Konflik Suriah yang semula pemberontakan melawan rezim diktator dan bengis berubah menjadi konflik antara kekuatan. Konflik itu membuat Suriah terbagi menjadi empat wilayah yang dikontrol empat kekuatan, seperti yang dipantau Al-Jazeera pada Selasa (18/08):
Empat tahun lebih enam bulan konflik berdarah di Suriah berlalu. Revolusi warga yang menginginkan lengsernya rezim diktator lagi kejam kini berubah menjadi konflik antara kelompok. Konflik itu pun mengubah Suriah menjadi empat wilayah yang terlihat sama-sama kuat. Mereka adalah rezim Suriah, faksi-faksi Mujahidin Suriah, milisi Kurdi dan ISIS.
Pada tahun, milisi Kurdi nampaknya menjadi kekuatan di Suriah yang meraih kemajuan pesat di utara negara tersebut. Sebelumnya, mereka hanya bercokol di pinggiran timur laut Suriah dan beberapa titik lainnya. Kini, Kurdi diperkirakan hampir mengontrol mayoritas Suriah utara mulai dari provinsi Hasakah hingga Aleppo Timur, ditambah daerah Ifrin di timur laut Suriah.
Sementara faksi mujahidin Suriah mengontrol wilayah yang luas di timur kota Aleppo dan wilayah pedesaannya. Mujahidin masih berperang merebutkan wilayah dengan rezim di sejumlah daerah di dalam Aleppo, termasuk di kota Nubul dan Zahra yang dihuni mayoritas Syiah pro rezim Bashar Assad.
ISIS juga mengontrol sejumlah wilayah di pedesaan Aleppo. Mereka menduduki antara sekitar kota Marik dan ‘Azaz di dekat perbatasan Turki. Dan juga di kota Manbaj, Al-Bab dan Jarabis. Saat ini mereka masih terlibat pertempuran dengan faksi oposisi di sejumlah titik di wilayah itu.
Wilayah kontrol ISIS juga menyebar luas di wilayah gurun (lembah Syam) di pusat dan timur Suriah. Titik utama mereka berada di provinsi Raqqah dan Dier Zour. Sementara di kota Tadmir dan sekitarnya di pedesaan Homs Timur serta di sejumlah daerah di provinsi Hasakah, mereka masih memperebutkan wilayah dengan Kurdi.
Di provinsi Idlib, nampaknya hampir seluruhnya provinsi itu dikontrol mujahidin Suriah. Hanya ada dua kota di kota itu yang belum dibebaskan, yaitu kota Kufreya dan Al-Fu’ah yang dihuni Syiah. Namun, kedua kota itu sepenuhnya di bawah kepungan mujahidin.
Sementara itu, wilayah rezim Suriah masih membentang di sebagian besar Suriah barat, mulai dari perbatasan dengan Turki di Utara hingga ke perbatasan Yordania di Selatan. Begitu juga, mayoritas provinsi Latakia yang dikenal basis pendukung Bashar Asad.
Rezim juga masih mengontrol mayoritas provinsi Hama, sebagian Homs barat, ibukota Damaskus dan pedesaannya, provinsi Suwaida dan sekitar sepertiga provinsi Daraa.
Akan tetapi, sebagian dari wilayah-wilayah yang dikontrol rezim itu sebagian di antaranya diduduki mujahidin. Kekuatan mujahidin masih berupaya memperluas wilayah, terlebih ke wilayah-wilayah strategis.
Empat tahun lebih enam bulan konflik berdarah di Suriah berlalu. Revolusi warga yang menginginkan lengsernya rezim diktator lagi kejam kini berubah menjadi konflik antara kelompok. Konflik itu pun mengubah Suriah menjadi empat wilayah yang terlihat sama-sama kuat. Mereka adalah rezim Suriah, faksi-faksi Mujahidin Suriah, milisi Kurdi dan ISIS.
Pada tahun, milisi Kurdi nampaknya menjadi kekuatan di Suriah yang meraih kemajuan pesat di utara negara tersebut. Sebelumnya, mereka hanya bercokol di pinggiran timur laut Suriah dan beberapa titik lainnya. Kini, Kurdi diperkirakan hampir mengontrol mayoritas Suriah utara mulai dari provinsi Hasakah hingga Aleppo Timur, ditambah daerah Ifrin di timur laut Suriah.
Sementara faksi mujahidin Suriah mengontrol wilayah yang luas di timur kota Aleppo dan wilayah pedesaannya. Mujahidin masih berperang merebutkan wilayah dengan rezim di sejumlah daerah di dalam Aleppo, termasuk di kota Nubul dan Zahra yang dihuni mayoritas Syiah pro rezim Bashar Assad.
ISIS juga mengontrol sejumlah wilayah di pedesaan Aleppo. Mereka menduduki antara sekitar kota Marik dan ‘Azaz di dekat perbatasan Turki. Dan juga di kota Manbaj, Al-Bab dan Jarabis. Saat ini mereka masih terlibat pertempuran dengan faksi oposisi di sejumlah titik di wilayah itu.
Wilayah kontrol ISIS juga menyebar luas di wilayah gurun (lembah Syam) di pusat dan timur Suriah. Titik utama mereka berada di provinsi Raqqah dan Dier Zour. Sementara di kota Tadmir dan sekitarnya di pedesaan Homs Timur serta di sejumlah daerah di provinsi Hasakah, mereka masih memperebutkan wilayah dengan Kurdi.
Merah: Wilayah Rezim, Hijau: Wilayah Oposisi, Kuning: Wilayah Kurdi Titik Hitam: Wilayah ISIS
Di provinsi Idlib, nampaknya hampir seluruhnya provinsi itu dikontrol mujahidin Suriah. Hanya ada dua kota di kota itu yang belum dibebaskan, yaitu kota Kufreya dan Al-Fu’ah yang dihuni Syiah. Namun, kedua kota itu sepenuhnya di bawah kepungan mujahidin.
Sementara itu, wilayah rezim Suriah masih membentang di sebagian besar Suriah barat, mulai dari perbatasan dengan Turki di Utara hingga ke perbatasan Yordania di Selatan. Begitu juga, mayoritas provinsi Latakia yang dikenal basis pendukung Bashar Asad.
Rezim juga masih mengontrol mayoritas provinsi Hama, sebagian Homs barat, ibukota Damaskus dan pedesaannya, provinsi Suwaida dan sekitar sepertiga provinsi Daraa.
Akan tetapi, sebagian dari wilayah-wilayah yang dikontrol rezim itu sebagian di antaranya diduduki mujahidin. Kekuatan mujahidin masih berupaya memperluas wilayah, terlebih ke wilayah-wilayah strategis.