demokrasi dan pada kesimpulannya mendukung rezim Asad. Kemudian mereka menyatakan akan memberikan bantuan tidak mematikan. Amerika juga memasukkan Jabhah Nushrah dalam daftar organisasi teroris. Terkadang AS juga menyebut revolusi Suriah tidak jelas dan remang-remang dan senjata tidak mungkin jatuh ke tangan yang salah. Amerika juga menyatakan akan mebentuk oposisi poros tengah dan akan membentuk toko revolusi untuk mencetak kelompok oposisi Suriah sesuai pesanan Amerika. Amerika tentu akan melakukan apapun untuk menghalangi kemenangan di Suriah. Inilah yang sebenarnya dijelaskan oleh PM Rusia Dmitry Medvedev kepada CNN Amerika, bahwa Rusia selamanya tidak akan menjadi sekutu satu-satunya Suriah atau Basyar Asad. Kami sudah membangun hubungan baik dengan ayahnya dan dia. Namun dia juga memiliki sekutu lebih banyak di negara-negara Eropa.

Salah satu pengamat di Washington Daniel Pipes mengungkap kecenderungan Obama mendukung dan mengajak mendukung Basyar Asad sebab kemenangan kelompok Islam tidak akan berpihak kepada negara barat. (Juice Press Yahudi). Dalam artikel di Wallstret Jornal, pengamat Adam Antosis dan Juliana Barnez mengatakan, Obama khawatir pejuang oposisi Suriah. Pejabat di pemerintah Obama mengagetkan pejabat Amerika agar mengubah sikapnya terhadap Suriah, tegasnya. Mereka tidak ingin kemenangan penuh bagi oposisi Suriah sebab mereka meyakini bahwa orang pilihan bisa jadi tidak berada di depan.

Dalam artikelnya pada 11 April 2013 pengamat politik Adam Antosis menegaskan, Barat memihak Bashar Asad melawan oposisi sebab pasukan kejahatan menjadi ancaman bagi barat. Menurutnya, paling tidak barat harus masuk ke Suriah untuk memperlambat pertempuran dengan mendukung pihak yang dirugikan. Sebaliknya, menurut pengamat barat ini, jika oposisi menang itu akan memperkuat Turki dan kelompok jihadi yang akan menggantikan Asad.

Inilah peta revolusi Suriah. Penyebab lambannya kemenangan revolusi Suriah adalah karena Israel, Iran, dan Irak Maliki, Rusia, Cina, Hezbollah terang-terangan memerangi rakyat Suriah baik secara politik dan militer. Amerika, Inggris, Perancis menyadari bahwa kemenangan mujahidin lebih berbahaya ketimbang rezim bashar assad.