Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Mujahid senior Mesir gugur di Suriah

Posted: 08 Apr 2016 04:30 PM PDT

Rifai Taha (Foto: Internet)

SURIAH (Arrahmah.com) - Pada Kamis (7/4/2016) seorang Mujahid asal Mesir, Rifai Taha dilaporkan gugur dalam serangan udara rezim Nushairiyah.

Dia merupakan pemimpin Jamaah Islamiyah, seorang pejabat di tahun sembilan puluhan yang mempunyai misi menyatukan dua kelompok islam yaitu Ahrar Syam dan Jabhah Nushrah di Suriah untuk melawan rezim Asad, tetapi serangan rudal yang ditujukan kepada mobilnya, telah membunuh dirinya, lansir arab21

Rifai Taha pernah menjadi terdakwa karena melakukan serangan Luxor (selatan) terhadap wisatawan asing. Serangan ini menewaskan 58 wisatawan dan berdampak pada image negatif parawisata Mesir. Kemudian Taha dipecat setelah melakukan serangan terhadap mentri dalam negri, Hassan Al-Alfi.

Kelompok Jamaah Islamiyah adalah kelompok Islam Mesir, yang didirikan awal tahun tujuh puluh dan mengadopsi prinsip merubah dengan kekuatan dan meninggalkan kekerasan. (maheera/arrahmah.com)

Petaka menolak Syariat Allah

Posted: 08 Apr 2016 04:09 AM PDT

foto ilustrasi

(Arrahmah.com) - Dalam pandangan Islam, kewajiban seorang pemimpin adalah memastikan bahwa syariat Allah ditegakkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, syarat utama menjadi pemimpin negara adalah agamanya, akhlak serta kecakapannya menyelenggarakan kekuasaan negara, bukan berdasarkan etnis atau kapasitas intelektualnya. Itu pula sebabnya, Islam mengharamkan kaum Muslimin memilih orang kafir sebagai kepala negara. Negara merupakan sarana untuk merealisasikan aturan Allah yang terdapat dalam Qur'an dan sunah Nabi Shallahu alaihi wa sallam, dalam segala aspek kehidupan.

Namun tujuan inilah yang selalu ditentang orang kafir, dulu, sekarang, dan yang akan datang. Mereka tidak menginginkan negara menjadi fasilitas menegakan hukum Allah. Sebaliknya, mereka menggunakan negara sebagai alat melaksanakan program kekafiran, menentang ajaran agama yang dibawa oleh para utusan Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Wahai Muhammad, berikanlah perumpamaan kepada penduduk Makkah, bahwa dahulu ada suatu negeri yang kedatangan utusan Allah. Penduduk negeri itu mendustakan dua orang utusan Kami. Kedua utusan Kami itu Kami kuatkan dengan utusan yang ketiga. Mereka berkata kepada penduduk negeri itu: "Kami bertiga adalah utusan Allah kepada kalian." Penduduk negeri itu berkata: "Kalian hanyalah manusia biasa seperti kami. Tuhan Yang Mahabelas kasih tidak mengutus siapa pun kepada kami. Kalian ini hanya berdusta." ( Ketiga utusan itu berkata: "Tuhan Kami mengetahui bahwa kami adalah utusan-utusan-Nya yang dikirimkan kepada kalian. Kami hanyalah berkewajiban menyampaikan agama Allah dengan jelas." (QS Yaasiin (36) : 13-17).

Begitulah pola penghancuran Islam yang dilakukan orang kafir sepanjang masa. Mereka mempercayai adanya Allah, Tuhan YME, tapi menolak ajaran Allah yang disampaikan para nabi dan utusan-Nya. Mereka merendahkan posisi para penyeru agama Allah, menuduh mereka pendusta, dan secara apriori menolak segala kesaksian serta argumentasi mereka. Di zaman sekarang, sikap jelek seperti inilah yang diwarisi oleh kaum musyrik, aliran kepercayaan, kebatinan, klenik, kaum liberal, nasionalis dan yang sepaham dengan mereka. Para penentang agama Allah ini percaya adanya Allah, tapi tidak mau menerima syariat Allah dengan cara menentang, mendustakan para penyeru agama Allah.

Apakah argumentasi para pewaris kekafiran ini? Pada ayat berikutnya, diterangkan alasan penentangan ini, yaitu: "Penduduk negeri itu berkata: "Kami beranggapan bahwa kalian ini hanya pembawa malapetaka kepada kami. Jika kalian tidak mau berhenti menyeru kami dengan agama yang kalian bawa itu, niscaya kami akan merajam kalian. Kami akan menyiksa kalian dengan siksa yang pedih." Para utusan itu berkata: "Malapetaka yang menimpa kalian itu berasal dari diri kalian sendiri. Apakah jika kami memberi peringatan kepada kalian supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, berarti kami membuat celaka kalian? Bahkan kalian sendirilah kaum yang suka berbuat dosa berlebihan." (QS Yaasiin (36) : 18-19).

Orang-orang kafir menganggap, seperti juga anggapan kaum nasionalis sekuler, liberal, aliran kepercayaan, para penyembah berhala, bahwa ajaran agama itu pembawa malapetaka, dan para penyeru agama hanya pembawa sial. Agama, dalam pandangan para pengingkar ini, melahirkan suasana intoleran, diskriminatif, menentang HAM. Ketidak percayaan mereka terhadap para nabi utusan Allah, diikuti dengan tindakan penghinaan, tuduhan negatif, intimidasi dan ancaman pembunuhan. Orang kafir gemar menyebar opini dan fitnah, "gara-gara kalian masyarakat kita ditimpa perpecahan. Kalian melarang kebiasaan yang kami warisi dari nenek moyang kami. Kalian mengharamkan ini dan itu, sehingga terjadi permusuhan dikalangan masyarakat. Sebelum kalian datang bawa masalah, kami dulu toleran dengan sesama anggota masyarakat, bebas melakukan apapun yang kami suka. Jika ada yang berbisnis narkoba, prostitusi, judi, miras, kami bebas melakukannya. Masyarakat bebas menyembah berhala, matahari, patung. Kami berbohong, menipu, makan riba, bangkai anjing, tikus dan lainnya tidak ada yang melarang, tidak ada ajaran yang ini halal dan yang itu haram".

Orang kafir, sekuker, liberal, tidak rela jika hukum Allah dilaksanakan. "Jika syariat Islam dilaksanakan, bagaimana nasib agama lain. Bagaimana nasib peternak babi, bank ribawi, pabrik rokok, pabrik bir, lokalisasi pelacuran, penyabung ayam, mucikari dllnya, yang kesemua itu diharamkan Islam. Bukankah bila berlaku syariat Islam akan terjadi malapetaka, berapa banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, jadi pengangguran karena perusahaan dan bisnis mereka bangkerut," kilah mereka.

Begitulah, para penentang agama Allah, memosisikan agama dan penyeru kebaikan sebagai penghambat kemajuan, intoleran, merasa paling benar, pemecah belah, pemicu radikalisme, dan berbagai tuduhan dan stigma negatif lainnya. Indonesia, termasuk salah satu negara, yang berupaya menghancurkan Islam menggunakan kekuasaan negara. Dedengkot nasionalis sekuler, mulai dari Sukarno, Suharto, Habibi, Gus Dur, Megawati, SBY, dan sekarang Jokowi, memosisikan ajaran agama Allah persis seperti anggapan orang kafir, musyrik dan penyembah berhala. Mereka percaya pada Tuhan, tapi tidak percaya pada sytariat-Nya. Mereka lebih percaya pada Sabdo Palon dengan darmogandulnya, Mao Tsung dengan komunismenya, George Washington dengan demokrasinya, daripada Alqur'an dan Nabi Muhammad Saw. Mereka tidak percaya Alqur'an membawa kebaikan, kedamaian, mengajak hidup bersih, membangun masyarakat sejahtera. Bahkan segala kejahatan, musibah, kekerasan yang terjadi di masyarakat, penyebabnya dituduhkan pada agama.

Pada 1965, dalam rapat umum PKI, pemuda rakyat mendemonstrasikan pesta makan daging tikus, untuk melecehkan syariat Islam, sekaligus propaganda anti agama. Peristiwa ini menggemparkan sehingga dipersoalkan dalam sidang DPA yang dipimpin Sukarno. Menag merangkap anggota DPA, Saifuddin Zuhri, duduk di sebelah kanan tokoh PKI, DN Aidit. Dengan sinis Aidit bertanta pada Sukarno:
"Saudara ketua, tolong tanyakan pada menteri agama yang duduk di sebelah saya ini, bagaimana hukumnya menurut agama Islam makan daging tikus?" Spontan dan dengan tangkas Saifuddin Zuhri menjawab, "Saudara Ketua, tolong beritahukan pada si penanya di sebelah kiriku ini, bahwa aku sedang berjuang agar rakyat mampu makan ayam goreng. Karenya, jangan dibelokkan rakyat untuk makan daging tikus".

Aidit ingin mengejek, bahwa beragama hanya akan mempersulit kehidupan masyarakat dengan berbagai perintah dan larangannya. Tapi, sikap dan alasannya menjadi bumerang bagi dirinya akibat kebodohan dan kebenciannya.

Walaupun kejahatan dan antipati kaum kafir terhadap agama dan para nabi luar biasa, namun para penyeru agama Allah tidak putus asa, tidak dendam, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Pada ayat berikutnya, dikisahkan seorang utusan lagi, yang oleh para mufassir disebut murid Nabi Isa As bernama Habib An Najjar, datang mengingatkan masyarakat agar tidak apriori terhadap ajaran yang diserukan para utusan Allah itu.

"Kemudian datanglah seorang laki-laki berlari dari pinggir kota. Laki-laki itu berkata: "Wahai kaumku, ikutilah orang-orang yang menjadi utusan Allah ini. Ikutilah orang-orang yang tidak meminta upah dari kalian. Mereka ini orang yang diberi petunjuk oleh Allah." (QS Yaasiin (36) : 20-21).

Aneh, orang-orang sekuler yang memegang kekuasaan negara membebani rakyat dengan pajak, berbagai pungutan liar, mencekik rakyat dengan riba/rentenir, membiarkan mayarakat berkubang dalam kemungkaran, menjerumuskan generasi muda pada dekadensi moral, masih dipercaya akan membawa kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Tapi tidak percaya pada Alqur'an dan Sunah Rasulullah.

Persoalannya kemudian, siapa ulama, tokoh organisasi dan partai Islam yang berani bertindak seperti utusan Habib An Najjar itu. Untuk meyakinkan pemerintah dan masyarakat, bahwa syariat Islam bukan seperti yang dibayangkan orang kafir, nasionalis sekuler dan liberal itu. Dan lebih penting lagi, buktikan bahwa para penyeru kebaikan dan pejuang syariat Islam, bukan penjual agama, yang mengorbankan keyakinannya untuk cari jabatan dan memburu duit haram. Yakinkan masyarakat, bahwa:

"Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang sangat besar barakahnya yang Kami turunkan kepada manusia. Wahai manusia, ikutilah Al-Qur'an ini dan taatilah supaya kalian mendapat rahmat." (QS Al-An'aam (6) : 155)

"Al-Qur'an ini Kami turunkan kepadamu bukanlah untuk menjadikan kamu sengsara". (QS Thaahaa (20) : 2)

Serial Kajian Malam Jum'at, 8 April 2016, di Masjid Raya Ar Rasul, Jogjakarta.

Petaka menolak Syariat Allah

Al Ustadz M Thalib, Amir Majelis Mujahidin

Notulen: Irfan S Awwas

(*/arrahmah.com)

Polisi Belgia rilis foto tersangka bom Brussels saat kabur

Posted: 08 Apr 2016 03:30 AM PDT

Tersangka pria bertopi kabur dengan berjalan kaki (Foto: Reuters / CCTV / Belgian Federal Police / Handout via Reuters)

BRUSSELS (Arrahmah.com) - Kepolisian Belgia merilis foto-foto pria bertopi yang masih diburu terkait ledakan bom Brussels, Belgia.

Tersangka yang identitasnya belum diketahui tersebut diketahui kabur dari bandara Brussels yang menjadi lokasi dua ledakan pada 22 Maret lalu, lansir CNN (8/4/2016).

Dari rekaman CCTV diketahui tersangka kabur dengan berjalan kaki. Pria bertopi tersebut berusaha menjauhi lokasi dan berjalan ke arah distrik Schaerbeek ketika polisi mulai datang. Ia masih terekam CCTV hingga dua jam setelah ledakan.

Otoritas Belgia menyebutkan, pria bertopi tersebut mulai bergerak setelah ledakan mengguncang bandara Brussels pada pukul 07.58 waktu setempat.

Rekaman CCTV menunjukkan, pria tersebut berjalan melewati sebuah hotel dan memotong masuk ke dalam area parkir mobil rental, lalu bergerak terus ke arah selatan melalui pusat kota Zaventem, lokasi Bandara Brussels.

Kemudian, ia terlihat berjalan ke arah barat daya menuju ibukota Brussels dan sampai terlihat di distrik Schaerbeek sekitar pukul 09.42 waktu setempat.

Rekaman CCTV terakhir menunjukkan pria tersebut sekitar pukul 09.50 waktu setempat, dengan posisi di persimpangan jalan sebelah selatan alun-alun Place Dailly atau Daillyplein.

Otoritas Belgia menambahkan, awalnya pria tersebut mengenakan mantel berwarna terang. Namun dalam foto, terlihat pria itu melepas dan membuang mantelnya di salah satu lokasi sepanjang perjalanan melarikan diri. (fath/arrahmah.com)

Ternyata FBI hanya mampu bobol iPhone jadul

Posted: 08 Apr 2016 03:00 AM PDT

Foto: Internet

CALIFORNIA (Arrahmah.com) - Biro Investigasi AS (FBI) mengaku telah mampu membobol iPhone 5c milik pelaku penembakan di San Bernardino, California, Syed Rizwan Farook dengan menggunakan alat dan metode rahasia. Namun nyatanya, alat tersebut hanya mampu bekerja untuk iPhone model jadul.

Direktur FBI, James Comey, mengatakan alat mereka tidak mampu bekerja pada iPhone 5s, iPhone 6, dan iPhone 6s.

iPhone 5c diperkenalkan Apple pada tahun 2013 silam. Namun, sejak itu telah dihentikan produksi dan penjualannya oleh Apple dan menggantinya dengan model yang lebih baru.

Ketidakmampuan FBI dalam membobol iPhone jenis baru dimungkinkan ada kaitannya dengan sistem Touch ID atau sensor sidik jari yang sudah mulai tersedia di iPhone 5s, juga prosesor Secure Enclave yang ditanamkan Apple di ponsel tersebut, lansir Business Insider (8/4/2016).

Sebelumnya FBI mengklaim telah mampu membobol iPhone milik Syed Rizwan Farook dengan dibantu pihak ketiga, setelah Apple menolak untuk membantu FBI membobol iPhone milik Farook. Sejumlah pihak menyebutkan bahwa pihak ketiga yang membantu FBI adalah perusahaan forensik mobile asal "Israel", Cellbrite. (fath/arrahmah.com)

Cina minta daftar terduga "teroris" menjelang KTT G20

Posted: 08 Apr 2016 02:30 AM PDT

Foto: Internet

HUANGZHO (Arrahmah.com) - Menjadi tuan rumah KTT G20, Cina meminta negara-negara yang berpartisipasi dalam KTT G20 tahun ini untuk menyediakan daftar kelompok terduga teror dan terduga "teroris" yang dimungkinkan menargetkan pertemuan tersebut.

"Kami menghadapi tugas berat dalam memerangi terorisme, dan kami berharap negara-negara peserta akan bekerja sama dengan kebijakan China untuk menjamin keamanan pertemuan skala besar seperti ini," seorang pejabat senior kontraterorisme Cina, Hou Le, mengungkapkan kepada China Daily (7/4/2016).

"Penilaian risiko untuk menghadapi kemungkinan serangan juga kami terima," tambahnya.

Cina mengklaim menghadapi ancaman serius dari sejumlah kelompok, seperti Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM), yang beroperasi di wilayah Xinjiang, wilayah yang mayoritas penduduknya merupakan warga Muslim Uighur.

Namun, sejumlah kelompok pemerhati HAM menilai China tidak pernah memberikan bukti yang meyakinkan bahwa ETIM merupakan kelompok yang terorganisir dan mampu meluncurkan serangan teror.

Sejumlah kelompok HAM dan aktivis di pengasingan menyatakan aksi kekerasan di Xinjiang bukan berasal dari kelompok militan, melainkan dari kontrol ketat pemerintah Cina yang sering tidak memberikan toleransi bagi agama dan budaya mereka. (fath/arrahmah.com)

FSA rebut kota Suriah dari ISIS

Posted: 08 Apr 2016 02:00 AM PDT

Kelompok Free Syrian Army mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Turki. (Foto: Reuters / Rami Zayat)

AL-RAI (Arrahmah.com) - Free Syrian Army (FSA) merebut kota dekat perbatasan Turki, yang sebelumnya merupakan basis utama IS (Islamic State atau biasa dikenal ISIS) di utara Provinsi Aleppo.

Kota Al-Rai direbut oleh FSA dari ISIS setelah pertempuran yang sengit dengan persenjataan dari Turki dan negara lain, kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pada Kamis (7/4/2016).

"Ini merupakan awal kehancuran Daesh (ISIS), yang mengklaim FSA telah hancur kini terbukti kalah. Ini adalah kemenangan bagi FSA," Abu Abdullah dari Nour al Dinki al Zinki, brigade yang berpartisipasi dalam serangan itu, mengatakan.

FSA mengungkapkan setelah ini mereka akan bergerak ke Al-Bab yang terletak di selatan Al-Rai. (fath/arrahmah.com)

Pembunuhan Siyono dan terorisme Negara

Posted: 08 Apr 2016 01:08 AM PDT

Situasi rumah Siyono di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung saat penggeledahan Foto: krjogja.com (Indratno E)

(Arrahmah.com) - Siyono asal Klaten adalah lelaki 34 tahun yang ditangkap anggota Densus 88 seusai menunaikan salat Maghrib di masjid samping rumahnya pada 8 Maret 2016. Ayah lima anak itu dikabarkan tewas pada 11 Maret 2016. Polisi berkilah Siyono tewas setelah berkelahi dengan anggota Densus 88. Polri pernah merilis hasil otopsi jenazah Siyono menunjukkan, Siyono meninggal karena adanya pendarahan di rongga kepala bagian belakang.

Diduga pendarahan tersebut karena benturan dengan bingkai jendela di dalam mobil. Saat itu, ia diantar dengan dua anggota Densus untuk menunjukkan tempat persembunyian senjata milik kelompok Jamaah Islamiyah yang ia ikuti. Melihat ada keanehan dalam kematian Siyono, keluarga meminta polisi melakukan otopsi ulang. Namun permintaan itu tidak dipenuhi. Istri Siyono, Suratmi, justru sering didatangi orang-orang tak dikenal yang diduga polisi. Mereka membujuk Suratmi untuk merelakan kematian Siyono. Bahkan Suratmi mendapat dua gepok uang. Suratmi bergeming. Dia tetap ingin kematian suaminya diusut. Uang itu kemudian dia serakan kepada Pengurus Pusat Muhammadiyah. Suratmi juga meminta bantuan Muhammadiyah untuk memberikan advokasi.

Awalnya pihak kepolisian menyebut bahwa penyebab tewasnya Siyono usai ditangkap Densus 88 karena kelelahan, usai berkelahi dengan Densus 88 saat dalam pengembangan kasus. Namun kemudian kepolisian meralat sendiri alasan itu dengan mengatakan bahwa Siyono meninggal akibat "kelalaian" Densus 88.

Komnas HAM menduga ada pelanggaran prosedur dalam penangkapan yang berujung pada kematian Siyono. Diduga tidak ada surat perintah penangkapan. Yang ada hanya surat penyerahan jenazah berkop surat Kepolisian RI. Meski Siyono dilabeli sebagai terduga teroris, penangkapannya pada Selasa dua pekan lalu itu tentu tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang. Penangkapan yang berujung kematian Siyono itu menyisakan banyak pertanyaan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar menyatakan polisi telah berbohong dalam memberikan informasi tentang kematian terduga teroris, Siyono. Sebab awalnya polisi menyatakan jenazah Siyono sudah diotopsi dan menemukan penyebab kematian karena ada benturan keras di kepala. "Sekarang justru mengatakan, autopsi tidak dilakukan karena keluarga menolak dilakukannya otopsi dan meminta jenazah segara dimakamkan," katanya melalui siaran pers di Jakarta, Selasa, 5 April 2016.

Selain itu, polisi juga menyebutkan, keluarga sempat melihat kondisi jenazah saat di rumah sakit. Padahal fakta yang ditemukan Muhammadiyah, kata Dahnil, polisi justru melarang keluarga untuk membuka kain kafan Siyono saat itu. "Keluarga diminta menandatangani surat ikhlas, Pak Marso, orang tua Siyono menandatangani tapi Suratmi, istri Siyono menolak," katanya.Komisioner Komnas HAM Siane Indriyani mengungkapkan, berdasarkan hasil autopsi menurut dokter terdapat banyak patah tulang di bagian dada Siyono. "Ada banyak patah tulang di dada. Hasil lengkap akan dianalisis menunggu pemeriksaan laboratorium. Yang jelas kami berterimakasih dukungan masyarakat setempat yg sangat membantu proses autopsi," ujar Siane, Minggu (3/4/2016). Siane juga menegaskan, adanya penolakan dari warga terhadap proses autposi seperti yang dikatakan kepela desa adalah bohong. Justru yang terjadi malah sebaliknya.

Umat Islam dewasa ini memang benar-benar dalam keadaan terpuruk; tak henti mengalami penindasan, aneka ketidakadilan dan kezaliman. Namun, ketika hendak melakukan perlawanan terhadap semua itu, malah dituduh teroris. Dalam situasi seperti itu, lahirnya berbagai kelompok perlawanan yang menempuh berbagai cara, termasuk melakukan pengeboman di sana-sini, menyasar obyek yang semestinya tidak boleh dijadikan sasaran, jelas makin memperkeruh keadaan. Alih-alih persoalan terurai, yang terjadi keadaan umat dan citra Islam justru makin terpuruk.

Bukan rahasia lagi bahwa pemerintah telah menjadikan "perang melawan terorisme" sebagai dalih untuk memukul gelombang ketidakpuasan dan kebangkitan Islam, juga sebagai dalih untuk mencegah gerakan rakyat terhadap kebijakan-kebijakannya. Semua ini mengikuti kebijakan yang dilakukan tuannya (Amerika) untuk wilayah ASEAN.

Seperti kebiasaan para penguasa Muslim lainnya yang menggambarkan kekalahan dengan kemenangan, serta politik (kebijakan) penjarahan dan pemiskinan dengan "proyek-proyek besar", dimana Jokowi berbicara tentang situasi ekonomi yang akan membaik dan hasil dari kebijakan-kebijakannya "yang bijaksana" akan dirasakan kemudian.

Pemerintah sibuk menggolkan agenda yang merugikan rakyatnya, yakni revisi terhadap UU anti terorisme". Menurut Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, "Salah satu pasal penting yang ditambahi dalam draf revisi tersebut adalah soal penindakan terhadap seseorang yang melakukan penistaan pada negara dengan tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penunjukan apa yang dimaksud dengan pasal penambahan dari revisi UU itu juga tidak jelas dan kabur.

Luhut mengatakan selama ini orang atau sekelompok orang yang tidak mengakui negara Republik Indonesia dan menyatakan ingin mendirikan negara sendiri seperti halnya ISIS, bisa bebas menyatakan pengakuannya karena memang tidak ada undang-undang yang mengaturnya.

Kenapa Luhut langsung menohok ke ISIS. Kenapa tidak OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang jelas-jelas sudah mendaftarkan kemerdekaan Papua diri ke PBB tidak termasuk teroris? Bahkan dua orang anggota TNI beberapa waktu lalu dikabarkan di Papua sudah " dimasak". Jelas pernyataan Luhut ini paranoid dan irrasional.

Di kesempatan lain Luhut juga menunjukkan ketakutan yang berlebihan terhadap Islam atas nama terorisme. "Kami desain UU ini agar negeri ini aman. Teroris itu 50 % lebih balik lagi menjadi teroris. Kalau dia mau masuk ke surga, ketemu 76 angels (bidadari) nya, fine (baik). Kau pergi saja, suruh Ustadznya aja pergi dulu. Dia cerita bagus baru balik sini, biar kita rame-rame ke sana." Isi kepala Luhut seolah tidak ada tafsir lain persoalan terorisme ini kecuali Islam dan kaum Muslimin.

Amerika Serikat dan Inggris yang bersaing pengaruh atas Papua sama sekali tidak dicurigai sebagai teroris. Duta Besar Amerika seminggu melakukan "kunjungan" ke Papua, Demikian pula Dubes Inggris. Papua diperebutkan asing, kenapa Luhut diam?

Adapun perang terhadap teror, tidak lain hanyalah kedok yang ditenun Amerika untuk menyembunyikan apa yang ada di balik bajunya. Kisruh politik yang terjadi di negeri-negeri kaum Muslimin menjadikan negeri-negeri ini menjadi sasaran invasi kaum kafir imperialis menggunakan tentara, pakta, berbagai penyesatan dan konspirasi tanpa khawatir apa-apa. Kisruh politik itu membunuh kawasan tempat kaum Muslimin tinggal.

Tsunami politik itu bukan hanya kekecewaan terhadap sistem pemerintahan di negeri kaum Muslimin semata. Akan tetapi yang lebih dalam pengaruhnya dan lebih berbahaya lagi adalah kekosongan politik akibat tidak diterapkannya syariah. Hal itu menyebabkan disintegrasi di dalam tubuh umat, sehingga urusan umat kacau. Wilayahnya pun siap untuk terjadinya kekacauan, kelemahan, dan kehinaan. Itu menjadi satu celah bahkan banyak celah. Maka mudah bagi para penjajah menyerang negeri Islam dan berikutnya negeri Islam diperintah oleh para diktator.

Penulis: Ainun dawaun Nufus (Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kediri)

(*/arrahmah.com)

Jaksa Filipina bebaskan tersangka upaya pembunuhan Sheikh Aidh al Qarni

Posted: 08 Apr 2016 12:00 AM PDT

Foto ini diambil dari video pada 1 Maret 2016 yang menunjukkan petugas medis sedang memindahkan Sheikh Aidh al-Qarni ke rumah sakit di kota Zamboanga, Filipina bagian selatan, setelah dia terluka dalam upaya pembunuhan usai memberikan ceramah di sebuah universitas. (AFP).

MANILA (Arrahmah.com) - Warga Saudi dan warga Filipina mengkritik keputusan yang dikeluarkan oleh kantor kejaksaan Zamboanga yang mengabaikan kasus pidana terhadap dua orang yang dituduh terlibat dalam penembakan ulama Saudi terkemuka Syeikh Aidh Al-Qarni dan seorang warga di Filipina bulan lalu.

Menurut laporan dalam surat kabar Filipina pada tanggal 5 April, jaksa Zamboanga Ricard Cabaron menghentikan kasus percobaan pembunuhan dengan tersangka Mujer Abubakar Amilassan dan Junaid Qadir Salih karena kurangnya bukti, sebagaimana dilansir ciibroadcasting.com, Rabu (6/4/2016).

Jaksa Agung Claro Arellano, kepala Kejaksaan Nasional, mengatakan bahwa polisi masih bisa mengajukan mosi untuk peninjauan kembali dalam waktu 15 hari setelah menerima resolusi tersebut.

Wartawan Saudi Saeed Abdullah mengatakan bahwa kredibilitas dan citra intelijen dan sistem peradilan Filipina akan terpengaruh oleh keputusan tersebut, terutama karena bukti yang ada dan fakta bahwa itu terjadi di depan umum.

Gilbert G. Alarcon, auditor senior sistem ISO, mengatakan bahwa pemberhentian kasus terhadap warga Filipina yang terlibat dalam serangan mengerikan yang ditujukan kepada ulama terkemuka dan sangat dihormati Syeikh Al-Qarni dari Arab Saudi telah menempatkan seluruh negeri ini dalam kesan yang buruk."

Alarcon mengatakan bahwa orang Filipina yang berada di Arab Saudi akan menanggung beban keputusan ini. Lebih baik jika para tersangka itu diadili, yang akan memungkinkan mereka untuk dibuktikan bersalah atau dibebaskan.

Al-Qarni baru saja memberikan ceramah di Universitas Negeri Mindanao Barat, di Kota Zamboanga ketika insiden itu terjadi. Dia menderita tiga luka tembak di bahu kanannya dan bagian tengah dada, sementaral Sheikh Turki Al Sayekh menderita luka di paha kanan dan kaki kiri.

Seorang pria bersenjata, Misuari Kiliste Rugasan, seorang mahasiswa teknik, ditembak hingga tewas oleh pengawal keamanan.

(ameera/arrahmah.com)

Hasil KTT-LB OKI Jakarta akan dibawa ke KTT Istanbul

Posted: 07 Apr 2016 11:00 PM PDT

Peserta KTT LB OKI di Jakarta. (Sindonews)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir, mengatakan bahwa hasil Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam ((KTT-LB OKI) di Jakarta tentang Palestina dan Al--Quds akan menjadi dasar isu yang akan dibawa Indonesia dalam KTT reguler OKI di Istanbul, Turki, yang rencananya digelar tanggal 10-15 April 2016.

"Hasil KTT OKI Luar Biasa di sini jadi dasar buat kita di KTT Istanbul yang akan datang. Utamanya, yang terkait dengan mempersatukan negara-negara Islam, negara-negara OKI untuk mendorong upaya perjuangan kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha, Kams (7/4/2016), sebagaimana dilansir Antara News.

Mengenai siapa yang akan mewakili Indonesia dalam KTT tersebut, Arrmanntha mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan disampaikan infonya siapa yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, mengenai seruan untuk memboikot produk "Israel" yang berasal dari wilayah pendudukan, Arrmanantha menjelaskan bahwa isu tersebut mungkin tidak akan dibahas secara spesifik. Pasalnya, KTT kali ini merupakan KTT reguler yang membahas semua isu yang ada.

"Agenda KTT reguler itu banyak. Tidak secara khusus dan tidak satu persatu dikupas di sana. Lebih ke spirit dan tindak lanjutnya. Dalam bentuk apa yang akan ditindaklanjuti, proses apa yang akan dilaksanakan ke depannya," imbuhnya.

KTT-LB OKI ke-6 tentang Palestina dan Al Quds mengeluarkan dua dokumen hasil, yaitu Resolusi KTT-LB OKI dan Deklarasi Jakarta yang berisi 23 langkah konkret untuk membantu menyelamatkan Al Quds Al Sharif atau Yerusalem dari pendudukan "Israel".

Beberapa butir penting dari Deklarasi Jakarta antara lain, kesepakatan pembentukan Dana Al Quds dan Al Aqsha untuk merehabilitasi Yerusalem berdasarkan kebutuhan rakyat Palestina, salah satunya melalui program "One Muslim One Dollar Funds".

Selain itu, KTT-LB OKI di Jakarta juga menyerukan boikot terhadap produk yang dihasilkan dari pemukim "Israel" di wilayah pendudukan Palestina.

(ameera/arrahmah.com)

HRW serukan bantuan untuk Fallujah yang kelaparan

Posted: 07 Apr 2016 10:00 PM PDT

(Photo AP)

BAGHDAD (Arrahmah.com) - Human Rights Watch (HRW) menyerukan kepada pemerintah Irak untuk memungkinkan bantuan mencapai penduduk kota Fallujah yang kelaparan.

HRW juga menyerukan kepada ISIS agar memungkinkan warga sipil meninggalkan Fallujah.

"Orang-orang dari Fallujah dikepung oleh pemerintah, terperangkap oleh [ISIS], dan mereka kelaparan," ungkap wakil direktur HRW Timur Tengah, Joe Stork, sebagaimana dilansir Orient Net, Kamis (7/4/201).

"Pihak-pihak yang bertikai harus memastikan bahwa bantuan mencapai penduduk sipil," tegasnya.

HRW mengutip dari aktivis Irak melakukan kontak dengan warga Fallujah mengatakan bahwa orang-orang terpaksa memakan roti yang dibuat dengan tepung dari biji kurma dan sup yang terbuat dari rumput.

Pasukan Irak sebagian besar telah memotong akses ke Fallujah, sementara ISIS melarang warga meninggalkan kota itu.

Anggota suku yang bertempur melawan ISIS di Fallujah selama beberapa hari di bulan Februari sebagai tanda bahwa cengkeramannya melemah, tapi pertempuran berakhir setelah anggota ISIS menahan puluhan warga, lansir Orient Net.

(ameera/arrahmah.com)