Foto-foto perempuan jihadis yang memegang senjata makin sering muncul di internet dan media cetak maupun media elektronik. Foto-foto ini memang jadi incaran publik. "Selalu saja ada ketertarikan besar pada isu jihadis (perempuan) ini", kata pengamat Guido Steinberg dari yayasan politik SWP di Berlin.
Fenomena ini memang sudah ada sejak lama, misalnya dalam berbagai peperangan yang dilakukan perempuan di Palestina dan Irak, atau oleh para mujahidin di Chechnya.
Tentu kita masih ingat, Seorang bocah perempuan berusia 16 tahun tanpa sepengetahuan orangtuanya memilih untuk menjadi jihadis di Suriah. Dia adalah dari keluarga wilayah Konstanz, di selatan Jerman. Sang ayah yang berasal dari Aljazair dan ibu berdarah Jerman, sempat menyangka anaknya diculik atau menjadi korban tindak kriminal.
Belakangan ketahuan, putrinya yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas itu memalsukan surat kuasa untuk bisa pergi ke luar negeri tanpa wali. Ia disebutkan meninggalkan Jerman dari Stuttgart menuju Turki, untuk kemudian ke Suriah dengan mengambil jalan darat.
Dengan dorongan aqidah islam, keinginan untuk bejuang di medan jihad lalu menolong sesama muslim membuat mereka tidak takut dengan apapun. Video berikut ini memperlihatkan perbedaan tentara perempuan rezim suriah atas nasionalisme-nya dan mujahidah atas aqidah islam.
Belakangan ketahuan, putrinya yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas itu memalsukan surat kuasa untuk bisa pergi ke luar negeri tanpa wali. Ia disebutkan meninggalkan Jerman dari Stuttgart menuju Turki, untuk kemudian ke Suriah dengan mengambil jalan darat.
Dengan dorongan aqidah islam, keinginan untuk bejuang di medan jihad lalu menolong sesama muslim membuat mereka tidak takut dengan apapun. Video berikut ini memperlihatkan perbedaan tentara perempuan rezim suriah atas nasionalisme-nya dan mujahidah atas aqidah islam.